BSM : Episode 8

Kesalahan yang pernah ada tidak dapat dihilangkan begitu saja dalam benak meski keadaan tlah membaik.

namun jangan salahkan kesalahan tsb, salahkan keadaan yang membuat kedatangannya sama.

**********

berceloteh ria ketika sebelum memang aktifitas yang biasa Almira lakukan, sengaja tentu mengingat dirinya adalah seorang wanita karir yang harus membagi waktu antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

dan kehidupan pribadi yang terpenting adalah Gauri, putri nya.

setelah rentetan pertanyaan memusingkan berlaku, suara dering ponsel Almira berbunyi menandakan panggilan masuk dari seseorang

Elang Daniswara

" mau diangkat nggak mah?"

" kalau Gauri mau mengangkat, ya angkat aja."

" halo,, selamat malam dengan Putri tunggal ibu Almira Sharman bisa saya bantu?"

terdengar helaan nafas seperti gugup dari arah sebrang sana.

" ini Gauri ya?? kok belum tidur? bukannya udah malam?."

" maaf apa bapak ingin berbicara dengan mama saya?, tapi maaf tuan Mama saya sedang sibuk."

" lalu kalau mama kamu sedang sibuk kenapa kamu tidak tidur saja?"

" Saya dari kecil sudah biasa tidur sendiri bahkan kalo mama sibuk saya melakukan apapun sendiri tapi karena bapak begitu perhatian sama saya, saya ucapkan terima kasih atas perhatian yang sebenarnya bapak tidak perlu lakukan."

" ah ....emm .... Gauri... bisakah besok siang kita keluar makan siang bersama?"

" sama mama? duh maaf saya enggak janji kalo mama saya enggak sibuk maklum direktur baru masih sibuk sibuknya."

apa anak ini menyindirnya jika dia tidak sibuk begitu?

" emm.. baiklah besok saya jemput satu jam menjelang makan siang, mau dijemput dimana?"

" nanti mama Gauri yang kasih tahu, sudah malam anak kecil tidak baik bicara dengan orang dewasa terlalu malam dan lama nanti dikira pedofil lagi, selamat malam."

menghunus sekali ucapan anak itu?

tapi lagi lagi ia seolah tidak bisa melepas daya tarik seorang Gauri, bagi Elang Gauri adalah magnet baru yang seolah membawa kemanapun.

*******

" kamu mau makan sama ayah kamu?" Almira mendengar semua percakapan antara sang anak dan ayah biologisnya karna Gauri sengaja meloudspeker panggilan telepon tadi.

" Mama mau ikut nggak?"

" maaf ya sayang kayaknya kali ini nggak ikut deh having fun aja deh buat kamu sama Ayah kamu."

" mama engga cemburu kalo enggak ikut?"

lebih tepatnya tidak peduli.

" hahha ya enggak lah kayanya dia mulai mau mendekat deh sama kamu."

" boleh ga sih gausah deket atau ngejar Gauri, jujur Gauri merasa enggak bisa Hiatus kalo dikejar sama dia."

nampak berpikir nama sang pemanggil telpon

Elang Daniswara

Gauri Sharman Daniswara

" mamah, kok nama aku sama bapak itu sama ya?"

Almira memeluk sang buah hati sambil mengelus kepala sang anak. " jika kamu menikah, wali sah nya adalah beliau dan begitupun ketika meninggal, nama yang tertera dibelakang adakan dia, paham?" Gauri mengangguk

" boleh tuker ga sih bapak yang enggak berkualitas kaya gitu enggak banget sih kalo bersanding sama kita mah."

nyatanya kita terlalu berkualitas

Almira tertawa andai bisa sudah ia lakukan sejak dahulu " enggak bisa sayang, sudah garis takdirnya."

" mama enggak ada niatan balik sama dia?"

ja*ang kecil masih menempel dan menjadi parasit disekitarnya

" enggak sayang, mungkin emang nggak berjodoh."

" bagus, orang pertama yang menentang kalo sampai kalian bersatu adalah aku mah."

" kenapa?"

" enggak berbobot."

bahkan titisan sperm*nya saja tahu mana yang baik mana yang buruk.

" sudah mau tidur?"

" kalo aku enggak mengakui dia sebagai ayah Gauri, dosa enggak sih?"

" dosa."

" meskipun dia enggak pernah ganti popok Gauri sedari lahir?"

"tetap dia ayah kamu."

yang pada dasarnya tidak mengakui kehadiran kamu.

" tapi aku malu punya ayah kaya dia?"

" kenapa?"

" dia goblok nggak tahu mana kualitas mana kuantitas.

bahkan dia tidak pernah tahu mana madu mana racun.

************

pagi ini, Gauri memaksa untuk ikut ke kantor Almira lantaran Miss Jenna tidak bisa hadir untuk 2 hari kedepan.

dan sebagai gantinya, Gauri diberikan tugas beberapa untuk dikerjakan dan karena tugasnya diberikan melalui email, maka bisa dikerjakan dimanapun.

" tapi nanti Mama sibuk sayang, ada beberapa meeting penting dengan relasi yang baru datang dari luar negeri." Gauri tau mamanya sibuk malah pernah Gauri menemani sang mama bekerja lembur walaupun hanya menemaninya dengan tidur.

" ya nggak apa-apa, nanti Gauri bakal ngerjain tugas dari Miss Jenna di sofa ataupun ruang khusus mama supaya Mama enggak keganggu sama kehadiran Gauri."

memeluk Sang Putri dengan lembut " nggak pernah Mama menganggap kamu sebuah gangguan, bagaimana kamu tetap prioritas nomor satu di hidup Mama meskipun banyaknya pekerjaan."

kata-kata itu terlalu manis, Gauri menatap intens sayang mama dengan mata berkaca-kaca

terharu

" kapan sih Gauri besarnya?"

" akan ada waktunya sayang seiring berjalannya waktu."

" lama."

" kenapa?"

" pengen buru-buru jadi asisten mama yang bisa kasih sandaran ke mama kalo lagi lelah ataupun gundah."

" kamu tetap belahan hati mamah."

" kasih aku ayah berbobot dan berkualitas kalo begitu."

Almira tersenyum bosan dan biasa Gauri berkata seperti itu.

" tuhan masih belum percaya kasih papa yang sesuai kemauan Gauri."

" emang susah mah, cari orang berbobot dan berkualitas tinggi."

benar perkataannya.

perjalanan memakan waktu empat puluh menit dan diawali dengan meeting internal dan beberapa petinggi.

dilanjutkan dengan pekerjaan yang sudah melambai lambai.

sang anak nampak masih memainkan i pad miliknya dan memperhatikan dengan serius.

dibalik kacamata seorang Almira, memang Gauri sosok yang manis dan menawan persis dengan apa yang dipunya si pemberi benih

walaupun dengan paksaan.

" enggak jadi makan siang bareng?"

" males, sibuk."

" kan udah janjian? udah dateng?"

" udah, tapi Gauri enggak mau berangkat, gimana kalo sama mamah juga?"

" enggak bisa, siang ini ada lunch bareng sama klien baru dari Yogya."

" yaudah Gauri disini aja."

" kenapa ngotot banget enggak mau ikut?" memberikan iPad miliknya dan menampilkan sosok lolinya sang suami yang sepertinya anaknya enggan untuk mendekat.

" gak berbobot enggak level."

" oke."

suara dering ponsel masuk namanya tertera disana.

Elang Daniswara

" dimana dia?"

" siapa?"

" dimana Gauri?"

" dia enggak mau ikut."

" kamu meracuninya?"

" orang sibuk macam saya enggak sempet ngurus urusan enggak bernilai cuan."

dimatikan telpon secara sepihak, sedang Almira akan bersiap makan siang dengan relasi nya dan saat ingin bangkit dari kursi, orang yang sedari tadi dihindari datang.

" dimana dia?"

" anda yang sopan, ini kantor saya.

" dimana Gauri."

" dia tidak ingin bertemu apalagi dengan lolimu."

Elang mengeraskan rahangnya mengepal tangan dengan kuat Almira, sosok yang sedari dulu ia benci nampak mengeluarkan main powernya.

tidak tanggung tanggung kata kata pedasnya sedari dulu memang ada, kini naik level.

sayang ketika ingin membalas, hentakan heelsnya menjauh seiring deru langkah sang pemilik tubuh.

" Gauri, ayo kita pergi."

tak ada jawaban.

Gauri sayang, ayo om udah nunggu lama kasian Tante nya juga sudah nunggu dari tadi enggak enak nunggu dibawah dia."

tetap tidak ada jawaban

menunggu mungkin itu yang harus dilakukan seorang Elang Daniswara demi sebuah empati dari gadis kecilnya.

tbc

Terpopuler

Comments

WeenezDe

WeenezDe

apa maksud elang bawa si desi,mw dikenalin sbg calon mamanya kelak? beneran deh gak suka sm si desi

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!