Darren masih berdiri diam ditempat parkir, padahal gadis cantik yang selalu berceloteh dan menggodanya telah berlalu dan tak terlihat lagi.
"gadis kecil itu" menggeleng dan segera beranjak, dia yang tadi pergi bersama Jonathan meninjau lokasi ini pada akhirnya berakhir dengan mendengarkan ucapan cerewet Karren, tapi anehnya dia sama sekali tak merasa risih atau bosan mendengar suara gadis itu.
Darren meninjau lokasi tempat stand stand makanan itu setelah tahu tempat itu adalah milik perusahaan Global Grup, dia sungguh terkesan melihat perusahaan besar yang membuat lapak untuk para pedagang kecil seperti ini.
Dan yang lebih membuatnya tercengang adalah mereka bisa berjualan tanpa adanya pajak ataupun sewa tempat dengan catatan tak boleh mengotori tempat itu dan harus bersih, begitu sih.. yang tadi dia dapat setelah bertanya-tanya dengan beberapa pedagang makanan.
Banyak sekali yang bersyukur dan berterimakasih pada pemimpin Perusahaan Global Grup setelah membangun food court GG ini, serta doa yang tulus mereka berikan pada tuan Arsenio dan keluarga meskipun mereka tak mengenalnya.
"Selain kehebatannya dalam berbisnis, ternyata tuan Arsenio juga sangat dermawan" gumam Darren, dia sungguh terkesan akan pria paruh baya yang dia temui tadi pagi.
Tak hanya tempat itu saja, setelah mencari tahu lebih banyak lagi ternyata Arsen juga membangun rumah sakit gratis untuk kalangan rakyat kurang mampu.
Tapi yang membuatnya heran, sulit sekali mencari tahu kehidupan pribadi serta keluarga Arsen itu, semuanya seperti dilindungi dan tidak bisa dia tembus.
Padahal dia adalah salah satu hecker hebat, dan dia juga memiliki tim yang setiap saat bisa membantu, akan tetapi sungguh pertahanan dan keamanan dari data yang dia inginkan tak dia dapatkan sama sekali karena keamanan itu sangat hebat dan tak bisa dia tembus.
"dilihat dari latar belakangnya tentu saja tuan Arsenio menjaga dengan sangat keluarganya, tapi pertanyaannya kenapa aku tak bisa menembus keamanan itu? sepertinya dibalik orang yang melindungi keluarga ini adalah orang yang sangat hebat"
Tak tahu saja kalau Arsen adalah leader sebuah kelompok mafia yang sangat hebat dan kemungkinan untuk mencari informasi tentang keluarga itu sangat sulit.
Darren menyetop taxi lalu memberikan alamat tempatnya menginap, dia lelah dan ingin segera beristirahat.
**
Queen mengintip dari celah pintu sebelum masuk kedalam mansion, jangan sampai dad atau mom nya menunggunya pulang, bisa habis dia.
Tapi sepertinya ini adalah hari baiknya karena mansion tampak sepi, dia masuk dengan langkah santai karena dia fikir mom dan dad nya ada dikamar mereka yang terletak dilantai tiga, jadi dia tak perlu mengendap endap seperti maling.
"ehem"
Queen memejamkan matanya, dia hapal betul suara siapa ini, setelah membuang nafas pelan gadis itu menoleh dan meringiskan giginya "hay mom" melambaikan tangannya kearah Valey yang ternyata sedang menunggunya pulang "belum tidur mom?"
Valey mendengus, lalu mendekati anak gadisnya itu "ck ck ck"
Queen terbelalak saat Valey menarik telinganya "yaaa... moom jangan! aw aw aw sakit" rintih gadis itu.
"anak perawan pergi kelayapan sampai tengah malam! anak nakal" ucap Valey.
"aw aw aw.. iya iya maaf mom, jangan tarik lagi, please.."
Valey pada akhirnya melepaskan tangannya saat melihat mata anaknya memerah dan berkaca kaca "dari mana saja kau!"
"jalan mom"
"dari mana?!"
"food court GG" ujarnya jujur, karena memang dia habis dari tempat itu untuk makan.
"sampai semalam ini?" tanya Valey tak percaya, dia berkacak pinggang dan sorot matanya menyeramkan sekali.
Queen mengangguk "aku bad mood tadi, jadi pergi kesana untuk makan"
Valey menggeleng "kalau kamu bad mood dan melampiaskannya pada makanan bisa-bisa kamu akan menjadi ba*i nanti Queen"
Queen memberengut "dari pada aku melakukan hal yang membahayakan lebih baik aku makan kan!".
"benar juga sih" ujar Valey sembari mangut-mangut "ya sudah sana pergi kekamar! mom juga mau istirahat, lelah nungguin kamu pulang"
"lagian kenapa ditungguin sih mom? aku sudah sebesar ini juga" keluh Queen.
"kamu itu masih kecil, dan mom mengkhawatirkan anak mom yang kelayapan entah kemana!"
Queen membuang nafasnya panjang "ya ya.. aku masih kecil" memilih mengalah karena dia sudah lelah.
cup
Mengecup pipi Valey "selamat malam mom"
"selamat malam, renungkan lagi kesalahanmu! kalau kamu kelayapan lagi sampai tengah malam mom tak segan-segan mengikatmu!" ujarnya memperingatkan.
"mom kejam sekali"
"cepat naik!"
Queen mengangguk lalu naik kelantai atas dimana kamarnya berada "aishh.. kakiku sudah pegal begini harus naik tangga pula!" keluh gadis cantik itu.
"naik lift makanya!"
Queen menoleh kearah mom Valey yang ternyata mendengar gumamannya "tidak mom, terimakasih"
Valey menggeleng lalu segera pergi kekamarnya dengan menggunakan lift tentunya.
Queen segera masuk kedalam bathroom lalu mencuci tangan dan wajahnya, dan setelah itu dia mengganti baju dengan piyama tidur.
"ahh.. lelah sekali" Queen menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang besarnya itu.
Saat teringat sesuatu Queen membuka ponselnya dan segera menelfon seseorang.
"hallo nona ada yang bisa saya bantu?" ujar seseorang dari seberang sana saat panggilan tersambung.
"Devika.. tolong beritahu aku tadi pagi dad meeting dengan siapa" ujar Queen pada sekertarisnya saat dikantor Global Grup.
"tuan Arsenio rapat dengan tuan Darren Austin Keith dari perusahaan Keith Interational Tecnologi atau yang lebih dikenal dengan sebutan KIT, mereka mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita nona"
Queen menyeringai "oke.. aku tutup dulu"
tut
Gadis itu menutup telefonnya lalu beranjak ke meja kerja dan menghidupkan komputer, hal pertama yang dia cari adalah perusahaan milik Darren "waaw.. ternyata perusahaannya sangat besar dan maju" ujarnya heboh saat menemukan yang dia cari.
Lalu dia membuka laman yang membahas tentang perusahaan yang dulu sempat mengalami kebangkrutan tapi setelah dipagang oleh Darren Perusahaan yang hampir gulung tikar itu kembali stabil dan malah sekarang menjadi perusahaan yang cukup berpengaruh dinegara Paris "aku jatuh cinta pada pria sehebat ini" gumamnya bangga.
Gadis itu terus saja mencari informasi tentang pria tampan yang telah mencuri hatinya itu "tapi kenapa tak ada satupun yang membahas tentang tuan Darren? tentang masalah pribadi atau percintaannya mungkin" ujar Queen saat tak menemukan apapun yang berkaitan dengan pria itu.
"besok aku minta bantuan uncle Arlendra saja" gumamnya lagi, meski dia bisa saja meretas apapun tapi dia tak mau melakukannya didalam mansion yang nantinya bisa saja ketahuan dan membahayakan tempat tinggalnya itu.
Komputer miliknya juga tak secanggih yang ada dimarkas.
Queen mematikan komputer, dia menyudahi pencarian kali ini karena merasa ngantuk sekali, dia melirik jam dinding yang terpasang didinding kamarnya "sudah jam tiga pagi? pantas saja mataku lengket begini" ujarnya pelan, dia mengucek matanya lalu berjalan dengan gontai kearah tempat tidur.
Gadis itu sampai lupa waktu saat mencari tahu tentang perusahaan Darren. dan tak butuh waktu yang lama Queen sudah memasuki alam mimpinya.
**
Pagi harinya Queen sangat sulit saat dibangunkan oleh pelayannya, dia hanya menggeliat saat pelayan itu menggoyang tubuhnya.
"nona tolong bangunlah, sebenar lagi jam tujuh nanti nona terlambat"
Queen terbelalak dan segera terduduk "benarkah?!" pekiknya lalu menoleh kearah jam dinding.
Gadis itu terkejut bukan main karena memang benar apa yang dikatakan oleh pelayannya itu, jika sekitar sepuluh menit lagi jam tujuh "aahhhkkk.. aku bisa terlambat" berdiri diatas tempat tidur lalu berniat melompat kebawah.
bruugg
"nonaaaa..." pekik pelayan itu, dia terkejut dan langsung menghampiri nona mudanya saat melihat Queen terjungkal kelantai akibat terselimpet selimutnya sendiri.
"anda baik baik saja?" tanyanya sembari membatu Queen berdiri.
"baik baik saja kentutmu?! lihat kepalaku sakit!" pekiknya emosi, dia mengusap keningnya yang terasa sakit.
"ya Tuhaaan.. tunggu sebentar saya ambilkan obat" Pelayan perempuan itu lari terbirit keluar dari kamar meninggalkan Queen sendiri saat melihat kening Queen memerah.
Queen segera masuk kedalam bathroom dan segera menggosok gigi lalu mandi dengan cepat.
"baru kali ini aku mandi hanya lima menit!" ujarnya menggerutu, dia memakai seragam yang telah disiapkan oleh pelayannya.
"nona nonaa.." masuk sembari membawa salep ditangannya "eh-- anda sudah mandi?" tanyanya dengan wajah cengo.
Queen mendengus dan mengabaikan kehadiran pelayan itu.
"biar saya obati luka anda nona" berjalan mendekat.
"tidak perlu!" mengangkat tangannya agar pelayan itu tak mendekat.
"tapi nona kening anda merah, nanti kalau membiru bagaimana?"
"diam ikan! aku mau bersiap jadi jangan ganggu aku!" pekik Queen.
"saya Nila nona bukan ikan" gerutu pelayan wanita itu pelan tapi masih dapat didengar oleh Queen.
Usia gadis itu sepantaran dengan Queen sehingga membuat Queen nyaman berada didekat Nila.
Queen yang telah selesai berdandan segera meraih tas sekolahnya lalu keluar kamar meninggalkan Nila yang hendak membereskan kamar tersebut.
"Queen.. sarapan dulu nak" pekik Valey saat melihat anaknya lari menuju luar mansion.
"aku sudah terlambat mom, aku sarapan disekolah saja" Queen membalas sembari berjalan "bye mom.. i love you"
Valey hanya menggeleng melihat tingkah anak perempuannya "Queen ternyata sama sepertiku dulu" ujarnya terkekeh saat mengingat saat dia masih sekolah dulu.
***
Yeey.. double up hari ini
Dukung selalu author dengan cara like komen dan kasih bunga/coffee sebagai tanda dukungan dari kalian.
Apresiasi kalian semangat ku 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Peni Khairunnisa
up lagi say nagih bgt bacanya ehehe
2021-12-31
0
Resi Ratu
lanjut
2021-12-31
1
SZ
ikan nila🤣🤣🤣🤣🤣
2021-12-31
0