Jangan mengincar Suamiku!

Pergumulan panas itu terjadi, bahkan keringat yang berjatuhan begitu deras mencucur dipori-pori kulit masing-masing dan dengan erangan kenikmatan yang tak berhenti keluar diraungan mulut keduanya yang tak pernah kering karna selalu mencumbu saling memuja tubuh yang dimiliki.

"Akhs!"

Zanu mendesah halus merasakan kenikmatan yang luar biasa, lembah sempit penuh gairah ini seakan mengoyak batinnya yang tadi sempat kualahan menerobosnya hingga Cleo bisa melepasnya dengan sukarela.

"Li..Lihat aku, Sayang!!"

"Emm, Y..Yeah!!"

Cleo berusaha menahan dirinya karna tujuan utamannya hanya memauskan Zanu saja tapi dalam wajah Clara, sekuat hati ia tak lepas kendali menjadi liar walaupun rasanya begitu tak bisa menahan diri.

Ouhh, Shitt! Ini sangatlah luar biasa, kau membuatku gila, Raa!!!

Jeritan batin Zanu terus menatap Cleo seraya memompa keras, Cleo hanya menutup rapat dan kuat mulutnya takut suara desah mautnya itu keluar membuat Zanu curiga karna tak mungkin Clara bisa mengeluarkan suara yang begitu sangat menggoda dalam diri lugunya.

"A..Ku..R..Raaa!!!"

Cleo tahu Zanu ingin mencapai pendakiannya setelah beberapa kali mencapai puncak, ia hanya menahan seraya sedikit memberi gerakan membuat Zanu semangkin menggelora.

"R..Raaa akhhss!!"

Zanu lansung tumbang setelah meloloskan suara lenguhan panjang itu hingga ia jatuh ketubuh Cleo yang juga bernafas memburu.

"Sa..Sayang!"

Cleo hanya diam tanpa melepas penyatuan mereka, ia mengigit bibir bawahnya dengan wajah yang dibuat seakan ia memang berlabuh bersama tapi tidak, meski Cleo memang mengakui Permainan Zanu tak bisa ia anggap remeh terbukti dengan dirinya yang melayang-layang karna keperkasaan pria ini tapi tetap saja ia tak bisa menikmatinya.

"Clara, Sayang!"

Bagaimana aku bisa menyelami ini bersamamu? jika Clara yang selalu kau sebut didalam labuhan kita.

Batin Cleo sakit mengelus kepala Zanu yang terbenam didada sintalnya, rasa sesak itu muncul dikala Zanu terus meraungkan nama itu padahal yang memberikan kepuasan bukanlah wanita itu.

"C..Clara, Sayang!"

"Hm?"

Tanya Cleo dengan senyum malunya membuat Zanu juga tersenyum kecil mengecup bibir bengkak Istrinya lama, ia merasa sangat-sangat terkejut saat pertama kali melakukan ini. bagaimana tidak? Lekukan tubuh Clara tak ia sangka bisa sesempurna ini bahkan setiap bagiannya memiliki racun kepuasaan yang membuat ia tak bisa berhenti.

"Apa kau suka?"

"A..Apanya?"

"Permainanku!"

Cleo lansung memerah asli darinya dan itu lebih cantik membuat Zanu terpikat dalam, Cleo mengangguk jujur karna ia memang juga candu akan Pria ini, tapi ia hanya belum bisa menikmati lebih jauh karna takut kelepasan.

"I..Iya!"

"Apa enak?"

"Sudahlah, jangan ditanya lagi!"

Cleo menutupi wajahnya yang bersemu melihat wajah sexsi Zanu yang terbayang dikepalanya, pria itu tersenyum lepas memeluk tubuh Cleo penuh cinta dengan bagian inti yang masih menyatu, bahkan Zanu menempelkan hidungnya ke bahu Cleo yang hanya diam menikmati masa indah ini.

"Terimakasih, kau memang sangat sempurna. Sayang!"

"Aku tahu!"

Kekeh Cleo bercanda meski ia tak bisa menahan sakit karna ia berharap itu Cleo, bukan Clara.

Hidup dibayang-bayangmu memang sangat sakit, Ra! tapi Maaf, aku sangat mencintai Zanu dan aku mohon sekali ini saja biarkan aku bahagia meski harus memakai namamu.

Dreet..

Ponsel Zanu berdering diatas meja tepat disamping kepala Cleo yang melihat jelas tulisan MAMA disana, ia membelo jengah karna wanita itu pasti punya beribu cara untuk memisahkannya dan Zanu.

"Sayang, aku angkat telfon dulu!"

"Iya!"

Zanu mengigit bibir bawahnya seraya melepas penyatuan meski rasanya sangat tak rela karna itu lembah ternikmat dan ternyaman dalam hidupnya.

"Tunggu aku! kita mandi bersama, hm?"

"Haiss, Jangan menggodaku!"

Zanu hanya terkekeh mengecup kilas bibir Cleo lalu turun dengan santainya dari ranjang tanpa memakai apapun membuat Cleo benar-benar malu, ia melihat jelas Tubuh Zanu yang berotot sangat Sexsi apalagi pusaka itu begitu sempurna besar dan memuaskan.

"Ada apa, Ma? ini masih Subuh!"

"Apa yang kau lakukan Subuh-Subuh begini, ha??? kau itu tak boleh sakit, Zanu!"

"Ma! Aku tak apa, lagi pula pesawatnya juga akan mendarat pagi ini!"

"Kau ingat ini, Mama tak mau tahu kau harus pulang sekarang juga!"

Seketika sajah Zanu berubah datar seraya meminum segelas air putih dimejanya, ia masih menatap penuh cinta wajah cantik Cleo yang berbaring dibaluti selimut diatas sana, wanita itu tampak lelah karna sedari semalam berbagi keringat dengannya.

"Aku tak bisa!"

"Otakmu pasti sudah dicuci wanita itu, kan?? kau berani membantah, Mama!!"

"Aku tak ingin memulai masalah! Dia istriku dan aku mencintainya!"

"Zanu, Mama..!!"

"Aku lelah, Ma!"

Tutt..

Zanu mematikan sambungannya seraya menghela nafas berat, kenapa semua orang malah menentangnya? padahal Clara itu gadis baik-baik dan ia bisa merasakan itu bahkan kali ini lebih kuat menyentuh hatinya.

"Ada apa, Sayang?"

"Tidak ada, Mama hanya menanyakan kabarmu!"

"Cihh, Kabar baik atau mati?"

Batin Cleo geram, lihat saja ia tak akan melepas Zanu sama sekali, meski maut yang akan ia hadang, dan rintangan besarpun tak akan ia lepas selagi Zanu memang bahagia bersamanya.

"Sayang, ayo mandi!"

"Ma..Mandi?"

Zanu mengangguk seraya menggendong Cleo menuju kamar mandi, Cleo hanya diam gugup karna ia tak tahu Tai lalatnya masih ada atau tidak apalagi tadi ia berkeringat membuat wajahnya pucat.

"Sayang! kau kenapa? apa sangat sakit, hm?"

"Ti..Tidak, tapi..tapi aku hanya..!"

Zanu sudah lebih dulu mendudukannya diatas meja Wastafel lalu membuka kedua pahanya, pria itu sangat khawatir melihat bagian Intinya yang masih berdarah membuat ia merasa bersalah pada Cleo yang hanya menahan sakit.

"Sayang! maafkan aku!"

"Tak apa! kan itu biasa kalau melakukannya pertama kali!"

Zanu tersenyum lembut mengecup bagian inti wanita itu membuat Cleo mencengkram kuat pinggir Wastafelnya takut ia menyosor, namun Zanu terus memancingnya dengan meniup bagian perih itu.

Siall!! Kalau aku jadi Cleo, kau sudah habis, Sayang.

"Apa masih sakit?"

"Ti..Tidak, ayo kita mandi!"

Zanu mengangguk membawa Cleo kebawah Shower seraya mengosok kulit wanita itu lembut, ia melakukan semuanya dengan penuh cinta membuat Cleo semangkin merasa terbuai.

Namun, Cleo berteriak keras membatin karna melihat tai lalatnya tak hilang dan ini adalah keahlian Martin si pria Club itu.

Setelah beberapa lama, mereka selesai dengan ritual mandinya dengan Cleo yang terus ada digendongan Zanu, pria itu tak melepasnya sama sekali karna ia tak bisa jauh sedikitpun dari Claranya.

"Baiklah, sekarang kita Sholat, hm?"

Cleo terdiam, ia agak susah menjawab karna ia memang jarang Sholat meski ia tahu baca'an dan gerakannya tapi rasanya agak aneh.

"S..Sholat?"

"Hm, Ini sudah Subuh, Sayang! apa kau masih kuat? kalau tak bisa kau duduk saja!"

Cleo mengangguk, ia memang benar tak kuat karna bagian tubuhnya masih remuk hingga Zanu memakaikannya Mukenah dan meletakannya ke Sajadah dibelakang sementara pria itu lansung memakai Pakaian Koko dan Sarungnya disertai Kopiah yang sangat menawan membuat Cleo melamun karna pesonanya.

"Sayang!"

"Eh, Maaf!"

Zanu bersemu melihat Cleo yang terlihat sangat cantik memakai Mukenah itu, ia dengan cepat memperbaiki Posisi Istrinya dan mulai mengimami sementara Cleo hanya mengikuti sesuai arah.

Namun, ditengah kegiatan hikmat saat Zanu bertakbir Cleo merasakan sesuatu yang akan datang dari sudut jendela mereka, ia berusaha tak berbuat banyak walau memang ia terganggu dengan aura ini.

Slurpp..

Cleo menajamkan matanya saat melihat anak panah yang melesat menuju kearah Zanu, dengan cepat tanpa deritan ia memutar tubuhnya kecil menghadang benda itu.

Grepp...

Darah itu keluar dari telapak tangan Cleo karna ia lansung memeggangnya hingga ujung benda tajam itu lansung menggores kulit lembutnya.

"Siapa lagi yang ingin membunuh? tapi kenapa sasarannya suamiku?"

Batin Cleo berdiri tegap tanpa bisa diduga apa yang akan ia lakukan, ia tetap mempertahankan senyau angin karna bisa saja Zanu terganggu akan aksinya.

"Allahuakhbar!"

Cleo hanya diam kembali ketempatnya seraya melempar benda itu kebawah Sofa, ia mengumpat saat tangannya terus berdarah dan beruntung anak panah itu tak dibaluri racun.

"Aku harus berhati-hati, disini bukan nyawaku saja yang diincar, tapi Suamiku juga!"

Cleo terus berjaga, ia tak Sholat sama sekali karna baginya keselamatan Zanu lebih penting, bahkan ia terus menatap kesemua arah karna bisa saja musih datang dari manapun.

Setelah beberapa lama, Zanu selesai dengan Sholatnya seraya memberi salam dengan Cleo yang lansung duduk juga melakukan hal yang sama tapi ia menyembunyikan lukanya didalan Mukenah sana.

"Sayang!"

Cleo mencium punggung tangan Zanu seraya menyembunyikan tangan kirinya, ia belagak biasa saja dengan wajah polos seakan tak tahu apapun.

"Mulai saat ini kau tanggung jawabku, jangan lagi sembunyikan apapun, hm?"

"Iya, Sayang!"

"Baiklah, kau harus tidur yang cukup! aku mau keluar sebentar melihat pekerjaan, hm?"

Cleo mengangguk namun ia mencegah tangan Zanu yang ingin melepas Mukenahnya membuat dahi pria itu mengkerut.

"Kenapa, Sayang?"

"Aku ingin sedikit membaca Al-Quran! apa boleh?"

Zanu tersenyum lepas mendengarnya, ia mengangguk mengecup kening Cleo lalu memberikan Kitab Suci itu ketangan Cleo yang menerimanya dengan halus dan lembut.

"Aku keluar dulu, Sayang!"

"Iya, Hati-Hati!"

Zanu hanya mengangguk dengan pakaian yang sama melangkah keluar, sementara Cleo ia menatap tajam jendela disampingnya seraya mendekap benda segi empat ditangannya itu.

"Dasar pecundang!! Kalau kau berani, serang aku secara lansung! Bukan suamiku!"

........

Vote and Like Sayang,..

Maaf kalau ceritanya sangat tak sesuai keinginan😂😂.

Author berusaha membuat yang Slow tapi agak beda aja

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***