***
Sesampainya di rumah, Lisa berlari menuju ke kamarnya tanpa menanggapi panggilan dari orang tua dan kakaknya. Sesampainya di kamar, ia pun langsung masuk ke dalam kamar mandinya.
Disana Lisa menangis sejadi-jadinya sambil mengguyur seluruh badannya di bawah shower. Air shower yang membasahi tubuhnya itulah menjadi saksi kepedihan hatinya.
“Hiks, gue udah nggak suci lagi, gue perempuan kotor. Kenapa lo tega ngelakuin hal itu ke gue Al? Gue benci sama lo, hiks,” isak Lisa terduduk di lantai kamar mandi yang dingin sambil menggosok tubuhnya dengan kasar hingga membuat kulitnya memerah.
“Kiki, kamu dimana? Aku butuh kamu, hiks hiks, hiks,” lirih Lisa yang terus terisak sambil mengingat sang kekasih yang jauh disana.
“Dek, kamu dimana?” terdengar suara bariton milik Rama memanggil Lisa, namun Lisa tak menjawabnya.
“Lisa tolong jawab kakak,” ucap Rama lagi. Namun tetap sama, Lisa hanya diam. Karena ia tengah membayangkan kejadian yang telah menimpa dirinya tadi sore saat dirumahnya Aldi.
“Aaarggh! GUE BENCI LO ALDI!” teriak Lisa frustrasi seraya menjambak rambutnya sendiri.
CEKLEK!
Pintu kamar mandi Lisa dibuka oleh Rama.
“Ya ampun dek,” pekik Rama langsung mematikan shower yang mengguyur tubuh sang adik.
“Kakak,” lirih Lisa menatap kakak pertamanya dengan mata yang memerah dan sembab.
“Please jangan seperti ini dek, kakak nggak suka liat kamu seperti ini.” Lengan kokoh Rama langsung memeluk Lisa. Tidak peduli walau keadaan Lisa yang basah kuyup. Ia berusaha untuk menenangkan adiknya itu.
“Aldi jahat kak, dia bajing*n hiks, hiks,” isak Lisa dalam pelukan sang kakak.
“Uusstt, nggak boleh ngomong seperti itu dek. Takutnya nanti yang ada kamu malah jatuh cinta loh sama dia,” ucap Rama sedikit menggoda sang adik.
“Kakak aku serius!” Lisa menyentak Rama dan mendorongnya sedikit keras hingga membuat pelukan kakaknya terlepas.
“Hey! Sejak kapan kamu berani bentak kakak hah?!” Rama memegang bahu sang adik dan mengguncangkan-nya.
“Hiks. Maafin aku kak,” lirih Lisa menunduk, Rama pun kembali memeluk Lisa.
“Kakak tau ini sangat berat buat kamu dek. Tapi kamu harus pikirkan akibat dari perbuatan kalian berdua ini, tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti di dalam rahim kamu akan tumbuh sebuah janin anak dari Aldi,” ucap Rama begitu lembut.
“Tapi Kiki gimana kak? Aku masih pacaran sama dia, gimana nantinya kalo dia tau aku nikah sama Aldi,” lirih Lisa.
“Kakak sarankan kamu untuk ngelupain dia. Kiki udah lama kan nggak ngabarin kamu? Mungkin memang Kiki bukan jodoh kamu. Coba kamu terima kehadiran Aldi di hati kamu dek.” Rama berucap lembut.
“Tapi dia bajing*n kak, dia udah buat masa depan aku hancur. Dia udah tega mengambil mahkota yang aku jaga selama ini. Hiks,” lirih Lisa kembali terisak.
“Aldi pasti punya alasan kenapa dia ngelakuin hal itu kepada kamu dek. Lagian dia mau kan tanggung jawab kan atas perbuatannya,” ucap Rama. Lisa memejamkan matanya, menahan rasa sakit dihatinya.
“Haruskah kenangan indah kita berakhir sampai disini Ki?” batin Lisa lirih sambil mengingat kenangan indah bersama sang kekasih dan terus menangis hingga membuat matanya menjadi kecil seperti biji kacang almond.
***
1 minggu pun berlalu…
Kini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Aldi telah tiba. Namun tidak dengan Lisa yang terlihat pasrah dengan semuanya.
Akad nikah mereka dilaksanakan pada pagi hari di kediaman mewah orang tua Lisa.
Kini di tempat akad nikah sudah kedatangan bapak penghulu, mempelai pria, yang tak lain adalah Aldi. Dan tak lupa pula Om Hendra selaku sebagai wali Lisa, Om Darwin dan Rama yang menjadi saksi kedua mempelai serta keluarga inti dari Aldi dan Lisa. Acara akad nikah Lisa dan Aldi ini hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja.
Tak ketinggalan juga kakak kedua dari Lisa, yakni Edwin yang datang jauh-jauh datang dari Hongkong hanya untuk menyaksikan adik perempuan satu-satunya itu menikah, ia datang bersama istrinya yang bernama Maura dan anak perempuan nya bernama Wina yang baru berusia 1 tahun.
Dan untuk rekan kerja dari orang tua Aldi dan Lisa dan tak lupa juga teman-temannya, di undang pada saat acara resepsi pernikahannya nanti. Dimana resepsi pernikahan akan di langsungkan pada sore hari, bertempat di salah satu hotel bintang lima milik Daddy Aldi.
“Bagaimana? Apa bisa kita mulai?” tanya pak Penghulu.
“Silahkan di mulai saja pak, biar cepat selesai acaranya,” jawab Aldi dengan cepat, membuat Om Darwin dan Om Hendra terkekeh mendengar sang anak dan calon mantunya yang sangat tidak sabaran itu.
"Ck, anak itu. Kok bisa sama seperti aku dulu, yang nggak sabaran untuk nikahin mommy-nya," batin Om Darwin yang mengingat masa lalunya ketika ia akan menikah dengan Tante Anne.
“Kamu sudah siap nak Aldi?” tanya pak Penghulu itu lagi.
“Insyaa Allah saya siap pak,” ucap Aldi mantap dengan semangat empat limanya.
“Baiklah kalau begitu nak Aldi, silahkan jabat tangan calon mertua kamu,” ucap pak Penghulu. Aldi mengangguk lalu menjabat tangan Om Hendra, yakni papa dari Lisa.
“Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau Riyaldi Darien Eadric Bin Darwin Eadric dengan anak saya Lisa Evania Wijaya binti Hendra Wijaya dengan mas kawin berupa uang sebesar 500 juta dan perhiasan berlian 24 karat seberat 15 gram dibayar tunai,” ucap Om Hendra tegas.
“Saya terima nikah dan kawinnya Lisa Evania Wijaya binti Hendra Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” ucap Aldi lantang.
“Bagaimana para saksi?” tanya pak Penghulu.
“SAH,” ucap semuanya.
“Alhamdulillah,” ucap pak Penghulu dan di akhiri dengan doa.
“Akhirnya Lisa sekarang sudah sah menjadi milik gue seutuhnya,” batin Aldi tersenyum penuh kemenangan di wajahnya.
Sedangkan di kamar Lisa..
TES!
Air mata Lisa langsung jatuh seketika, ketika Aldi mengucapkan kata “SAH”. Sekarang ia telah sah menjadi nyonya Riyaldi Darien Eadric. Pupus sudah harapannya untuk merajut masa depan bersama sang kekasih.
“Kiki, maafin aku …” batin Lisa lirih seraya mengusap air mata yang terjatuh dari pelupuk matanya.
“Sayang ayo kita turun,” ajak Tante Nila pada Lisa.
Namun ketika melihat sang anak menangis, Tante Nila mengurungkan niatnya untuk mengajak Lisa keluar dari kamar, ia mencoba untuk menghiburnya putrinya itu terlebih dulu. Karena ia sangat tau putrinya itu bukan nangis karena bahagia atas pernikahannya, tetapi malah sebaliknya.
“Uh, anak Mama yang cantik ini sekarang sudah jadi istrinya orang, padahal baru kemarin nangis-nangis merengek minta di beliin lollipop sama main curut di got,” goda Tante Nila pada Lisa.
“Apaan sih Ma, nggak lucu tau.”ucap Lisa menatap sang Mama seraya memanyunkan bibirnya. Tante Nila pun langsung terkekeh.
“Nak, Mama harap kamu bisa menjadi istri yang baik buat Aldi. Jadilah istri yang berbakti sama suami, layani lah suamimu dengan baik, karena ridho Allah terletak pada ridho suamimu. Turuti lah apa yang dikatakan oleh suamimu,” nasehat panjang dari Tante Nila kepada sang anak sambil memegangi tangan Lisa. Dengan linangan air mata yang keluar dari kedua matanya yang kini sudah memperlihatkan sedikit kerutan.
“Insyaa Allah Lisa akan menjalani semua nasehat dari Mama,” ucap Lisa yang kembali menitikkan air matanya.
“Sudah nak, jangan nangis nanti make-up kamu luntur loh,” goda Tante Nila kembali sambil menghapus air mata yang mengalir di wajah putrinya itu.
Tiba-tiba kakak ipar atau istri dari Rama bernama Ika, masuk ke dalam kamar Lisa.
“Aduh adiknya kakak yang cantik ini sekarang sudah jadi istrinya orang, yah nggak ada yang bantuin kakak jagain Raka dong. Raka juga pasti kangen banget sama tantenya yang cerewet ini.” goda Ika. Raka adalah anak dari Rama dan Ika atau keponakan dari Lisa yang baru berusia 2 tahun. Lisa langsung mendengus kesal mendengar ucapan kakak iparnya itu.
“Ih kak Ika ngomongnya kayak Lisa nggak bakalan pernah pulang aja kek bang toyib. Tenang aja kali, Lisa bakalan sering-sering berkunjung ke rumah mama papa kok.” Ika dan Tante Nila langsung terkekeh mendengar ucapan Lisa.
Tak lama kemudian Tante Anne masuk ke kamar Lisa dan langsung menghampiri Lisa yang kini telah menjadi menantunya itu.
“Masyaa Allah menantu Mommy cantik banget sih,” puji Tante Anne sambil memeluk Lisa sebentar dan langsung melepas pelukannya.
“Terima kasih Tante Ann,” balas Lisa dengan senyum yang agak di paksakan.
“Jangan panggil Tante lagi dong sayang, panggilnya Mommy seperti Aldi dan Claudia. Kan sekarang kamu udah jadi menantunya Mommy,” jelas Tante Anne.
“Baiklah Mommy Ann.”
“Nah gitu dong sayang, Mommy kan jadi senang mendengarnya. oh iya, selamat datang di keluarga kami sayang. Jangan bersedih lagi, oke. Mommy sudah menyayangi kamu seperti anak kandung Mommy sendiri,” ucap Tante Anne seraya tersenyum sambil mengusap pipi Lisa.
Lisa yang mendengar perkataan dari ibu mertuanya hanya bisa tersenyum dan berusaha untuk tegar. Padahal di dalam hatinya sangat sakit dan rapuh.
Mengingat dirinya sekarang sudah menikah dengan Aldi, sahabatnya sendiri. Ia tak pernah menyangka akan menikah dengan orang yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.
“Wah kakak ipar cantik banget, pantas aja kak Aldi sampai tergila-gila sama kakak,” ucap Claudia, adik dari Aldi yang tiba-tiba datang ke kamar Lisa.
“Kamu bisa aja Clau,” ucap Lisa tersenyum tipis.
“Ayo sayang kita turun, suami mu sudah menunggu di bawah, takutnya kalo dia lama menunggu bisa-bisa acara kalian habis berantakan karena pengantin laki nya mengamuk,” goda Tante Anne. Lisa hanya menanggapinya dengan senyuman. Senyuman yang sangat menyakitkan bagi orang yang bisa tau isi pikiran dan hati Lisa saat ini.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
vhieh
seru banget ceritanya nih. i like it
2022-08-07
0
Asni J Kasim
😂😂. Nggak sabaran aja kamu, Bambang 😆
2022-08-02
1
Teh icha
keluarga Lisa menerima aldi dengan baik, melupakan kesalahannya dengan cepat pula..
2022-08-01
0