Pernikahan besar!

Hari itu telah tiba, dimana Pernikahan megah yang dilakukan dengan Persiapan yang sangat matang, semuanya berjalan dengan lancar karna perintah dan keinginan Zanu yang tak mau Pernikahaannya terkendala oleh sesuatu bahkan ia ikut ambil dalam pemilihan Gaun pernikahan sampai pada Gedung dan Makanan yang disiapkan.

Apalah daya Keluarga Dewantara karna mereka punya rencana sendiri agar Clara tersiksa menjadi menantu di Keluarga besar itu, siksaan dan kelicikan itu sudah diatur agar si Cupu yang akan menjadi ratu itu meminta berpisah dengan sendirinya.

Dan seperti sekarang, mereka sudah menunggu di Gedung Pernikahan bersama ribuan tamu undangan yang sudah tak sabar menanti bagaimana Rupa dari Istri Tuan Muda Kedua nan Tampan itu, banyak diantaranya yang beharap pernikahaan ini gagal hingga Putri-Putri mereka bisa menjadi Penggantinya.

"Bas! Dimana Rombongan Keluarga Ivander?"

"Mereka dalam perjalanan, Tuan!"

Zanu hanya diam dengan keresahan yang melanda hatinya, ada rasa tak nyaman menunggu begini bahkan ia sangat risih akan pandangan semua orang menatapnya penuh damba karna memang ia tak main-main dalam urusan penampilan.

"Mama rasa dia tak akan datang!"

"Ma! dia pasti datang, Clara itu gadis baik-baik!"

Nyonya Gloria hanya tersenyum kecut mengibas wajahnya yang sudah meradang, namun ia tetap mempertahankan gestur Elegannya duduk disamping Suaminya yang hanya diam memasang wajah datarnya.

"Ini sudah lama, apa Pengantinnya belum datang?"

"Apa jangan-jangan ini Pernikahan Paksa?"

Gunjingan itu mulai meruak diantara semua tamu, bahkan Kerabat Binis Perusahaan Dewantara Corps Entertainment pun mulai menatap aneh kearah Pelaminan sana membuat Keluarga Dewantara semangkin resah, apalagi Nyonya Gloria sudah tak tahan berada disini apalagi Kehormatan mereka dipertaruhkan didepan semua orang.

"Kapan acaranya Mulai???"

"Ouhh, Sabar! Sepertinya kalian memang tak sabaran, ya?"

MC yang mencoba mengamankan suasana lalu menatap Zanu yang terus menghubungi Clara namun tak ada jawaban membuat ia semangkin pucat.

Ayolah, Sayang! jangan buat aku mati berdiri disini.

Setelah beberapa lama, terdrngar suara keriuhan dari Media yang tampak lansung menyambut kedatangan Keluarga Ivander yang tampak menawan dengan Penampilan mereka. sedangkan Sesosok gadis yang dibaluti Gaun Pernikahan Keabuan dihiasi Berlian dengan Gaun tanpa lengan yang sudah melangkah keatas Read-Karpet yang disediakan.

Tatapan mereka terkunci pada sesosok wanita berkacamata dengan tai lalat di dagunya itu menatap penuh cinta sang pangeran tampan diatas Pelaminan sana yang juga menatapnya tak kalah membuai.

"Kenapa wajah wanita itu terlihat lebih beraura? padahal kemaren Penampilannya juga sama tapi tak begini."

"Kendalikan Dirimu!"

Ucap Tuan Besar Hamdan pada Istrinya karna ia memang tak ingin membuat orang luar tahu keadaan keluarganya bagaimana dan bisa saja Musuh akan mudah menghancurkan Keluarganya.

Berbeda dengan kedua orang tuanya, Zanu sudah lebih dulu turun mengulurkan tangannya menyambut tangan lentik Mempelainya dengan sangat lembut, bahkan perlakuan pria itu seakan menganggap Kekasihnya adalah Berlian yang paling mahal diatas Dunia ini.

"Kau sangat cantik, Sayang!"

Clara hanya diam tersenyum malu seraya mengikuti langkah Zanu menuju tempat Ijob-qobul bersama Anggota Keluarga lainnya juga duduk dibelakang mereka dengan Majelis Ulama dan Penghulu nikah sudah duduk dengan Pengeras suara yang dia peggang.

Wajah keduanya sudah berbinar terang dengan Zanu yang memperbaiki sarung tangannya seraya menatap Majelis Ulama yang menikahkan mereka.

"Apa kalian siap?"

"Kami Siap!!"

Tamu undangan sana bersemu melihat tatapan Zanu yang sangat penuh kasih membuat mereka merasakan Pria itu benar-benar memuja sosok Clara.

"Baiklah, kalau tak ada yang keberatan! Mari kita memulai!"

Imam besar Zulkhifli Bahar lansung menjabat tangan Zanu yang tak sabar dan sesekali melirik Clara yang menunduk disampinya dengan dada yang berdegup kencang.

"Saya nikahkan engkau, Zanu Putra Dewantara Bin Hamdan dengan Clara Apulla Ivander Bin Frenico dengan Mas Kawin seperangkat alat Salat dan Sejenis Harta lainnya dibayar, TUNAI!"

"Saya terima nikahnya, Clara Apulla Ivander binti Frenico dengan mahar tersebut dibayar, TUNAI!!"

"Sah!!"

"Sah!!!"

Jawab mereka lansung melafazkan Do'a-Do'a dipimpin oleh beberapa Tetua Ulama dan Ustadz yang hadir, acaranya begitu hikmat dengan beberapa Prosesi Pernikahan dan Baca'an Al-Quran yang dihanturkan bagi Keselamatan Pernikahan mereka, dan sekarang Zanu menggenggam tangan Wanita yang sudah Sah menjadi istrinya dengan mata yang memancarkan kebahagiaan.

"Pasangkan Cincinnya dan tandatangai ini!"

Zanu mengangguk memasangkan cincin itu dan mengecupnya lembut membuat hati wanita itu mendesir halus hingga ia melakukan hal yang sama membuat mereka hanya diam melihatnya.

"Tanda tangani ini, Tuan!"

"Eh, Maaf!"

Ucap Zanu tersenyum kecil karna ia sudah ingin mengecup kening Clara yang hanya diam menuruti semua Prosesi hingga hatinya lega melakukan segalanya tanpa hambatan.

"Baiklah, setelah Akad Nikah dilakukan dengan lancar tanpa paksaan, maka kalian sudah SAH dinyatakan suami dan istri!"

"Alhamdullilah!"

Keduanya lansung diiring ke Pelaminan dengan Zanu yang sudah membelit pinggang ramping Clara yang terbalut oleh Gaun cantik ini hingga para tamu undangan sana bisa melihat bagaimana sosok mempelai wanitanya, namun mereka agak sedikit tak setuju karna sedari tadi Clara hanya menunduk dan sangat malu.

"Sayang, angkat kepalamu! tak akan terjadi apa-apa, hm?"

"Ba..Baiklah!"

Clara mengangkat kepalanya menatap semua orang dengan ciut membuat Nyonya Gloria tersenyum kecut, pasti rencananya tak akan bisa lagi mengalami kegagalan karna mental wanita ini memang hanya 5% saja.

"Lihat kesini, Nyonya, Tuan!"

Mereka melakukan Foto bersama dengan Zanu yang menggendong Clara dengan sangat bahagia melakukan Pose yang Autentik dan bersinar membuat tamu undangan sana hanya ikut merasakan binarannya saja.

"Maaf, ada Telfon dari Ponselmu. Nona!"

Clara menatap Zanu yang menganggukinya dan ia lansung pamit turun dari Pelaminan mendekati MUA yang memeggang Ponselnya.

"Ada apa?"

"Cel! Kemal menelfon!"

Cleo yang yang sedang menyamar itu lansung mengambil Ponselnya lalu melangkah kesudut ruangan yang tak ada orang sama sekali seraya Reychal yang juga menyamar menjadi Bencongpun berjaga ditenmpat.

"Ada apa?"

"Sayang! Harus kami apakan wanita ini?"

"Jangan sakiti dia! kau hanya perlu menjaganya sampai aku dan suamiku pergi dari negara ini lalu baru kau lepaskan dia kembali, tapi ingat hapus semua kontak di Ponselnya dan jangan biarkan dia menghubungi, Zanu!"

"Kau jadi Keluar Negeri?"

"Aku akan berusaha membuat Zanu bekerja tetap disana dan tak akan kembali kesini, jaga Clara baik-baik dan jangan biarkan seorangpun menyakitinya selama aku tak ada!"

"Baiklah, Sayang! selamat menjemput Lord keperkasaanmu!"

"Hm!"

Cleo mematikan Ponselnya seraya menatap Reychal yang mengangguk sudah menyiapkan segalanya membuat Cleo lega.

"Sayang!"

Suara Zanu membuat Cleo dan Reychal lansung kelahapan dengan Reychal yang mengambil sikap bencongnya memperbaiki tatanan rambut Claranya.

"Sayang! apa ada masalah?"

"Hm, Tidak! kenapa kau turun? yang lain pasti menunggumu!"

Zanu menggeleng seraya menarik Cleo kepelukannya membelit pinggang ramping itu lembut membuat Reychal agak gugup dengan ketampanan pria ini.

"Sudahlah, jangan menyentuhnya lagi!"

"Ba..Baik, Tuan!"

Zanu menyuruh Reychal pergi karna ia tak suka tubuh istrinya malah dipermak oleh laki-laki, rasanya sangat tak suka akan hal itu.

Dan sekarang, hanya tinggal Zanu dan Cleo yang saling tatap lembut, Cleo juga tak bisa menyembunyikan rasa sukanya hingga ia benar-benar melakukannya dengan Cinta yang besar.

"Zan!"

"Zan? kita sudah menikah tapi kau masih memanggilku, Zan!"

Cleo menelan gemas dengan wajah Tampan ditekuk ini, ia berusaha tak agresif karna sifatnya memang keterlaluan tak ada malu-malunya sama sekali, bahkan menimbulkan rona merah itu ia harus bersusah payah menyembulkannya.

"La..Lalu aku harus panggil, ap.apa?"

"Emm, SAYANG! Atau SUAMIKU atau..!"

"A..Atau?"

Tanya Cleo saat Zanu sudah mendekatkan wajahnya kearahnya dengan nafas yang lansung berbenturan membuat Cleo gugup, baru kali ini ia merasa takhluk akan pesona seoeang pria yaitu Zanu seorang.

"Atau, CINTAKU!"

Cup..

Degg.,

Siall! Ciuman pertamaku.

Batin Cleo agak kesal karna Zanu mengecup bibirnya lembut tanpa pergerakan, mata keduanya saling tatap mesra dengan Cleo yang berusaha tak mengemut bibir lembut suaminya yang sangat membayang dikepalanya.

Shitt, aku tak menyangka bibir pria ini selembut bibir bayi.

"Sa..Sayang!"

"Hm?"

Tanya Zanu tapi bibirnya masih menyatu membuat Cleo benar-benar tak bisa menahan dirinya jika Zanu sudah memancingnya begini.

Tahan Cleo, kau bukan menjadi dirimu tapi kau berperan sebagai Clara, jangan pernah lepas kendali.

"Sa..Sayang! apa aku boleh minta sesuatu?"

"Apapun! memangnya kau mau apa. hm?"

Tanya Zanu setelah menjauhkan wajahnya dari Cleo, hanya 5 Cm saja itupun tubuh mereka masih berdempet tanpa jarak sama sekali.

"Apa bisa kita tinggal di Luar Negeri saja?"

Dahi Zanu mengkerut seraya tampak berfikir menatap Cleo yang memasang wajah lugunya begitu sangat polos.

"Memangnya kenapa? apa kau tak suka pada Keluargaku, Sayang?"

"Bukan itu! aku hanya ingin bersamamu, berdua saja! mereka bisa mengunjungi kita atau kita yang mengunjungi mereka, lagi pula kau kan juga seorang Dokter?"

"Hm, Ada benarnya juga. Sayang! Papa tak akan memperbolehkan aku bekerja sebagai Dokter di Indo, kalau diluar aku bisa melakukannya!"

"Yah! aku memikirkan itu agar kau tak terlalu tertekan!"

Zanu tersenyum lepas mengecup bibir Cleo lembut membuat wanita itu menikmati kelembutana akan cumbuan ini, aroma rambut Zanu juga sangat harum dan Maskulin dengan kulit tubuh yang begitu lembut dan halus. entah perawatan apa yang dipakai pria ini hingga semua bagian tubuhnya terlihat sangat sempurna.

...

Vote and Like Sayangku

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***