BSM : Episode 16

Gauri memilih mengabaikan tamu tak diundang itu, sebenarnya ia malas makan karna kehadiran yang memberinya luka, hanya saja memilih bertahan karna ingin tahu apa yang akan dilakukan orang dewasa itu.

" ehem .. " menetralkan suara yang sedari tadi hening, Elang mencoba memecahkan keheningan itu agar suasana tak mencekam baru kali ini ia merasa gugup bertemu dengan seorang anak kecil yang tak lain adalah anaknya sendiri berbeda rasa ia bahkan jika harus memilih lebih baik bertemu pemegang saham ataupun pejabat.

namun Gauri masih acuh masa bodo.

" ini pap.. maksudnya saya bawakan boneka untuk kamu, saya harap kamu suka." Elang menyerahkan Tedy Bear besar itu di bangku sebelah yang diduduki Gauri untuk makan namun Gauri hanya melirik sekilas lalu kembali makan.

sedang Almira nampak mengintip dari pantry dapur yang langsung mengarah ke meja makan, ia tersenyum tapi hanya Almira yang dapat mengartikan senyuman itu.

" saya mau minta maaf telah berkata demikian, sebenarnya bukan maksud saya berbicara demikian hanya saja.." ucapannya menggantung dan langsung di jawab dengan Gauri.

" terlalu cinta sampe ga mau nyakitin orang yang udah menghancurkan rumah tangga orang tua saya."

eh

" buk..bukan begitu maksud pap, maksudnya maksud saya hanya saja.." tatapan datar menghunus Elang ia salah tingkah jika Almira yang menatap mungkin ia akan membalas namun hatinya tak dapat membalas perkataan anaknya sendiri.

dia kecewa

" lebih baik jika anda tidak ada kepentingan anda kembali saya yakin anda tidak ada keperluan dengan nyonya Almira Sharman yang tak lain adalah ibu saya bukan?"

apa dia mengusirnya secara terang?

" aku akan tetap disini sampai kamu memaafkan saya."

" bagaimana jika saya tidak bersedia?"

" maka saya akan tetap disini."

" meski saya usir dan memanggil pihak keamanan?"

dia benar benar ingin mengusir?

" tolong lah nak maafkan saya, apapun akan saya lakukan."

jackpot ini yang Almira dan Gauri tunggu, Almira tidak tahu apa rencana anaknya sedang Gauri akan mengecohkan sang ayah biologisnya bahwa seorang keturunan garis mamahnya tidak dapat diremehkan.

" yakin dengan ucapan anda?" tentu dijawab dengan anggukan antusias.

" jika saya suruh anda bersatu dengan mamah saya kembali, apa anda mau meninggalkan pacar anda?" tidak menyangka seorang anak berusia delapan tahun mampu meminta hal itu.

Almira dan Elang terbatuk mendengar penuturan sang putri secara bersamaan.

Gauri hanya memutar bola matanya dengan malas dan memilih pergi meninggalkan meja makan selera makannya sudah lenyap.

" kau mencuci otaknya?" Elang marah atas permintaannya melihat Almira melihat percakapan nya dengan anaknya sudah tentu Almira berasa diatas angin.

" keturunan Almira memang tidak diragukan lagi bukan?"

" kau picik Almira."

" anakku terlalu cerdas membaca situasi."

" dia juga anakku."

" oh ya, baru sekarang berkata demikian setelah aku merawatnya dengan susah payah? eh tapi kayanya nggak deh kamu kan enggak bisa kasih apa yang Gauri mau." melenggang pergi ke kamar dengan membawa susu hangat yang belum ia minum Almira menghilang dibalik pintu kamar namun sebelum menutup pintu, Almira berkata " pintu keluar masih ditempat yang sama ya."

sial bisa bisanya Almira berada diatas angin.

Elang memilih club' milik temannya Yudha untuk menuntaskan kegundahannya agar lebih baik kecanduan terhadap alkohol rupanya berbalik di diri Elang Daniswara.

.

Desi masih menangis membayangkan kebenaran ucapan Almira, ia sudah tekad menemui Elang di apartemennya namun teman kantor sesama editor mengirim gambar keberadaan Elang yang ada di klub.

Desi memilih menghampiri sang kekasih di klub tsb ia yakin kekasihnya tidak akan melakukan apapun.

,

saat hendak mengambil minumannya, Elang mendengar suara yang sangat ia kenali itu,

" mas Elang."

ternyata lolinya datang kekasihnya yang sudah beberapa hari ini ia abaikan matanya membelalak tak percaya ini bukan Desinya memakai pakaian mini sumpah demi apapun Elang tidak rela jika Desi menjadi seperti wanita panggilan.

" kamu ngapain kesini, apa apaan kamu ini?"

" kita harus bicara, aku sudah memesan kamar dilantai atas."

" Elang menganga tak percaya, apa maksud ucapan Desi ini."

" kamu kenapa pakai baju begini."

" supaya kamu mau sama aku." ditariklah lengan Elang menuju sebuah kamar yang letaknya masih dilantai yang sama.

dengan akses card yang ia sudah dapatkan ia membuka kamar dan menguncinya tak lupa akses caranya Desi simpan mengantisipasi agar Elang tidak kabur.

melihat perubahan ekspresi Elang, Desi tahu kekasihnya menahan amarahnya, ia sengaja berdandan seperti ini agar Elang tergoda dengannya ia sudah merencanakan semuanya.

" kamu apa apaan sih pakai pakaian begini? mau jadi salah satu diantara wanita penghibur disini?" Desi kaget Elang untuk pertama kalinya membentak dirinya secepat ini ia berubah?

" mas bentak aku?" air matanya berlinang ia tidak bermaksud membentak hanya saja pikirannya rumit.

" maaf aku ga bermaksud."

Desi mendekat dan menatap Elang dengan kedua mata yang saling menyapa, ia memeluk namun tubuhnya bergetar ia tidak pernah melakukan ini biasanya Elang lah yang berinisiatif meminta pelukan.

memeluk erat dan mencium aroma tubuh yang memabukkan benar kata Almira jika aroma tubuh Elang seperti itu.

Desi berusaha agresif sedang fokus Elang tidak pada Desinya.

mencoba mendudukkan kekasihnya dan memeluknya kembali menyalurkan ketenangan lalu ia melihat sang kekasih mencoba mencium bibir tipis sang kekasih yang sedikit kemerahan karena memang bukan perokok ia mencoba menyesapnya namun tidak ada balasan.

Desi kembali mencoba meraba area perut dan tengkuk, area sensitif pria dan Elang menoleh ke arah Desi.

Desi membisikan sesuatu.

" jadikan aku milikmu seutuhnya malam ini." Desi terhuyung karna dorongan Elang apakah Desi sedang menjual dirinya? sebisa mungkin Elang menjaga Desi agar menjadi halalnya namun kenapa sekarang justru Desi seolah menjual dirinya?

" apa apaan kamu Desi."

" aku enggak siap kehilangan kamu mas, ayo kita lakukan mas dulu pernah ngelakuin itu sama mbak Almira kan? sekarang kalian enggak ada hubungan apapun dan mas bisa menyentuh aku sembilan tahun mas menahan ayo mas bermalam bersama aku tidur sama aku, aku siap tanpa paksaan."

Desi membuka baju seksinya namun di tahan dan justru di balut jas mahal milik Elang " kamu kenapa sih? apa kamu sekarang merasa diri kamu adalah seorang j*lang sehingga kamu mau menyerahkan kehormatan kamu sama aku? lalu apa arti sembilan tahun aku menjagamu jika kamu sendiri malah membuat aku khilaf?"

" karna aku enggak rela kamu kembali ke mbak Almira sekaligus soal anak kalian, aku juga ingin bahagia mas aku selama ini bertahan sembilan tahun menemani kamu suka dan duka bahkan pernikahan kita sebentar lagi apa aku sia sia menunggu mas sembilan tahun ini? apa artinya kehadiran aku mas jika pada akhirnya aku juga yang terbuang? restu baru kita dapat harusnya kamu ngertiin perasaan aku jangan egois mas." Desi menangis sekencang kencangnya bahkan menumpahkan kegelisahannya selama ini.

Elang nampak diam dan beban bertambah membuat pikirannya kacau.

ia harus memilih itu yang Elang benci.

memilih memakai bajunya kembali dan meninggalkan Desi namun akses kartunya tidak ada.

Desi meletakkan dinakas ia lupa menyimpannya kembali dan kesempatan itu Elang gunakan dengan mengambil kartu akses dan melangkah pergi dengan kemelut hidupkan dirinya.

sedangkan Desi nampak menangis sejadi jadinya akankah ini akhir yang ia terima?

tbc

Terpopuler

Comments

WeenezDe

WeenezDe

receh

2022-02-09

1

WeenezDe

WeenezDe

biar ditidurin,hamidun,tanggung jwb,nikah 🤣

2022-02-09

0

Soegianto

Soegianto

to be continue...

2022-01-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!