Li Hui, Zhu Yan, dan Zhu Fian berjalan ditengah keramaian pasar yang menyediakan berbagai macam jenis barang untuk keperluan Cultivator. Seperti senjata, Spirit Herb, dan lain sebagainya, meskipun benda-benda ini berkualitas lebih rendah dan tidak sulit ditemukan, tapi untuk sebuah desa dapat menyediakannya sudah sangat menakjubkan.
Sekitar 30 menit berlalu, dan apa yang dilakukan ketiga orang itu hanya berjalan tak tentu arah. Meskipun ini adalah pertama kalinya Li Hui melihat tempat seperti ini, dia sama sekali tidak memiliki rasa antusias yang berlebihan.
Berbeda dengan Zhu Fian yang berlari kesana kemari untuk mengunjungi berbagai barang yang dijual dengan ekspresi senang, tetapi pada akhirnya tidak membeli apapun yang membuat pemilik toko menggerutu kesal.
Zhu Yan hanya bisa tersenyum pasrah untuk menahan rasa malunya atas tingkah adiknya itu. Tetapi dia diam-diam mempercepat langkahnya dan berharap supaya Zhu Fian tinggal dibelakang dan tidak akan mengikutinya lagi.
"Ini kebetulan yang baik atau kebetulan yang buruk kita bisa bertemu disini saudara Yan?" ucap seorang pemuda yang terlihat seumuran dengan Zhu Yan, dengan rambut berwarna biru pucat. Pemuda yang bernama Xi Zai itu berjalan dengan senyum smirknya kearah Zhu Yan yang sudah berhenti berjalan.
"pergilah, aku sedang tidak mood berdebat denganmu" raut wajah Zhu Yan langsung berubah ketika melihat Xi Zai datang menghampirinya. Kedua orang ini adalah musuh bebuyutan yang terkenal di antara murid Sekte Bintang Biru, karena dianggap sebagai jenius digenerasi mereka, mereka berdua akan selalu bersaing dalam segi apapun.
Tetapi terlepas dari itu semua, gengsi antara klan Zhu dan Klan Xi yang menjadi klan terbesar dalam radius 2000 km ini, juga membuat mereka tidak bisa disatukan dalam satu ruangan.
"hm, bukankah itu adikmu Fian? Wah tepat sekali, aku juga ingin memperkenalkan adikku kepadamu. Namanya adalah Xi Wei, masih berumur 9 tahun tetapi sudah berada diperingkat Pulse Condensation Stage ke 2" ucap Xi Zai dengan nada sombong ketika melihat Zhu Fian yang sedang terlena dengan dunianya sendiri.
" oh benarkah?, aku merasa itu tidak perlu" balas Zhu Yan menanggapi sambil melirik gadis muda disamping Xi Zai yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
Sementara itu, Li Hui hanya berdiri dengan diam dibelakang Zhu Yan. Dia bisa melihat dengan jelas bahwa aura Xi Zai hanya sedikit lebih lemah dari aura milik Zhu Yan. Lalu dia menatap Xi Wei yang berdiri tegak disebelah kanan Xi Zai, gadis itu memiliki warna rambut yang sama dengan kakaknya dengan pupil yang berwarna hitam pekat.
Bentuk badannya juga sangat indah apalagi kulitnya yang putih dan bersih seperti giok, membuat mata tidak bisa berpaling darinya.
"hahaha, kau masih belum berubah saudara Yan. Kali ini aku murni hanya ingin memperkenalkan adikku yang berbakat ini kepadamu, aku tidak bermaksud yang lain hehe." Xi Zai kembali menunjukkan wajah songongnya kepada Zhu Yan.
"cukup, aku tidak ingin berlama-lama disini" Xi Wei akhirnya bersuara setelah muak dengan tingkah saudara kandungnya ini. Sejak tadi dia memang sudah tahu jika saudaranya ini mengajaknya berjalan-jalan hanya untuk memamerkannya, tetapi dia juga tidak munafik bahwa dirinya sedikit menikmatinya.
"tentu saja adikku. Maafkan aku saudara Yan, aku harus segera pergi dari sini, jadi sampai jumpa lagi. Haha" Xi Zai dan Xi Wei berjalan melewati Zhu Yan. Tetapi sebelum melangkah lebih jauh, Xi Wei sempat berhenti untuk menatap kearah Li Hui yang membelakanginya, lalu kembali berjalan setelah menghilangkan insting anehnya yang tiba-tiba muncul.
"Siapa dia senior?" tanya Li Hui untuk mencairkan suasana.
"dia adalah Xi Zai, anak pertama dari ketua Klan Xi. Dan dia hanyalah seorang bocah yang tidak pernah dewasa" jawab Zhu Yan.
"ada apa kak? Wajahmu sedikit berbeda dari sebelumnya" Zhu Fian berjalan mendekat kearah Li Hui dan Zhu Yan setelah selesai dengan kesibukannya.
"kau tidak perlu tau hmph!" balas Zhu Yan sambil kembali berjalan.
Zhu Fian mengerutkan keningnya ketika melihat tingkah saudaranya itu, lalu dia menatap Li Hui untuk mencari jawaban, tetapi pemuda berambut putih itu hanya melihatnya sekilas dan menggelengkan kepala sebelum ikut berjalan mengikuti Zhu Yan.
*
30 menit berlalu. jadwal sayembara seharusnya akan diadakan sekitar 10 menit lagi. Li Hui dan yang lainnya memutar balik langkah mereka dan sampai didepan kediaman kepala desa yang sudah dipenuhi banyak orang yang kebanyakan adalah pemuda disekitar usia 20-30 tahunan.
Dan rata-rata dari mereka berada disekitar peringkat Pulse Condensation Stage ke 3-5.
Tidak lama setelah mereka sampai, terlihat kepala desa dan keluarganya berjalan dengan sombong ketempat yang disedikan khusus untuk mereka. Disana juga terlihat putri kepala desa yang akan menjadi tokoh utama pada kesempatan ini.
Terlihat dari tampangnya, putri kepala desa itu berusia sekitar 15 tahunan, dengan rambut sebahu berwarna hitam kelam yang diikat rapi membuat penampilannya menjadi menarik meskipun wajahnya hanya memilki kecantikan rata-rata jika dibandingkan dengan Xi Wei.
Dan dengan bantuan matanya, Li Hui bisa melihat bahwa aura gadis itu menunjukkan bahwa dia masih berada di peringkat Pulse Condensation Stage ke 3. Berbeda dengan ayahnya yang memiliki aura cukup tebal yang hampir sama dengan milik Zhu Yan tetapi sedikit lebih kuat darinya.
"saya Lin Chen selaku kepala desa dari desa Bintang mengucapkan terimakasih kepada para peserta sayembara yang bersedia hadir untuk memenangkan hati putriku Lin Mei." ucap kepala desa untuk menyambut kedatangan para peserta sayembara.
"dalam sayembara ini tidak ada peraturan yang terlalu penting, kalian bisa melakukan apapun untuk mengalahkan lawan. Tetapi ada satu hal yang perlu kalian ingat, yaitu jangan membunuh!" ucap Lin Chen lagi yang menimbulkan keributan diantara peserta.
"hanya orang bodoh yang bertaruh nyawa untuk wanita tidak berguna sepertinya.." ucap Zhu Fian.
"jaga ucapanmu bodoh!" bentak Zhu Yan dengan nada pelan. Tetapi dia juga setuju dengan ucapan Zhu Fian, bukankah resiko sayembara ini terlalu mahal hanya untuk mendapatkan seorang gadis yang berada diperingkat ketiga?
Tetapi meski sudah memikirkan segala resiko, masih cukup banyak Cultivator yang melangkah maju keatas arena untuk mengikuti sayembara, dan jika dihitung, jumlah mereka mencapai 50 orang.
"wah, ternyata masih cukup banyak orang bodoh didunia ini ya" ucap Zhu Fian yang didetik berikutnya mendapat jitakan dikepalanya.
*
"untuk tahap pertama, 5 orang peserta akan ditempatkan pada setiap arena. Dan hanya satu orang terakhir yang akan lanjut kebabak berikutnya" ucap seorang penatua yang bertugas sebagai juri untuk memimpin sayembara tersebut.
"jadi tanpa menunggu lagi mari kita mulai sayembara ini!!" ucap penatua itu lagi.
Mengikuti ucapan penatua tersebut, sejumlah peserta mulai melangkah keatas arena yang hanya tersedia 2 buah. Dan dibagi sesuai nomor urut menjadi 5 orang setiap arena.
"bukankah itu Dang Riu? Bagaimana mungkin dia bisa ikut dalam sayembara ini? " ucap seorang peserta yang menunggu gilirannya.
"sial! Bagaimana bisa dia ada disini?! " sambut peserta lainnya dengan berbagai ekspresi, tetapi mayoritas peserta berubah menjadi takut.
Dang Riu sangat terkenal disekitar desa Bintang, Sebagai salah satu anggota dari organisasi Kalajengking Merah, dia dikenal sangat haus darah. Dan tidak akan segan membunuh siapapun yang menyinggung atau menghalangi jalannya.
Bahkan baru-baru ini, ada berita yang mengatakan bahwa Dang Riu telah membantai satu keluarga yang berada dipinggir desa Bintang. Tidak jelas apa alasan dia melakukannya tetapi menurut bisik-bisikan warga, Dang Riu membantai mereka karena anak dari keluarga itu kedapatan memandang wajahnya dengan tatapan jijik.
Tetapi, meskipun dia sudah banyak melakukan tindakan yang tidak bermoral, tidak ada satupun yang berani menghukum atau menghentikannya, karena kekuatan yang ada dibelakangnya tidak bisa dianggap remeh, bahkan Sekte Bintang Biru harus berfikir 2 kali untuk menyinggung organisasi tersebut. Karena organisasi tersebut memiliki 2 cultivator yang berada di ranah Houtian Earth Early-Stage.
Dan ada satu hal yang menjadi kesukaan warga desa Bintang,yaitu Julukan yang diberikan kepada Dang Riu yang tidak lain adalah 'Sijelek Pembunuh'
Dang Riu yang sudah berdiri tegak di arena kedua, kembali menatap Lin Mei dengan tatapan cabul setelah memeriksa lawan-lawannya.
"kau akan segera menjadi milikku" ucap Dang Riu sambil menjilat bibirnya sendiri.
"Babak pertama sayembara dimulai!! " teriak Penatua yang menjadi juri. Menyambut teriakan itu, para peserta di Arena 1 langsung melesat dan bertukar serangan. Tingkat kultivasi kelima cultivator di arena tersebut hampir sama sehingga kekuatan serangan mereka juga tidak jauh berbeda.
Berbeda dengan Arena 2 yang tidak menunjukkan serangan apapun, kelima peserta itu hanya berdiri dan saling memandang. Alasannya bukan karena mereka tidak ingin bertarung melainkan karena ke-4 peserta yang berdiri disana ketakutan akan kehadiran Dang Riu.
"bagaimana jika kita bekerja sama untuk mengalahkan dia. Dan setelah kita menyingkirkannya, kita bisa bertarung dengan adil." ucap salah satu yang membuat peserta lainnya menatap pemuda tersebut. Sedangkan Dang Riu masih sibuk memandangi Lin Mei.
"rencana yang bagus! "
"tapi bagaimana ji... "
"kau tidak perlu khawatir, meskipun dia kuat, dia tidak akan bisa bertahan jika kita bekerja sama." potong peserta yang pertama berbicara.
"kalau begitu ayo kita serang dia sekarang!," ucap peserta lainnya dengan semangat membara.
"kau duluan~.." ucap ketiga peserta lainnya secara bersamaan, dan didetik berikutnya mereka saling berpandangan, dan saling mengeluarkan hinaan satu sama lain.
"mereka sangat konyol... "
"dasar pengecut... "
Berbagai umpatan kasar diteriakkan oleh para penonton dan peserta lainnya ketika melihat tindakan keempat peserta yang berdiri diarena 2. Bahkan hal tersebut tidak terlepas dari perhatian Lin Chen, Meskipun merasa sedikit kesal, pria paruh baya itu hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.
"hm, sungguh menganggu" ucap Dang Riu membuat keempat peserta lainnya menghentikan aksi saling menghina mereka, dan menatap kearah Dang Riu yang juga telah menatap mereka dengan sinis.
"maju lah, aku tidak ingin berlama-lama dengan pengecut seperti kalian! " ucap Dang Riu dengan nada mengejek, membuat keempat peserta sangat marah.
"kau bilang pengecut?! aku akan memotong lidahmu itu dan membuat,u bersujud meminta maaf dihadapanku! " teriak salah satu peserta membuat peserta lainnya menatapnya dengan tatapan terkejut karena keberaniannya. Tetapi peserta itu tidak peduli lagi, sebenarnya dari tadi dia sudah sangat marah karena sebelumnya dialah yang mendapatkan hinaan paling kejam dari yang lainnya.
Pikirannya sudah menggelap dan tidak berpikir cerah lagi. Kakinya melangkah kedepan dan secara bertahap bertambah cepat kearah Dang Riu, dengan sebuah tombah sepanjang 2,5 meternya.
Setelah jarak mereka hanya tersisa 4 meter, peserta itu mengayunkan mata tombaknya kearah Dang Riu dengan sangat cepat. Tetapi Dang Riu masih bisa menghindar dengan sangat mudah.
"hm lumayan, setidaknya kau berguna untuk pemanasan" ucap Dang Riu sambil melompat secara Zig-zag untuk menghidari serangan peserta bertubuh kurus didepannya.
"tutup mulutmu! " teriak peserta tersebut dengan penuh kemarahan. Dia terus mengayunkan tombaknya hingga Dang Riu menarik pedang besarnya dan menahan ayunan tombak itu.
"tidak buruk. Sekarang biarkan aku yang menyerang " Dang Riu menarik pedang besarnya dan membebankannya kearah peserta bertubuh kurus tersebut.
Peserta bertubuh kurus itu terkejut beberapa saat sebelum melompat mundur untuk menghindar.
'Bhraak! '
Meskipun hanya gerakan ayunan sederhana, tetapi kekuatan ayunan pedang itu sangatlah besar sehingga bisa membuat kerusakan pada lantai arena.
"kau bisa menghindar hah? bagaimana dengan ini! " Dang Riu kembali menarik pedangnya dengan kedua tangannya. Lalu dia berlari kedepan dan menebaskan pedang besarnya secara vertikal.
'Clank!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
lucifer~fallen[✓]
zhuzhu
2021-01-27
0
zhuzhixinTF
lanjut 👍
2020-12-22
0