Para keluarga itu berkumpul di satu ruangan yang tampak sunyi karna pemikirannya sendiri. tak ada yang berani bicara satu katapun karna Kakek Song yang memulai perundingan antar kedua belah pihak.
Sudah 1 Tahun lebih berlalu dan ia tak ingin Cucunya Zeen terdampak dari sikap acuh dan tak mengenakan antara Keluarganya, apalagi Keluarga Ivander tampak hanya diam karna mereka tak masalah dengan hubungan Clara dan Tuan Muda Dewantara itu.
"Maaf, tapi apa salahnya Anak saya menjadi Menantu di Keluarga kalian?"
"Kau pikir penampilan Clara itu bisa kami terima, ha?"
Geram Hanna meradang, ia akui Clara memang sudah bisa membuat tempat di Rumah ini bahkan Nyonya Gloria tak lagi memusingkan Clara yang membuat harum namanya dengan keahlian memasak dan Citra ramahnya, tapi ia masih belum menerima sepenuhnya karna ia tak suka dengan Penampilan wanita itu.
"Tapi, Nona Hanna! Putriku sudah melahirkan Penerus Keluarga ini, mau tak mau tentu dia tetap bagian dari kalian!"
"Iya, Clara kami sudah berusaha mengikuti keinginan kalian, setidaknya biarkan anak-anak kita bahagia. Nyonya!"
Bibi Sumiati menyambung ucapan Nyonya Ert yang begitu bahagia karna Clara bisa membuat tempat disini, apalagi Cleo tak lagi menunjukan batang hidungnya di Kediaman Ivander hingga mereka bisa tenang.
"Aku tak ingin ucapan kalian terdengar oleh Putraku!"
"Maka dari itu, mulai sekarang jangan lagi memgungkit tentang itu, kita harus berusaha berdamai dengan kenyataan!"
Bibi Sumiati yang begitu kekeh teelihat mendominasi menatap Nyonya Gleoria yang jengkel, sifat Clara dan para keluarganya sangat berbeda dari yang ia kira, dulu ia duga Clara itu tak bisa apa-apa dan hanya bicara tapi ia salah, wanita itu begitu penuh kejutan dan aura bintang berbeda dengan para Keluarganya.
"Terserah saja, yang penting Cucuku tak terdampak!"
"Hm, Jaga bicara dan perlakuan kalian!"
Mereka hanya mengangguk mendengar ucapan Kakek Song yang sudah melirik jam ditangannya, yah. sekarang pukul 11 malam tapi sepasang pasutri itu belum juga turun menampakan wajahnya, dan dugaan Kakek Song tak pernah meleset.
Pria tua itu hanya ikut senang jika Zanu mengalihkan diri dari pekerjaan yang melelahkan, apalagi Urusan Perusahaan dan Pekerjaan Dokternya sangat padat.
"Selamat malam, Tuan, Nyonya!"
"Bast! apa ada masalah?"
Tuan Hamdan yang menatap Bastian yang tampak memeggang berkas Perusahaan, para wanita itu mulai mengurai perundingan kembali ketempatnya sendiri.
"Tuan, saya butuh tanda tangan, Tuan Muda!"
"Pergi saja kau lihat keatas! Pria itu sudah gila dengan Istrinya!"
Ketus Tuan Hamdan lalu melangkah pergi hingga Kakek Song hanya mengangguki datar Bastian yang lansung pergi, Hanna mengintip dari arah jauh hingga ia tersenyum melihat kedatangan Tuan Impiannya itu.
"Hanna!"
"I..Iya, Ma!"
"MASUK!"
Hanna dengan lemas menghela nafas dan naik ke Lift disampingnya, ia tak bisa melupakan Bastian yang begitu ia kagumi karna Pria pengabdi setia Kakaknya itu begitu dingin tak mau bicara dengan siapapun.
Sedangkan Bastian, ia sudah sampai kelantai atas sana seraya berdiri didepan pintu kamar Tuan Mudanya, hela'an nafas berat itu muncul menduga apa yang dilakukan pria itu hingga lupa akan pekerjaannya.
Tokkk..Tokk...
"Tuan!!"
Bastian mengetuk pintu kamar dan memgirim pesan dari Ponselnya, ia khawatir kalau Zanu kembali marah karna mengganggu waktunya.
"Tuan!!"
Suara Bastian seakan menjadi angin lalu bagi Zanu yang sedang asik menggerayai tubuh istrinya, pria itu tak pernah puas akan kelembutan kulit putih wanita ini hingga saat menyusui sang Putra Cleo dibuat kualahan karna belaian tangan suaminya.
"Sayang, hmm... Sudah, ini sudah malam!"
"Masih jam 11, masih Siang!"
"Shitt, pahaku sudah perih dia gigit terus selama berjam-jam!"
Batin Cleo mengumpat, bahkan tubuhnya dan Zanu masih menyatu membelakangi pria itu karna Baby Zeen terbangun kehausan tapi malah Ayahnya yang lebih kehausan akan Istrinya.
"Tuan!!"
"Siall!! mau apa dia malam-malam begini?"
Umpat Zanu mendengar suara Bastian diluar sana, sedangkan Cleo hanya tersenyum geli melihat wajah kesal Suaminya yang malah merapatkan tubuh polos mereka berdua tanpa mau turun dari ranjang sama sekali.
"Sayang, itu Bast, Kan?"
"Jangan memanggil namanya!"
Zanu membekap mulut Cleo yang membuat ia panas, tak ada seorang yang boleh wanita ini ucapkan selain namanya dengan suara serak setelah meraung ******* tadi.
"Tuan!!"
"Lihatlah, siapa tahu ada yang penting, hm?"
"Tapi aku belum selesai, Sayang! aku mau lagi!"
Cleo menghela nafas halus membelai rahang tegas suaminya, entahlah ia juga tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya jika pria ini meninggalkannya.
"Aku tak akan kemana-mana, hm? Pergilah!"
"Tapi aku..aku merasa aneh!"
"Memangnya kenapa?"
Zanu membenamkan wajahnya ke tengkuk Cleo seraya mengeratkan pelukannya keperut datar wanita itu, entahlah ia merasa sangat merindukan Istrinya walau mereka terus bersama tapi rasanya sama sekali tak puas.
"Janji jangan tinggalkan aku!"
"Kau aneh, Sayang! dulu aku yang begitu dan sekarang kau!"
Kekeh Cleo mengelus lengan kekar Zanu yang memang sering mengatakan itu, ia juga tak tahu tapi rasanya dia santai karna sudah lama tapi Clara juga tak berniat untuk menghancurkannya, kabar dari Kemal pun sudah seakan menghilang, apalagi sekarang ia punya anak membuat Cleo fokus mengurus keluarga kecilnya saja.
"Tapi rasanya sangat sesak, aku terus bermimpi kalau kelak kau akan pergi bersama Putra kita, kalian jauh sampai aku tak bisa mengejarnya!"
"Itu hanya bunga tidur, jangan terlalu memikirkannya, hm?"
"Tapi..Tapi itu tak akan terjadi, kan?"
Cleo menggeleng mengecup kilas bibir suaminya, ia tak akan pernah meninggalkan Zanu walau kelak betapa kecewanya pria ini padanya,
"Apa aku harus mengatakannya sekarang?"
Batin Cleo bingung, jika ia pendam semangkin dalam ia semangkin digeluti rasa bersalah pada Clara dan rasa sakit jika Zanu hanya mencintainya karna Clara.
"Sayang aku..!"
"Tuan!!!"
"Siall!!"
Zanu lansung mengumpat seraya mencoba pelan melepas penyatuannya, ia mengecup bokong putih nan pulen istrinya lembut lalu menyibak selimut seraya menyambar Bathrobe di Sofa sana menutupi tubuh kekarnya nan Polos.
"Hm!"
"Tuan!"
Bastian lansung menunduk melihat leher Zanu yang bercorak merah membuat pikirannya melayang, tapi Bastian berusaha tenang mempertahankan gesturnya.
"Ini ada dua Berkas perusahaan, yang satu Milik Perusahaan Keluarga Nyonya Clara dan yang satunya lagi punya Tuan Owend!"
"Lain kali jangan menggangguku!"
Ketus Zanu kembali menutup pintu kamar membuat Bastian menghela nafas, tapi ia menatap aneh benda persegi panjang itu lagi seraya menggenggam ponselnya.
"Aku harus menanyakan ini sendiri pada Nyonya! aku tak bisa bertindak sendirian!"
Gumam Bastian yakin, ia sudah berunding dengan Kakek Song tentang Identitas Asli Clara, dan ia menemukan kalau ada lagi saudara kembar Clara dan itu Cleo wanita Club yang telah lama hilang.
"Tuan!"
Salah satu suruhan Bastian masuk ke Manshion seraya membawa sebuah kertas, Bastian menatap kesekelilingnya takut ada yang melihat.
"Apa yang kau temukan?"
"Ada penerbangan menuju Amerika dari Indo atas nama Cleo Apulla Ivander!"
"Kau melihat orangnya?"
Pria itu menggeleng tapi ia punya Potret tersembunyi tapi sayangnya wajah wanita itu tak terlihat membuat Bastian kesulitan menelisiknya.
"Selidiki ini lebih lanjut! dan ingat kalian jaga Tuan Muda Zanu dan Tuan Kecil, Zeen!"
"Baik!"
Bastian lansung mengiring pergi, ia tak bisa percaya pada Clara di Kediaman ini karna ia sering melihat Clara istri Tuannya lebih menyendiri tanpa mau berbicara banyak kalau bukan dengan Zanu sendiri.
..........
"Sayang!!"
Grepp..
Cleo menarik Zanu keatas ranjang saat ia melihat sekilas anak panah datang dari Balkon hingga menancap tepat ke dadanya di Potret pernikahan sana.
"Siapa yang berani melakukan ini?"
Geram Zanu melihat Foto Pernikahannya terkoyak tapi hanya dibagian Cleo saja tepat di dada wanita itu, Cloe mulai menilisik tajam mengeratkan pelukannya ke tubuh Putranya.
"Sayang! kau tak apa?"
"I..Iya, kau..kau periksalah keluar!"
Zanu mengangguk lansung menutup Tirai Balkon dan memakai pakaiannya untuk keluar, coba saja tadi istrinya yang terkana maka Zanu tak akan memaafkan dirinya sendiri.
Sedangkan Cleo, ia menunggu Zanu keluar dari kamar hingga barulah ia bertindak menatap Foto pernikahannya yang robek.
"Siapa yang melakukan ini?"
Gumam Cleo menggeram, Baby Zeen masih menyesap Asinya tanpa mau membuka mata sementara Cleo mencabut anak panah itu karna ia yakin ada yang ingin disampaikan Penguntit gelap ini.
"M..Ma!!!"
Baby Zeen menunjuk gulungan kecil kertas yang diikat dipangkal anak panah membuat Cleo tersigap mengambilnya.
Hayy!! Apa kabarmu? CLEO!!!"
Degg..
...
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ulus imla
mulai deg degan
2022-09-15
0
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
semoga konflik nya g lama²
2022-07-30
0
Amelia Harianja
waduh.. makin ke sini makin seru ya third
2022-06-18
0