dibelahan dunia di eropa tepatnya di negara perancis, di mansion yang megah dan besar sedang oma Cintya sedang duduk termenung seorang diri, ia sangat merindukan cucu kesayangannya. setelah suaminya meninggal setahun yang lalu, kini ia merasa kesepian setelah cucunya mengurus pabrik peninggalan Opa nya di indonesia.
", apa kau sudah mencari tau tentang wanita yang dekat dengan cucuku ", tanyanya pada Dion asistennya sekaligus orang kepercayaannya.
", sudah Nyoya, ini informasi yang saya dapatkan dari orang kita", ucap Dion.
", jelaskan padaku secara rinci, aku malas untuk membuka map itu", oceh nya sebal pada asistennya.
", dia bernama Arsila kanaya, umur 32 tahun, memilik 2 orang anak, yaitu Adit dan Dania, dia bercerai dari mantan suaminya yang bernama Aldi Anggara, karena suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri. kedua orang tua Nona Sila sudah meninggal dua tahun setelah ia menikah, ibunya bernama Alina Sanjaya dan ayahnya bernama Ardian Sanjaya", jelasnya panjang lebar kepada Nyoya besarnya.
", Apakah Ardian sanjaya ibunya bernama Laura Sanjaya", tanya Oma Cintya pada Asistennya.
", benar Nyonya", ucap Dion pada bosnya.
", jadi dia cucu Laura sahabatku, tak ku sangka dunia ini sangat sempit sekali, meski aku sudah jauh dari mu tapi cucuku justru dekat dengan cucumu, Laura! ", batin oma Cintya.
", pantau terus perkembangan perusahaan dan cucuku, biarkan dia dekat dengan wanita itu, aku tau bibit dan bebet keturunan Sanjaya", ucapnya senang dan pergi meninggalkan meja makan.
***
hari ini Sila memutuskan untuk menerima pekerjaan di Mhs group, setelah dengan pertimbangan yang matang dan dukungan dari sahabatnya dan kedua anaknya.
semula ia ragu, jika harus bekerja namun demi masa depan kedua buah hatinya, apapun akan ia lakukan. kedua anaknya akan kembali ke jakarta bersama sahabatnya Vania, mereka akan tinggal di perumahan elit milik Vania dengan penjagaan yang ketat dan sekolah homeschooling agar Aldi papanya tidak bisa menemui mereka.
", permisi, saya sudah ada janji dengan bapak Reno", ucapnya pada resepsionis.
", tunggu sebentar Nona", resepsionis segera menghubungi atasannya.
", mari saya antar Nona", ucap resepsionis dan berjalan menuju ruangan atasannya.
Sila berjalan mengikuti langkah kaki resepsionis, mereka berhenti di depan ruangan yang bertuliskan ", Asisten CEO",.
", Silahkan masuk Nona", ucap resepsionis meninggalkan Sila yang hanya mematung didepan pintu milik Reno.
Reno yang ingin keluar ke ruangan bosnya terkejut mendapati Sila berdiri di depan pintu ruangannya.
", sudah lama anda disini Nona", ucap Reno yang bingung dengan sikap Sila.
", eh... belum Tuan, saya baru sampai", ucapnya kikuk .
", mari saya antar keruangan Nona, saya juga mau ke sana, " jelas Reno dan melangkah menuju ruangan Arsya.
Sila akan menempati ruangan yang sama dengan Arsya, karena tugasnya sebagai sekretaris Arsya akan sangat memudahkan dalam berkomunikasi jika mereka di satu ruangan dan tentu saja itu ide Arsya yang ingin dekat dengan Sila.
", tok.... tok.... tok.... ", pintu ruangan Arsya diketuk.
", pagi Tuan, Nona Sila sudah datang", ucap Reno kepada bos nya yang sok sibuk tanda tangan.
Arsya menghentikan kegiatannya dan memandang orang yang ada dihadapannya. Sila yang sejak tadi hanya diam saja, seakan tak percaya jika orang yang sering datang kerumahnya dan bermain bersama putrinya adalah atasannya.
", ini seperti mimpi, apa benar dia CEO nya, tapi jika tidak di pintu tertulis CEO, dan pak Reno bilang Bos", batin Sila yang masih tak percaya.
", ajari dia, dan beritahu apa saja yang harus dia kerjakan", perintah Arsya pada asistennya.
", baik Tuan!", " mari Nona duduk di meja anda", ajak Reno pada Sila yang masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
dengan sabar dan panjang lebar Reno mengajari dan menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan, Sila dengan serius mendengarkan dan memperhatikan apa yang di ucapkan Reno.
", anda sudah paham Nona", tanya Reno pada Sila.
", untuk saat ini saya kira paham pak, jika nanti ada yang tidak jelas saya bisa tanya lagi ke bapak", ucapnya sambil melirik Arsya yang sedang memperhatikan mereka berdua.
", ada lagi yang bisa saya kerjakan Tuan? ", tanya Reno pada sang bos.
", tidak ada, kembalilah keruangan mu, dan jangan lupa jika masuk ruangan ku ketuk pintu terlebih dahulu", ucapnya menyindir asistennya.
hari demi hari dilewati Sila dengan baik, menjadi sekretaris Arsya bukan perkara yang mudah, kadang Sila harus lebih sabar menghadapi bosnya yang terbilang banyak peraturan dan banyak maunya.
", buatkan saya teh", ucap Arsya tanpa melihat dan menyebut nama orang yang diperintahnya.
Sila yang sudah tahu jika yang diperintah adalah dirinya, pura - pura tidak tahu, sudah sering ia memperingati bosnya jika ingin memberi perintah sebut nama orang tersebut.
", hei... apa kau tidak dengar apa yang aku katakan", ucap Arsya menatap tajam Sila.
Sila masih saja sibuk dengan pekerjaannya, dan tak beranjak dari kursinya.
Arsya geram dibuatnya, ia bangun dan menuju meja Sila, ia berdiri menatap sekretarisnya dan melipat tangannya di dada.
", kau sengaja ingin menguji kesabaran ku ya", batin Arsya menatap licik.
Arsya berjalan mendekati Sila yang sedang sibuk melihat komputernya, dengan santainya ia duduk di meja Sila dan memegang tangannya yang membuat Sila terkejut dibuatnya.
", apa yang anda lakukan Tuan", tanya Sila sedikit terkejut dengan sikap Arsya.
", aku hanya ingin memegang tanganmu yang putih dan mulus ini, ternyata kau lebih cantik jika dipandang lebih dekat", ucap Arsya menggoda sekretarisnya.
", anda jangan macam - macam Tuan, saya bisa berteriak jika anda macam - macam", jelas Sila dengan gugup.
", berteriaklah sekuat tenaga mu, apa kau lupa ruangan ini kedap suara", bisik Arsya yang sengaja ingin mengerjai sekretarisnya.
Sila menelan ludahnya dengan kasar, laki - laki di depannya semakin mendekatkan wajahnya padanya. dengan cepat Sila berdiri dan beranjak dari tempatnya, namun Arsya dengan cepat menarik tangan Sila, sehingga hampir membuat ia jatuh jika tidak berpegangan pada pundak Arsya.
", Apa sekarang kau yang ingin menggodaku hem... ", tanya Arsya, yang membuat Sila segera melepas tangannya pada pundak Arsya.
", em... tidak Tuan, saya mau ke pantry, ingin membuat teh untuk anda, jadi tolong lepaskan tangan saya", ucapnya menahan kesal pada bosnya.
Arsya membiarkan Sila untuk membuat teh untuknya, entah mengapa mengerjai janda cantik itu, memiliki kesenangan tersendiri baginya, setiap hari ada saja tingkahnya yang membuat Sila sebal kepada bosnya.
", ini tehnya Tuan", Sila meletakkan secangkir teh dihadapan bosnya.
", siapa yang menyuruhmu pergi!, minum tehnya", Sila yang mendengar perintah bosnya melongo.
", kesambet apa nih si bos, buat aku kesal saja", batin Sila.
", kau tidak tuli kan", ucap Arsya membuyarkan lamunan Sila.
Sila segera meminum teh yang ia buat sendiri, rasa teh buatannya bisa membuat ia rileks menghadapi bosnya yang kadang sangat menyebalkan.
", cukup jangan habiskan", ucap Arsya menghentikan kegiatan Sila yang sedang menikmati teh buatannya. dengan segera Sila meletakkan cangkir teh itu ke tempatnya semula.
Arsya mengambil teh yang telah diminum oleh Sila yang kini tinggal setengah. Sila heran dengan sikap bosnya yang kadang aneh.
", itu bekas saya Tuan, saya bisa membuatkan lagi yang baru", jelas Sila kepada bosnya,
", justru aku menginginkan bekas bibirmu, rasanya lebih manis" , ucap Arsya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sila meninggalkan meja Arsya dan kembali kemejanya, lama - lama di sana membuat ia sakit kepala.
*****
cie.... cie.... Arsya udah mulai bucin nih.... ikuti terus ya ceritanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
ꪶꫝNOVI HI
modus mu Arsya😁😁
2022-03-30
0
Muhamad fajar Saputra pratama
Selly Thor semangat ya
2022-02-28
0
Beci Luna
Arsya..jangan ngebut...pelan tapi pasti..dapatkan hhati janda anak dua..he..he..
2022-02-18
1