"bagaiman kau bisa menjadi kuat seperti itu? padahal kerjaanmu hanya bermain seruling saja!" ucap Shi Hao setelah mereka keluar dari hutan.
Mendengar itu, Li Hui menghentikan langkahnya dan menatap Shi Hao.
"kau pikir aku selalu bermain seruling?.Mulai 1 tahun yang lalu aku sudah berlatih bersama ayahku." ucap Li Hui.
"benarkah? apakah aku bisa berlatih bersamamu? Aku juga ingin menjadi kuat!"
"boleh-boleh saja. Aku akan mengatakannya ke ayahku nanti." balas Li Hui sambil berjalan.
beberapa meter dibelakang Li Hui, terlihat Jun Wuji dan yang lainnya berjalan dalam diam. Tidak ada yang tahu apa yang sedang mereka pikirkan, tapi dari raut wajah Ji Bong saat menatap Jun Wuji, semua pasti tahu bahwa anak muda itu sangat marah sekarang.
Dia tidak berani meluapkan amarahnya karena dia memang tidak punya nyali untuk melakukannya. Disisi lain, Jun Wuji sedang memikirkan tentang kekuatan Li Hui yang sangat mengesankan. Bahkan pemburu desa yang selalu dia lihat, tidak memiliki kekuatan sebesar itu.
"bagaimana bocah ingusan itu memiliki kekuatan sebesar itu?" batinnya.
Tidak terasa perjalanan mereka begitu singkat, hingga akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing. Segala cerita mereka ceritakan ke orang tua masing-masing, hingga cerita itu menyinggung kekuatan yang Li Hui keluarkan.
Sementara itu, Li Hui tidak langsung menuju rumah. Setelah dia berpisah dengan Shi Hao, dia langsung pergi kearah sungai untuk membersihkan tubuhnya yang begitu kotor dan lengket karena darah laba-laba raksasa itu.
Setelah selesai mandi, dia memakai celananya dan menjemur baju yang sudah dia cuci di dahan pohon. Lalu anak muda berambut putih itu duduk dibawah pohon, dia mengangkat tangan kirinya dan membuka telapak tangannya yang kosong, dan secara tiba-tiba sebuah seruling dari bambu mucul disana.
Sekarang, dia tidak perlu khawatir untuk membawa banyak barang, karena sebuah spatial ring sudah bersemat disalah satu jarinya. Tentunya cincin itu adalah hadiah yang diberikan ibunya untuk ulang tahunnya yang ke 8.
Li Hui mulai meniup serulingnya hingga menghasilkan nada yang merdu, dia menutup matanya untuk mengingat segala kejadian yang terjadi hari ini.
Tapi disaat dia membayangkan kembali Pertarungannya dengan laba-laba raksasa, sebuah kilas bayangan terlintas dipikirannya. Bayangan itu adalah seekor mahluk yang sangat besar seperti burung yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh api berwarna emas.
Mata besar burung itu menatapnya dengan tajam, membuat Li Hui mengigil dan keringat dingin. Meskipun hanya sekilas, tapi hal itu berhasil menganggunya, hingga nada yang dikeluarkan serulingnya berantakan.
"huft, bayangan itu lagi."gumam Li Hui. Ini bukan pertama kalinya kilas bayangan itu ada dipikirannya, melainkan sudah sejak dia mencapai tingkat keempat beberapa bulan yang lalu.
Dia tidak mengatakannya kepada siapapun termasuk kedua orangtua nya karena dia merasa itu tidak terlalu menganggu. Moodnya untuk bermain seruling segera menghilang, jadi dia memutuskan untuk berkultivasi.
Cahaya berwarna jingga sudah memenuhi langit pertanda bahwa sebentar lagi dunia akan dihuni kegelapan. Li Hui membuka kedua matanya untuk melihat langit yang sudah mulai menggelap.
"aku sudah mencapai puncak peringkat kelima, hm sepertinya beberapa minggu lagi kultivasiku akan naik." sebuah senyuman puas terlukis dibibirnya.
Setengah jam kemudian, saat matahari sudah tenggelam. Li Hui sudah memakai bajunya dan kini sedang berjalan menuju rumah nya. Malam itu begitu sunyi, karena tidak satupun warga yang masih berkeliaran diluar. Hal itu dikarenakan dinginnya angin yang berhembus, membuat mereka memilih untuk berdiam didalam rumah.
Setelah lima menit berjalan, akhirnya Li Hui sampai dirumahnya dan langsung disambut omelan Yang Yu sampai selesai makan malam.
***
500 meter dari gerbang desa daun, terlihat dua orang pria yang mengenakan jubah berwarna merah dengan motif bunga mawar hitam dibagian punggungnya. Satu dari mereka masih terlihat muda, kira-kira berumur 20 tahun. Sedangkan satu orang lagi terlihat berumur 40-an.
"apakah ini desa yang kau maksud Tian'er?. Aku tidak bisa menggunakan Divine senseku, karena dia bisa merasakannya nanti."seru pria paruh baya itu sambil menatap lurus kearah gerbang desa.
"benar patriak. Orang yang anda cari ada didesa ini" jawab pemuda yang bernama Ye Tian itu.
"hm. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya waktumu telah tiba" sebuah senyum menyeramkan terlukis dibibir pria paruh baya itu.
"ayo kembali, biarkan mereka mimpi indah malam ini." ucap pria paruh baya itu lagi sambil berbalik.
***
Keesokan paginya, Li Hui dan Li Fan sudah berada ditempat dimana mereka biasanya berlatih. Mereka belum mulai karena mereka sedang menunggu Shi Hao datang.
Semalam Li Hui sudah mengatakan bahwa sahabatnya itu tertarik untuk ikut berlatih, dan Li Fan menyetujuinya tanpa pikir lama.
Tapi setelah 30 menit menunggu bukan Shi Hao yang datang. Melainkan beberapa pemburu beserta anaknya masing-masing.
"apakah ada yang bisa saya bantu saudara-saudara? " tanya Li Fan.
"tidak kusangka saudara Fan begitu pemilih untuk melatih seseorang. Kami tahu Hui'er adalah anakmu, tapi sebagai warga desa, ada baiknya jika saudara ikut melatih generasi muda lainnya, karena itu akan membantu desa ini." ucap seorang pria paruh baya, yang bernama Jun An. Dia adalah ayah dari Jun Wuji.
"Benar.. Benar.." sahut Pemburu yang lain.
Li Fan yang merasa bingung menatap Li Hui, tapi anaknya itu juga terlihat sama bingungnya dengannya.
"bukan seperti itu saudara Jun. Saya pikir saudara sekalian memiliki pelatihan tersendiri untuk anak kalian, jadi saya hanya tidak ingin mengganggu. Tetapi jika saudara-saudara ingin aku melatih anak-anak kalian, saya tidak masalah."
"hahaha!. terimakasih saudara Fan, kami tahu kau sangat kuat makanya kami semua percaya jika kau yang melatih anak-anak kami." ucap Jun An lagi.
Li Hui mengalihkan Tatapannya kearah Jun Wuji yang sedang tersenyum penuh kemenangan. Dia mengerutkan keningnya karena tidak tahu apa arti senyum itu.
***
1 jam berlalu . Shi Hao sudah datang dan bergabung dengan anak-anak lainnya. Sebelumnya dia sangat bingung saat melihat begitu banyak orang yang ingin ikut berlatih, tapi setelah mendengar penjelasan dari Li Hui, dia hanya menanggukan kepala.
Li Fan memberikan penjelasan-penjelasan yang sama seperti ketika Li Hui berlatih untuk pertama kalinya. 30 menit berikutnya, anak-anak disuruh bermeditasi untuk merasakan Qi dan mengaktifkan dantian. Ini terasa sangat sulit bagi Li Fan karena tidak semua anak anak ini memiliki bakat untuk menjadi Cultivator.
Hanya 6 orang dari 10 yang bisa mengaktifkan dantian, Shi Hao dan Jun Wuji termasuk diantara mereka. Sedangkan Ji Bong tidak berhasil, dan terpaksa harus dipulangkan bersama 3 anak yang tersisa karena tidak ada gunanya mereka berlatih cultivasi.
Li Hui hanya bisa melihat dari samping ketika Ji Bong dan yang lainnya pulang dengan wajah kecewa. Dia tidak ikut latihan kali ini, karena dia sudah tahu dasar-dasar berkultivasi dan sudah bisa berlatih sendiri.
Setelah sekian lama melihat dari samping, Li Hui akhirnya memutuskan untuk berkultivasi sendiri. 50 meter dari lokasi Li Fan, ada sebuah batu besar dengan bagian atas yang datar. Li Hui duduk bersila diatas batu itu, lalu menutup matanya dan mulai menyerap Qi disekitarnya kedalam dantian nya.
Sejatinya kandungan Qi diwilayah ini sangatlah tipis, sehingga Li Hui harus berusaha lebih keras dalam berkultivasi. Tetapi meskipun dalam kondisi kandungan Qi yang begitu tipis, anak berambut putih itu masih bisa mencapai puncak peringkat kelima dalam 1 tahun, itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa. Bahkan seorang generasi muda seusianya belum tentu bisa mencapai hal tersebut meskipun berkultivasi diwilayah yang memiliki kandungan Qi lebih tebal.
8 jam datang begitu cepat. Raut wajah Shi Hao dan yang lainnya terlihat begitu lelah. Hal itu sesuatu yang sangat wajar, karena ini adalah pertama kalinya anak-anak itu berlatih. Meskipun terlihat lelah, sebenarnya mereka berasa bertenaga sekarang. Karena mereka sudah memiki sedikit Qi di dantian mereka. Tapi belum ada satupun dari anak-anak ini yang mencapai tingkat pertama, karena tidak semua orang jenius seperti Li Hui, tapi Shi Hao sudah dekat dengan itu.
Dan disaat Li Fan menyuruh anak-anak itu kembali, dia merasakan kekuatan yang sangat besar dari arah barat. Jantungnya langsung berdetak kencang karena dia sedikit familiar dengan kekuatan itu.
Li Hui yang sedang bermeditasi, juga merasakannya sehingga dia harus membuka matanya..
"Hui'er, kembali kerumah" ucap Li Fan dengan tegas.
Dilain tempat 500 meter dari gerbang desa, terlihat ratusan orang yang sedang berkumpul. Dua orang pria yang berada ditempat itu satu hari yang lalu juga terlihat disana.
" Tian'er, kerahkan semua murid untuk membunuh dan menghancurkan desa ini. Pergi.. " ucap pria paruh baya yang sejatinya adalah seorang patriak disalah satu sekte besar aliran hitam, yaitu Sekte Mawar Hitam.
Pria paruh itu dikenal oleh semua aliran Cultivator dengan julukan 'Tinju Api' tapi namanya yang sebenarnya adalah Guo Lan.
"baik patriak!" jawab Li Tian dan langsung mengerahkan ratusan murid dibelakangnya menuju desa daun.
Setelah itu, kini yang tersisa hanya ada 5 orang termasuk Patriak Guo dan sisanya adalah tetua-tetua yang dia bawa.
"kalian bersembunyilah, jika ada murid yang kurang beruntung segera bantu. Aku akan membunuh Li Fan dengan tanganku sendiri" senyuman sinis terlukis dibibir Guo Lan ketika menyebut nama Li Fan.
Mendengar perintah, keempat tetua itu langsung melesat pergi dan menuju posisi masing-masing.
Tidak lama kemudian teriakan-teriakan sudah terdengar dari segala penjuru desa, semua murid sekte mawar hitam bergerak dengan cepat untuk membunuh semua warga yang sejatinya adalah manusia biasa.
***
"Yu'er pergilah bawa Hui'er denganmu, aku akan menahannya supaya kalian bisa pergi" ucap Li Fan dengan nada yang tergesa-gesa.
"tapi...."
"Yu'er, tidak apa-apa. Jikapun aku mati disini, setidaknya kalian berdua harus selamat. Jadi kumohon, pergilah"
Lalu Li Fan menatap Li Hui yang terlihat bingung, dia menunduk dan memegang bahu anaknya itu.
"nak, berlatihlah dengan giat dan jadilah Cultivator yang kuat. Bantu orang-orang yang membutuhkan bantuanmu, dan selalu jaga ibumu, kamu mengerti?"
"ayah mau kemana, kenapa aku harus menjaga ibu jika ayah masih ada?"
"ada musuh yang kuat disana mengincar ayah. Ayah akan menahannya sementara kalian melarikan diri"
"kenapa kita tidak pergi bersama ayah?"
"dia akan terus mengincarku Hui'er, tapi tenanglah, setelah kalian jauh aku akan mundur dan melarikan diri darinya."
"tidak, aku akan tinggal bersama ayah untuk menghadapinya"
"dengarkan perkataanku Hui'er, ini tidak hanya menyangkut dirimu tapi ibumu juga. Pergi... "
Belum selesai dia mengatakannya, sebuah tekanan yang sangat besar terasa dari luar rumah.
"pergilah sekarang!" suruh Li Fan.
Yang Yu menarik Li Hui kepintu belakang rumah, tapi sangat sulit karena anaknya itu berontak. merasa tidak tega melihat Li Hui yang keras kepala, Li Fan mendekat dan meletakkan tangannya dikepala anaknya itu. terlihat aliran Qi berwarna ungu keluar dari tangan Li Fan dan masuk kedalam kepala Li Hui dan seketika anak berambut putih itu hilang kesadaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
heri surianto
mantaap
2021-05-22
0
Ebenk Clasic
Pertahankan alurnya bos dan usahakan sampe tamat ceritnya
2021-05-19
2
lucifer~fallen[✓]
boom
2021-01-27
2