Menyusahkan!

Grepp..

Cleo terkejut saat tubuhnya ditarik seseorang kedekapan hangatnya membuat Cleo mamasrahkan dirinya untuk mengikuti kemana Pria ini membawanya, dari kelembutan kulit dan aroma Maskulin ini sudah Cleo duga kalau ini adalah sosok yang tadi Sore meninggalkannya untuk bekerja.

"Apa yang kalian lihat, ha??? Cari mereka!!"

"Ba..Baik, Tuan!!"

Para pengaja lainnya lansung menyerbu keluar sana dengan Bastian yang lansung mengerahkan para pengawalnya untuk berderet menutupi Jendela untuk berjaga ada musuh yang masih menyelinap.

"Sayang! Sayang kau..kau tak apa?"

Cleo hanya diam memeluk erat Zanu yang sangat khawatir mendekapnya hangat, pria itu membawahnya kembali kemeja makan seraya memberinya segelas air putih karna merasakan tubuh Cleo gemetar dan pasti itu karna penyerangan malam ini.

"Katakan! apa ada yang terluka?"

"Aku..Aku hanya takut!"

Suara gemetar Cleo membuat Zanu mengeraskan wajahnya, ia kembali mendekap wanita itu lembut dan nyaman, sedetik saja ia tadi tak menarik Istrinya dipastikan akan tiada karna timah itu memidik kepala Cleo.

"Tak akan terjadi apapun! kau akan baik-baik saja!"

Namun, Cleo tersigap saat sekilat melihat pantulan Laser seseorang ke dada Zanu, ia mulai mencengkram gelas ditangannya melihat kearah pantulan Guci Vas didepan sana.

"Sa..Sayang, Ke..Kepalaku!"

Dorrr..

Prankk..

"Tuan!!"

Namun. Cleo sudah lebih dulu tumbang mendorong tubuh Zanu untuk turun kebawah hingga tembakan itu meleset memecah Guci didepan mereka membuat semua pelayan sana panik melihat penyerangan yang semangkin Intens memidik Tuan Mudanya.

"Sayang, Ra!! Ra kau..!"

Zanu lansung menggendong Cleo yang jatuh pingsan seraya berlari ke Lift pergi kekamar mereka, ia takut terjadi apa-apa pada Cleo yang hanya diam digendongan Suaminya, ia menempelkan penyadap suara didekat Lift seraya mata yang sedikit mengintip.

"Bast!!! Bast panggilkan Dokter Wellen!!!"

Bastian lansung melakukannya seraya menjaga Zanu yang membawa Cleo kekamarnya, pria itu terlihat panik melihat wajah pucat istrinya yang seakan membuat ia sulit bernafas.

"Sayang! Sayang kau..kau tenang saja, kau akan baik-baik saja!"

"Emm, Zan!"

"Iya, Aku..Aku disini!"

Zanu memeluk Cleo yang sudah ia baringkan keatas ranjang seraya mengelus kepala wanita itu untuk meredam rasa khawatirnya, sementara Cleo tersenyum kecil melihat wajah panik suaminya.

"Sa..Sayang!"

"Yah, apa..apa ada yang sakit? katakan padaku!"

"Tidak tapi aku hanya pusing!"

Zanu lansung melepas ikat rambut Cleo seraya memposisikan kepala wanita itu dengan benar sesuai Keahlian yang ia miliki sebagai seorang Dokter khusus tapi ia juga tahu pertolongan pertama begini.

"Tuan!"

Dokter Wellen Muda si wanita berambut pirang berkacamata Moderen itu masuk mendekati Zanu yang lansung mengarahkannya untuk memeriksa bagian yang mungkin ia tak ketahui.

"Siapa yang hamil?"

"Apa??"

Pekik Cleo tak percaya menatap Zanu yang hanya diam memeriksa kepalanya dan bagian tubuh lainnya.

Sayang, apa kau mulai tak waras? aku belum hamil!

"Ma..Maksudnya?"

"Periksa perutnya aku tak tahu apa tadi Istriku terbentur apa tidak!"

"Tapi apa Nona Hamil?"

"Tidak sekarang tapi akan secepatnya! dan jangan banyak bicara, periksa Istriku!"

Dokter Wellen menghela nafas halus memeriksa perut Cleo dengan Intenas, ia juga melihat bagian mata dan beberapa hal untuk pematokan duga'annya.

"Nyonya baik-baik saja, dia hanya Syok, Tuan!"

"Apa tak ada hal yang serius? cobalah lebih teliti!"

"Sayang, Aku tak apa!"

Cleo mencegah Zanu yang mendesak terus membuat Dokter Wellen paham karna pengantin baru ini memang sedang hangat-hangatnya.

"Baiklah, kalau tak ada apa-apa saya mau keluar dulu, Tuan, Nyonya!"

"hm, Terimakasih!"

Dokter Wellen pergi sementara Zanu ia masih belum puas hingga masih memeriksa bagian tubuh istrinya yang takut terkena serpihan kaca tadi.

"Sudahlah, aku tak apa, hm?"

"Lain kali jangan keluar dari kamarmu!"

"Tadi Kakek memanggilku ke bawah!"

Degg..

Zanu lansung tercekat seraya menatap Cleo yang mengelus rahang tegasnya lembut dan halus, apa yang dilakukan Kakek Song? pasti dia tak akan menerima Clara begitu saja.

"Dia..Dia menyakitimu?"

"Tidak! tapi percayalah, aku akan berusaha mengambil hati mereka!"

"Tidak usah, mereka tak bisa kau dekati dan jangan pernah mencoba mendekati Kakek, Sayang!"

Dahi Cleo mengkerut menatap bingung Zanu yang menghela nafas seraya ikut berbaring disampingnya, ia menyatukan keningnya dan Cleo yang hanya diam saja.

"Kakek itu sangat Arogan! dia tak suka wanita yang mudah menangis, tak bisa melindungi siapapun dan tak punya jiwa perang yang dia mau, dia seakan ingin menikahkan aku dengan Robot, dan aku tak suka itu!"

"Tapi kau menyayanginya?"

"Iya! semuanya bahkan tak ada yang ku benci, tapi aku hanya tak ingin mereka menjadikanmu Bonekanya!"

Cleo hanya tersenyum kecil seraya menggenggam tangan Zanu dijari-jari lentiknya, ia akan berusaha hingga semua orang menerimanya meski ia sebagai Clara setidaknya ia bisa bersama Zanu suaminya.

Cleo terus mengelus rahang tegas suaminya hingga Zanu-pun tak bisa manahan kantuknya hingga pria itu terlelap disepanjang waktu berjalan dengan dekapan yang tak lepas, ia tadi mendapat kabar kalau Kediamannya diserang dan tentu hati Zanu tak tenang dan lansung pulang dengan Dokter Herryend yang menangani Paseannya.

"Nona!"

Cleo membuka matanya mendengar suara kecil itu, awalnya ia hanya diam tapi suara itu terus berulang membuat Cleo geram karna suaminya baru saja istirahat.

"Aku akan segera kembali!"

Cup..

Cleo mengecup bibir Zanu kilas lalu melepas Sepatu dan Jas pria itu hingga posisinya benar-benar nyaman barulah Cleo turun membuka pintu.

"Ada apa, ya?"

"Tugas anda dimulai malam ini!"

Dahi Cleo mengkerut bingung seraya memperbaiki kacamatanya Cleo menutup pintu kamar pelan.

"Ada apa? memangnya kenapa?"

"Anda bertugas mengurus Kakek Song setiap malamnya!"

"Anda bercanda, ya? maaf tapi Suami saya bagaimana?"

Pelayan itu memberikan kertas ketangan Cleo seraya berdiri tegap kembali tapi terkesan sopan dan elegan.

"Kakek Song meminta khusus anda untuk membantunya dalam segala hal, anda bertugas membersihkan Manshion saat malam hari karna itu Titahan dari Tuan besar sendiri!"

"Malam hari? lalu aku tidur jam berapa?"

Batin Cleo kesal, Perjuangannya memang sangat melelahkan hingga saat ini ia masih dihantam oleh kerasnya penjajahan Dunia yang fana.

"Sekarang, anda yang bertugas membersihkan kekacauan setelah penyerangan!"

"Apa tak ada Pelayan lain?"

"Kau keberatan?"

Pelayan wanita itu menunduk saat melihat Kakek Song yang datang dengan tongkat ditangannya tanpa menatap Cleo, ia hanya memandang lurus dengan sangat angkuh.

Jelas sekali Kakek Song menyudutkannya dan terlihat seakan menganggapnya remeh dalam hal apapun.

"Didunia ini tak ada tempat untuk seseorang yang lemah!"

"Saya siap!"

Degg..

Kakek Song terkejut tapi ia dengan sigap menormalkan wajahnya seraya memperbaiki letak Tongkatnya.

"Bicara kosong tanpa pembuktian itu tak ada gunannya!"

"Saya yakin, saya bisa jadi Istri yang baik bahkan sangat baik bagi Cucu anda, saya bisa mengurus segalanya bahkan apapun!"

"Aku harap begitu!"

Kakek Song melangkah pergi meninggalkan Cleo yang lansung menatap keseluruh arah, semua tempat sudah berantakan dan bahkan sangat sulit membersihkannya seorang diri.

"Semoga berhasil, Nona!"

"Hm!"

Cleo memandangi kepergian pelayan itu lalu menghela nafas bersandar ke abang pintu, ia membuka benda itu sedikit untuk melihat wajah tenang suaminya diatas ranjang sana.

"Apapun, Apapun akan ku lakukan agar mereka bisa menerimaku, Demi kau!"

Gumam Cleo lalu menutup kembali pintu itu, sepertinya ia butuh keterampilan khusus untuk membersihkan semua tapi ia yakin Kakek Song punya rencana lain dibalik ini.

.........

Sedangkan didalam kamar besar sana, Kakek Song menyeringai licik duduk diatas Sofanya berpangku kaki menduga apa yang akan wanita itu ambil.

"Kita lihat, secerdas apa kau berfikir!"

....

Vote and Like Sayang..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***