Queen berdiri disisi motornya, dia memegang dadanya yang sedari tadi berdetak tak karuan setelah bertemu dan berpelukan dengan Darren, wajahnya juga memerah.
"sial ! apa yang terjadi denganku?" bergumam gumam kecil.
"kenapa jantungku berdetak sekencang ini? bukan karena sakit tapi aku merasakan hal yang begitu mengguncang hati dan perasaanku"
Masih memegang dadanya "tapi...aku menyukai perasaan ini"
Tersenyum dengan sangat lebar saat dia merasakan perasaan asing yang baru saja dia rasakan.
Setelah membuang nafas berkali kali Queen segera menaiki motornya, dia mengenakan helm kemudian melajukannya kearah sekolahan.
Sesampainya didepan gerbang benar saja pintu itu telah tertutup dan terkunci.
tin tin
Kalkson dia bunyikan agar penjaga pintu membukakan pintu pagar.
Seorang pria paruh baya dengan postur tubuh tinggi dan tegap menatap malas Queen "pintu sudah ditutup dari setengah jam yang lalu, lain kali jangan terlambat!!" ujarnya memperingatkan, dia adalah salah satu keamanan sekolah itu.
Queen menaikkan helmnya "tolong buka pak, saya anak baru"
Pria itu tampak menatap Queen dengan pandangan jengah "jangan membodohiku! lalu kemarin siapa yang datang kemari dan menggemparkan satu sekolah gara gara rambutmu yang mencolok?" ternyata pria paruh baya itu update dengan gosip sekolah.
"itu saudara kembarku pak"
"benarkah?"
Queen mengangguk "benar, saya baru sampai dari luar negeri tadi,jadi saya sedikit terlambat, tolong buka pak saya mau melapor pada kepala sekolah".
Pria itu tampak berfikir sejenak, tapi setelah beberapa saat dia buka juga pintunya.
Dengan senyum penuh kemenangan Queen melajukan motornya kearah parkiran khusus untuk murid "kupikir tadi dia sangat pintar, ternyata---" batinnya terkikik geli karena telah berhasil menipu keamanan sekolahnya.
Queen masuk kedalam toilet yang tak jauh dari parkiran untuk melepas celana panjang yang tadi dia kenakan, dia selalu memakai celana panjang karena seragam sekolahnya adalah rok diatas lutut.
Memasukan celana kedalam tas lalu menata rambutnya yang sedikit berantakan akibat helm yang tadi dia gunakan.
"waaahh... bidadari dari mana ini cantik sekali" ujarnya saat memperhatikan wajah dan penampilannya didepan cermin, dia terkikik geli saat menyadari betapa narsisnya dia.
Queen keluar dari toilet dengan wajah yang riang "ahhkk kadaaal" pekik Queen saat melihat ada seseorang yang berdiri didepan toilet dan sekarang menatap garang dirinya., dia adalah Bara yang tadi sempat melihat Queen diparkiran saat sedang berpatroli.
"kenapa berdiri didepan toilet wanita? kau mau masuk ya? silahkan silahkan..." mempersilahkan pria itu masuk kedalam "seperti ba*ci saja!" gumamnya kemudian berlalu begitu saja.
greebb
Bara menangkap tas ransel yang Queen gunakan dan menariknya kebelakang sehingga tanpa terduga tubuh Queen terpelanting kebelakang sampai membentur dada Bara "apa yang kau lakukan? lepas!" menggoyangkan tasnya agar tangan Bara terlepas.
"menangkap berandal yang terlambat"
Queen memutar kepalanya hingga matanya bertemu pandang dengan Bara "siapa yang terlambat? lihatlah aku ada didalam area sekolah" ujarnya ketus.
Bara tertegun sebentar saat sekali lagi dapat melihat kecantikan Queen dari dekat, wajahnya sungguh cantik dan mempesona.
"hey lepaskan!"
"ayo ikut aku keruang BK!" menarik tas Queen sehingga membuat gadis itu berjalan mundur mengikuti Bara.
"hey sialan! aku tak bisa jalan"
"itu juga hukuman untukmu!" ujar Bara dingin, dia masih menarik tas Queen.
"kalau saja aku tak menjaga image, aku pasti akan menghajar dan membantingmu bocah kecil" ujar Queen dalam hati.
"eii... kita belum berkenalan loh, ayo kenalan dulu"
Bara tertegun sebentar, benar juga apa yang dia katakan mereka belum berkenalan meski dia sudah tahu nama gadis ini "tak mau!"
"alah.. sok jual mahal sekali kau itu" gerutu Queen, gadis itu melirik kesamping dan melihat tiang karena mereka berjalan melewati lapangan mungkin itu adalah tiang papan ring basket.
greb
Queen memeluk tiang tersebut dengan erat membuat Bara terkejut.
"hey lepaskan tiang itu!"
"tak mau wleeeek" Queen menjulurkan lidahnya "aku tak mau didongengi lagi oleh ibu gemuk itu!"
Bara menatap jengan gadis yang masih memeluk tiang "aisshh... kau membuatku frustrasi"
Queen menatap Bara dengan tatapan lemah "maaf karena aku telat tapi ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal ini karena tadi harus mengantar barang daddy yang ketinggalan ketempat kerja, aku tak mau sampai daddy dipecat gara gara melakukan kesalahan" ucapnya mulai mendrama.
"kamu anak baik kan? tolonglah kali ini saja lepaskan aku" ujarnya sembari memelaskan wajah.
Tampaknya hal itu sedikit membuat pria yang cukup tampan itu kasihan meluhat Queen, terdengar helaan nafas lelah "ini terakhir kalinya, pergilah kekelas!"
Queen menatap Bara dengan pandangan berbinar, lalu melepaskan tiang dan kemudian menubruk tubuh pemuda itu "terimakasih adik kecil"
Queen segera melepaskan Bara lalu berlari menuju kelas dan gadis itu melambaikan tangannya kearah Bara, dia meninggalkan pemuda yang sedang terdiam dan tampak cengo akan kelakuan Queen.
Semudah itu seseorang gadis memeluk seorang pemuda yang baru beberapa kali bertemu? batin Bara heran.
"adik kecil? dan lagi kenapa tadi aku tak menolak pelukannya?" gumam Bara, kemudian dia angkat bahu acuh lalu hendak pergi kekelasnya sendiri. "gadis sembrono!" umpatnya sembari berjalan.
Queen berjinjit sedikit untuk melihat keadaan kelas, dia celingukan mencari keberadaan guru yang mengajar saat ini "mana gurunya?" gumam gumam kecil "apa kelas nggak ada pelajaran ya?"
"apa yang sedang kau lihat?"
"sssttttt" Queen berdesis sembari meletakan jari telunjuknya didepan mulut "aku mau masuk kedalam tapi tak melihat ada yang mengajar, sepertinya aman"
"iya aman, masuklah"
Queen mengangguk, dia berjalan kearah pintu "wait wait" dia seperti teringat sesuatu, dia menoleh ketempat tadi dia mengintip "yaaa!! bapak sedang apa disitu?" tanya Queen memekik, dia terkejut saat menyadari kalau tadi yang berbicara dengannya adalah guru yang mengajar jam ini, pak Harsa yang kemarin sudah berkenalan dengannya.
Pak Harsa mendekat, dia menatap tajam anak didiknya itu "berdiri didepan tiang bendera sembari memberi hormat pada bendera sekarang!"
"loh kenapa pak? saya mau belajar"
"Karren!"
Queen mendengus dan mengangguk "baik" jawabnya lesu, padahal tadi di sempat memelas pada Bara dan akhirnya pemuda itu mau melepaskannya, tapi ini dia malah kembali dihukum! menyebalkan bukan?
"tunggu pak"
Pak Harsa yang akan masuk kedalam kelas menoleh "ada apa lagi?!"
"ck bapak galak sekali sih? saya hanya mau bertanya berapa lama saya hormat kebenderanya? apa sepuluh menit?"
"sampai bell istirahat berbunyi"
"kyaa... ini penyiksaan! saya laporin ke pihak berwajib loh kalau bapak merundung anak didik sendiri"
Pak Harsa mendengus "lapor saja! paling kau lah yang akan dipenjara karena menjadi berandal kecil"
Queen menghela nafas pasrah, dia pada akhirnya berjalan kearah lapangan dan memberi hormat pada tiang yang berdiri kokoh disisi lapangan "kalau aku sampai hitam, akan kutuntut kau pak" gerutunya, untung saja tadi dia memakai sunscreen sehingga wajahnya yang putih seperti salju itu tak akan terbakar oleh matahari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Bekhie_ALFera
Jangan² kaa yaa sebab penasaran kelanjutannya, semoga auhtor sll dalam keadaan sehat yaa biar bisa melanjutkan cerita nya si Queen 🥰🥰😇🌟
2021-12-28
0
Rahma Wati
seruuu
2021-12-28
0
Indah Nur Keysha
lanjut
2021-12-28
0