Reno meninggalkan Arsya dan Sila di ruangan pribadi milik Arsya, ia segara mencari cleaning service untuk membersihkan dan merapikan kembali ruangan milik CEO.
Reno kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan cctv, ia ingin melihat bagaimana cara wanita sihir itu bisa masuk dengan mudahnya. setelah mengetahui kebenarannya, Reno menuju resepsionis dan mengumumkan kepada mereka jika wanita yang tadi mengaku sebagai tunangan CEO tidak boleh menginjakkan kakinya di kantor itu lagi apapun alasannya.
Reno kembali keruangan CEO, untuk melihat keadaan sahabatnya, bersusah payah ia menyembunyikan Arsya dari wanita sihir itu, dan harus pindah kantor demi menghindarinya nyatanya Wanita itu bisa menemukan mereka.
jika kabar ini sampai ke telinga Oma Cintya maka Reno orang pertama yang akan terkena ocehannya. Reno memijat pelipisnya yang sedikit pusing akan hal ini, wanita itu benar - benar licik, apapun akan dilakukannya demi ambisinya.
", Sila tugasmu sekarang untuk menjaga Arsya, soal pekerjaan aku akan menyuruh orang mengerjakannya, tolong awasi dia, jika terjadi sesuatu cepat hubungi aku, jangan biarkan ia mengamuk seperti tadi, itu akan sangat berbahaya bagi kesehatannya", jelas Reno dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Sila hanya menatap Arsya yang kini telah tertidur, tangannya yang luka sudah diperban olehnya, ada perasaan nyeri dan kasihan pada Arsya, dibanding dirinya Arsya lebih terluka atas penghianatan yang dialaminya.
Sila membelai rambut Arsya dengan lembut, ia teringat Adit putranya, mereka memiliki luka yang sama, namun Adit lebih beruntung tidak separah Arsya.
Arsya yang merasa Rambutnya dibelai bermimpi, bertemu sang mama dan sedang membelai lembut rambutnya. perlahan belaian itu menghilang bersamaan dengan hilangnya sang mama, perlahan Arsya mulai membuka matanya, dan mendapati Sila sedang membelai rambutnya.
", apakah kau yang membelai Rambutku", tanya Arsya pada sekretarisnya.
Sila tersenyum malu dan menganggukkan kepalanya, takut jika Arsya akan marah padanya.
", bolehkah aku memintanya lagi, Sila? ucap Arsya dengan penuh harap. ntah mengapa sentuhan tangan Sila membawa kenyamanan tersendiri bagi Arsya.
Sila melakukan apa yang di minta oleh bosnya, meski ada perasaan canggung terhadap Arsya, ia tetap melakukannya dengan penuh ketulusan.
Arsya bangkit dari ranjangnya, dan duduk dibibir ranjang. Sila hanya diam terpaku, melihat pergerakan bosnya.
", apa kau yang mengobati lukaku", tanya Arsya lagi.
dan lagi - lagi Sila hanya mengangguk malu, Arsya menghela napas dalam- dalam dan menghembuskannya perlahan.
", maafkan aku, jika tadi Membuatmu takut, aku belum bisa seratus persen mengontrol emosiku, hingga membuat kekacauan tadi", ucap Arsya sendu.
Sila dengan ragu - ragu menggenggam tangan Arsya, untuk menguatkan dan memberikan ketenangan untuknya. Arsya yang baru pertama kali diperlakukan oleh Sila seperti itu, merasa sangat bahagia, selama ini jika Arsya mencoba mendekati Sila dengan seribu cara Sila akan mampu menghindar.
", bolehkah aku memelukmu", pinta Arsya dengan sendu.
Sila sedikit ragu dengan permintaan Arsya, bagaimana pun status mereka hanya sebagai bos dan sekretaris, jika orang lain melihat tentu akan menimbulkan prasangka buruk terhadapnya.
", jika kau tak mengizinkan tak apa, aku tak akan memaksamu", jelas Arsya dengan kecewa.
", jika itu membuatmu lebih baik, aku tak akan melarang mu", ucap Sila dengan malu - malu dan sangat pelan hingga Arsya hampir tak mendengar ucapannya.
Arsya yang mendapatkan lampu hijau tak menyia - yiakan kesempatan itu, ia memeluk tubuh mungil Sila dengan sangat posesif, aroma tubuh Sila membuat Arsya merasa melayang dan nyaman untuk tetap di sana.
Sila membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Arsya, agar laki - laki itu memperoleh kenyamanan, toh selama ini Arsya banyak membantunya dalam mengurus Dania putrinya. tak masalah jika ia harus mengorbankan tubuhnya untuk dipeluk untuk membalas kebaikannya.
", ehem.... ehem.... ", suara Reno mengagetkan mereka berdua.
", apa kau akan terus seperti itu, kau tak kasihan pada sekretaris mu yang hampir tak bisa bernapas", lanjutnya lagi menyindir sahabatnya, yang sedang menikmati harumnya aroma tubuh Sila.
", bisa- bisanya dia mencuri kesempatan", batin Reno.
", kau menganggu saja, sudah berapa kali jika ingin masuk keruangan ku ketuk pintu terlebih dahulu", ucapnya kesal pada asistennya.
Sila yang kepergok Reno sedang dipeluk Arsya menjadi salah tingkah dibuatnya, Sila segera izin untuk kembali kemejanya.
", kau asisten yang gak ada akhlak, menganggu kenyamanan orang saja", gerutu Arsya pada Reno yang datang menganggu kegiatannya.
", kau sakit dan tidak sama saja, selalu mencari kesempatan, kau tak kasihan padanya yang sudah seperti kepiting rebus karena menahan malu", ucap Reno tak rela disalahkan.
Sila merasa perutnya sangat lapar dan minta segera di isi, dengan cepat ia membeli makanan di kantin, dan membawanya keruangan CEO. dengan telaten ia menyiapkan makan siang untuk mereka bertiga, karena Sila yakin kedua bosnya itupun belum mengisi perut karena kejadian tadi.
", Tuan makan siang sudah siap, mari kita makan", ajak Sila kepada kedua bosnya yang masih sibuk berdebat.
", terima kasih Sila, kau tau jika aku belum makan sejak pagi", ucap Reno yang dibalas anggukan oleh Sila.
Arsya diam saja melihat mereka mulai menikmati hidangan mereka, Reno dengan lahap menyantap apa yang di sajikan Sila karena ia sangat kelaparan.
", kenapa Tuan tidak makan, apa lauknya tidak enak", tanya Sila menghentikan kegiatannya.
", cobalah dulu Tuan, masakan di kantin ini juga enak rasanya, lihatlah Tuan Reno sangat menikmatinya", jelas Sila sambil menunjuk Reno yang sangat lahap memakan makan siangnya.
Reno yang namanya disebut tak memperdulikan mereka, ia terus mengisi amunisinya karena masih banyak pekerjaan yang menantinya, ia tahu jika bosnya itu sedang memainkan drama untuk Sila.
", biasanya jika aku sakit Oma akan menyuapiku", ucapnya sendu
Sila yang mendengar ucapan Arsya sedikit bingung maksud Tuannya.
", tapi Oma anda tidak ada disini Tuan, bagaimana ia bisa menyuapi anda, bersikaplah dewasa Tuan dan makanlah dengan tenang", Sila menyodorkan makan siang Arsya yang sejak tadi belum disentuh.
Arsya hanya diam saja, ia tetap tak menyentuh makanannya dan melipat kedua tangannya di dada.
", dasar wanita tidak peka", umpatnya dalam hati.
Reno sudah selesai terlebih dahulu, ia akan segera kembali ke ruangannya.ia tak ingin menyaksikan drama yang dibuat oleh bosnya, dan tak ingin melihat Sila salah tingkah dan malu karena sikap bosnya.
", aku sudah selesai, terima kasih Sila, aku ingin kembali ke ruanganku, masih banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan", ucapnya dan beranjak dari tempatnya.
", oh ya Sila, pekerjaanmu hari ini adalah mengurus bayi tua itu, jadi apapun keinginannya ikuti saja, dia ingin kamu menyuapinya", ucap Reno yang menatap sinis pada bosnya, ia segera meninggalkan tempat itu, agar Sila tak malu padanya.
Sila yang mendengar ucapan Reno hanya melongo, bagaimana bisa seorang CEO yang dingin bisa berubah seperti anak kecil.
", kau tak mendengar ucapan Asistenku, aku akan tambah sakit jika kau tak segera melakukannya", ucap Arsya membuyarkan lamunan Sila.
Sila melakukan tugasnya dengan menggerutu dalam hati, bisa - bisanya bosnya bersikap demikian.
Arsya menikmati suapan demi suapan dari Sila, entah kenapa Arsya ingin selalu berada didekat Sila, janda cantik itu sudah memberikan warna baru bagi hidupnya, dan menjadikan ia lebih posesif terhadap sekretarisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ciplux Mbeling ElexMbuekex
ach sang DUREN yg bucin🤭🤭
2022-03-19
1
Anna Franciskaa
dug dug dug
😂😂😂
2022-02-23
0
Wirda Lubis
Arsa manja ingin di perhatikan
2022-02-16
1