“Aldi!” ucap Lisa sedikit terkejut. Dengan perlahan Aldi membuka matanya.
“Lis-sa …” Aldi yang berusaha berucap. Lisa langsung memeluk Aldi dengan erat dan kembali menangis.
“Jahat! Kamu udah tidur seminggu dan baru bangun sekarang! Hiks, aku khawatir nungguin kamu disini Al,” tangis Lisa yang bersembunyi di dada Aldi.
Tangan Aldi bergerak perlahan melepas selang oksigennya.
“Ka-mu nggak apa-apa kan?” tanya Aldi parau dan lemah. Lisa langsung menatap suaminya itu.
“Yang terluka itu kamu Aldi, bukan aku! Hiks,” ucap Lisa kesal sambil terisak. Aldi tersenyum kecil lalu mengusap air mata yang mengalir deras di wajah Lisa yang cukup dekat dengannya.
“Maaf ya udah buat kamu khawatir,” lirih Aldi. Lisa hanya menggeleng lalu memeluk Aldi kembali.
“Aldi... Hiks... Hiks…” isak Lisa
“Udah jangan nangis lagi, aku paling nggak bisa liat kamu nangis,” ucap Aldi pelan.
“Aku tuh khawatir sama kondisi kamu! Kamu ngerti nggak sih,” ucap Lisa kesal.
“Kok bisa?” tanya Aldi.
“Karena aku sayang sama kamu Aldi,” ucap Lisa lantang dengan air mata yang masih mengalir.
Aldi terdiam menatap Lisa.
“Ka-kamu bilang apa barusan ?” tanya Aldi lagi. Lisa mengusap air matanya.
“AKU SAYANG SAMA KAMU . AKU CINTA SAMA KAMU . DAN AKU NGGAK MAU KEHILANGAN KAMU RIYALDI DARIEN EADRIC.” ucap Lisa sedikit memperjelas membuat Aldi tak percaya.
“Kamu ...”
“Aku serius dengan ucapanku ini Aldi,” ucap Lisa seolah mengerti apa yang ingin Aldi ucapkan. Aldi tersenyum kecil mendengarnya.
“Dan aku masih punya kabar bahagia buat kamu,” ucap Lisa mengusap pelan wajah Aldi yang masih sedikit pucat. Posisi Lisa saat ini memang tengah duduk dipinggir ranjang rawat Aldi dengan sedikit membungkuk.
“Apa?” tanya Aldi.
“Kamu pengen nggak punya anak dari aku?” tanya Lisa dan Aldi terdiam mendengar pertanyaan dari bibir istrinya itu. Ia ragu untuk menjawab, karena ia takut jika Lisa belum siap mempunyai anak.
“Jawab jujur Aldi.” Lisa pun sedikit mendesaknya
“Pengen banget Lis, Tapi ...” ucap Aldi lirih dan menggantung.
“Tapi kenapa?” tanya Lisa
“Aku takut kamu belum siap,” ucap Aldi lirih.
“Kenapa kamu berpikiran kalo aku belum siap. Padahal nyatanya aku lagi hamil anak kamu saat ini,” ucap Lisa menatap matanya Aldi dalam. Terasa jelas jantung Lisa berdebar setiap didekat Aldi.
“Kamu hamil?” ulang Aldi. Lisa tersenyum dan mengangguk.
“Memang awalnya aku belum siap. Tapi aku yakin bahwa kamu bisa jadi suami dan Ayah yang baik buat aku dan anak-anak kita nanti.” Aldi tersenyum mendengar ucapan dari istrinya itu, lalu ia memeluk Lisa dengan penuh rasa bahagia.
“Alhamdulillah Ya Allah, ini adalah kebahagiaan berlipat buat aku. Terimakasih sayang, aku janji akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan anak kita nanti,” ucap Aldi meneteskan air mata kebahagiaan dari matanya. Lisa pun tersenyum dalam pelukannya.
“Tolong jangan tidur lama lagi ya. Aku takut kamu pergi,” lirih Lisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“Aku seneng kalo pun aku pergi karena menyelamatkan istri dan calon anakku,” ucap Aldi tulus. Lisa langsung melepas pelukan Aldi dan kembali menangis.
“Enggak! Aku nggak mau! Kamu harus tetep sama aku, hiks,” ucap Lisa dan kembali menangis.
“Aku masih sama kamu sayang. Sudah jangan nangis lagi,” ucap Aldi sambil menghapus air mata Lisa dan mengusap pipi Lisa dengan lembut.
“Aww sshh.” Lisa sedikit meringis saat Aldi menyentuh sudut bibirnya.
“Bibir kamu kenapa memar gitu?” tanya Aldi yang baru sadar kalo wajah istrinya itu sedikit lebam.
“Bekas ditampar Jessica,” lirih Lisa.
“Nggak mungkin bisa sampai seperti ini,” ucap Aldi tak percaya.
“Dia nampar aku berkali-kali Al,”
Tangan Aldi yang berada di wajah Lisa perlahan mengepal. Lisa langsung menggenggam tangan suaminya itu dan menggeleng
“Selama ini aku aja nggak pernah kasar sama kamu, apalagi mukul kayak gini,” ucap Aldi lirih sambil mengelus lembut pipi istrinya itu.
“Biarkan Polisi yang menindak lanjuti semuanya. Makasih kamu selalu jagain aku selama ini. Tapi maaf, gara-gara aku kamu jadi terluka gini,” ucap Lisa lirih. Aldi kembali memeluk Lisa.
“Apapun akan aku lakukan demi kamu. Bahkan bertukar nyawa pun aku mau.” ucap Aldi tulus.
“Aku sayang kamu Al …”
“Aku bahkan lebih menyayangi kamu Lisa,” ucap Aldi sambil mencium puncak kepala Lisa. Lisa tersenyum di dalam pelukan Aldi, tiba-tiba saja mata Lisa terpejam dan terasa berat di tubuh Aldi.
“Lisa.” panggil Aldi karena merasa aneh dengan istrinya itu
“Lisa kamu kenapa? Sayang …” tidak ada respon dari Lisa, Aldi pun mencoba mengangkat kepala Lisa.
“Ya Tuhan. Lisa!” pekik Aldi saat melihat wajah Lisa yang pucat. Aldi mencoba bangun untuk menekan tombol diatasnya agar Dokter datang
“Kak Lisa ini makanan... kak Aldi!” pekik Claudia menggantungkan ucapannya, ketika melihat sang kakak sudah terbangun dari komanya.
“Clau, tolong panggilkan Dokter. Lisa pingsan.” ucap Aldi cemas. Claudia mengangguk cepat dan segera keluar untuk mencari Dokter.
Tak butuh waktu lama Claudia datang dengan seorang Dokter dan 2 orang Suster.
“Anda sudah sadar Tuan?” tanya Dokter itu seraya tersenyum. Aldi mengangguk.
“Tolongin istri saya dulu Dok,” ucap Aldi lirih.
“Baik Tuan.” Dokter dan kedua suster itu lalu mengangkat Lisa menuju sofa. Dan Dokter mulai memeriksa keadaan Lisa. Terlihat wajah Aldi yang sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu.
“Dia belum makan Clau?” tanya Aldi pada adiknya.
“Belum kak. Selama seminggu ini dia cuma mau makan sehari sekali. Dan kak Lisa belum pulang sama sekali ke rumah sampai saat ini.” ucapan Claudia berhasil membuat Aldi tersentak.
“Dia tidur disini ?” tanya Aldi. Claudia mengangguk pelan.
“Dia nggak mau pulang kalo kakak belum sadar.” ucap Claudia. Aldi menghela nafas kasar. Selalu saja keras kepala. pikirnya
“Telpon siapapun orang rumah buat bawa Lisa pulang!” titah Aldi dengan wajah yang menahan emosi
“Siapa kak?” tanya Claudia menunduk sedikit takut melihat wajah kakaknya berubah seperti itu.
“Telpon kak Rama aja,” jawab Aldi.
“I-iya kak.” Claudia keluar sebentar untuk menghubungi Rama
“Bagaimana Dokter keadaan istri saya?” tanya Aldi saat Dokter selesai memeriksa istrinya. Dokter itu menghela nafasnya.
“Apa istri anda sedang hamil Tuan?” tanya Dokter itu.?
“Iya Dok.” jawab Aldi
“Istri anda terlalu kelelahan dan banyak pikiran sehingga membuatnya drop. Apalagi perutnya belum terisi asupan makanan sama sekali.
Usahakan istri anda jangan sampai stress karena nanti bisa membahayakan janin yang ia kandung, dan usahakan istri anda untuk istirahat yang cukup dan makan yang teratur.” nasehat Dokter itu.
“Baik Dok, terimakasih.” Aldi mengangguk mengerti.
“Sama-sama Tuan, kalo begitu sekarang saya akan periksa anda dulu,” ucap Dokter itu, Aldi pun kembali mengangguk.
Dokter sedang memeriksa Aldi. Sementara itu Aldi menatap Lisa yang sedang terbaring di atas sofa.
“Kamu terlalu keras kepala sampai-sampai nggak pedulikan kesehatan kamu sendiri Lis,” batin Aldi.
“Keadaan anda mulai membaik. Selang oksigennya sudah boleh dilepas. Tapi jangan terlalu banyak gerak ya, perut anda belum sembuh total,” ucap Dokter setelah selesai memeriksa keadaan Aldi.
“Iya baik, terimakasih Dok,” ucap Aldi. Dokter itu tersenyum dan mengangguk.
“Lalu istri anda Tuan?” Dokter itu menatap Aldi seolah bertanya.
“Kakak saya sedang dalam perjalanan kesini untuk menjemputnya,” ucap Aldi.
“Baiklah, saya permisi,” pamit Dokter itu.
“Sekali lagi, terimakasih banyak Dok,” ucap Aldi. Dokter itu tersenyum dan mengangguk lalu langsung keluar dari ruang rawat Aldi.
***
Lisa membuka matanya perlahan. Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang tak asing baginya.
“Ini kan kamar aku,” ucap Lisa lirih.
CEKLEK!
Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu kamar Lisa, orang itu tak lain adalah Rama. Kakak pertama dari Lisa.
“Dek, kamu udah bangun?” tanya Rama yang terkejut melihat Lisa sudah sadar dan ia masuk ke kamar Lisa sambil membawa makanan.
“Kok aku disini? Aldi mana kak?” Lisa malah balik bertanya ke kakaknya itu.
“Kamu habis pingsan. Aldi nyuruh kakak buat bawa pulang kamu kesini. Aldi ada sama keluarganya kok di rumah sakit,” jelas Rama. Memang saat ini Lisa berada di kediaman orang tuanya.
“Kok aku disini? Aku mau sama Aldi kak,” rengek Lisa
“Ini udah malem dek, kamu makan dulu ya, terus langsung istirahat. Besok pagi kita ke rumah sakitnya,” ucap Rama sambil mengusap kepala Lisa. Lisa menggeleng.
“Aku mau sama Aldi Kak, sekarang!” kekeh Lisa.
“Kamu ini nurut dikit kenapa sih? Kamu tuh kecapekan, nggak kasian apa sama janin kamu?” ucap Rama kesal dengan adiknya yang keras kepala itu.
“Hiks, aku mau tidur sama Aldi, nggak mau tidur sendiri,” ucap Lisa sambil menangis
"Tapi kamu ..."
“Anterin aku kesana, aku mau sama Aldi kak,” lirih Lisa. Rama menghela nafas berat.
“Ya sudah, tapi kamu makan dulu ya.” Lisa hanya menggeleng pelan. Entahlah, akhir-akhir ini nafsu makan Lisa memang berkurang.
“Hey! Kamu saat ini bukan menghidupi diri kamu sendiri. Tapi ada janin kamu, calon anak kamu Lisa,” kesal Rama. Lisa menunduk dengan isakan kecilnya.
“Please makan dek. Dari tadi pagi kamu nggak makan. Kalo Aldi tau kamu pasti dimarahin. Kamu mau di marahin sama Aldi hem?” ucap Rama lembut.
“Nggak mau Kak,” ucap Lisa menggeleng.
“Makanya kamu makan dulu ya, kasihan anak yang di dalam perut kamu.” ucap Rama lembut.
“Iya kak.” lirih Lisa. Rama pun langsung tersenyum.
Bersambung..
Jangan lupa untuk di like, komen, beri hadiah dan di vote ya teman-teman. Dan jangan lupa untuk di favorit kan juga, agar author nya lebih semangat lagi dalam membuat novelnya. Terimakasih banyak🙏🤗
Ig : @mutiakim09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
akirnya terjawablah sudah👏👏👏
2023-03-04
0
Nana
akhirnya cinta Aldi terbalas
2022-07-01
1
SoVay
syukurlah...cibta datang krna biasa
2022-02-01
0