BSM : Episode 4

Berdiri dengan elegant, seorang Almira bangkit dari kursinya, Adelia merutuki kebodohan dari bibirnya yang tak dapat berdiam saat menampilkan adegan kesakitan bagi seorang Almira.

" Stop Almira, jangan kesana." 

Almira menghampiri keduanya yang masih belum sadar saat ia berdiri di dekatnya.

Bersama sang kekasih yang dahulu menyebabkan dirinya bertengkar hebat.

Adelia tahu, sang sahabat sedang dikuasai amarah dan emosi sangat nampak dari raut wajahnya meski dibalut dengan senyumannya

Senyum miris dan menyimpan luka.

" Waw… sebuah kebetulan sekali."

Adelia dengan terperangah menatap sang sahabat yang berani menegur kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu. Menampilkan senyum percaya diri dan mengembang dengan sempurna dengan membiarkan orang lain berpikir

Dia baik baik saja

Padahal luka lama yang masih menganga akibat ulah ******* kecil itu.

Apalagi yang dapat Adelia lakukan selain, menonton pertunjukan seperti yang tayang di stasiun televisi ikan terbang yang fenomena karena suami bertemu dengan sang pelakor diluar dan dipergoki sang istri sah

Loh kok jadi kesana? Sudah jelas tidak termasuk dalam adegan itu realnya adalah sang mantan istri ketemu mantan suami bersama kekasihnya

Ya sah sah aja kan…

" Hai Desi? Apa kabar? Sudah lama ya kita tidak bertemu." Desi menunjukan senyum terbaiknya tak berkata apapun, ia juga turut andil dalam kandasnya hubungan keduanya namun Desi tidak mengetahui fakta itu.

Elang terlalu menyayangi sosok Desi mungil yang ia selalu bilang bak bidadari tidak seperti wanita yang pernah mengisi hari harinya.

Bidadari berhati iblis.

" Hallo kak, udah lama ya nggak ketemu." Ucap ramah Desi pada sang mantan rival dengan senyum tulusnya.

Desi yang melihat senyum seorang Almira terpaku dan terpesona namun sang kekasih tak ada suara lebih tepatnya hening.

Rahang keras tercetak jelas di tubuh laki laki yang sedari tadi menatap Almira dengan tajam seolah menggertak ya agar pergi meninggalkan keduanya tapi Almira yang sekarang bukanlah Almira yang dahulu mudah mundur saat digertak tidak akan mempan saat ini.

" Kakak mau gabung?" Muak dengan ucapan sok polos seorang Desi yang jelas jelas ******* kecil yang dipelihara sang suami yang menyebabkan dirinya berpisah

" Tidak terimakasih, aku hanya menyapa kebetulan aku duduk di bangku itu," menunjuk bangku yang masih ada Adelia bak menonton sinetron secara live dan merasa ditunjuk, Adelia hanya melambaikan tangan seperti acara reality show yang ketika melihat hantu mulai melambaikan tangan.

Ya, hantu dalam dunia nyata 

Sang pelakor

" Bakal keren banget kalo ini cerita dibuat sekuel sama stasiun tv terbang," Adelia berkomat kamit sendiri saat melihat interaksi ketiganya.

" Oh .. iya mau gabung?" Tanya Desi dengan sopan namun elang berharap tolakan yang didapat

" Tidak, aku kesini hanya menyapa kalian, having fun semoga namaku ada dalam daftar undangan," pergi kembali dengan elegan dan duduk di dekat Adelia yang hanya menyambutnya dengan tatapan humor membuat Almira mendengus tatkala ekspresi sang sahabat begitu memuakkan

" Salut gue sama elo, emang cocok elo bertiga bikin sekuel cerita fenomenal di tivi ikan terbang."

Sial 

Lagi lagi dirinya diledek sang sahabat jika bukan karena orang baik, sudah pasti Adelia akan ditenggelamkan di danau Sunter di dekat sini.

Ia melihat sang mantan yang menatap tajam dirinya namun ia juga melihat pipi putih Desi memerah akibat tersipu malu

" Cih.. bisa bisanya dia tersipu malu nggak paham apa kode kalo lagi di permalukan?" 

" Elo aja beg*, udah tau tuh anak polos nggak tau apa apa di kodein ya nggak konek lah, kayaknya saingan elo itu sekelas pelakor kaya artis glenca chysara yang meranin jadi pelakor di sinetron yang lagi hits itu."

" Dasar tukang nonton sinetron ga faedah."

Adelia masih saja tertawa " makanya sesekali tonton kata siapa nggak berfaedah? Pikiran elo pendek." 

Lebih baik Almira diam daripada menanggapi sang Adelia yang semakin lama semakin melantur ke arah sinetron.

Tawa Adelia justru semakin pecah tatkala melihat temannya skakmat akibat ledekan yang ia berikan cukup puas tertawa hingga menggelegar dan menjadi perhatian pengunjung cafe termasuk dua orang yang tadi dihampiri Almira.

**********

Keduanya memilih kembali saat cukup puas tertawa dan menghabiskan makanan dan minuman masing masing.

" Gw enggak nyangka kalo elo segila itu setelah hibernasi di Washington selama beberapa tahun gw lupa?" 

" Sembilan tahun."

" Ah iya, gw tau elo segila gilanya elo nggak bakal nekad kaya gini tapi sumpah keren gila sih akting elo ke dua orang itu apalagi Desi seolah enggak ada beban ya ngeliat ekspresi elo sama Elang kek mau main tonjok tonjokan gitu." 

" Mengupgrade sesuatu dari dalam diri, gw rasa penting ya apalagi buat ngelawan orang semacam Elang Daniswara ckk."

Tawa Adelia kembali menyeruak sambil mengendarai mobilnya " elo itu ya tapi gw rasa emang si Desi itu cantik tapi bloon pantes aja dia nurut banget cantik mirip princess Elsa gw kagum sama dia." 

" Yaelah bloon tapi bisa keluar suara ******* gitu nggak masalah lah."

" Tapi gw rasa Elang nggak gitu deh, dia kan bukan pria yang suka main celup sana sini juga elo lebih tahu lah dibanding gw" 

Adelia tahu, Almira cantik dengan karakteristiknya walaupun jika Adelia takar dari segi penglihatan sebagai wanita, Desi lebih cantik dan kemayu hanya saja jiwa lemah lembut lebih mendominasi.

Jika Desi adalah tokoh protagonis yang cocok untuk memerankan sebagai yang tersiksa, lain halnya dengan Almira yang lebih cocok kecantikannya sebagai antagonis.

Tidak, itu semua tidak penting kehidupan Elang Daniswara terlalu sempurna jika dikelilingi kedua wanita tsb.

Almira, hidup ditengah keluarga yang mempunyai kekayaan hampir sama dengan Elang Daniswara, tapi kisah pelik kedua orang tuanya membuatnya rumit.

Ayah yang meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit saat Almira berusia enam belas tahun tentu ia sudah memahami sifat bejat sang ayah.

Lain hal dengan ibunya, berjuang keras untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya sama seperti saat dirinya mencoba mempertahan rumah tangga dengan Elang Daniswara namun keduanya sama sama 

Gagal

Mengesalkan bukan? Tapi itulah kenyataan yang harus diterima.

" Sebenarnya ada satu hal yang gw masih penasaran sama elo Al, apa sih rencana itu? Gw setengah mampus panik banget pas elo datengin mereka, gw kira elo bakal marah meledak ledak didepan mereka but , elo kelihatan tenang banget asli gw kaget plus bangga banget sama elo yang bisa memainkan peran penting gitu."

Almira hanya tersenyum hingga tak terasa tujuannya sudah sampai.

" Thank you sist udah anter balik dengan selamat, jangan nyariin gw sebulan ini, gw sibuk jadi nyonya direktur baru."

" Nyenyenye bisa aja elo, gw ga mampir udah malem."

" Oke," melepas seatbelt, Almira keluar menuju lobby apartemen mewah miliknya yang berada di bilangan Jakarta Pusat.

Hentakan heels yang selalu menemani kesehariannya. Menekan angka di lift dan menggunakan kartu akses, ia melenggang menuju lantai 10 dimana main unitnya berada.

Tbc

Terpopuler

Comments

WeenezDe

WeenezDe

almira cantik,wanita dewasa,sedangkan desi cantik kemayu,bodoh n manut² bae..itu kali yg disuka elang cewe penurut yg bego..wkwk

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!