Lima tahun berlalu, sekarang usia Queen hampir menginjak usia sembilas belas tahun. Usia yang seharusnya baru memasuki universitas akan tetapi berbeda dengan gadis itu, Queen sudah menyelesaikan studynya.
Bahkan gadis itu sudah ikut membantu dad Arsen diperusahaan.
Bahunya yang kecil harus menanggung beban yang berat mengingat dia adalah pewaris Global Grup dan pewaris dari Mafia Tiger White, sembari menunggu adiknya yang siap untuk terjun bersama nantinya.
"huuuhhhh" Lelah sekali hari ini, Queen baru saja pulang dari kantor dan pulang kemansion utama , dia sedang mengistirahatkan tubuhnya yang benar benar lelah diatas tempat tidur kingsize miliknya.
Setelah tubuhnya lebih baik, dia segera membersihkan diri didalam bathroom, berendam dengan aromaterapi yang dia teteskan kedalam bathup membuat tubuhnya yang lelah menjadi rileks dan otot yang tegang mulai merenggang.
Hampir setengah jam Queen berendam dan air yang semula hangat sudah dingin, lalu gadis itu membilas tubuhnya dibawah shower.
Queen keluar dari bathroom dengan handuk kimono yang membalut tubuhnya.
Suara ponsel berbunyi membuat gadis yang hendak memasuki ruang ganti baju mengurungkan niatnya, dia berjalan kearah meja nakas meraih ponselnya.
Alisnya berkerut saat melihat siapa yang menelfonnya "hallo Rel" ucapnya membuka suara.
"kakak" terdengar suara yang sangat keras membuat Queen menjauhkan ponsel dari telinganya.
"hey gila ya?! kau mau membuat telingaku rusak!"
Terdengar suara kekehan dari sana "sorry, kak kita mau pulang"
"ngapain pulang? rumah rasanya damai sekali tak ada kalian berdua"
"issh menyebalkan sekali kau kak! aku serius loh, satu jam dari sekarang tolong jemput kita oke?"
Gerrell dan Gerrald sedang berlibur diluar kota untuk merayakan hari ulang tahun salah teman mereka.
"kalian menyusahkan sekali" keluh Queen.
"biarin, bye kak Queen sayang!"
tut
Queen menggeleng melihat adiknya yang seenaknya sendiri mematikan telefon, meski jengkel dia tentu mau saja menjemput kedua adik kesayanganya yang menurutnya sangat imut meski usia mereka sudah enam belas tahun.
Queen turun kelantai satu setelah selesai memakai baju, dia akan makan malam bersama dengan orang tuanya.
Wajahnya tersenyum senang melihat orang tuanya yang sudah duduk diruang makan "hallo mom dad" pekik gadis itu, dia berlari kecil lalu mengecup pipi Valey dan Arsen secara bergantian.
"kamu itu anak gadis loh Queen, anggunlah sedikit!" Valey memperingatkan Queen, dia geleng kepala melihat tingkah anak pertamanya itu.
Queen mengerucutkan bibirnya "iya iya"
"bagaimana hasil meeting hari ini sayang?" tanya Arsen,dia mengelus kepala anaknya yang sudah duduk disebelah dirinya .
"semuanya lancar, tapi aku benar benar lelah dad! meeting dari siang sampai sore karena ada seorang yang sangat menyebalkan selalu mencari kesalahan" keluh Queen menggerutu.
"maafin dad sayang, seharusnya dad yang meeting tapi ada problem di perusahaan cabang dan mengharuskan dad kesana" ujar Arsen merasa bersalah.
"tidak papa dad, sekalian aku belajar" ucap Queen dengan manis.
"sudahlah, cepat makan! jangan bawa pekerjaan dimeja makan" tegur Valey, membuat Arsen dan Queen menghentikan obrolan mereka dan segera makan atau nanti Valey akan marah marah.
Selepas makan malam, ketiga orang itu sudah duduk di ruang keluarga.
"mulai minggu depan, dad akan membebaskan Queen dari pekerjaan" ucap Arsen serius pada anaknya.
"loh kenapa dad? apa aku melakukan kesalahan?"
Dad Arsen menggeleng, mengelus rambut panjang anaknya dengan sayang "bukan begitu sayang"
"lalu?" tanya Queen penasaran.
"Mom dan Daddy sangat menyesal karena masa mudamu hanya digunakan untuk belajar dan belajar, sampai kamu tak memiliki teman dan tak memiliki kenangan diusia remajamu" Valey mulai membuka suara, dia sungguh kasihan melihat anaknya yang bahkan belum genap sembilan belas tahun itu harus memikul beban yang sangat berat.
Tercium aroma aroma kebebasan membuat Queen tersenyum senang.
"benar sayang, carilah teman dan mulai membuat cerita dan kenangan yang nantinya bisa kamu ceritakan pada anak anakmu kelak" sambung Valey lagi.
Queen bertambah senang lalu menghambur memeluk tubuh Valey "terimakasih mom"
"jadi kamu mau kuliah lagi sayang?" tanya Valey membuat pelukan Queen dan Arsen terlepas.
"bagaimana kalau aku masuk kesekolah adik saja?" tanya Queen penuh harap, dia menoleh kearah wajah mom dan dad nya secara bergantian.
"sekolah adik?" tanya Valey heran.
Queen mengangguk antusian, "benar, wajahku masih cocok kan kalau masuk ke sekolah menengah atas?" tanyanya sembari memegang wajahnya yang cantik jelita itu.
"tentu saja sayang" ucap Arsen dengan cepat.
"yeeeyy... makasih mom dad" Queen kembali mengecupi pipi kedua orang tuanya.
"ahhk-aku melupakan sesuatu" pekiknya tiba tiba membuat dad Arsen dan mom Valey terkejut.
"ada apa princess?" tanya Arsen khawatir, dia memegang lengan Queen yang hendak beranjak.
"aku mau menjemput adik kecilku, aku pergi mom dad, bye"
Lari dengan cepat tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tuanya.
Arsen tarik pinggang Valey sehingga menempel pada tubuhnya "dia sama seperti dirimu, bar bar!" bisiknya didekat telinga, membuat Valey merinding dan segera menjauh dari tubuh suaminya.
"ahhh... apa yang kamu lakukan?!" pekik Valey saat tubuhnya terangkat.
"ayo buat adik untuk anak anak"
Valey terbelalak, dia menatap tajam suaminya yang sangat mesum itu "gila ya! sudah tua mau buat anak, sebentar lagi mungkin kamu akan memiliki cucu!"
Arsen mendengus "cucu apanya? anak anak masih kecil begitu!"
"kecil? kalau Queen mau, dia sudah pantas menikah"
"tidak boleh!" jawab Arsen tegas.
Valey yang masih berada digendongan Arsen terbelalak "pasti nanti kamu mengatakan , langkahin dulu mayatku! baru boleh menikahi Queen ke calon menantu kita kelak!"
Arsen tergelak "padahal itu baru niatku loh, kamu sudah bisa menebaknya. istriku memang sangat pintar"
Valey memutar bola matanya jengah sembari mendengus kesal.
**
Sedangkan Queen sudah pergi menuju bandara, dia memakai mobil sport keluaran terbaru yang belum lama dia beli.
Sembari mendengarkan musik agar dia tak bosan mengingat dia seorang diri, sesekali Queen ikut bernyanyi.
Mobil terparkir diparkiran bandara, kedatangannya sungguh menyita perhatian apalagi sekarang gadis itu berjalan dengan anggun memasuki area bandara.
"kakak"
Queen melihat kedua adiknya yang sedang berjalan bersisian, dia dengan riang membalas lambaian tangan Gerrell.
Queen berlari dan merentangkan tangannya "gegeeeeer otaak!! "
Gerald dan Gerrell menatap malas Queen yang asal memanggil nama mereka berdua.
"haiissh... kakak memang selalu begitu! menyebalkan bukan?"keluh Gerrell, tak ada sahutan dari Gerald membuat Gerrell menatap kesal saudara kembarnya "untung saudara! kalau tidak--"
"apa?!" tanya Gerald menantang, dia menatap tajam Gerrell yang sedang cengenegsan tak jelas.
Queen semakin dekat, dia masih merentangakan kedua tangannya.
Gerald dan Gerrell saling tatap lalu tersenyum menyeringai, mereka menghindar dari pelukan kakaknya.
"aaahhh sudah lama tak bertemu, kakak kanget tahu! sudah berapa hari ya? tiga hari kan?" ucap Queen, dia mengoceh didalam pelukan seseorang.
"eh tunggu, rel kamu ganti parfum ya?" tanya Queen saat mencium aroma asing dari tubuh adiknya.
Gerald dan Gerrell menahan tawanya melihat Queen yang sedang memeluk seorang pria.
"enggak kok kak, aku tidak ganti parfum"
Queen tersadar lalu melepas pelukannya, dia menoleh kesumber suara dimana adiknya yang sedang cengengesan dan menahan tawa ada dibelakang tubuhnya saat ini.
Queen masih memegang pinggang orang yang tanpa sengaja dia peluk, dia mendongak dan "aaahhhhkkk" pekiknya lalu melepaskan pelukannya, dia sampai terjengkang kebelakang saking terkejutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Sumawita
quueen Lope Lope u
2021-12-16
1
SZ
calon pacar nih kaya'y🤣🤣🤣
2021-12-15
1
Fizcaar
sneng bnget dech, lanjut Thor, plus nanti jangan persulit huban queen ama pasangan nya ya.
2021-12-15
2