"semua peserta akan masuk sekaligus kedalam portal, lalu kalian akan secara otomatis dipisahkan satu sama lain. Di dalam portal ini terdapat 5 cobaan untuk masing-masing peserta, jadi disaat kalian memasuki portal, kalian akan langsung memulai cobaan pertama. tanpa berlama-lama lagi, mari kita mulai seleksi tahap kedua!" ucap tetua yang berdiri di podium dengan tegas.
Setelah seleksi tahap kedua resmi dimulai, para tetua yang bertugas mulai mengarahkan para peserta yang berjumlah 158 orang untuk memasuki portal.
"swush" ketika orang pertama memasuki portal, pintu portal yang sebelumnya berwarna biru berganti menjadi warna hijau, lalu warna putih, merah, dan terus berganti hingga peserta yang terakhir memasuki arena.
Li Hui yang telah memasuki portal, mendapati dirinya tengah berdiri seorang diri disebuah kawah yang dipenuhi magma. "dimana ini?" gumamnya. Dia terus mengamati wilayah sekitarnya hingga beberapa menit, dan disaat dia menganggap bahwa tidak akan ada yang terjadi, tanah yang dia pijak mulai bergetar.
Getaran itu seolah terjadi karena kerumunan kuda yang berlari secara bersamaan. Dan benar saja, hanya berselang 1 menit setelah getaran dimulai, mata Li Hui menangkap kepulan debu yang secara perlahan mendekat kearahnya. Lantas dia mengambil kuda-kuda dan menarik nafas dalam-dalam, sebuah pedang sudah tergenggam ditangan kirinya.
Beberapa detik kemudian, kepulan debu semakin dekat ketempatnya, dan dari dalam debu itu, Li Hui bisa melihat kerumunan mahluk seperti kepiting yang seluruh tubuhnya berwarna merah terang seolah dibalik cangkangnya hanya ada api bukan daging.
Jantung Li Hui berdetak cepat, dia belum pernah menghadapi mahluk seperti ini sebelumnya. Tetapi tubuhnya tetap siaga, dan dia mulai mengalirkan Qi ketangan kirinya yang secara perlahan berubah menjadi jarum-jarum listrik berwarna ungu gelap dan terus menjalar hingga mencakupi seluruh bilah pedangnya.
'Bzzzzt....bzzzzt!"
"aku tidak ingin mati disini!"
Li Hui menggertakkan giginya dan menebaskan pedangnya secara horizontal kearah kepiting terdepan yang tinggal berjarak 1 meter darinya.
'zzrrrtrt'
'swuuush'
Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi, disaat pedang Li Hui dan capit kepiting akan bertemu, Lokasi yang awalnya adalah kawah magma panas, berganti secara tiba-tiba menjadi sebuah padang rumput hijau yang sangat sejuk. Seluruh kerumunan kepiting juga tiba-tiba menghilang, sehingga Li Hui hanya menebas udara kosong.
"apa-apaan ini?" ucap Li Hui, dia kembali memperhatikan daerah sekitarnya dengan penuh kebingungan.
Dia kini berdiri diantara Padang rumput yang sangat luas dan hutan lebat yang ditumbuhi pepohonan besar.
Ditengah kebingungannya, secara tiba-tiba telinganya mendengar sesuatu seperti desiran air terjun. Lantas dia kembali memutar kepalanya untuk mencari lokasi air terjun tersebut, dan ternyata suara itu berasal dari kedalaman hutan yang berada dibelakangnya.
Li Hui menarik alisnya ketika dia merasa ada sesuatu yang aneh, Tetapi pada akhirnya Pemuda berambut putih itu memutuskan untuk berjalan memasuki hutan.
"ada apa dengan hutan ini?" tanya Li Hui lagi dalam hati. Dia sudah berjalan sekitar 30 menit, tetapi dirinya tidak kunjung sampai kelokasi air terjun.
Bahkan suara desiran air terjun yang dari tadi dia dengar, tidak berubah sama sekali, tetap sama dan itu seolah hanya berjarak 100 meter darinya.
Setelah beristirahat selama 10 menit dan memikirkan segala kemungkinan, Li Hui kembali berjalan. Tapi kali ini dia mengalirkan Qi-nya keseluruh kepalanya, untuk memaksimal penglihatan dan ingatannya akan jalan yang dia lalui.
Dan benar saja, setelah berjalan selama 20 menit lagi, dia bisa melihat sebuah aliran sungai yang sangat jernih. Dia kembali berjalan dan semakin dekat dengan air terjun, tetapi kini bukan hanya suara desiran air terjun yang terdengar, tetapi juga suara seorang gadis yang tertawa.
Tingkat rasa ingin tahu-nya meningkat secara tiba-tiba, dan kakinya tidak berhenti berjalan seolah memiliki pikirannya sendiri. Dan beberapa saat kemudian, akhirnya matanya bisa melihat sebuah air terjun yang lumayan tinggi dan besar. Tetapi ada sesuatu yang lebih menarik dari pada air terjun itu, yaitu seorang gadis berambut ungu yang terlihat sedang memunggunginya dengan tubuh polos tanpa sehelai pakaian.
"apa lagi ini?" gumam Li Hui.
"permisi!" setelah menunggu selama 10 menit dan tidak ada yang terjadi, Li Hui memberanikan dirinya untuk bertanya. Lantas Gadis yang tampak masih muda itu berdiri dan membalikkan badannya.
Seakan waktu yang berhenti atau darahnya yang mengalir lebih cepat sehingga otaknya berhenti bekerja, mata dan mulut Li Hui terbuka lebar ketika melihat siapa gadis itu.
Gadis yang terlihat masih berumur 12 tahun itu tidak lain adalah Xiao Que. Dia adalah wanita tercantik yang pernah Li Hui lihat setelah ibunya, dan kini berdiri dengan telanjang bulat berdiri dihadapan Li Hui. Kulit putih yang sangat bersih disertai dua buah gunung kembar yang sangat indah, dan sebuah rawa tanpa rumput membuat mata Li Hui tidak bisa berkedip sama sekali. Meskipun dia masih berumur 8 tahun, tetapi insting laki-lakinya kini berteriak histeris didalam kepalanya.
"apa ada yang bisa saya bantu?" balas Xiao Que dengan suara lembutnya, membuat Li Hui semakin merinding, tetapi pikirannya secara perlahan mulai terang kembali, dan dia berhasil mengalihkan pandangannya.
"ah....aku hanya ingin bertanya t-tempat macam apa ini" tanya Li Hui dengan gugup.
"tempat ini? Kamu tidak tahu tempat apa ini?. Tempat ini diciptakan khusus untuk kita berdua, masa kamu lupa hmph" balas Xiao Que dengan suara ngambek yang membuat Li Hui semakin tersiksa.
Li Hui tidak bertanya lagi dan hanya berdiri diam untuk memikirkan langkahnya selanjutnya. Tetapi pikirannya kembali buyar ketika mendapati Xiao Que sedang berjalan kearahnya dengan langkah yang sangat menggoda.
"kenapa? Kok tiba-tiba diam?" ucap Xiao Que dengan tatapan sayu kearah Li Hui. Tangan langsingnya terjulur membelai dada Li Hui sampai keleher pemuda itu, dan Li Hui hanya diam mematung menyaksikan kegiatan gadis cantik itu.
Dan disaat hawa nafsu hampir menguasai kepala Li Hui, secara tiba-tiba seutas senyuman indah nan tulus dari seorang wanita dewasa terlintas dikepalanya, membuat kegelapan bejat yang hampir menguasai kepalanya hilang tak bersisa, dan segera menjernihkan pikirannya juga.
Xiao Que menyadari hal itu, tetapi dia tetap berusaha menggoda Li Hui. Tangannya meraba dada pemuda itu dan secara perlahan turun keperutnya. Tepat saat tangan Xiao Que akan turun dari perutnya, Li Hui menangkap tangan halus itu dan berjalan mundur.
"maaf, saya tidak mengenal anda. saya hanya ingin bertanya tempat apa ini, dan jika saudari tidak tahu maka saya akan pergi untuk mencari tahu sendiri" ucap Li Hui.
"kamu tidak perlu mencari tahu, tempat ini memang diciptakan khusus untuk kita" sahut Xiao Que dengan tergesa-gesa.
"maka saya akan pergi, " Li Hui membungkukkan badanya lalu berbalik dan berjalan pergi dari tepi sungai itu.
"tunggu!. Kenapa kau tidak percaya kepadaku? Tunggu! hei... Apa kau tega meninggalkan gadis cantik sepertiku sendirian disini?!. " teriak Xiao Que, tetapi tidak berusaha mengejar Li Hui.
Sementara itu, Li Hui terus berjalan memasuki hutan. Matanya tetap lurus kedepan tanpa ada bekas kasihan kepada Xiao Que.
Akan tetapi, disaat Li Hui akan keluar dari hutan dan memasuki padang rumput, wilayah sekitarnya kembali berganti menjadi sebuah padang pasir yang sangat luas.
"apa lagi yang akan muncul disini" gumamnya sembari berjalan keatas gundukan pasir tertinggi yang ada di area itu. Selama beberapa menit memandang daerah sekitar, tidak ada yang aneh dalam penglihatan Li Hui. Pemuda berpupil emas itu lalu memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum mencari tahu lebih jauh.
Tetapi disaat dia akan duduk, gundukan pasir yang dia pijak tiba-tiba terkuras kebawah seolah ada sesuatu yang menelannya.
'siiiiiiir!'
"tunggu dulu, kenapa gundukan ini semakin tinggi?" ditengah kebingungannya, Li Hui tiba-tiba menyadari sesuatu. Bahwa bukan pasirnya yang tertelan atau semacamnya, melainkan gundukan ini yang naik sehingga semua pasir yang ada diatasnya jatuh kebawah.
Lantas Li Hui melompat kebawah dan mendarat kembali diatas pasir yang lebih rendah. Sementara itu, gundukan yang dia naiki sebelumnya kini semakin menjulang tinggi, dan tiba-tiba seekor ular besar keluar dari bawah pasir dengan pupil hijau yang menatapnya dengan tajam.
"ssiiiiissh!"
Belum sampai disitu, selang beberapa detik setelah ular besar itu keluar, gundukan pasir terus naik hingga menunjukkan mahluk yang ada dibalik pasir tersebut. Dan mahluk itu adalah kalajengking raksasa setinggi 5 meter. bahkan ular besar yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan lapar itu adalah ekor dari kalajengking tersebut.
"apa-apaan?!" ucap Li Hui sembari mundur beberapa langkah.
meskipun aura yang dikeluarkan kalajengking itu hampir sama dengan aura miliknya, dia merasa tidak masuk akal menghadapi mahluk raksasa seperti ini seorang diri.
"Ggrrraaaahhk!"
Seolah tidak membiarkan Li Hui berpikir, kalajengking raksasa itu langsung menerjang kearah pemuda itu dengan ganas.
"eh, tunggu dulu, bukankah ini hanya ilusi?!" teriak Li Hui. Dia memutar tubuhnya dan berlari sekuat tenaga. Meskipun ini memang hanyalah ilusi, tetapi kalajengking itu terlihat sangat nyata. Bahkan pemuda berambut putih itu merasakan sedikit tekanan darinya.
"shiiiiiiis! Syuuuush"
'Bhuuumbh!'
Meskipun memiliki tubuh yang besar, kalajengking raksasa itu berlari sangat cepat berkat keenam kakinya. Sehingga hanya butuh beberapa detik sebelum Li Hui terkejar. Saat jarak antara mereka hanya berkisar 7 meter, ular besar yang merupakan ekor dari kalajengking itu, menerjang Li Hui dengan cepat tetapi masih bisa dihindari oleh pemuda tersebut.
Aksi kejar-kejaran itu terjadi selama beberapa menit, sampai Li Hui menghembuskan nafas kasar dan berhenti berlari, yang diikuti oleh kalajengking.
"cukup! Aku tidak akan lari lagi! Jika memang aku akan mati, aku akan mati dengan jantan!" ucap Li Hui dengan semangat menggebu-gebu, meskipun dia sendiri tahu bahwa dia tidak akan mati meskipun kalajengking ini membelah dua tubuhnya. Karena terlepas dari seberapa nyatanya semua ini, ini semua tetap hanyalah sebuah ilusi untuk seleksi penerimaan murid.
Li Hui menarik pedangnya dari sarungnya dan mengaliri pedang panjang tersebut dengan elemen Listrik. Tidak lupa, dia juga mengalirkan Qi-nya ke kedua kakinya untuk menambah kecepatannya.
'zzrrrrt shuuuhh'
Li Hui mengambil kuda-kuda dan menedang pasir sehingga dia melesat dengan cepat kearah kalajengking.
"ggraaaaaahg!l"
Hal yang sama dilakukan oleh kalajengking, mahluk raksasa itu juga melesat untuk menyambut serangan Li Hui.
'Trang!'
'bhuumhb!'
Pedang Li Hui dan capit kalajengking berbenturan, tetapi Li Hui segera melompat mundur karena ular besar langsung membuka mulutnya untuk menerkamnya.
"ini akan menjadi pertarungan yang sulit" gumam Li Hui. Dia kembali melesat dan menebaskan pedangnya dengan cepat. Tetapi dia akan sesekali melompat mundur untuk menghindari terkaman ular besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
lucifer~fallen[✓]
sepi broo
2021-01-27
2