mentari pagi menyapa hamparan lembah hijau, menambah semangat bagi pekerja memetik pucuknya. luas mata memandang hanya hijau yang ada, sungguh indah dan menawan.
dari hari semakin hari Dania semakin lengket dengan Arsya, bagi Dania, Arsya adalah sosok pengganti Papanya, yang memilih pergi meninggalkan mereka demi wanita lain.
Arsya yang hidup kesepian sangat bahagia dengan adanya Dania, gadis kecil yang bertingkah lucu, manis, dan cerewet.
", kring... kring.... kring.... ", bunyi bell sepeda berbunyi berkali - kali, sengaja membunyikan berkali - kali agar sang penghuni rumah mendengar dan menghampirinya.
", apa kau tak punya pekerjaan lain, selain mengajak putriku jalan - jalan sore", ucap Sila menegur Arsya yang selalu mengajak Dania pergi di sore hari.
", mama jangan marahin om ganteng, aku yang memintanya datang dan mengajakku keliling bersepeda", marah Dania kepada mamanya.
Dania langsung menghampiri Arsya, yang sudah menunggu, mereka segera pergi berkeliling kebun teh dengan riang gembira.
Sila mendekati Adit, yang hanya sering menyendiri, disekolah pun ia tak banyak memiliki teman. Sila kuatir jika Adit terus seperti ini, waktu Sila banyak terkuras karena menomor satukan Adit, sehingga Dania merasa kesepian dan mengalah demi Adit Abangnya.
", anak mama kok di kamar terus sih, gak pengen kayak adek jalan - jalan gitu", ucap Sila kepada Putranya, dan duduk di tepi Ranjang membelai rambut putranya.
Adit hanya menggeleng mendengar pertanyaan mamanya, ntah apa yang dipikirkan oleh anak itu.
", apa Adit masih ingat Papa", Sapa Sila mengalihkan lamunan Adit, dan berhasil membuat anak itu menoleh pada mamanya.
", Adit tidak boleh menyimpan dendam pada Papa, doakan Papa agar berubah menjadi orang baik, Papa hanya sedang khilaf jadi Adit tidak boleh membenci Papa", jelasnya pada putranya.
", apa Adit tidak sayang dan kasian sama Adek dan mama, yang selalu sedih memikirkan abang, adek lebih suka bermain dengan om Arsya karena mama sibuk ngurusin abang, dan Adek kesepian karena abang tidak bisa bermain lagi dengannya, apa abang mau Adek lebih sayang sama om Arsya dari pada sama abang", ungkapnya lagi.
Adit tak menjawab sepatah kata pun dari mamanya, ia hanya mendengar dan mencoba meresapi setiap ucapan mamanya.
***
", aku kuatir dengan Adit, sudah beberapa bulan kami disini tapi belum merasakan perubahan apapun", ucapnya di suatu sore ketika Arsya berkunjung ke rumah Sila untuk bermain bersama Dania.
", cobalah bicara dari hati ke hati dengannya, doktrin dia agar tidak membenci Papanya, beri dia semangat untuk bangkit, beri dia pengertian bahwa kamu dan Dania adalah orang yang ingin ia lindungi dan sayang, agar dia merasa punya tanggung jawab", jelasnya pada Sila agar mulai mendoktrin hal - hal positif pada putranya.
setiap ada kesempatan untuk bicara berdua dengan Adit, Sila selalu melakukan saran dari Arsya, meski belum membuahkan hasil namun Sila percaya suatu saat Adit akan kembali seperti semula.
**
", apa Adit sudah ada perubahan", tanya Arsya ketika mereka sedang berjalan pagi bersama Dania.
Sila hanya menggelengkan kepala dan tersenyum getir.
", jangan mudah menyerah, suatu saat putramu pasti akan kembali seperti semula, kau harus percaya itu", ucapnya menyemangati Sila.
", aku akan membantumu sebisa ku', sambungnya lagi.
", kenapa aku mulai terbiasa dengan kalian, sehari tak berjumpa dengan kalian membuatku tanpa gairah", batin Arsya.
", om ganteng lihat di sana kupu - kupu banyak sekali", Dania menunjuk kumpulan kupu - kupu berterbangan.
", Dania tak boleh mengejarnya lagi, kita lihat saja dari sini saja ya", jelas Arsya sambil mengendong tubuh Dania.
Sila merasa bahagia putrinya sudah kembali seperti semula, ada perasaan takut dalam hatinya, jika suatu saat Arsya pergi meninggalkan Dania, apakah gadis kecil itu akan bisa menerima.
", ayo kita pulang, hari sudah semakin siang nanti abang mencari kita", ucap Sila kepada putrinya.
hari ini anak - anak libur sekolah, jadi mereka bisa jalan - jalan pagi, dan bebas bermain.
", hai ganteng, pagi - pagi seperti ini kamu sudah melamun!, lihat badanmu semakin besar karena kau malas sekali untuk berolah raga, kau asyik dengan duniamu sendiri", ucap Arsya mengejek Adit.
Adit hanya diam dan mendelikkan matanya menatap tajam pada Arsya. laki - laki itu membuatnya jengkel, orang asing ini yang merebut perhatian Dania dan mamanya.
", aku tak butuh ocehan mu,jika hanya untuk mengejekku", erangnya kesal memandang benci pada Arsya.
", kenapa kau marah pada ku, aku hanya mengatakan hal yang sejujurnya", ucap Arsya yang sengaja memancing emosi Adit.
", ternyata kau anak laki - laki yang cengeng dan lembek, bagaimana kau bisa melindungi adik dan mama mu jika kau sendiri tak memiliki keberanian ", lanjut Arsya ingin melihat apa yang akan dilakukan Adit padanya.
Adit menatap nyalang kepada Arsya, emosinya mulai meluap- luap.
", om tau kau marah dengan om, jangan memendam amarahmu, karena itu akan membuatmu semakin tertekan dan tersakiti, pukul om jika kau marah, atau hajar om, lakukan sesukamu , luapkan emosimu karena itu akan membuatmu lega", bentak Arsya kepada Adit.
Sila yang mendengar keributan di depan segera berlari menuju sumber suara, ia mendapati Arsya sedang membentak putranya, tentu saja awalnya Sila tidak terima tapi setelah mendapat kode dari Arsya, Sila hanya diam menyaksikan saja.
", hiat.... hiat.... suara Adit menyerang Arsya dengan membabi buta, sedangkan Arsya hanya menghindari tendangan dan amukan Adit, mudah bagi Arsya menghindari serangan Adit karena Arsya sangat pandai ilmu bela diri. tak satu pun pukulan Adit mengenai Arsya, sehingga membuat Adit merasa kelelahan dan akhirnya terduduk lemas di lantai.
Arsya memberikan kode kepada Sila agar mengambilkan air minum, dengan hati - hati Arsya memberikan minum kepada Adit agar merasa tenang.
Arsya ikut duduk di samping Adit, ia ikut diam seperti Adit menunggu hingga anak itu merasa lebih baik.
", apa kau merasa lebih baik sekarang", Arsya memulai pembicaraan.
Adit menatap pada Arsya, lalu berdiri meninggalkan Arsya sendiri.
Arsya hanya dapat menghela nafas berat, ternyata ia belum berhasil melakukan terapi, seperti yang dilakukan oma nya dulu kepadanya.
", oma aku merindukanmu dan membutuhkan bantuan mu", batinnya mengingat wanita renta yang masih energik dan tegas, yang selalu menjaganya setelah kedua orang tuanya meninggal.
Sila yang sedari tadi menyiapkan sarapan, melihat Adit masuk ke kamarnya dan menutup pintunya dengan keras sehingga membuat Sila terkejut mendengarnya.
Sila berlari ke depan melihat Arsya, ia meminta penjelasan pada Arsya apa yang terjadi, namun laki - laki itu hanya mengangkat kedua bahunya.
Sila mengajak Dania dan Arsya sarapan pagi, Arsya memberikan kode kepada Sila agar memberikan waktu untuk Adit agar ia lebih tenang lagi. mereka melanjutkan sarapannya, Arsya sudah terbiasa dengan masakan Sila, karena Arsya merasa masakan itu mengingatkannya pada masakan Almarhum ibunya, bahkan kadang Arsya sengaja datang ke rumah Sila disaat jam makan dengan alasan Dania, padahal ia ingin merasakan masakan Sila.
*****
udah mulai ada rasa nih si Arsya.... gimana nih selanjutnya.... update terus ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
yunna
lha gmna kbr mantan suami jd kepo de ceritanya jd GK sbr dpt krmatu pelakor
2022-12-22
0
Muhamad fajar Saputra pratama
udh sinyal tuh
2022-02-28
0
Wirda Lubis
semangat
2022-02-16
0