bab 8

lelah itulah yang dirasakan sila saat ini, lelah berpikir tentang hidup yang menimpanya, tak di sangka laki - laki yang dicintainya semenjak kuliah tega berbuat seperti ini.

sakit tentu tak dapat diungkapkan dengan kata - kata, demi seorang ja****ng, ia rela menukar kebahagiaan keluarganya. ia ingin segera pulang menemui kedua anaknya, dan beristirahat melepas penat.

pukul lima sore ia melajukan mobilnya menuju rumah yang sepuluh tahun ini dihuninya, semenjak menikah dengan Aldi, mereka memutuskan membeli rumah secara kredit, dan sudah lunas lima tahun yang lalu.

", tumben ada di rumah jam segini", batinnya, melihat mobil Aldi berada di garasi.

dengan santai ia berjalan, dan membuka pintu rumahnya. pemandangan yang sungguh menyakitkan, dua manusia lak***t itu sedang bermesraan di sofa ruang tamu.

", oh... mantan istriku sudah datang rupanya", ucapnya sombong.

", apa maksudmu membawa wanita ini ke rumahku ", tanyanya nyalang.

", siapa bilang ini rumahmu, aku yang membayar seluruh kreditnya, kamu hanya membayar DP nya, itu ambil sebagai gantinya, dan mulai hari ini keluar dari rumah ini", ucapnya sambil melempar amplop coklat kepada sila.

sakit hati sila diperlakukan sedemikian rupa oleh laki - laki yang pernah ia cintai.

", dan bawa anak - anak bersama mu, bukan kah itu yang kau inginkan, dan jangan harap aku akan memberikan uang untuk biaya hidup kalian, kau sudah berani melawanku jadi jangan harapkan apapun dariku", jelasnya tanpa sedikit pun merasa kasihan kepada kedua anaknya.

", kau bre***k, laki - laki ib***s, dimana tanggung jawab mu sebagai seorang ayah dari kedua anakmu", teriaknya kesal memaki Aldi.

", ambil kembali uangmu, aku tak butuh belas kasihan mu, aku akan merawat dan membesarkan kedua anak ku sendiri, dan aku harap kau tak menyesal nanti", sila melempar kembali amplop coklat kepada Aldi dengan marah.

ia masuk membawa kedua anaknya, dan koper yang berisi baju miliknya dan kedua anaknya.

", papa jahat, papa gak sayang lagi sama kita, adit benci papa", serang adit marah pada Aldi.

dania hanya menangis, menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar, Sila membawa kedua anaknya masuk ke mobil miliknya, sila memeluk kedua anaknya dan berusaha menenangkannya.

", van.... aku di usir mas Aldi dari rumah beserta anak -anak", ia menghubungi sahabatnya, karena tak tahu harus kepada siapa lagi ia meminta bantuan.

Vania yang mendengarkan hal itu, sungguh tak menyangka jika Aldi akan berbuat hal itu.

", menginaplah di rumah ku sil, pintu rumahku terbuka untukmu", rayu vania kepada sahabatnya.

", gak usah van, aku cari hotel terdekat saja, aku gak mau ngerepotin kamu terus ", ungkapnya kepada sahabatnya.

", kalau begitu datanglah ke hotel xxxx, aku akan menemui mu nanti di sana", ucapnya pada sila.

Sila melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju hotel yang di rekomendasikan sahabatnya.

_______*******________

di kamar hotel, sila berusaha menenangkan putrinya, yang sedari tadi tidak berhenti menangis, sedangkan putra sulungnya hanya diam dengan sedih.

", dania sayang, mama mohon berhentilah menangis, mama akan ikut menangis jika adek nangis terus", rayunya yang juga ikut meneteskan air mata.

mereka berdua menangis bersama, sedangkan adit, ntahlah apakah dia malu atau memang tak memiliki air mata, sehingga hanya diam terpaku di sudut ranjang.

setelah puas dengan tangisnya, Sila menghapus air matanya dan juga putrinya, ia tatap putrinya dengan kasih dan sayang.

", sudah jangan sedih lagi, mama janji besok kita akan cari rumah untuk kita bertiga, kita akan hidup saling menyayangi ", ucapnya sambil mencium pucuk kepala putrinya.

perlahan Sila menghampiri putra sulungnya yang sedari tadi hanya diam, ia justru merasa takut jika putranya hanya diam saja. ia peluk putranya, dan mencium ubun - ubunnya.

", are you ok boy", tanyanya...

tak ada jawaban dari putranya, sila merasa kuatir dengan keadaan adit.

", adit.... adit... ", ia mengguncang tubuh putranya, sila berteriak mendapati putranya sudah tak sadarkan diri.

dania menangis memanggil abang, sila frustasi dengan apa yang menimpanya kini, dengan cepat ia menghubungi vania, yang kebetulan sudah berada di lobi hotel.

", adik kenapa sil", tanya panik.

", aku gak tau van, sejak dari rumah tadi ia hanya diam dan pandangannya kosong, aku tak begitu memperhatikannya karena fokus ku pada dania yang terus menangis" , jelasnya.

", ya sudah kita bawa ke rumah sakit saja", dengan cepat vania dan sila membawa putranya ke rumah sakit.

setelah dilakukan pemeriksaan yang mendetail oleh dokter, kebetulan dokter tersebut adalah dokter yang menanggani dania. sila diajak keruangan dokter guna menjelaskan keadaan adit.

", apakah ada kejadian yang membuat putra anda syok atau terpukul sebelum di bawa kesini nyonya", tanyanya pada sila dengan wajah serius.

", maksud dokter", sila tidak mengerti maksud dari pertanyaan dokter tersebut.

", Putra anda tertekan, syok, belum bisa menerima sebuah keadaan, sehingga membuat mental dan pikirannya sedikit terganggu", jelasnya pada Sila.

", kemaren putri anda juga mengalami hal yang sama, namun putra anda mengalami tekanan batin yang lebih parah dari putri anda, jika tidak di tangani dengan baik, bisa jadi putra anda akan mengalami depresi ", jelasnya lagi dengan penuh penekanan dan serius.

Sila tak dapat berkata apa - apa, air mata yang sedari tadi ditahannya, akhirnya tumpah juga. tak di sangka kedua anaknya mengalami hal seperti ini, karena ulah papanya. selama ini ia berusaha menjaga perasaan putra putrinya agar tidak terpukul atas perselisihannya dengan Aldi, namun nyatanya Aldi justru menorehkan luka yang dalam pada kedua buah hati mereka.

", nyonya.... nyonya.... ", panggil sang dokter membuyarkan lamunannya.

", eh... ya... panggil saya sila saja dok", ungkapnya.

", jadi apa yang harus saya lakukan untuk membuat kedua anak saya normal kembali dok", tanyanya dengan sedih.

dengan nafas berat, dokter itu memandangi ibu pasien yang ada di depannya, rasa kasihan menyelimuti hatinya, terlihat dimatanya menanggung beban yang berat, kedua anaknya mengalami masalah yang sama.

", hem... untuk mengobati kedua buah hati anda, yang dapat anda lakukan adalah mencari sebab mengapa anak anda seperti ini, berusahalah untuk mengalihkan perhatiannya dengan apa yang mereka sukai, bisa apa saja, dan jika bisa hindari apa yang menyebabkan kedua anak anda mengalami hal ini", ungkapnya dengan panjang lebar.

", saya tidak tahu seberat apa masalah anda, tapi kesehatan mental anak anda adalah yang utama, jika kota ini memiliki kenangan yang buruk untuk kedua buah hati anda, alangkah baiknya untuk sementara waktu kalian meninggalkan kota ini, untuk kesembuhan kedua anak anda", lanjutnya lagi.

tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir sila, mendengar penjelasan sang dokter, ia bingung harus apa, pikirannya kosong tak memiliki ide sedikitpun hanya untuk sekedar menjawab apa yang dilontarkan oleh dokter. dengan langkah gontai ia meninggalkan dokter yang menanggani kedua anaknya, menuju ruangan dimana adit dirawat.

Terpopuler

Comments

Nur Aini

Nur Aini

ceritanya seperti nyata...nyesek, suka 🥰 ma penasaran ma akhir cerita

2022-06-21

0

Ranny Yanti

Ranny Yanti

😭😭😭 it sdh qu rasa'kan..tak dpat bicara ap" lg..mmg benar" crta in membuat hati wanita sngatt" sakit..ctra yg sngat drmatis penuh dgn air mata ..

2022-03-21

2

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

Kasian anak2 mereka...Adit yang paling tertekan dengan semua ulah papanya. Semoga Sila kuat menghadapi semuanya...Semangat demi anak2..

2022-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37 untuk 21+
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 untuk 21+
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bB 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95 gelisah
96 bab 96 malas
97 bab 97 kunjungan Aldi
98 bab 98 dokter cabul
99 bab 99 vitamin kesuburan
100 bab 100 serba salah
101 bab 101 berdoa dan berusaha
102 bab 102 kembali ke paris
103 bab 103 berpuasa
104 bab 104 lanjut puasa
105 bab 105 pulang ke rumah lama
106 bab 106 Vania kesal
107 bab 107 Arsya kesal
108 bab 108 orang misterius
109 bab 109
110 bab 110 memberi hukuman
111 bab 111 romantis
112 bab 112 bukti cinta
113 bab 113 hamil
114 bab 114 pertengkaran
115 bab 115 Menenangkan diri
116 bab 116 penyesalan
117 bab 117 kedatangan Vania
118 bab 118 kedatangan Oma Cintya
119 bab 119
120 bab 120 bertemu Aldi
121 bab 121 menemui Sonia
122 bab 122 menemukan titik terang
123 bab 123 terbang ke Swiss
124 bab 124 pertemuan
125 bab 125 pertemuan 2
126 bab 126 pelanggan kamar 102
127 bab 127 memaafkan
128 bab 128 permintaan Oma Cintya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37 untuk 21+
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 untuk 21+
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bB 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95 gelisah
96
bab 96 malas
97
bab 97 kunjungan Aldi
98
bab 98 dokter cabul
99
bab 99 vitamin kesuburan
100
bab 100 serba salah
101
bab 101 berdoa dan berusaha
102
bab 102 kembali ke paris
103
bab 103 berpuasa
104
bab 104 lanjut puasa
105
bab 105 pulang ke rumah lama
106
bab 106 Vania kesal
107
bab 107 Arsya kesal
108
bab 108 orang misterius
109
bab 109
110
bab 110 memberi hukuman
111
bab 111 romantis
112
bab 112 bukti cinta
113
bab 113 hamil
114
bab 114 pertengkaran
115
bab 115 Menenangkan diri
116
bab 116 penyesalan
117
bab 117 kedatangan Vania
118
bab 118 kedatangan Oma Cintya
119
bab 119
120
bab 120 bertemu Aldi
121
bab 121 menemui Sonia
122
bab 122 menemukan titik terang
123
bab 123 terbang ke Swiss
124
bab 124 pertemuan
125
bab 125 pertemuan 2
126
bab 126 pelanggan kamar 102
127
bab 127 memaafkan
128
bab 128 permintaan Oma Cintya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!