Tubuh gagah pria tampan dengan senyum merekahnya itu begitu sempurna menatap penuh keyakinan di pantulan Cermin yang berhadapan dengannya.
Stelan kerjanya yang sangat cocok dengan pahatan wajah Tampan khasnya yang berwajah mulus tanpa Brewokan disertai rambut yang ditata rapi dan sangatlah memukau, bahkan ia sedari tadi tak berhenti tersenyum karna mengingat nanti dia akan menikah dengan wanita Kariawannya dikantor yang begitu ia cintai.
"Hm, Dalam beberapa jam lagi kita akan menikah, Ra!"
Gumam Zanu memandangi foto si culun namun begitu manis di atas meja riasnya, ia tak sabar menunggu Moment dimana ia Sah memiliki wanita itu meski banyak orang yang menentangnya.
"Ouhhh, Ternyata Adikku telah begitu sempurna!"
"Kak! kenapa kau keluar?"
Tanya Zanu menatap lembut sesosok pria yang ada di Kursi roda sana, dialah Daffa Putra tertua dari Keluarga Kolongmerat Dewantara yang mengalami kecelakaan beberapa tahun nan lalu dan sekarang pria itu hanya bisa duduk diam dikursi rodanya sementara Zanu adalah Dokter Bedah ternama tapi dia juga memimpin Perusahaan Ayahnya.
"Kau ingin menemuinya, hm?"
"Iya! lagi pula aku akan sibuk dalam beberapa hari kedepan jadi manfaatkan waktu sebaik-baiknya!"
"Hm, Baiklah! Semoga berhasil!"
Zanu mengangguk menepuk Bahu Daffa seraya mendorong kursi Roda pria itu keluar kamar, Pak Ahmad sudah menunggu diluar sana karna ia adalah Supir pribadinya Zanu yang sering keluar karna sibuk bekerja.
"Pa! Zanu pergi!"
"Kemana?"
"Ada pekerjaan yang harusku urus, Pa!"
Jawab Zanu mencium punggung tangan Papanya, dialah Hamdan Ashuri Dewantara seorang Pembisnis ternama bahkan ia menurunkan bakatnya pada Zanu yang serba bisa hingga ia sangat memantau Putranya ini.
"Kau benar ingin menikah dengannya?"
"Pa! aku tak ingin membahas ini lagi!"
"Kau tahu, dia itu sama sekali tak cocok denganmu! lihat wajahmu dan Penampilanmu, Zanu! kau seorang Dokter Bedah ternama dan Pembisnis Muda yang tak main-main, ini keluarga Besar Dewantara bukan ajang pencarian jodohmu!"
Zanu mengepalkan tangannya kuat, hanya karna Fisik dan penampilan Clara semua anggota keluarganya malah menentang hubungannya padahal ia memandang Clara dari arah lain.
"Itu menurut kalian, tapi menurutku Clara itu berbeda!"
"Zanu! Mama tak ingin kau salah langkah!"
"Terserah kalian saja!"
Ucap Zanu lalu melangkah pergi diikuti Pak Ahmad yang hanya diam, pria tua itu mengerti akan amarah Tuan Muda keduanya soal penolakan keras Keluarga Besar bermartabat ini.
Zanu membuka Mobilnya kasar seraya masuk kedalamnya, aura wajahnya sudah mengeras bertopang Kaki Angkuh menatap keluar jendela.
"Apa otak mereka sempit? Belum tentu yang Berkelas itu lebih baik!"
"Tuan Muda! Tadi Asisten Bastian meminta anda ke Perusahaan!"
"Abaikan saja!"
Ucap Zanu ketus, ia sudah malas berurusan dengan orang-orang yang menghalangi langkahnya itu.
"Tuan Muda! anda mau kemana?"
"Taman Lasmawangi!"
"Baik!"
Pak Ahmad lansung menjalankan mobilnya dengan stabil untuk keluar dari Manshion megah Keluarga Dewantara, apalagi lapangan Golf dan Taman luas yang mengelilingi Manshion ini sangat luas hijau membentang membuat hati Zanu perlahan mereda tenang.
Drett..
Sudut bibir Zanu yang Sexsi melengkung saat melihat nama yang tertera dilayar benda pipih nan mahal itu, seketika semangkat juang menjemput mentari itu melebar menepis mendung yang tadi menumpuk.
"Selamat Pagi, Nona Cantik!"
"Pa..Pagi..!"
"Kenapa kaku begitu? kan aku CALON SUAMIMU!"
Bukannya rileks Clara yang sudah menunggu di Taman sana seketika memerah menunduk memainkan jarinya, kacamata tebal itu tampak melekat menutupi mata sipitnya.
"I..Iya!"
"Hm, Sayang! apa kau sudah datang?"
"Sudah, aku dari jam 8 tadi kesini!"
Zanu lansung terkejut, ini sudah jam 10 berarti gadis itu menunggu hampir 3 jam dan baru sekarang menelfonnya, Cihh, wanita ini benar-benar sangatlah polos.
"Sayang! maafkan aku, aku akan tiba sebentar lagi!"
"Iya, Aku menunggumu!"
"Pasti! jangan sampai lelah, hm?"
Pak Ahmad hanya menggeleng saja melihat wajah Tampan Tuan Mudanya yang kembali beraura tak seperti tadi hanya karna mendengar wanita itu bicara.
Setelah beberapa lama, mereka sampai ke dekat Taman Lasmawangi dimana hamparan bunga Tulip dan Anggrek yang mekar dan menyerbakan keharuman wewangiannya.
"Pak! kau pulang saja, aku membawa mobil!"
"Tapi, Tuan Besar..!"
"Katakan aku ada Meeting di Perusahaan!"
Ucap Zanu keluar dari pintu yang dibukakan Pak Ahmad, pria itu berlari ke Jembatan yang biasa mereka gunakan untuk bertemu melepas rindu.
Setibanya disana, Zanu tersenyum lepas melihat seorang wanita yang duduk dengan kakunya diatas Kursi sana seraya memainkan beberapa kelopak Anggrek yang tak jauh darinya, langkah Zanu mengendap nyaris tak bersuara berjalan tanpa hentakan yang jelas kebelakang Kursi wanita itu.
Ia meraih setangkai bunga Anggrek kesukaan Clara disampingnya lalu berdiri dibelakang Kursi berwarna Coklat itu.
Grep..
"Aaauu!!!"
"Tebak, aku siapa?"
Clara tersenyum kecil memeggangi tangan kekar Zanu yang menutupi matanya, seketika ia bersemu merasakan siapa yang melakukan ini.
"Za..Zanu!"
"Hm, Apa Sayang?"
Clara mencubit kecil lengan Zanu yang lansung meloncat keatas Kursi seraya memberinya setangkai bunga yang begitu cantik.
"Untuk Nona tercantik se Dunia!"
"Kau bisa saja, Zan!"
Zanu mengangguk namun ia terkejut saat suruhan Papanya malah mengintai disudut sana membuat Zanu harus memakai Maskernya membuat Clara bingung menatap kesekeliling.
"Ada apa?"
"Hm, Tidak! ini Style ku, Sayang!"
Clara hanya terkekeh kecil tanpa tahu Cleo yang sudah mengintainya sedari tadi memperhatikan betul gerak-gerik Clara larna ia butuh semua itu untuk meniru semuanya dengan Reychal yang telah menyamar bersamanya merekam semuanya dalam Ponsel pintar dan Teknologi canggih dari Ponselnya.
"Bagaimana?"
"Semuanya sudah terdeteksi!"
Ucap Reychal memperbaiki kaca mata lensa jauhnya dengan Sinar Ultra yang dipancarkan Maksimal dari sudut benda kehitaman itu, Cleo hanya diam merekam betul apa yang dilakukan Clara secara rinci serta merangkapnya jelas dalam kapasitas otaknya yang tinggi.
"Bagaimana, Sayang?"
"Kau dapatkan?"
"Tentu! apa yang tak ku dapatkan demi kau, hm?"
Cleo hanya acuh mendengar Kemal menghalu, ia lebih memilih duduk dikursinya tak jauh dari Zanu dan Clara seraya memikirkan rencana berikutnya seraya memasang Earpice ditelinganya dengan duduk santai memainkan Ponselnya padahal ia mendengarkan jelas ucapan dan puja'an manis Zanu untuk Clara membuat ia ingin muntah.
"Sebenarnya aku sangat tertarik dengan Pria itu! dia tampan, baik hati dan..!"
"Rajin menabung!"
"KEMAL!!"
Geram Cleo menatap tajam Kemal yang hanya cekikikan seraya memeriksa Laptopnya, ia meretas kediaman Dewantara untuk melihat apa yang terjadi di Kediaman megah itu dan ternyata ia cukup tertarik dengan perdebatan di Keluarga Dewantara.
"Sayang! lihat ini!"
Cleo lansung menyambungkan alat komunikasinya seraya menatap Intens wajah-wajah berkelas dimeja makan sana.
"*Pa! kalau sampai Hanna pulang dari Luar Negeri dan melihat Calon Istri Kakaknya maka dia tak akan pernah setuju!"
"Hm, Pria itu memang perlu diajari*!"
Sudut bibir Cleo terangkat kecil, ternyata Di Keluarga Kaya raya dan Berkasta itu tak ada nama Clara yang disukai, rasanya sangat prihatin tapi dia tak perduli, tantangan terbesarnya yaitu merebut Tuan Muda Zanu yang akan menjadi Prianya seorang.
"Rencanakan segalanya, aku ingin Pernikahan Besok adalah hari terakhir Clara menampakan wajahnya!"
"Siap, Sayang! apapun untukmu!"
Cleo hanya mengangguk kecil, ia punya Agen sendiri dalam menjalankan Misinya, Memang Kelompoknya tersembunyi karna hanya khusus untuk urusan Serius seperti sekarang.
...
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yuli Yanti
bkl seru lgi nih cerita nya,cus ah lnjut bca
2023-12-16
0
dian hepy
g paham bahasanya
2023-09-23
0
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
lanjut baca
2022-07-14
0