Dang Riu mengangkat pedang besarnya tinggi-tinggi sejajar dengan tubuhnya, lalu dia mengalirkan Qi ke pedang tersebut hingga menimbulkan asap berwarna hitam yang secara perlahan berubah menjadi api merah yang membara.
"ternyata Dang Riu sudah menguasai perubahan elemen?!" suasana ricuh terjadi ketika pedang besar Dang Riu diselubungi oleh api.
Bisa dikatakan perubahan Elemen adalah sesuatu yang sangat sulit dikuasai dibawah Houtian Stage, meskipun bukan suatu hal yang mustahil dilakukan.
Tetapi bagi Cultivator yang bukan murid dari Sekte Besar, itu adalah suatu hal yang sangat-sangat sulit, karena untuk menguasainya dibutuhkan bantuan dari Cultivator tingkat tinggi untuk mengendalikan elemen agar tidak berubah menjadi suatu yang membahayakan.
Bahkan Qu Dai juga sedikit terkejut ketika melihat pencapaian Dang Riu.
"kau memang kuat seperti yang orang-orang bicarakan. Tetapi tetap saja kau bukanlah lawanku" Tekanan disekitar Qu Dai tiba-tiba berubah menjadi lebih kuat, dia menarik pedangnya dari pinggangnya..
"apa yang terjadi? Aura pria itu menjadi lebih kuat" gumam Li Hui. Sebelumnya Aura Qu Dai masih sama kuat seperti miliknya, tetapi saat ini Aura tersebut berubah menjadi lebih kuat dan tebal, bahkan sedikit lebih kuat dari milik Lin Chen.
"sebenanya aku masih ingin bermain-main dengan mu, tetapi...kau terlihat terburu-buru, jadi mari kita akhiri disini" Qu Dai berjalan perlahan kedepan dengan pedang yang tergenggam ditangan kanannya.
"tutup mulutmu. Akan kubunuh kau hari ini! 'Great Sword Technique : Tebasan Pembelah Gunung!" ucap Dang Riu sambil berlari kedepan dan menebaskan pedang besarnya yang diselubungi api kearah pedang Qu Dai yang juga sudah terarah kepadanya.
'Dhuaaaar! '
Drrrrrrtt!
Ledakan besar terjadi setelah kedua pedang itu berbenturan yang membuat seluruh arena dan sekitarnya bergetar kuat. Gumpalan asap hitam membumbung setinggi 10 meter, yang menutupi Dang Riu dan Qu Dai didalamnya.
"uhk! Apa-apaan kekuatan ini!? " Ucap Zhu Fian, yang terhuyung karena tekanan dari ledakan.
Li Hui tidak merasakan dampak dari tekanan tersebut begitu juga dengan Zhu Yan yang masih berdiri tegak diposisinya, tidak terpengaruh sama sekali.
Beberapa saat kemudian, hembusan angin mulai menghapus gumpalan asap hitam, sehingga di arena terlihat Dang Riu yang berlutut sambil menggenggam pedang besarnya yang telah patah. Berbagai luka ringan dan dalam tercetak ditubuh besarnya, membuat darah segar terus bercucuran kelantai arena.
Sementara itu disisi lain, Qu Dai tetap berdiri tegap meskipun sebuah bekas sayatan ringan terdapat dibahu kanannya.
"wahh, Dang Riu kalah?! "
"hahaha, ini akan menjadi berita yang bagus"
"bukankah lebih baik jika bajingan itu dilumpuhkan? " Berbagi tanggapan dari para penonton ketika melihat Dang Riu lah yang berlutut. Kebanyakan dari mereka sangat puas akan hal ini, tetapi masih banyak juga yang tidak rela jika Dang Riu hanya mendapatkan kekalahan tersebut, mereka ingin supaya pria pembawa teror tersebut setidaknya dilumpuhkan atau semacamnya.
"ahhhkk! " Dang Riu memuntahkan segumpal darah segar dari mulutnya. Dilihat dari kondisinya, Kemungkinan besar Dang Riu tidak akan bisa lagi melanjutkan pertarungan.
"ss-siapa kau se-bbenarnya" tanya Dang Riu yang berusaha untuk tetap sadar.
"bukankah kau sudah mendengar juri memanggil namaku sebelumnya? " balas Qu Dai.
"bb-bukan...maksudku dari mana asalmu?"
"hahaha, kau ingin aku memberi tahu dari mana aku berasal, lalu kau akan meminta bantuan dari Organisasi Kalajengking Merah untuk membunuhku? " balas Qu Dai sambil tertawa, yang membuat Dang Riu semakin menggertakkan giginya.
Setelah beberapa detik, Qu Dai berhenti tertawa dan berubah menatap Dang Riu dengan sinis. "baiklah aku akan memberitahumu dari mana asalku, aku berasal dari Desa Awan. Bukankah kau sudah pernah kesana." ucapnya.
"biar kuingat dulu, dulu kau pernah kesana dan membawa malapetaka bagi seorang wanita muda yang tidak bersalah kan? Kau membunuh wanita malang itu setelah puas memperkosanya. Yang ku ingat nama wanita itu adalah Qu Bei.. "lanjut Qu Dai, meskipun dia bicara dengan tenang, bisa terlihat jelas bahwa matanya menunjukkan kesedihan bercampur dengan kemarahan yang mendalam.
Dang Riu tertegun mendengar itu dan berusaha mengingat kejadian yang dikatakan Qu Dai. Dan tiba-tiba dia berkeringat dingin, kejadian itu terjadi sekitar 2 tahun yang lalu ketika dirinya masih berumur 28 tahun.
Waktu itu Dang Riu masih menjadi anggota salah satu bandit yang terkemuka yang saat ini sudah musnah. Dia beserta 10 anggotanya diperintahkan untuk memungut upeti keamanan dari salah satu desa yang bernama desa Awan.
Upeti keamanan adalah upeti yang diserahkan oleh warga desa kepada kelompok Dang Riu karena telah membantu memberantas binatang buas dan demonical beast yang ingin menyerang desa.
Tetapi mereka sama-sama tahu bahwa kelompok bandit Dang Riu tidak melakukan apa-apa sehingga desa Awan tetap diganggu oleh binatang buas. Oleh karena itu setiap mereka datang ke desa tersebut, warga tidak bisa memberikan apa-apa.
Warga desa awan tidak berani menyuarakan masalah ini, karena hal itu sama saja menyerahkan nyawa mereka. Dilain sisi Kelompok Dang Riu tetap tidak terima akan hal tersebut meskipun sudah beberapa kali melihat situasi ini, jadi mereka selalu mencari solusi yang pastinya sangat merugikan warga desa.
Disaat mencari solusi dengan kasar, secara tidak sengaja sudut mata bejat Dang Riu menangkap siluet gadis muda yang begitu cantik. Meskipun mengenakan pakaian kain yang sederhana, gadis itu masih terlihat sangat cantik karena pakaian tersebut sangat pas dengan lekukan tubuhnya yang indah.
Waktu itu pikiran Dang Riu sudah dibutakan oleh nafsu sehingga dia mengusulkan gadis itu sebagai ganti dari upeti. Warga desa tentu menolak keras hal tersebut, tetapi dengan cepat pedang besar Dang Riu langsung menebas kearah leher orang pertama yang menolak dan memisahkan kepala nya dari tubuhnya.
Warga desa sangat ketakutan waktu itu, sampai akhirnya mereka hanya bisa memikirkan nyawanya sendiri dan menyerahkan gadis itu kepada Dang Riu, yang terakhir akan dia bunuh setelah puas dengan hawa nafsu nya.
"apa kau sudah mengingatnya sekarang? atau...kau ingin aku membantumu?" ucap Qu Dai sembari melangkah secara perlahan kearah Dang Riu.
"tt-tidak tidak. Aa-aku sudah ingat sekarang, tapi itu semua kesalah pahaman. Bukan aku yang melakukannya " hanya orang bodoh yang tidak tahu bahwa gadis muda yang dia bunuh itu, memiliki hubungan darah dengan Pria dihadapannya ini.
"oh, benarkah? Apa kau tidak melihat ku waktu itu? Padahal aku berdiri tepat disampingnya!! " kemarahan Qu Dai mulai memuncak, aura yang sangat kuat mulai keluar dari tubuhnya. Dulu dia berada dilokasi kejadian, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena kakaknya Qu Bei memegang tangannya dan memerintahkan untuk tidak melakukan sesuatu yang akan berakhir sia-sia
Dan tepat setelah memakamkan tubuh kakaknya yang terbujur kaku, Qu Dai membuat sumpah bahwa dia akan membalas semua ini.
Dia berlatih sangat keras hingga akhirnya dirinya diterima di salah satu sekte kelas menengah dan berakhir tiba disini tepat dihadapan orang yang merenggut satu-satunya keluarganya 2 tahun yang lalu.
"tunggu dulu....itu semua salah paham bukan aku yang melakukannya"! ini adalah pertama kalinya Dang Riu mendapatkan ketakutan yang sangat besar seperti ini ketika berhadapan 1 lawan 1 dengan orang lain, karena biasanya lawannya lah yang akan berada disituasi ini.
"sebenarnya apa yang terjadi kak? " tanya Zhu Fian kepada Zhu Yan.
"sepertinya ini adalah masalah pribadi semacam balas dendam " balas Zhu Yan.
"tetapi sepertinya ini tidak akan berakhir baik" lanjutnya lagi.
Qu Dai berjalan lebih dekat, yang membuat Dang Riu semakin ketakutan. Dan akhirnya Qu Dai telah sampai dihadapan Dang Riu yang masih berlutut.
"kau tidak bisa melakukan apa-apa padaku, aku adalah anggota Kalajengking Merah jika aku mati disini maka mereka akan mengejarmu sampai keujung benua sekalipun. !" teriak Dang Riu mengancam.
"aku tidak peduli dengan organisasi itu, karena mereka tidak akan pernah bisa menyentuhku" balas Qu Dai dengan tenang.
"aku sudah bersumpah dari 2 tahun yang lalu, bahwa aku akan memberikan sesuatu yang lebih menyakitkan dari kematian kepadamu..."
"eehhk"
Tangan kiri Qu Dai terjulur keleher Dang Riu, lalu mencekiknya dan mengangkatnya tinggi-tinggi membuat Dang Riu menjulur-julurkan tangannya untuk memegang lengan kiri Qu Dai berharap cekikan tersebut lepas.
"tenang saja aku tidak akan membunuhmu...." Qu Dai mengerahkan telapak tangan kanannya kedada Dang Riu seolah mencari sesuatu. Dan menariknya kembali, dia mengepalkan tangan itu yang secara perlahan menciptakan bola angin tepat digenggaman tersebut.
"...hanya akan menghancurkan dantianmu! "
Qu Dai meluncurkan tinjuannya kedada Dang Riu yang merupakan posisi dantiannya berada.
"Bhuaar!"
"Craaak!"
Tubuh Dang Riu meluncur seperti peluru keluar arena karena tinjuan itu, dan bunyi seperti pecahan kaca terdengar sesaat setelah tinjuan Qu Dai menyentuh dada Dang Riu.
"dantiannya telah hancur..ini lebih buruk dari pada kematian!" seru para penonton, dan kekacauanpun terjadi diantara mereka.
"pemuda itu sangat kuat..!"
"dia pantas mendapatkannya setelah semua yang telah dia lakukan."
Tubuh Dang Riu meluncur cepat dan menabrak rumah warga, salah satu dari anak buahnya berlari untuk mengetahui kondisinya.
Darah terus keluar dari mulutnya dan dadanya remuk karena tulang rusuk nya juga sudah hancur, tetapi Dang Riu masih hidup meskipun dengan nafasnya yang sangat lemah.
Para penonton kembali dibuat terkejut setelah melihat kondisi Dang Riu, lalu mereka mengalihkan pandagan kearah Qu Dai yang masih berdiri tegak diatas arena dengan mata yang memandang lurus kedepan.
Sesaat kerumunan menjadi sangat hening, tidak ada yang berani berbicara, bahkan suara juri yang mengumumkan pemenang pun tidak terdengar. Sebuah Sayembara yang seharusnya berakhir baik berubah menjadi sesuatu yang mungkin akan berakhir sangat-sangat buruk, karena akan menyinggung organisasi yang tidak akan baik jika disinggung.. Organisasi Kalajengking Merah.
Setelah berdiri beberapa detik, Qu Dai membalikkan tubuhnya dan berjalan turun dari arena. Qu Dai tidak berhenti, dan terus berjalan menerobos kerumunan yang telah membuka jalan kepadanya, dan membuat semua perhatian terarah kepadanya.
"setelah membuat kekacauan ini, kemana kau pikir kau bisa pergi?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
heri surianto
ok
2021-05-30
1
Aries Setia Varash
mantap 👍
2021-05-19
0