Mentari diatas sana sudah naik sepenggalan tangan, Mendung itu mulai menyelimuti Kediaman Song yang begitu suram, tak ada lagi tawa Bayi dipagi hari ini melainkan hanya tangisan seorang Bayi yang sedari tadi memanggil nama sang ayah tapi ia juga takut untuk bertemu membuat Wanita yang sudah berpakaian selayak dirinya itu hanya bisa mundar-mandir menenagkan Putranya.
Cleo beridiri didepan Balkon seraya mendudukan Baby Zeen diatas Betonan itu seraya memperlihatkan pemandanga Taman dan Kolam disamping mereka.
"Dingin! Airnya apa sayang?"
"Ngin!"
"Pinter anak Mama!"
Cleo mencelupkan kedua kaki Baby Zeen kedalam air sana membuat senyum di bibir mungil segar bayi mungil itu mereka melihat air pancuran yang seakan menjadi objek menarik di mata polosnya.
"M..Mama!"
"Iya? Baby mau apa, hm?"
"P..Papa!!"
Cleo lansung terdiam mendengar itu, ia sangat yakin Putranya merindukan belaian tangan Zanu yang setiap saat menemani Anaknya, tapi semenjak Kehancuran tadi malam Zanu tak lagi sudi memandangnya maupun menyentuh Baby Zeen.
"Sudahlah, Papa sibuk, Baby! dan sekarang Baby main sama, Mama!"
"P..Papa!"
Gumam Baby Zeen bergetar dengan mata sembabnya yang kembali ingin menangis, jujur Cleo sudah tak kuat melihat Putranya terus melirihkan nama itu bahkan menangis hanya demi Sang ayah.
"Baiklah, ayo kita ketemu, Papa!"
"P..Papa!"
Gumam Baby Zeen memeluk leher jenjang Cleo yang mengusap tetesan bening itu dimatanya, ia akan berjuang sampai Putranya tak lagi membutuhkan pria itu dan ia melakukannya hanya demi Anaknya meski Cinta itu memang besar.
Cleo menatap kacamata di meja riasnya serta kunciran rambut itu, lalu ia beralih menatap diriny dicermin dan benar, ia tak cocok memakai itu karna inilah dia yang sebenarnya.
"Baby harus temani, Mama! hanya kau yang mau mendampingi Mama meski Mama sudah tak dibutuhkan siapapun, hm?"
"Maa!!"
Baby Zeen mengecup pipi tirus Cleo yang sudah dilapisi Make-up tipis dengan Mini Dress membalut tubuhnya yang memang sangat cantik, Cleo tak ingin terlalu mencolok ia hanya menggulung rambutnya keatas dengan tampilan santai saja.
Setelah beberapa lama, Cleo menggendong Putranya untuk turun ia harap Zanu belum pergi kemanapun karna ini masih pukul 7 pagi apalagi ia hafal hari ini pria itu tak ada Jam Operasi.
"Berhenti!!!"
Cleo lansung menghentikan langkahnya saat suara lantang Nyonya Gloria yang sudah menatapnya membunuh dimeja makan sana, semua orang tampak menghunusnya tajam kecuali Kakek Song yang hanya diam.
Cleo sudah tahu ini akan terjadi, apalagi Keluarga Ivander telah berkumpul disini dan yah, Lengkap sudah penderitaannya dengan pembalasan dari Clara, wanita itu terlihat kembali berpenampilan seperti biasa namun kali ini Clara tak memakai kacamata melainkan seperti Wanita jaman sekarang meski pakaiannya tak terbuka sama sekali.
"Beraninya kau membohongi kami, ha???"
"M..Ma!!"
Baby Zeen menyembunyikan wajahnya kebelahan dada sintal Cleo yang hanya diam melangkah mendekati meja makan, tangannya terkepal melihat Zanu yang duduk bersampingan dengan Clara, wajah pria itu hanya datar tanpa mau menatapnya.
"Pagi, kek!"
"Pagi!"
Jawab Kakek Song mengambil Baby Zeen dari gendongan Cleo yang berusaha tegar meski ia memang sangat penas melihat Clara yang sengaja mendempetkan kursinya ke tubuh Kekar Zanu yang tetap bungkam memakan-makananya.
"Kek! apa Kakek mau memaafkan kesalahan sebesar ini?"
"Wanita ini memang tak punya malu!! berani sekali kau menampakan wajah kotormu hingga sekarang masih tetap disini?"
Bibi Sumiati memaki Cleo yang hanya diam mengelus kepala putranya yang bersembunyi dirankuhan Kakek Song yang ingin melihat respon Zanu bagaimana.
Dan jelas Zanu mencengkram kuat sendoknya merasa muak melihat wajah Cleo tapi ia juga tak terima atas cacian dan makian itu.
"Dan kau..!"
Brakk..
Mereka terlonjak kaget saat Zanu menggebrak meja keras membuat Baby Zeen benar-benar takut tak berani menatap wajah ayahnya, si mungil itu kelagapan mencari Cleo yang lansung menggapai lengan putranya membuat Zanu terdiam.
"Zanu! Apa-Apaan kau?"
"Aku pergi!"
Zanu berdiri dengan Clara yang melakukan hal yang sama dengan Cleo, keduanya saling tatap dengan Cleo yang tersigap karna tubuhnya Refleks melakukan itu.
Bahkan aku sangat hafal apa yang harus aku lakukan saat kau tidak berselera makan, Sayang.
Cleo yang tersenyum miris duduk kembali dengan Clara yang mulai panas melihat tatapan Zanu tak lepas dari wajah cantik beraura milik Cleo.
"Ya Sudah, ayo aku antar kedepan!"
Clara mengambil tas kerja Zanu dan membawanya hingga menggandeng lengan kekar pria itu pergi, Cleo hanya diam menyaksikan semuanya dengan mata yang tak mengisyaratkan apapun.
Sakit? tentu Cleo rasakan. biasanya pagi ini akan akan disapa dengan raut penuh cinta Suaminya tapi sekarang ia disapa dengan makian dan hinaan dari semua orang.
"Aku tak menyangka kau malah senekat ini, Cleo! kau tahu apa yang kau lakukan itu, ha?"
"Memangnya apa?"
Tanya Cleo pada Tuan Frenico yang menggeram dengan keberanian Cleo yang terlihat biasa saja, Kakek Song membawa Baby Zeen pergi karna ia tak bisa membantu Cleo yang benar-benar salah.
"Katakan? memangnya apa yang ku lakukan, Tuan?"
"Cleo!! Kau tak ada hubungan apa-apa dengan Zanu dan kalian menikah selama satu tahun lebih bahkan mempunyai anak, apa itu bukan Dosa besar?"
Cleo lansung terbahak mendengarnya seraya berdiri mengambil kotak makanan dengan tangan yang cekatan memeriksa Lauk pauk yang biasa tersaji disini.
"Tuan!! Aku ini Pendosa besar, Aku sudah tahu tempatku bukan Di Surganya yang kuasa, aku tahu itu! tapi yang paling berbahaya..!"
Cleo menghentikan ucapannya seraya menutup Tempat Nasi yang ia tata rapi dengan makanan kesukaan Zanu seraya menatap Nyonya Ert, Bibi Sumiati dan Tuan Frenico dengan seringaian liciknya.
"Yang paling berbahaya itu seseorang manusia yang sudah tak tahu apa tempatnya disisi yang KUASA!"
"CLEO!!!"
"Bay Bay!"
Ucap Cleo melangkah pergi meninggalkan mereka semua yang sangat naik darah melihat dan mendengar semua itu, Nyonya Gleoia dan Hanna terdiam merasa terkejut melihat Watak Asli Cleo yang mengerikan.
"Begitulah dia, Nyonya! ucapannya selalu kasar dan tak pernah dipikir, dia selalu membuat kami malu!"
"Hm, Dia sangat berbeda dengan Clara Keponakanku itu!"
Bibi Sumiati yang membangga-banggakan Clara dimata Nyonya Gloria dan Hanna yang hanya diam tak menjawab, meski mereka terkejut akan Rahasia besar itu pagi ini tapi mereka tak tahu harus menghukum Cleo dengan cara apa.
Sedangkan Cleo diluar sana tampak terdiam menatap Mobil Zanu yang masih ada dengan Clara yang tetap membelit lengan kekar suaminya, Helaan nafas Cleo muncul memejamkan matanya menenagkan hati yang gelisah.
"Bast!"
Bastian yang sedang menelfonpun lansung menoleh kearah Cleo yang begitu berubah, ia sempat tertegun beberapa saat melihat cara berpakaian dan aura kuat yang semangkin terpancar meski Cleo hanya memakai riasan Natural tak berlebihan serta pakaian yang santai.
"Iya!"
"Bawakan ini untuk, Tuanmu!"
"Tuan?"
"Hm!"
Cleo memberikan itu ke tangan Bastian lalu menatap Zanu yang masih melihat Ponsllnya didekat Mobil sana, setidaknya ia senang bisa melakukan hal yang bisa ia lakukan untuk pria itu.
"Jaga dia baik-baik! dia tak bisa mengetahui apapun selain pekerjaan, banyak orang yang mengincar Nyawanya!"
"Dari mana kau tahu?"
Cleo hanya diam berbalik pergi membuat Bastian tertegun memandangi tubuh Cleo yang tak lagi berjalan menunduk melainkan sikap siap dan tegas.
"Kau wanita yang Misterius!"
"Bast!"
"Iya, Tuan!"
Zanu terdiam melihat Paper-Bag yang ada ditangan Bastian lalu menatap kearah pintu sana, rasanya sangat merindukan Moment itu tapi ia tak bisa, Cleo telah menghancurkan kepercayaannya hingga ia tak bisa berbuat banyak selain menghindar.
"Itu punya siapa?"
"Ini dari Nona Cleo!"
Degg..
Clara lansung tercekat mengepalkan tangannya kuat seraya mendekati Bastian dan merampas Paper-Bag itu dengan kasar.
"Tak usah membawanya!"
"Tapi..!"
"Aku sudah terlambat!"
Bastian lansung pasrah melangkah masuk ke mobil sementara Clara mencengkram benda itu kuat karna berani sekali Cleo menusuknya lagi meski sudah dihancurkan dengan telak.
"CLEO!!!!"
Geram Clara melangkah masuk dengan amarah yang meledak, sementara Zanu yang ada dimobil sana merasa tak enak hati karna pasti Cleo menyiapkannya penuh perjuangan.
Bastian bisa menangkap jelas raut khawatir itu dimata Zanu yang gelisah, ia hanya tersenyum kecil menatap sesuatu yang ia sembinyikan di balik Jasnya.
"Anda mencari ini, Tuan!"
Glek..
Zanu menelan ludahnya berat melihat Kotak makanan yang seperti biasa disodorkan Bastian kebelakang, ia merubah raut wajahnya datar seraya menoleh keraha lain.
"Dia bukan apa-apa bagiku!"
"Anda yakin?"
"Hm! Dan jangan memahas tengan wanita licik itu!"
Sedangkan Cleo yang mendengarnya diseberang sana hanya bisa tersenyum kilas mematikan Earpice ditelinganya, ia berada didalam kamarnya karna ia ingin mendengar tanggapan Zanu sendiri akan dirinya.
"A..Apa aku seburuk itu, Sa..Sayang?"
Gumam Cleo mengelus Foto pernikahanya di meja rias sana, ia berusaha kuat dihadapan banyak orang dengan terus melawan tapi satu yang tak bisa Cleo tahan.
Makian, Cacian Zanu bahkan Perilaku pria itu yang dingin padanya, satu hari saja saat pria itu tak memberinya kasih sayang Cleo sudah retak tak tahu arah, apa bisa ia menahan ini selamanya atau beberapa hari kedepan?
"Cleo!!!!"
Suara Bibi Sumiati diluar kamar sana membuat Cleo menghela nafas mengusap pipinya yang basah seraya memperbaiki riasan dan penampilannya, ia tak bisa terlihat selemah itu atau tidak mereka akan semangkin menindasnya.
"hm!"
Cleo membuka pintu kamarnya seraya menatap wajah datar Bibi Sumiati dan Clara yang benar-benar geram padanya, cengkraman wanita itu menguat pada Paper-bagnya.
"Beraninya kau memberikan ini pada Suami Clara!"
"Lalu?"
"Kau tak berhak memberi apapun karna aku istri SAHnya, aku yang berhak atas segalanya!"
Cleo menghela nafas halus bersandar ke pintu kamar seraya menatap datar wajah-wajah murka mereka semua.
"Kalian sendiri yang menjulukiku Wanita kotor, biar aku sebutkan apa saya yang bisa dilakukan wanita kotor ini!"
"Kau memang..!"
Plakk..
Clara terkejut saat Cleo malah menampar wajah Bibi Sumiati dengan keras tanpa rasa takut sama sekali.
"C..Cleo!"
"Itu! tak hanya tamparan, seharusnya aku mencincang tubuhmu dan membuangnya ke Kebun Binatang!"
"Kau..!"
"Aku wanita kotor, hina, ****** murahan dan yang paling penting aku..!"
Cleo mendekatkan wajahnha ke Wajah Clara yang pucat mundur satu langkah.
"Aku IBLIS, jadi hati-hati dengan kata-kata kalian!"
Tekan Cleo lalu menutup rapat kamarnya dan melangkah pergi meninggalkan Bibi Sumiati yang mengepalkan tangannya kuat, sungguh ia tak bisa lagi mencoba menghancurkannya dalam berbagai cara.
"Lihat saja, semuanya! semuanya akan kembali padamu, Clara!"
....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Susi Susiyati
pasti akan ada hal yg mengejutkan lainnya q percaya cleo orang baik.clara jg cmn karena clara sdah di racuni otak nya sm orang jd orang jhat.tp q ykin pasti ada sesuatu yg dahsyat nntinya god
2023-05-25
0
Dewi Sariyanti
sebenarnya disini zanu dan clara itu sebenarnya beruntung, kalo cleo gk gantiin clara, dr awal nikah mungkin clara udah mati di racun mak nya zanu, dan zanu mungkin jg udah mati di bunuh musuhnya. selama ini kan yg nglindungin zanu itu cleo, tp pada gk tau aja.
2022-12-05
0
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
lanjut baca
2022-08-01
0