bab 17

dibelahan dunia di eropa tepatnya di negara perancis, di mansion yang megah dan besar sedang oma Cintya sedang duduk termenung seorang diri, ia sangat merindukan cucu kesayangannya. setelah suaminya meninggal setahun yang lalu, kini ia merasa kesepian setelah cucunya mengurus pabrik peninggalan Opa nya di indonesia.

", apa kau sudah mencari tau tentang wanita yang dekat dengan cucuku ", tanyanya pada Dion asistennya sekaligus orang kepercayaannya.

", sudah Nyoya, ini informasi yang saya dapatkan dari orang kita", ucap Dion.

", jelaskan padaku secara rinci, aku malas untuk membuka map itu", oceh nya sebal pada asistennya.

", dia bernama Arsila kanaya, umur 32 tahun, memilik 2 orang anak, yaitu Adit dan Dania, dia bercerai dari mantan suaminya yang bernama Aldi Anggara, karena suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri. kedua orang tua Nona Sila sudah meninggal dua tahun setelah ia menikah, ibunya bernama Alina Sanjaya dan ayahnya bernama Ardian Sanjaya", jelasnya panjang lebar kepada Nyoya besarnya.

", Apakah Ardian sanjaya ibunya bernama Laura Sanjaya", tanya Oma Cintya pada Asistennya.

", benar Nyonya", ucap Dion pada bosnya.

", jadi dia cucu Laura sahabatku, tak ku sangka dunia ini sangat sempit sekali, meski aku sudah jauh dari mu tapi cucuku justru dekat dengan cucumu, Laura! ", batin oma Cintya.

", pantau terus perkembangan perusahaan dan cucuku, biarkan dia dekat dengan wanita itu, aku tau bibit dan bebet keturunan Sanjaya", ucapnya senang dan pergi meninggalkan meja makan.

***

hari ini Sila memutuskan untuk menerima pekerjaan di Mhs group, setelah dengan pertimbangan yang matang dan dukungan dari sahabatnya dan kedua anaknya.

semula ia ragu, jika harus bekerja namun demi masa depan kedua buah hatinya, apapun akan ia lakukan. kedua anaknya akan kembali ke jakarta bersama sahabatnya Vania, mereka akan tinggal di perumahan elit milik Vania dengan penjagaan yang ketat dan sekolah homeschooling agar Aldi papanya tidak bisa menemui mereka.

", permisi, saya sudah ada janji dengan bapak Reno", ucapnya pada resepsionis.

", tunggu sebentar Nona", resepsionis segera menghubungi atasannya.

", mari saya antar Nona", ucap resepsionis dan berjalan menuju ruangan atasannya.

Sila berjalan mengikuti langkah kaki resepsionis, mereka berhenti di depan ruangan yang bertuliskan ", Asisten CEO",.

", Silahkan masuk Nona", ucap resepsionis meninggalkan Sila yang hanya mematung didepan pintu milik Reno.

Reno yang ingin keluar ke ruangan bosnya terkejut mendapati Sila berdiri di depan pintu ruangannya.

", sudah lama anda disini Nona", ucap Reno yang bingung dengan sikap Sila.

", eh... belum Tuan, saya baru sampai", ucapnya kikuk .

", mari saya antar keruangan Nona, saya juga mau ke sana, " jelas Reno dan melangkah menuju ruangan Arsya.

Sila akan menempati ruangan yang sama dengan Arsya, karena tugasnya sebagai sekretaris Arsya akan sangat memudahkan dalam berkomunikasi jika mereka di satu ruangan dan tentu saja itu ide Arsya yang ingin dekat dengan Sila.

", tok.... tok.... tok.... ", pintu ruangan Arsya diketuk.

", pagi Tuan, Nona Sila sudah datang", ucap Reno kepada bos nya yang sok sibuk tanda tangan.

Arsya menghentikan kegiatannya dan memandang orang yang ada dihadapannya. Sila yang sejak tadi hanya diam saja, seakan tak percaya jika orang yang sering datang kerumahnya dan bermain bersama putrinya adalah atasannya.

", ini seperti mimpi, apa benar dia CEO nya, tapi jika tidak di pintu tertulis CEO, dan pak Reno bilang Bos", batin Sila yang masih tak percaya.

", ajari dia, dan beritahu apa saja yang harus dia kerjakan", perintah Arsya pada asistennya.

", baik Tuan!", " mari Nona duduk di meja anda", ajak Reno pada Sila yang masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

dengan sabar dan panjang lebar Reno mengajari dan menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan, Sila dengan serius mendengarkan dan memperhatikan apa yang di ucapkan Reno.

", anda sudah paham Nona", tanya Reno pada Sila.

", untuk saat ini saya kira paham pak, jika nanti ada yang tidak jelas saya bisa tanya lagi ke bapak", ucapnya sambil melirik Arsya yang sedang memperhatikan mereka berdua.

", ada lagi yang bisa saya kerjakan Tuan? ", tanya Reno pada sang bos.

", tidak ada, kembalilah keruangan mu, dan jangan lupa jika masuk ruangan ku ketuk pintu terlebih dahulu", ucapnya menyindir asistennya.

hari demi hari dilewati Sila dengan baik, menjadi sekretaris Arsya bukan perkara yang mudah, kadang Sila harus lebih sabar menghadapi bosnya yang terbilang banyak peraturan dan banyak maunya.

", buatkan saya teh", ucap Arsya tanpa melihat dan menyebut nama orang yang diperintahnya.

Sila yang sudah tahu jika yang diperintah adalah dirinya, pura - pura tidak tahu, sudah sering ia memperingati bosnya jika ingin memberi perintah sebut nama orang tersebut.

", hei... apa kau tidak dengar apa yang aku katakan", ucap Arsya menatap tajam Sila.

Sila masih saja sibuk dengan pekerjaannya, dan tak beranjak dari kursinya.

Arsya geram dibuatnya, ia bangun dan menuju meja Sila, ia berdiri menatap sekretarisnya dan melipat tangannya di dada.

", kau sengaja ingin menguji kesabaran ku ya", batin Arsya menatap licik.

Arsya berjalan mendekati Sila yang sedang sibuk melihat komputernya, dengan santainya ia duduk di meja Sila dan memegang tangannya yang membuat Sila terkejut dibuatnya.

", apa yang anda lakukan Tuan", tanya Sila sedikit terkejut dengan sikap Arsya.

", aku hanya ingin memegang tanganmu yang putih dan mulus ini, ternyata kau lebih cantik jika dipandang lebih dekat", ucap Arsya menggoda sekretarisnya.

", anda jangan macam - macam Tuan, saya bisa berteriak jika anda macam - macam", jelas Sila dengan gugup.

", berteriaklah sekuat tenaga mu, apa kau lupa ruangan ini kedap suara", bisik Arsya yang sengaja ingin mengerjai sekretarisnya.

Sila menelan ludahnya dengan kasar, laki - laki di depannya semakin mendekatkan wajahnya padanya. dengan cepat Sila berdiri dan beranjak dari tempatnya, namun Arsya dengan cepat menarik tangan Sila, sehingga hampir membuat ia jatuh jika tidak berpegangan pada pundak Arsya.

", Apa sekarang kau yang ingin menggodaku hem... ", tanya Arsya, yang membuat Sila segera melepas tangannya pada pundak Arsya.

", em... tidak Tuan, saya mau ke pantry, ingin membuat teh untuk anda, jadi tolong lepaskan tangan saya", ucapnya menahan kesal pada bosnya.

Arsya membiarkan Sila untuk membuat teh untuknya, entah mengapa mengerjai janda cantik itu, memiliki kesenangan tersendiri baginya, setiap hari ada saja tingkahnya yang membuat Sila sebal kepada bosnya.

", ini tehnya Tuan", Sila meletakkan secangkir teh dihadapan bosnya.

", siapa yang menyuruhmu pergi!, minum tehnya", Sila yang mendengar perintah bosnya melongo.

", kesambet apa nih si bos, buat aku kesal saja", batin Sila.

", kau tidak tuli kan", ucap Arsya membuyarkan lamunan Sila.

Sila segera meminum teh yang ia buat sendiri, rasa teh buatannya bisa membuat ia rileks menghadapi bosnya yang kadang sangat menyebalkan.

", cukup jangan habiskan", ucap Arsya menghentikan kegiatan Sila yang sedang menikmati teh buatannya. dengan segera Sila meletakkan cangkir teh itu ke tempatnya semula.

Arsya mengambil teh yang telah diminum oleh Sila yang kini tinggal setengah. Sila heran dengan sikap bosnya yang kadang aneh.

", itu bekas saya Tuan, saya bisa membuatkan lagi yang baru", jelas Sila kepada bosnya,

", justru aku menginginkan bekas bibirmu, rasanya lebih manis" , ucap Arsya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Sila meninggalkan meja Arsya dan kembali kemejanya, lama - lama di sana membuat ia sakit kepala.

*****

cie.... cie.... Arsya udah mulai bucin nih.... ikuti terus ya ceritanya

Terpopuler

Comments

ꪶꫝNOVI HI

ꪶꫝNOVI HI

modus mu Arsya😁😁

2022-03-30

0

Muhamad fajar Saputra pratama

Muhamad fajar Saputra pratama

Selly Thor semangat ya

2022-02-28

0

Beci Luna

Beci Luna

Arsya..jangan ngebut...pelan tapi pasti..dapatkan hhati janda anak dua..he..he..

2022-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37 untuk 21+
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 untuk 21+
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bB 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95 gelisah
96 bab 96 malas
97 bab 97 kunjungan Aldi
98 bab 98 dokter cabul
99 bab 99 vitamin kesuburan
100 bab 100 serba salah
101 bab 101 berdoa dan berusaha
102 bab 102 kembali ke paris
103 bab 103 berpuasa
104 bab 104 lanjut puasa
105 bab 105 pulang ke rumah lama
106 bab 106 Vania kesal
107 bab 107 Arsya kesal
108 bab 108 orang misterius
109 bab 109
110 bab 110 memberi hukuman
111 bab 111 romantis
112 bab 112 bukti cinta
113 bab 113 hamil
114 bab 114 pertengkaran
115 bab 115 Menenangkan diri
116 bab 116 penyesalan
117 bab 117 kedatangan Vania
118 bab 118 kedatangan Oma Cintya
119 bab 119
120 bab 120 bertemu Aldi
121 bab 121 menemui Sonia
122 bab 122 menemukan titik terang
123 bab 123 terbang ke Swiss
124 bab 124 pertemuan
125 bab 125 pertemuan 2
126 bab 126 pelanggan kamar 102
127 bab 127 memaafkan
128 bab 128 permintaan Oma Cintya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37 untuk 21+
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 untuk 21+
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bB 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95 gelisah
96
bab 96 malas
97
bab 97 kunjungan Aldi
98
bab 98 dokter cabul
99
bab 99 vitamin kesuburan
100
bab 100 serba salah
101
bab 101 berdoa dan berusaha
102
bab 102 kembali ke paris
103
bab 103 berpuasa
104
bab 104 lanjut puasa
105
bab 105 pulang ke rumah lama
106
bab 106 Vania kesal
107
bab 107 Arsya kesal
108
bab 108 orang misterius
109
bab 109
110
bab 110 memberi hukuman
111
bab 111 romantis
112
bab 112 bukti cinta
113
bab 113 hamil
114
bab 114 pertengkaran
115
bab 115 Menenangkan diri
116
bab 116 penyesalan
117
bab 117 kedatangan Vania
118
bab 118 kedatangan Oma Cintya
119
bab 119
120
bab 120 bertemu Aldi
121
bab 121 menemui Sonia
122
bab 122 menemukan titik terang
123
bab 123 terbang ke Swiss
124
bab 124 pertemuan
125
bab 125 pertemuan 2
126
bab 126 pelanggan kamar 102
127
bab 127 memaafkan
128
bab 128 permintaan Oma Cintya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!