Queen memesan taxi online, dia menunggu taxi itu sembari bermain ponsel.
Mata cantiknya fokus kelayar ponsel, dia sedang melihat harga saham yang saat ini semakin naik "pantas saja banyak sekali yang mau membangun perusahaan baru disini" ujar Queen, dia tahu sebab ada beberapa perusahaan luar negeri yang sudah mengirim surat kerja sama keperusahaan Global Grup, berharap perusahaan milik keluraganya itu mau bekerja sama dengan mereka.
Perusahaan yang meminta kerja sama dengan Global Grup semuanya adalah termasuk perusahaan besar dinegara masing masing.
tin tin
Queen mendongak dan ternyata itu adalah mobil taxi pesanannya, menyimpan ponselnya kedalam tas lalu dia segera masuk kedalam mobil dan langsung menyenderkan tubuhnya.
"sesuai aplikasi nona?" tanya supir taxi tersebut.
"iya pak"
Supir mengangguk dan segera membawa gadis cantik itu kealamat yang tertera.
Hanya sekitar lima belas menit mobil berhenti didepan sebuah mall besar yang ada dikota ini, gadis itu membayar dan mengucapkan terimakasih lalu keluar.
Hal pertama yang dia kunjungi adalah toko khusus pakaian perempuan, memilih dengan semangat sesuai dengan seleranya dan setelah membayar Queen segera mengenakannya.
Gadis itu terlihat begitu cantik saat ini dengan style tomboi karena dia mengenakan celana jeans panjang dipadu padankan dengan kaos lalu dia juga memakai jaket berbahan levis, Queen memperhatikan penampilannya sekali lagi didepan cermin lalu memakai topi dan segera keluar dari toko.
"saatnya jalan jalan dan makan yang banyak biar aku gemuk hihihik" ujarnya riang, dia menggendong tas dan paper bag yang dia tenteng berisi baju sekolahnya.
Queen pergi kestand makanan ringan, dia benar benar memesan camilan disetiap stand "waaaahh ini adalah sebuah kebahagiaan" ujarnya semangat saat melihat banyaknya makanan, lalu dia mulai memakannya perlahan.
Setelah habis, Queen memutari mall besar yang berada dibawah naungan perusahaan Global Grup itu sembari memakan ice cream.
Suasana tidak terlalu ramai karena ini bukan hari libur, tapi hal ini membuat Queen merasa nyaman karena tak terlalu banyak orang sehingga dia tak menjadi pusat perhatian mengingat wajah yang kecantikannya itu sungguh tak manusiawi.
"ahh siapa itu? kok kaya kenal?" ujarnya saat melihat seorang pria yang sekarang ada didalam sebuah restoran yang cukup mewah itu, dia mendekati kaca transparan restoran "waah ternyata pria dingin kemarin" dengan semangat Queen masuk dan segera mencari tempat duduk yang sedikit jauh agar tak diketahui oleh orang yang sedang dia perhatikan.
Queen hanya memesan minum karena dia sudah kekenyangan.
Melihat dari interaksi antara pria itu dengan beberapa orang yang mengenakan setelan mewah, dia bisa menyimpulkan kalau saat ini mereka sedang meeting atau membahas sesuatu hal yang penting "mereka meeting ditempat seperti ini? didalam mall?" ujarnya tak percaya.
Queen melihat pria itu sedang duduk dengan angkuhnya sembari mendengarkan orang yang tampak sedang berbicara "aura dia sungguh keren sekali" ujarnya mengomentari, tapi sejurus kemudian dia terbelalak lalu melengos saat pria itu menoleh kearahnya.
"gawat! dia tak tahu kalau aku sedang memperhatikannya kan?" ujarnya sembari menunduk, dia tak mau lagi menoleh kearah pria asing itu karena takut ketahuan.
Sudah beberapa menit berlalu dan Queenpun akhirnya menoleh kembali kearah tempat duduk pria itu "loh kemana mereka semua?" tanya Queen heran saat tak melihat siapapun ditempat duduk yang tadi diduduki oleh sekitar enam orang itu.
"kau mencari siapa?"
"itu.. pria yang ada disana kemana ya?" Queen menjawab "tunggu! bukannya aku datang kesini sendiri? lalu siapa yang bertanya?" gumam Queen heran, dia menoleh kesumber suara.
"aaahhhkk"
Pekik Queen kencang sekali saat melihat pria yang tadi dia perhatikan sedang menatap tajam dirinya, dia yang terkejut sampai berjingkrak dari kursi.
Mengusap dadanya pelan "anda mengejutkanku tuan!"
Pria itu adalah Darren yang kemarin sempat bertemu dengan Queen dan tanpa sengaja memeluk gadis itu, dia juga yang tadi sempat melihat gadis itu melompat dari atas pagar sekolah yang dia lewati saat dalam perjalanan menuju mall ini bersama dengan asistennya, Jonathan.
Jonathan tampak menatah tawa melihat Queen yang tadi terkejut, sungguh wajah Queen menurut Jonathan lucu sekali.
"kenapa kau sedari tadi melihatku?" tanya Darren datar, dia yang sedang berdiri menunduk mensejajarkan wajah Queen karena gadis itu yang masih terduduk, dia menelisik ekspresi wajah Queen.
Deg
Queen terpaku melihat wajah tampan Darren, dia menatap makhluk sempurna yang ada dihadapannya itu tanpa berkedip "anda sangat tampan"
"buahahaha" tawa Jonathan tak lagi bisa dia tahan, dia melihat gadis itu yang tampak polos saat mengatakannya.
"diam!" Darren berdiri tegap kembali.
Jonathan terdiam saat dirinya dibentak oleh bossnya itu.
Darren kembali menatap mata cantik berwarna cokelat milik Queen, tatapan tajamnya sepertinya tak serta merta membuat gadis itu takut, buktinya sekarang dia dengan berani menatap matanya "siapa kau? dan kenapa sedari tadi memperhatikanku?"
Queen terkesiap, dia seperti terbangun dari lamunanya saat tangan Darren mencubit pipinya.
"aww sakit tahu!" keluh Queen, dia mengusap pipinya pelan.
"sudah sadar ternyata, sudah selesai mengagumiku?" tanya Darren ketus.
"hahaha belum... karena wajah tampan anda sungguh tidak membosankan sama sekali untuk dipandang" seloroh Queen.
Darren mendengus, dia tak suka sekali melihat gadis yang centil begini "jo, ayo pergi saja! sepertinya dia hanya gadis bodoh yang terpesona olehku!"
"tunggu dulu" Queen menahan lengan Darren yang hendak pergi.
"ada apa hah?" menarik tangannya agar terlepas dari tangan gadis itu, tapi kok sulit sekali? kekuatan gadis ini sungguh besar.
"ayo kenalan" ujar Queen.
"tolong jaga tangan anda nona" ujar Jonathan memperingatkan, dia tak mau melihat gadis secantik ini harus kesakitan nantinya saat membuat bossnya marah.
"aku hanya mau berkenalan saja" ujarnya ketus, dia menatap tak suka pria berkaca mata itu.
Darren masih mencoba menarik tangan gadis itu tapi belum berhasil "kenapa kekuatannya besar sekali? padahal tubuhnya sekecil ini" gumamnya dalam hati.
"tuan" menggoyangkan lengan Darren, tapi pria itu masih saja diam.
"gawat! kalau tuan benar benar marah, habislah anda nona" batin Jonathan.
Darren masih mencoba menahan amarahnya karena ini adalah tempat umum, dan lagi ini juga bukan negaranya sehingga dia harus berhati hati dalam bertindak.
"tuan.."
Darren menghela nafasnya lelah, melihat kelakuan kekanakan gadis itu, eh-- tapi dia memang masih kecil , gumam gumam dalam hati lagi.
"baiklah, lepaskan dulu tanganku!"
Queen menurut, dia tersenyum nanis sekali "duduk dulu tuan" ucapnya ramah.
Tanpa diduga pria itu duduk disisi Queen membuat Jonathan si asisten pribadi Darren tercengang, dia menatap tak percaya bossnya itu mau meladeni bocah kecil ini.
Queen mengulurkan tangannya, dan Darren membalasnya walau sedikit malas.
"Karren"
"Darren"
Ujar keduanya hampir berbarengan, hal itu membuat Queen terbelalak "waah hebat! nama kita hampir mirip! sepertinya kita jodoh tuan" ujarnya heboh, dia mendekati wajah Darren.
Queen terbelalak saat Darren menonyor keningnya "mimpi" ujarnya dingin.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya, dia menatap kesal pria itu "aku maafkan sikap kurang ajar anda tuan karena anda tampan, tapi lain kali aku tak akan segan untuk membalasnya!"
Darren hanya menatap acuh gadis kecil itu, dia malas meladeni gerutuan Queen.
"nona, kenapa sedari tadi anda memperhatikan tuan Darren? apa anda memiliki maksud tak baik?" tanya Jonathan saat Darren hanya diam saja.
Queen menoleh kearah Jonathan, menatap jengah pria itu "apa yang bisa saya lakukan tuan? gadis cantik dan imut sepertiku memangnya memiliki maksud lain apa selain ingin berkenalan dengan tuan tampan ini" ujarnya sembari tersenyum kearah Darren.
"cih" Darren berdecih, dia sungguh tak menyukai gadis ini.
Jonathan mengangguk, dia sepertinya setuju akan ucapan Queen.
"tuan, boleh pinjam ponselmu sebentar?"
Darren menatap Queen curiga, mau apa lagi dia?
plak
Queen menepuk lengan kekar Darren "kenapa? anda curiga padaku ya? aku tak akan membawa kabur ponselmu tuan, aku hanya mau meminjam untuk menelfon ponselku, sepertinya tertinggal disuatu tempat" ucapnya beralasan.
"dimana? apa disekolahan?"
Queen terbelalak, lalu memukul lengan Darren lagi sembari terkikik "mana ada, sekolah sekarang diliburkan karena ada seorang guru yang meninggal" dustanya, tapi Darren tak mempercayai hal itu karena tadi dia jelas jelas melihat gadis yang ada disampingnya ini bolos dengan cara memanjat pagar lagi, seperti monyet saja!
Menyerahkan ponsel miliknya, dia penasaran apa yang akan dilakukan oleh gadis cantik itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Nurhalimah Al Dwii Pratama
queen gda serem"nya mlah ganjen🤦🏻♀🤦🏻♀🤦🏻♀🤦🏻♀
2022-01-10
2
Nng.
aaaa lagilagii
2021-12-24
1
Anung Andarsih
ganteng,keren,pintar,cogan bngt..
tp masih bisa di kibulin sm Queen🤣🤣🤣🤣🤣
2021-12-24
1