bab 4

hari berganti demi hari, rutinitas berjalan seperti biasa, hari - hari dilalui Sila dengan suka cita, mengurus suami dan kedua anaknya, dan sesekali datang ke resto.

Sila bangun lebih pagi dari biasanya, hari ini ia akan pergi ke resto untuk mengecek laporan keuangan dan ada meeting dengan karyawannya.

Sila sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya, setelah selesai ia naik keatas untuk membersihkan diri dan bersiap. suaminya sudah siap dengan pakaian kantornya.

", mas bisa minta tolong anterin anak - anak, hari ini aku ada meeting dengan karyawan dan klien yang mau ngontrak resto mama", ucapnya pada suaminya.

Aldi sedikit malas menanggapi istrinya, ", aku gak bisa ma, aku buru - buru hari ini", ungkapnya

", bukannya proyek papa udah selesai, kok papa masih sering lembur dan weekend juga sering ngantor", tanya sila sebal.

Aldi yang mendapat pertanyaan dari istrinya hanya diam, tanpa menjawab sepatah kata pun dan berlalu pergi.

Sila tak memperdulikan suaminya, " akhir - akhir ini mas Aldi sering marah - marah gak jelas", batinnya.

setelah membersihkan diri dan bersiap-siap, Sila segera turun kebawah untuk sarapan bersama. dimeja makan hanya ada kedua anaknya, itu artinya suaminya sudah berangkat dan tanpa sarapan. sila tak habis pikir ada apa dengan suaminya yang sering uring - uringan tak jelas.

sila mengantarkan kedua anaknya ke sekolah, setelah memastikan anaknya masuk, ia langsung menuju resto miliknya.

", itu bukannya mobil mas Aldi, kok belum sampai kantor, bukannya sudah dari tadi berangkatnya", batinnya, ia hapal betul mobil suaminya, dan untuk nomor plat mobilnya pun dia sangat hafal jadi ia tidak mungkin salah.

Sila mengikuti kemana arah mobil suaminya, ia merasa kepo, mengapa mobil itu masih berada di jalanan sedangkan yang punya sudah berangkat dua jam yang lalu, seharusnya ia sudah duduk manis dikantornya.

mobil itu memasuki kawasan kantor, Sila berhenti dan menunggu siapa yang membawa mobil suaminya. seorang laki - laki yang amat dikenalnya keluar dari mobil, dan berjalan menuju pintu sebelahnya dan membuka pintunya, keluarlah seorang wanita cantik, muda, ****, berjalan begitu anggunnya mengandeng lengan suaminya.

perih hati Sila melihat perilaku suaminya terhadap wanita lain yang perhatian dan lembut, sedangkan di rumah ia sering uring - uringan tanpa sebab.

Sila melajukan mobilnya menuju resto, ia tetap mencoba berpikir positif jika itu suaminya tak mungkin mengkhianatinya.

", kamu gak mungkin khianati aku kan mas"?, ia bermonolog. sila masih berharap apa yang dilihatnya sebuah kesalahan.

_______****______

sila menghempaskan bokongnya di kursi kebesarannya. asistennya mengikutinya hingga masuk keruangan sang bos.

", kenapa mbak, sakit ya", tanya asistennya, melihat bosnya memijit - mijit pelipisnya.

jika mereka hanya berdua, sila meminta asistennya memanggil mbak saja agar lebih akrab, memanggil ibu jika mereka bersama karyawan yang lain.

", ngak kok san, hanya pusing sedikit", ucapnya pada sang asisten.

", gimana laporan keuangannya san, dananya cukup untuk persiapan orderan yang kemaren", tanyanya pada sang asisten.

", cukup mbak, mereka meminta prasmanan saja, dan harus ada orang kita yang berjaga di sana untuk melayani mereka", jelasnya.

", kirim dua orang ja san, dan yang lainnya standby disini", ucapnya pada asistennya.

Sandra mengangguk tanda mengerti, dan kembali lagi melanjutkan pekerjaannya.

Sila masih terus terbayang apa yang dilihatnya tadi pagi, berjuta pertanyaan mengelayut di dadanya. ", setega itukah kamu mas, setelah apa yang aku lalukan buat kamu", batinnya.

", totok..... totok.... totok... totok... pintunya diketok oleh seseorang dengan sangat brutal, tak ada yang berani melakukan itu, jika bukan satu orang, yaitu sahabatnya sejak kulyah, siapa lagi kalo bukan vania, ", tapi bukannya dia masih di luar negeri", batinnya.

dengan malas ia bangkit dari kursinya, menuju pintu. ", gak ada orang", batinnya

kembali ia ingin menutup pintu, tapi pintu tersebut seperti terganjal sesuatu, Sila mengangkat kepalanya memastikan apa yang terjadi dengan pintunya.

", Vania........," teriaknya

", surprise ...... ", lalu memeluk sahabatnya.

", kau benar - benar ya", dengan wajah cemberutnya..

sila bahagia, sahabatnya sudah kembali lagi ke negaranya... sudah satu tahun mereka tidak bertemu, vania ikut keluar negeri untuk memantau anaknya yang sedang menempuh pendidikan di sana.

", kenapa pulang gak bilang - bilang ", tanyanya

", kalau bilang gak jadi surprise donk", tanpa bersalah setelah membuat Sila kesal.

", Sil, aku lapar", ucapnya pada sahabatnya sambil mengelus perutnya.

", emang pembantu di rumahmu udah kamu pecat semua, lapar sampai kamu bawa kesini", sindirnya.

", enak ja, aku belum pulang sil, dari bandara aku langsung kesini", jelasnya.

", kau ni, gak kangen apa sama pak bos", sindirnya

", kamu kayak gak tau ja kelakuan dia gimana, mana ada dia siang - siang begini di rumah", ucapnya sebal.

vania dan sila bersahabat sejak masuk kulyah, vania anak orang kaya, hidup berkecukupan, sedangkan Sila anak orang biasa, yang harus ikut banting tulang demi membiayai kulyahnya, vania lah orang yang selalu membantunya ketika ia kekurangan dalam keuangannya.

vania menikah dengan seorang pengacara kondang, yang kaya raya, mungkin tidak akan habis jika dimakan tujuh turunan. tapi suaminya bukan tipe orang setia, bahkan vania sudah mati rasa dibuatnya karena ulahnya.

", san ke ruanganku ya", panggilnya lewat telpn

tak butuh waktu lama, sandra sudah berada diruangannya.

", eh bu vania, pa kabar bu", sapanya pada vania

", baik san, kamu pa kabar", balasnya

", gak usah basa - basi, minta ja ma sandra mau makan apa",. ketusnya.

", san, bos kamu lagi datang bulan ya, dati tadi bete amat", sindirnya.

yang ditanya hanya mencoba tersenyum, tak berani berkomentar.

setelah memesan makanannya pada sandra, vania hanya fokus pada sahabatnya yang seperti memiliki beban, hingga membuat moodnya buruk.

", kamu kenapa sih, dari tadi bete banget" ucapnya.

", aku lagi kepikiran terus van, mas aldi tadi jalan sama cewek", ucapnya lesu.

", kan baru jalan sil, belum ngapa - ngapain", jelasnya.

", maksudmu harus ngapa- ngapain dulu, aku baru tau gitu", erangnya sebal

", bukan gitu sil, sapa tau itu cuma teman kantor, atau sekretarisnya gitu", jelasnya agar macan betina di depannya itu tidak mengamuk.

", kalau sekedar jalan, aku pun tidak akan kepikiran kayak gini van, ia kelihatan bahagia, mesra, dan bergandengan tangan", ucapnya lemah.

", sudahlah sil, jangan terlalu jauh berpikir jika belum ada bukti, nanti kamu sakit sendiri", ucap vania memberi penjelasan.

makanan yang dipesan vania, sudah tersedia, tanpa menunggu lama ia langsung melahapnya, seperti orang yang tidak makan dua hari.

", suamimu gak ngasih duit ke kamu van", tanyanya.

", dia gak perlu repot kasih duit ke aku, aku pegang black card, yang susah buat aku habisin", ucapnya sambil terus melahap makanannya.

", la terus, kok kamu kayak gak makan lima hari", sindirnya

vania tak lagi menangapi omongan sahabatnya, ia hanya menikmati menu andalan sahabatnya yang menggugah selera.

Terpopuler

Comments

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

Hmm....duo sahabat ternyata punya suami tak setia....pelakor benar2 merajalela

2022-02-13

3

Cucu Saodah

Cucu Saodah

beuh vania dah matirasa... kalo sekedar jalan bareng baginya gada apa apa... beda sama sila yg tak biasa diselingkuhin

2022-01-19

4

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37 untuk 21+
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 untuk 21+
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bB 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95 gelisah
96 bab 96 malas
97 bab 97 kunjungan Aldi
98 bab 98 dokter cabul
99 bab 99 vitamin kesuburan
100 bab 100 serba salah
101 bab 101 berdoa dan berusaha
102 bab 102 kembali ke paris
103 bab 103 berpuasa
104 bab 104 lanjut puasa
105 bab 105 pulang ke rumah lama
106 bab 106 Vania kesal
107 bab 107 Arsya kesal
108 bab 108 orang misterius
109 bab 109
110 bab 110 memberi hukuman
111 bab 111 romantis
112 bab 112 bukti cinta
113 bab 113 hamil
114 bab 114 pertengkaran
115 bab 115 Menenangkan diri
116 bab 116 penyesalan
117 bab 117 kedatangan Vania
118 bab 118 kedatangan Oma Cintya
119 bab 119
120 bab 120 bertemu Aldi
121 bab 121 menemui Sonia
122 bab 122 menemukan titik terang
123 bab 123 terbang ke Swiss
124 bab 124 pertemuan
125 bab 125 pertemuan 2
126 bab 126 pelanggan kamar 102
127 bab 127 memaafkan
128 bab 128 permintaan Oma Cintya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37 untuk 21+
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 untuk 21+
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bB 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95 gelisah
96
bab 96 malas
97
bab 97 kunjungan Aldi
98
bab 98 dokter cabul
99
bab 99 vitamin kesuburan
100
bab 100 serba salah
101
bab 101 berdoa dan berusaha
102
bab 102 kembali ke paris
103
bab 103 berpuasa
104
bab 104 lanjut puasa
105
bab 105 pulang ke rumah lama
106
bab 106 Vania kesal
107
bab 107 Arsya kesal
108
bab 108 orang misterius
109
bab 109
110
bab 110 memberi hukuman
111
bab 111 romantis
112
bab 112 bukti cinta
113
bab 113 hamil
114
bab 114 pertengkaran
115
bab 115 Menenangkan diri
116
bab 116 penyesalan
117
bab 117 kedatangan Vania
118
bab 118 kedatangan Oma Cintya
119
bab 119
120
bab 120 bertemu Aldi
121
bab 121 menemui Sonia
122
bab 122 menemukan titik terang
123
bab 123 terbang ke Swiss
124
bab 124 pertemuan
125
bab 125 pertemuan 2
126
bab 126 pelanggan kamar 102
127
bab 127 memaafkan
128
bab 128 permintaan Oma Cintya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!