BSM : Episode 12

terkejut nyonya Daniswara saat melihat kehadiran sang suami yang menatap tajam dibawah gundukan tangga itu.

dibalik kacamata dan menatapnya tajam tentu saja membuat Mayang Daniswara, sang nyonya Daniswara menundukan kepala, sang suami sangat sensitive jika mengenai kabar sang anak yang sejak ia menceraikan mantan istri ya tsb, tidak dalam keadaan baik apalagi Elang memilih wanita sederhana seperti Desi daripada Almira yang notabennya jauh dari segalanya.

kemarahannya sebenarnya bukan terletak disitu, ayah Tedy yang notabennya adalah kakek dari Elang Daniswara mewasiatkan agar menjaga pernikahan sang cucu agar dalam keadaan baik oleh Tedy namun justru ia melanggar wasiat tsb dengan membiarkan Elang menceraikan sang mantan, disitulah kemarahan dari seorang Tedy Daniswara.

" a...anakmu mabuk lah, Yudha tidak tega jika meninggalkan Elang sendiri di apartemen karna ia merasa Elang sedang banyak pikiran dan kacau, Yudha tidak memberitahu masalah apa hanya berpesan mengompres sudut bibirnya yang lebam mas."

" kau masih mau mengurus anak tidak tahu diri itu?" marah Tedy pada sang istri

" biar bagaimanapun Elang anak kita, darah daging kita."

" ya sebelum ia memilih ****** itu daripada kita."

Tedy memilih pergi daripada harus bertengkar dengan sang istri, ia tahu sang istri sangat menyayangi sang anak terlepas dari kasus itu hanya saja mengingat masalalu membuatnya sakit hati karna permintaan ayah tidak dapat ia kabulkan.

**********

sinar matahari yang masuk melalui celah gordyn membuat silau dan membangunkan tidur nyenyak seorang Elang Daniswara.

ia bangkit dan menetralkan pandangan ya pada sekeliling, meregangkan otot dan melihat disekitar sepertinya ia berada disalah satu kamar yang sangat ia rindukan.

" mungkinkah..." Elang keluar kamar dan benar ia sedang berada didalam rumah orang tuanya.

" pantas saja aku tertidur sangat nyenyak."

ia bergegas membersihkan diri melihat jam sarapan masih berlangsung membuat nya semangat untuk turun.

sampai turunan tangga paling bawah, ia melihat kedua orang tersayangnya sedang melakukan sarapan dimeja makan dengan hening, hanya suara dentingan sendok dan garpu saja.

menghela nafas ia langsung menghampiri keduanya " selamat pagi semua."

lantas, kedua orang tsb menghentikan aktifitas dan menatap kearahnya.

" masih inget sama rumah kamu." ketus suara bariton Tedy Daniswara pada sang anak.

" papah, biar gimanapun Elang ini anak kita pa, Elang sarapan dulu sayang mau makan apa?" Tedy mendengus mendengar perkataan sang istri sedang Elang nampak kikuk melihat interaksi keduanya itu.

dalam hening mereka pun memakan sarapannya, hingga Mayang respek dengan ucapan yang diungkap Yudha semalam bahwa keadaan anaknya tidak baik baik saja.

" Elang, kamu kenapa semalam mabuk?"

benarkah aku mabuk?

" aku lagi banyak masalah mah."

" memang harus dengan mabuk begitu? bukannya kalo mabuk malah menambah masalah?" kali ini Tedy yang berucap

" soal lolimu lagi?" tanya Mayang kembali karna jika anaknya sedang ada masalah, tidak jauh dari Desinya itu

" bukan mah," Elang menjawab dengan gelengan kepala sang anak semata wayang

" lalu?"

" Almira kembali," ucapan Elang membuat kedua orang tua Elang saling menatap bagaimana tidak, sembilan tahun tanpa ada kabar tiba tiba kembali.

" lalu, urusannya sama kamu apa?" ketus kembali suara Tedy pada sang anak.

" dia membawa seorang anak perempuan berusia delapan tahun dan mirip sama aku."

deg.. kedua orang tua itu saling menatap kembali tidak percaya akan ucapan Elang jika Almira memiliki seorang anak bagaimana tidak, kenapa saat hamil Almira tidak meminta pertanggung jawaban pada Elang? tapi jika diingat, Elang memang tidak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Almira bukan, karna saat bertengkar keduanya mendengar percakapan tsb.

" kalopun itu anak kamu, harusnya kamu caritahu dong benar ga itu anak kamu atau bukan," Mayang senang dan berbinar benarkah dirinya sudah mempunyai seorang cucu?

" jangan kamu usik keduanya, kamu sendiri bukan yang membuang keduanya?"

deggg

papah Tedy berucap demikian ia memang dulu pernah berkata demikian namun ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja, perasaan seorang ayah terhadap darah dagingnya sendiri tidak bisa tertutupi meski memiliki masalah dengan seorang yang melahirkannya, yang menempati rahimnya.

Elang, bisa dikatakan menyesal berkata demikian hanya saja, semua sudah terjadi.

" sebagai seorang ayahnya, perasaan aku menghangat dan tidak bisa membiarkannya papah."

" walau kamu sendiri yang membuang mereka?"

" aku akui aku bodoh dulu papah, tapi aku mau memperbaikinya."

" meski terasa terlambat dan rasa benci sudah mencuat dari anak kamu? bagaimana rasanya tidak diakui anak sendiri?"

" sudah papah, Elang, masalah tidak akan selesai dengan perdebatan kalian." keduanya bungkam diperingati Mayang.

" lalu kenapa kamu tidak tanyakan saja pada Almira?" tanya lagi Mayang

" hah... Almira mempersulitnya namun aku yakin anak itu anak aku karena sifat dan perilaku kami sama."

" mamah akan bantu caritau."

" tidak perlu, jangan cari masalah sama Almira , dia bisa tuntut kamu papah kenal Almira sangat pandai tidak seperti lolimu itu yang kau sayang sayang itu."

" pah, aku cerita karna ingin meminta bantuan bukan diberikan hujatan begini." Elang frustrasi dengan ucapan sang papa.

" memang kamu melakukan apa?" tanya lagi Mayang.

dan Elang menceritakan kejadian beberapa waktu lalu yang terjadi di kantor Almira sehingga Gauri tidak mau bertemu dengannya.

Tedy yang mendengarnya murka.

plakkkk...

tamparan keras diterima di pipi sang Elang Daniswara, ia terpaku dan diam karna memang ia pantas mendapatkannya.

" urus masalahmu sampai selesai, jangan minta tolong pada kami, mencoreng nama baik kami saja." Tedy sudah tak berselera makan dan memilih pergi dari meja makan, sedangkan Mayang hanya menangis merutuki kebodohan sang putra.

" mamah akan coba bujuk papah jika bisa, kamu tahu kan papahmu sangat keras kepala? tapi selagi mamah bujuk papah, kamu usahakan untuk mencari jalan keluarnya, jika perlu lakukan test DNA untuk meyakini benar tidaknya anak itu keturunan Daniswara atau bukan."

memilih pergi Mayang lakukan, biar saja ini adalah ulah anaknya sendiri dan biarkan dirinya yang mencari solusi.

jika Mayang berandai, ia juga akan melakukan hal yang sama seperti Almira terlebih Elang tidak melakukan apapun sedari Gauri didalam kandungan.

sedang Elang merasa bertambah frustasi dengan apa yang terjadi.

Tedy sedang merenung di ruang kerja miliknya, ia menatap Poto pernikahan sang anak dahulu dengan Almira yang nampak tidak memancarkan kebahagiaan.

" akhirnya, kamu kembali juga sayang," monolog Tedy dalam hati.

Almira sudah dianggap sebagai anaknya sendiri karna setelah kakek Almira tiada, ia tidak memiliki siapa siapa lagi.

ia bahkan lebih dekat dengan Almira lantaran skandal Elang dan Desi membuatnya murka pada sang anak terlebih saat memilih bercerai dengan Almira demi gadis miskin itu.

" aku harus bertemu Almira dahulu jika begitu untuk memastikan anak itu." ia yakin jika menemui Almira akan menemukan titik terang mengenai status anak yang dimaksud Elang sang anak.

tbc

Terpopuler

Comments

WeenezDe

WeenezDe

bagus..hajar terus si elang..
sampai eps 12 ini aq cukup faham 👍

2022-02-08

0

🅹︎🅾︎²⁹[OFF]

🅹︎🅾︎²⁹[OFF]

gak mau menjudge desi karna belom tau masa lalu cinta segitiga antara almira-elang-desi seperti apa

2021-12-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!