BSM : Episode 7

" anak siapa itu?" suara bariton elang yang mendominasi percakapan tatkala suasana sepi di area parkir

" menurutmu?"

" jawab saja Almira?"

tawa Almira mendominasi, ia melihat kepalan tangan Elang yang sangat kuat hingga kuku jarinya memutih menahan emosi.

ini yang Almira suka

" anak ****** yang suka menggoda laki laki,"

" apa maksud kamu? apakah satu malam itu?..."

" anakku dengan selingkuhannya yang kau tuduhkan," Almira terlalu santai menjawab hanya menikmati alur namun berpikir Elang tidak akan percaya sudah tentu

wajah, mata, sifat, mendominasi wajah sang pemberi benih yang tidak mau mengakui janin yang sudah dibuahi.

" aku enggak percaya, tinggal jawab saja Almira anak siapa."

Almira memilih masuk ke mobil, namun tanpa diduga Elang masuk melalui sisi sebelah menciptakan kursi belakang menjadi bertiga.

" loh om, kok belum pulang? mamah sibuk mau makan sama anaknya, enggak boleh?"

eh

" om cuma mau gabung makan siang sama kalian, kebetulan om belum makan."

" emang mama ada kasih ijin?" Gauri menatap mama dan yang ditatap hanya diam acuh

" mamah enggak ada kasih ijin tuh, segitunya butuh kerjaan sampai harus buntuti mamah kemanapun? kalo ke toilet gimana?"

Almira hanya menahan tawa sudah tahu karakter anaknya beda cerita dengan sang pemberi benih nampak melongo

" awas om, nanti mengundang lalat masuk mobil kalo mulutnya enggak di tutup."

memang bisa?

" Gauri mau makan steak nya jadi?"

" jadi mau tahu enak punya Washington apa Indonesia"

" om kalo mau ikut mending naik mobil sendiri deh, mobil mamah kecil sempit Gauri enggak leluasa."

apakah ini pengusiran secara halus?

" kalo mau jadi supir aja biar pak supir makan dikantor kasian cuma jaga didalam mobil aja."

Elang akhirnya menuruti ucapan anak kecil itu, entah kenapa dirinya seolah mau saja menuruti apa kata anak tsb dan tidak merasa sakit hati hanya saja rasanya

tertampar

" oke."

Elang keluar dan menyuruh supir keluar dan melihat ke arah sang majikan akhirnya sang supir keluar dan memilih makan dikantor.

sudah siap dengan seatbelt terpasang tunggu apakah ia menjadi?

" aku nyetir di depan sendiri nih?"

" kalo enggak niat nggak apa apa om, itu mobil om nganggur kasian dianggurin."

sial benar benar tak dapat mengelak, mau tidak mau ia menjalankan mobilnya menuju restoran steak yang ia tahu memang rekomendasi.

" om, emang biasa ya gangguin mama di jam makan siang begini?"

bukan om yang biasa gangguin mamah kamu, tapi mamah kamu yang selalu ganggu om.

" kebetulan aja lagi ke kantor mamah kamu ada perlu gitu." Gauri nampak menganggukan kepalanya

" om ini terakhir ketemu sama mamah sayang, karna dia mau..."

" eh nggak, kita tetep jadi satu team buat project itu."

dalam hati, Almira merutuki kebodohan sang mantan yang tidak konsisten, meski tahu penyebab utamanya.

" bapak gimana, tadi bukannya udah tekad mau kasih ke pak Adi Cipta buat masalah project ini?"

itu aku lakukan sebelum aku tahu ada ya sosok Gauri itu.

" maaf membuatmu bingung, setelah dipikir-pikir sepertinya akan saya lanjutkan."

ketiganya sampai dan memesan pesanan masing masing, Gauri masih berceloteh bersama mamahnya sedang Elang masih saja menatap intens gadis kecil itu.

" apa om sebegitu terpesonanya dengan kami sampai menatap sebegitunya?"

skakmat

ia tertangkap sedang menatap keduanya intens bukan keduanya melainkan anak kecil yang sangat mirip dengannya.

" ah tidak apa, bisa kita lebih dekat lagi?"

*********

sepanjang perjalanan setelah seharian berkelit dengan pikiran dimasa lalu, ingatannya masih kuat atas penolakan dirinya pada wanita iblis tersebut

kau menjebakku

kau merencanakannya

dasar jal*ng murahan bisa bisa nya kau melakukan itu padaku

kenapa memangnya? kita sudah sah sebagai suami istri aku berhak menerima itu.

aku tidak menginginkannya, jika terjadi sesuatu padamu maka jangan mencariku jangan meminta pertanggung jawabanku karna ini kehendakmu bukan keinginanku

namun nyatanya dirinya tidak bisa menolak pesona seorang Gauri.

entah siapa nama belakang gadis kecil tersebut apakah namanya terselip di sebuah kalimat menjadi sebuah nama tsb?

inikah karma penolakan yang ia terima? ia harus bercerita kepada sang pemilik hati desinya.

berbelok ke arah sawah besar.

seperti biasa, Elang selesai bekerja akan mampir sebentar ke rumah Desi sekedar menengoknya.

ia memang tidak bisa menjemput atau mengantar Desi bekerja menjadi editor novelis di sebuah situs online.

ia menghampiri Desi yang sudah menunggunya.

melihat Elang dengan sedikit termenung dan banyak diam tidak seperti biasanya.

" mas."

"ya,"

" mas ada masalah?" ini yang Elang suka dari Desi, lembut dan pembawaannya tenang.

melihat raut wajah bertanya, Elang paham maksudnya

" mantan istriku kembali kau tau itu kan?" Desi mengangguk kemarin bertemu disebuah cafe dan menyapanya

" dia memiliki anak dan mirip denganku ketika kecil,"

hati Desi mendadak berdesir entah perasaan apa, kecewa karena sang kekasih berbohong jika ia tidak memiliki titisan di rahim sang mantan? ataupun menolak kehadiran ketidak sengajaan dan jebakan sang mantan yang ia ceritakan beberapa tahun silam.

" oh ya..? kalau gitu, kenalkan aku padanya mas," ucapannya tiba tiba keluar dari mulut sang wanitanya.

mendengar itu, Elang berbinar benarkah sang lolinya menerima sang anak? lalu bagaimana ceritanya jika anaknya saja masih memanggilnya om, mungkinkah ia harus melakukan test DNA agar sang anak mau mengakui dirinya sebagai sang ayah? tapi bagaimana ekspresi seorang Almira Sharman?

********

Almira sedang menidurkan sang putri, sedikit mendongeng sebagai pengantar tidur ataupun cerita yang sang anaknya ingin ketahui.

sebenarnya sedari tadi Almira penasaran, mengapa sang anak mau menerima ajakan sang mantan suami makan siang tadi?

" mamah pasti bertanya tanya kenapa aku mau terima ajakan makan siang tadi?"

mamanya menatap sang putri yang sedang sibuk membaca sebuah buku management untuk anak SMA, ia memang menyukai membaca daripada ber Selfi ria seperti anak seusianya ataupun membuat konten video yang diupload supaya mendapat readers banyak.

" kenapa sayang?"

" aku hanya mau kualitas om yang nyatanya adalah sebagai ayah biologisku itu."

" kamu tahu dia?" Almira nampak tidak percaya meski tahu kepiawaian dalam analisa maupun pikiran logis sang anak diatas rata rata.

" kenapa sih wajah aku harus mirip sama orang itu?"

Almira tersenyum sambil memeluk erat sang putri, jika dihitung sudah dua kali dengan ini sang anak bertanya dengan pertanyaan yang sama

" sama seperti jawaban mamah dulu, tuhan ingin mama selalu ingat dengan dia yang pernah memberikan kehidupan dan memberi kehidupan baru di rahim mamah,"

meski dengan sedikit kebohongan

meski dengan paksaan

ataupun meski dengan cacian dan penolakan yang terus terngiang di diriku sejak dahulu hingga bahkan kini aku mengingat penolakan itu.

" tapi, kenapa enggak mirip mamah aja sih, mamah sayang aku kan?"

memeluk dengan erat " sayang, meski mamah pernah bermasalah dengan ayahmu, tapi mamah enggak ada pernah menyesal mengandung selama sembilan bulan dan terlahir cantik dan cerdas seperti Gauri."

meski sifat mirip dengan nya

ataupun wajah yang mendominasi*.

tbc

Terpopuler

Comments

WeenezDe

WeenezDe

pasti elang niat bgt mw ambil hak asuh gauri,sepertinya desi mw² aja nerima gauri tp aq curiga..cih

2022-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!