Happy reading..
***********
Aku diam saat ayah mengusir Reza dari hadapan ku.
aku tidak bisa berbuat apa apa. padahal menurut ku Reza juga pria yang baik bertanggung jawab dan sempurna di mataku. tapi ayah tetap tidak menyukai nya.
melihat Reza yang teramat sedih dan terluka karna sikap ayah ku.
aku tak sanggup melihat Reza sedih seperti itu.
Mafin aku za.. berulang kali dalam hati ku mengucapkan kata maaf untuk Reza.
ayah mengusir Reza untuk segera angkat kaki dari rumah ku.
Ayah :
"Sudah selesai, silahkan kamu pergi"
"Sudah tidak ada yang kalian perlu bicarakan lagi"
"Hubungan kalian sudah berakhir"
"Sampai kapan pun saya tetap tidak akan membatalkan pernikahan Tita anak ku"
Reza hanya terdiam dan sedikit kesal karena sikap ayah, yang sangat kasar pada nya.
dan ayah menyuruh ku untuk segera kembali ke kamar.
ayah tidak mengijinkan ku untuk berbicara sebentar saja dengan Reza.
setidak nya berikan lah kami sedikit waktu untuk berbicara dari hati ke hati sebagai ucapan untuk perpisahan kami.
Namun ayah sangat marah dan emosional sekali. aku tidak tega pada Reza.
akhir nya aku yang duluan meninggal kan mereka diruang tamu.
agar Reza bisa segera pulang..
pikir ku..
Aku berlari menaiki anak tangga dengan air mata yang berjatuhan tak tertahan lagi aku menangis memasuki kamar dan melemparkan tubuh ku ketempat tidur.
Hiksss..hiksss...hikssss...hikssss.. 😭😭😭
Aku memukul mukul bantal dan menarik selimut ku. lalu melemparkan nya ke segala arah. aku benci pada ayah teriak ku sambil menangis..
"Aku benci pada ayah, ayah jahattttttt..ayah jahattttttt..."
Terdengar bunyi ponsel ku berdering itu dari Reza.
aku tidak mau menerima nya aku tidak ingin membuat Reza semakin terluka sudah cukup aku saja yang terluka dalam masalah ini.
Tak kehilangan arah, Reza mengirim ku sebuah pesan singkat..
mengatakan agar aku bersabar dan bisa melewati semua ini.
tidak usah takut bahwa dia akan selalu ada disamping ku. sampai kapan pun sekalipun aku telah menikah nanti.
"Itu pesan yang Reza tulis untuk ku"
Aku cukup merasa senang dengan kata kata Reza yang membuat ku lebih semangat namun aku tetap tidak ingin melukai Reza dan memberikan harapan palsu pada nya.
Karna aku sendiri tidak tahu bagaimana kedepan nya hidupku?
Pernikahanku?
apakah akan tetap terjadi?
jika tetap terjadi dan aku menerima semangat dari reza.
bagaimana aku bisa melupakan dan melepaskan Reza?
yang ada Reza akan semakin terluka oleh ku..
Oh tuhan aku tidak ingin seperti itu..
tolong sudahi semua ini..
aku ingin Reza melupakan ku..
aku ingin dia pun hidup bahagia tanpa bayangan ku..
itu jauh lebih baik untuk ku..
agar cukup aku saja yang terluka..
Aku bangun dan duduk di sofa dekat tempat tidur ku.
ingin rasa nya menghubungi si tuan tua itu, untuk mengatakan pada nya..
"Hai si tuan tua anda dan ayah juga ibu tiri ku telah berhasil menyakiti hati orang lain.."
Tapi apalah daya ku..
tangan ku tak mampu untuk mengetik ponsel mencari nama Erik, bahkan mulut ku pun terasa terkunci tidak sanggup untuk berucap pada nya. seperti nya aku memang harus menerima perjodohan ini.
Aku membuka pintu kamar dan hendak turun ke bawah untuk memanggil Bi Ani, meminta nya membawakan air minum dan obat sakit kepala untuk ku.
Aku mendengar, saat ayah dan ibu tiriku berdiskusi, seperti nya sedang memikirkan cara untuk membuat Reza menjauh dariku.
"Apa yang mereka rencana kan..? pikir ku..
Ohhh tuhan.. tak ku sangka ayah dan ibu tiriku menelpon Erik si tuan tua itu memberitahu nya agar mempercepat pernikahan kami. .
Erik sangat senang tidak merasa keberatan karna melihat usia dia yang sudah lebih dewasa. dan keluarga nya sudah menuntut nya agar segera menikah dan berumah tangga.
Ayah melihat ku yang sedang didapur lantas memanggil ku untuk segera mendekat.
segera setelah aku meminum obat dari Bi Ani aku mendekati ayah.
Ayah ku mengatakan..
Ayah Rudy :
"Tita pernikahan mu akan dilaksanakan beberapa hari lagi"
"Segera siap kan diri mu.."
"Ayah hanya tidak ingin melihat mu masih berhubungan dengan pria pengangguran itu"
Tita :
"Ayah.. Reza bukan pengangguran seperti yang ayah katakan.."
"Reza hanya masih kuliah ayah, setelah lulus nanti dia akan bekerja sebagai mana mestinya seorang laik laki yang bertanggung jawab yah.."
Ayah :
"Sudah jangan membantah, lupakan laki laki itu"
Lalu aku hanya terdiam.. aku bisa menjawab apa lagi terhadap keputusan ayah ku..
Tita :
"Iya ayah akan aku usahakan sebaik mungkin.."
Aku meninggalkan ayah ku, dan kembali ke meja makan, duduk sambil minum air putih yang disiapkan Bi Ani tadi.
Lalu Bi Ani menepuk punggung ku pelan dan mengusap nya berkali kali.
Bi Ani :
"Non yang sabar ya Non.."
"Bibi doakan semoga pernikahan Non bahagia langgeng dan baik baik saja Non"
"Dan mungkin bisa terlepas dari keluarga ini Non, dari jeratan nya ibu tiri Non"
"Siapa tahu ini jalan yang terbaik yang dipilihkan tuhan untuk Non.."
Sambil meneteskan air mata Bi Ani ikut bersedih dan memeluk ku..
Bi Ani sudah seperti ibu ku sendiri sedari kecil dia lah yang merawat ku..
Aku pun ikut menangis di pelukan bi Ani.
tak tahu apa yang aku tangisi lagi.
semua sudah di atur aku tidak bisa berbuat apa apa.
Sementara ayah dan ibu tiriku sibuk menelpon sana sini untuk memberitahu kan bahwa Pernikahan ku dipercepat.
Ya sudah lah seperti nya ini memang jalan hidup ku.
Kemudian datang lah adik tiriku yang bernama Rio yang baru saja pulang sekolah masih SMP..
adik tiri ku terkadang dia baik dan merasa kasihan dengan ku, tapi terkadang juga ikut ikutan dengan ibu tiriku memusuhi ku. mungkin tergantung dari situasi dan bisa jadi karna hasutan dari ibu nya.
Maklum karna masih ABG mungkin emosional nya masih naik turun.
dia menyapa ku..
RIO :
"Hai kak.. apa yang kakak lakukan dengan Bi Ani?"
"Aku dengar dari ibu barusan didepan bahwa pernikahan kakak dipercepat ya?"
"Memang nya kenapa kak?"
Tita :
"Aku hanya sedang ingin memeluk bibi saja memang nya tidak boleh?"
"Sudah lah.. ini bukan urusan mu aku sendiri tidak ingin membahas nya"
"Sudah sana jangan ganggu aku.."
Aku mengusir nya, aku yang sedang kesal juga, dan aku tidak ingin dia terlibat jauh dalam masalah ini.
Jadi siapa pun yang menyapa ku rasa nya ingin aku mengusir nya dari hadapan ku.
Tapi tetap tidak bisa aku melampiaskan nya pada siapapun, terlebih dirumah ini aku tidak bisa berkutik, gerak gerik ku selalu diawasi oleh peri jahat dari lembah hitam itu yang tak lain adalah ibu tiriku sendiri.
Bersambung..
*******
Hallo readers semua jangan lupa tekan tombol 👍 like nya ya, komen, saran, ⭐5, vote dan favorit juga ya..
Terimakasih salam hangat author 🙏😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Phiwin
Like ❤️✨
2020-11-22
0
Efi Maifida Salim
lanjut.....
2020-11-01
0
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
lagiiii
2020-09-15
1