Hari terus berlalu, dan 1 tahunpun berlalu.
Hutan Wuda adalah salah satu hutan terluas dibenua ini, saking luasnya, hutan ini memenuhi hampir setengah wilayah kekaisaran Wei.
Wilayah Hutan Wuda juga mencakup Desa Daun yang berada disebelah timur, sehingga warga desa selalu pergi kedalam hutan untuk berburu binatang buas.
Dan disinilah Li Hui dan Shi Hao sekarang, tidak hanya mereka berdua, ada 3 orang lagi yang sepertinya lebih tua dari Li Hui.
"kalau kalian takut, kalian bisa kembali." ucap seorang anak muda kepada Li Hui dan Shi Hao. Anak itu bernama Jun Wuji, yang paling tua diantara mereka. Dia lah yang mengajak mereka semua untuk masuk kedalam hutan.
Jun Wuji mengatakan bahwa didalam hutan terdapat anak harimau putih bersayap yang dapat mereka rawat sebagai binatang peliharaan. Hal itu tentu menarik perhatian Li Hui dan yang lainnya.
"aku tidak takut, hanya saja kita pasti akan dimarahi para pemburu karena masuk hutan tanpa pengawasan." balas Shi Hao.
"dasar bodoh, selain mengambil anak harimau putih, tujuan kita kehutan adalah untuk membuktikan bahwa kita sudah cukup umur untuk berburu." jawab Jun Wuji dengan wajah garang.
"tapi... " Shi Hao menatap Li Hui untuk meminta bantuan. Tapi Li Hui hanya diam saja. Memang Li Hui tidak terlalu suka berbicara dengan orang lain yang tidak terlalu dia kenal, dan Shi Hao tahu itu.
"hmph!, kalau memang tidak mau, ya sudah, silahkan pergi. Kami bertiga sudah cukup." ucap Jun Wuji sambil melangkahkan kakinya memasuki hutan.
"apa yang harus kita lakukan Hui?."
"ayo masuk." ucap Li Hui singkat sambil berjalan.
"Hui! "
***
Kawasan hutan ini tidak terlalu berbahaya dalam radius 100 km, tapi tidak dengan anak-anak yang masih dibawah 15 tahun. Meskipun tidak ada Demonical Beast diwilayah ini, tapi masih ada binatang buas yang sangat agresif dan tentunya akan sangat berbahaya bagi anak-anak ini.
Jin Wuji berjalan paling depan, matanya selalu memandang kesana-kemari untuk memastikan tidak ada bahaya yang sedang mengintai. Meskipun para pemburu selalu melewati wilayah ini jika ingin kedalam hutan, mereka harus tetap waspada karena pergerakan binatang buas yang tidak menentu.
"Saudara Bong, pergilah kearah barat. Saudara Ba, kau pergilah ke arah timur. Tapi ingat jangan berjalan terlalu jauh, jika kalian melihat ada bahaya yang datang segera beritahu aku." perintah Jun Wuji.
Kedua temannya menganggukkan kepala dan segera pergi kearah masing-masing.
Disisi lain, Li Hui dan Shi Hao hanya bisa melihat mereka dari jauh. Li Hui tadi mengatakan, bahwa mereka tidak perlu terlalu dekat dengan Jun Wuji. Jadi mereka berdua memperjauh jarak hingga 50 meter.
"Hui, apakah kau yakin ini keputusan yang tepat?"
"kita akan tahu jawabannya sebentar lagi."
Satu jam berlalu, tapi pencarian mereka belum menghasilkan apa-apa. Sedangkan setiap detik, mereka akan masuk lebih jauh kedalam hutan.
"apa kau mendapat sesuatu saudara Ba?." Chi Ba yang disuruh Jun Wuji pergi Ke Timur, sudah kembali.
"aku tidak menemukan apa-apa saudara Wuji."
"hm, lebih baik kita beristirahat dulu disini sambil menunggu saudara Bong kembali." ucap Jun Wuji sambil duduk diatas batang kayu.
Jun Wuji melihat kearah Li Hui, dan raut wajahnya langsung berubah. "lihat saja, jika aku sudah menemukan bayi harimau itu, mereka berdua tidak akan mendapatkan apa-apa." batinnya.
Sesaat setelah dia menguncapkan itu, suara teriakan samar-samar terdengar dari arah barat. Jun Wuji dan Chi Ba berdiri dari duduknya dan menyipitkan mata mereka kearah sumber suara, tapi tidak menemukan apa-apa.
Begitu juga dengan Li Hui dan Shi Hao, tapi bedanya, Li Hui bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi didepan sana meski terpaut jarak 500 meter.
20 menit sebelumnya. Ji Bong, anak muda bertubuh besar, melangkah dengan perlahan kearah barat. Meski dia terus berjalan, mulutnya selalu mengeluarkan kata-kata umpatan yang tidak jelas untuk siapa.
"baajingan itu pikir dia siapa? seenaknya saja dia menuyuruhku sedangkan dia hanya duduk bermalas malasan. Hmph! Lihat saja, jika aku menemukan bayi harimau itu, aku akan menyimpannya untuk diriku sendiri." seperti itulah kata-kata Ji Bong yang selalu berulang setiap menitnya.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Ji Bong sampai didepan sebuah gua yang tidak terlalu besar. Lalu dia mendekat sambil berharap apa yang dia cari ada didalam sana.
Setelah mendekat, dia bisa melihat gulungan jaring laba laba didalam gua.
"apakah harimau bisa hidup ditempat seperti ini?" gumamnya.
Anak muda itu berjalan lebih jauh, sampai akhirnya secara perlahan memasuki gua. Tangannya terus bergerak untuk mensisihkan jaring laba laba supaya tidak menghambat jalannya.
5 menit kemudian, Ji Bong sudah masuk lebih dalam. Tapi semakin jauh dia melangkah, dia merasa aneh, karena gua ini begitu sunyi. Disana hanya terdengar tetesan tetesan air dari stalaktit di langit-langit gua.
'krakh!'
Bunyi sesuatu yang renyah bergemah didalam gua, membuat Ji Bong hampir jatuh karena terkejut.
"akh sial." ucapnya sambil mengusap usap dadanya.
Dia melihat kebawah, tepatnya kearah benda yang sedang dia pijak. Meski gua itu gelap, dia masih bisa melihat kumpulan tulang dilantai gua. Tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat,dan seluruh tubuhnya langsung merinding.
Ji Bong melangkah mundur secara perlahan karena dia merasa sedang diawasi sesuatu yang berbahaya.
'krakh'
Tapi yang tidak disangka sangka, dia kembali memijak sesuatu yang renyah. Tanpa pikir panjang dia berbalik dan berlari secepat mungin.
'Graakh!' tepat setelah Ji Bong mulai berlari, suara keras terdengar dari dalam gua, dan tidak lama kemudian, seekor laba-laba setinggi orang dewasa melesat mengejar Ji Bong.
"laba-laba raksasa? Apakah baajingan itu menjebak ku? Siall!."
Ji Bong sudah keluar dari gua dan langsung melesat kedalam hutan. Tadinya dia berharap laba-laba itu akan berhenti mengejarnya setelah keluar gua, tapi Kenyataannya tidak. Binatang raksasa itu terus mengejarnya didalam hutan.
"tolong! Tolong aku! " teriak Ji Bong, berharap Jun Wuji dan yang lainnya mendengarnya.
***
"itu adalah Ji Bong, ayo bantu dia" ucap Li Hui sambil berlari kearah barat.
"Ji Bong? dari mana kau tahu?" tanya Shi Hao, tapi dia tetap ikut berlari.
Pergerakan Li Hui dan Shi Hao menarik perhatian Jun Wuji. Dia mengerutkan keningnya sambil menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Tetapi wajahnya segera berubah menjadi murka karena dia berpikir Ji Bong sudah menemukan bayi harimau putih itu, dan Li Hui ingin merebutnya.
"ingin merebut milikku?! jangan bermimpi!!" teriaknya sambil berlari diikuti Chi Ba yang terlihat masih bingung dengan apa yang terjadi.
Semakin cepat mereka berlari, semakin jelas mereka melihat apa yang terjadi. Ji Bong semakin keras berteriak ketika dia melihat Li Hui dan yang lainnya.
"tolong aku!! "
"Graakh!"
'Syuth. Syuth. Syuth'
Laba-laba raksasa itu menembaki gulungan jaring-jaring kearah Ji Bong, berharap jaring itu akan mengikat mangsanya. Tapi usaha itu jelas sia-sia, karena banyaknya pohon dan semak-semak yang menghalangi.
"menunduk!" teriak Li Hui kepada Ji Bong.
Sebuah batu meluncur dengan sangat cepat kearah laba-laba.
'tumbh!'
"Graakh!!"
Lemparan batu seukuran kepalan tangan tepat mengenai kepala laba-laba itu. Rasa sakit langsung menjelajar keseluruh sendinya sehingga langkahnya harus berhenti. Sehingga Ji Bong bisa berkumpul dengan yang lainnya.
"kenapa kau selalu membawa masalah! dasar siialan!"
Itu bukan suara Li Hui, melainkan Jun Wuji yang juga sudah mendekat. Ji Bong yang masih terengah-engah menatapnya penuh dengan kebencian, tapi dia tidak mengatakan apa-apa hanya menahannya dalam hati.
"Jangan menambah masalah, hadapi binatang buas itu dulu" Ucap Li Hui sambil menarik pedang yang diberikan ayahnya setahun yang lalu.
Lalu dia berlari lurus kearah laba-laba yang terlihat masih menahan sakit. Li Hui kini sudah mencapai Pulse Condesation Stage 5. Tentu itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa karena biasanya bakat seperti itu hanya ditemukan pada seorang jenius di sekte-sekte besar. Apalagi Li Hui memiliki 3 dantian, yang harusnya membutuhkan waktu lebih lama untuk menaikkan tingkat kultivasinya.
Li Fan bahkan tertekan batin saat melatih anaknya ini, karena selain jenius dalam praktik, Li Hui juga sangat jenius dalam keterampilan karena dia bisa menyerap segala ilmu dalam sekali lihat.
Oleh karena itu, hanya Li Hui seorang saja sudah bisa membunuh laba-laba raksasa ini.
'Srashh!. Grrooaargh!'
Erangan kesakitan laba-laba itu terdengar saat salah satu kakinya terpotong oleh pedang Li Hui. Tadinya laba-laba itu merasa bisa menahan ayunan pedang Li Hui , karena ayunannya terlihat pelan dan lemah. Tapi ternyata ayunan itu sangat tajam dan mematikan.
Laba-laba itu melompat menjauh dari jangkauan pedang Li Hui. Sedangkan Li Hui kini sudah berdiri ditempat laba-laba itu berdiri sebelumnya, cairan berwarna hijau melekat di ujung pedangnya.
Li Hui sudah pernah membunuh binatang buas sebelumnya, tepatnya setengah tahun yang lalu. Dia dan ayahnya masuk kedalam hutan dengan tujuan mengasah mentalnya dalam pertarungan. Bahkan dia juga sudah merasakan sensasi pertarungan hidup dan mati.
"kau ingin kabur? jangan bermimpi!"
Anak muda berambut putih itu kembali melesat untuk menyerang. Gerakan Li Hui sangat cepat, membuat laba-laba itu tidak bisa mengimbangin serangannya. Apalagi salah satu kakinya sudah terputus membuatnya tidak bisa bergerak bebas membuat pertarungan berat sebelah.
Sesekali laba-laba itu akan menembaki Li Hui dengan jaring-jaringnya, tapi orang yang menjadi sasarannya itu bisa menghindar dengan baik.
5 menit berlalu, sayatan dan tusukan sudah tercetak ditubuh laba-laba itu. Bahkan 4 kakinya sudah terpotong. Dan sekarang pedang Li Hui sudah tertancap dikepala laba-laba itu, membuat binatang buas itu tergelatak tak bernafas lagi.
Meskipun tidak ada serangan yang menyentuh tubuh Li Hui, dia terlihat sangat kotor karena percikan darah laba-laba itu yang berhamburan kemana-mana.
'syakh'
Li Hui menarik pedangnya dari kepala binatang buas itu dan membersihkannya dengan pakaiannya. Lalu dia berbalik dan berjalan kearah Shi Hao dan lainnya yang sedang melongo tidak percaya. Mereka tidak menyangka Li Hui sekuat ini, bahkan Jun Wuji merasa tim pemburu desa mereka tidak sekuat ini.
"ayo kembali" ucap Li Hui membuat semua orang sadar dari keterkejutannya.
"tunggu aku"
Shi Hao berlari mengejar Li Hui yang sudah lumayan jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
heri surianto
keren
2021-05-22
0
Ares
bagus
2021-01-20
0
Tengku Amir
hebat, lanjutkan
2020-04-22
0