waktu terus berlalu, sidang perceraiannya pun sudah berakhir. kini resmi sudah Sila menyandang gelar baru, sebagai janda dengan dua anak. itu tak membuatnya berkecil hati, meski sang mantan suami tidak memberikan nafkah untuk kedua buah hatinya.
Sila menjalani hari - harinya dengan mengurus Resto dan kedua anaknya, jika memungkinkan ia akan membawa kedua anaknya ke Resto bersama dirinya.
", Resto ini jorok sekali, makanannya ada rambutnya, dan minumannya ada kecoaknya, tempat ini tidak layak di namakan sebagai Resto" ucap seorang laki - laki dengan sombongnya, yang membuat kegaduhan karena menimbulkan berbagai spekulasi antar pelanggannya.
Sandra yang mendengar adanya kegaduhan segera menghampiri sumber keributan.
", mohon maaf pak, ada yang bisa saya bantu", ucapnya dengan sopan.
", apakah kau manajernya di sini, panggilkan pemilik Resto ini, saya ingin komplain atas pelayanan Resto ini ", ungkapnya sambil duduk menyedekapkan tangannya di dada dan menyilangkan kakinya.
", saya akan menyampaikan keluhan anda pada majikan saya nanti, ungkapkan saja pada saya keluhan anda", jelas Sandra dengan sangat hati-hati.
", brak... ", laki - laki itu mengebrak meja dengan kuat, sehingga menimbulkan suara yang keras, dan membuat pelanggan lain merasa kaget.
", aku hanya ingin bicara dengan pemilik Resto ini, bukan kacung kayak kamu", jelasnya sombong.
", ada apa ini ribut - ribut", Sila yang mendengar suara seseorang segera keluar melihat keadaan.
", oh jadi Resto ini milik mantan istriku, pantas saja jorok dan kotor, seperti orang yang dekil dan kucel", ledeknya dengan tatapan sinis.
Sila mencoba sabar dan tidak terbawa amarah mendengar ucapan mantan suaminya, ia bersikap sewajar mungkin.
", oh anda terlalu berlebihan memuji saya Tuan, jika tempat ini jorok dan kotor, alasan apa yang membuat anda sudi datang ke Resto saya yang kotor ini", ungkapnya hingga membuat mantan suaminya tak dapat berkata - kata.
", saya ingin ganti rugi, karena makanan yang disediakan ada rambutnya dan minumannya terdapat kecoak", ucapnya dengan senyum seringai.
Vania yang sedari tadi hanya mendengar dan memantau situasi itu, teringat sesuatu, ia telah memasang cctv tersembunyi untuk berjaga - jaga. dengan segera ia mengecek cctv tersebut.
", wah angin apa yang membuat anda repot datang ke Resto sahabat saya", sindir Vania terhadap Aldi.
Aldi merasakan adanya hal yang tidak enak akan terjadi padanya, ia cukup tahu siapa Vania, ia lebih pintar dari Sila mantan istrinya.
", Apakah video seseorang yang sedang menaruh rambut dan kecoak kedalam makanan ini perlu aku sebarkan, agar semua orang tahu seburuk apa kelakuan anda tuan muda", dengan mengibas - gibaskan hp miliknya, yang sudah berisi rekaman cctv.
", atau saya kirimkan saja kepada suami saya, sebagai bukti pencemaran nama baik", lanjutnya lagi yang membuat Aldi merasa kesal.
Sila yang mendengar itu hanya diam, ia tak menyangka mantan suaminya itu berniat buruk padanya.
", oh jadi anda sengaja ingin membuat keributan di Resto saya Tuan Aldi Anggara, apakah anda sudah tidak memiliki uang lagi sehingga ingin mendapatkan uang dengan cara picik seperti ini, apa setelah liburan dari luar negeri bersama simpananmu tabunganmu terkuras habis, sungguh menyedihkan sekali", Sindir Sila dengan sangat kesal.
Aldi yang mendengar ucapan Sila, mengepalkan kedua tangannya, seraya pergi meninggalkan Resto dengan membawa sekretarisnya dengan perasaan marah.
", maaf tuan dan nyoya atas ketidak nyamanan di Resto kami, silahkan di lanjutkan untuk menyantap hidangannya", Sila meminta maaf kepada pelanggannya, atas keributan yang terjadi.
Sila dan Vania menuju ruangannya, mereka lupa jika membawa Adit dan Dania ke Resto hati ini, Vania menyuruh kedua anak itu menunggu di ruang mamanya, karena sibuk meladeni Aldi, mereka melupakan anak mereka.
Sila dan Vania saling pandang ketika membuka pintu, semua berserakan seperti kapal yang terkena gempa. Adit diam dengan tatapan yang penuh amarah sambil mengepalkan kedua tangannya, sedangkan Dania duduk di sofa sambil menangis. Tak ada satu orang pun yang mendengar keributan di Ruangan kerja Sila, karena ruangan itu kedap suara.
Vania berlari memeluk Dania dan mencoba menenangkannya, sedang Sila meraih tangan Adit dan mencoba memeluknya, agar ia merasa tenang dan nyaman.
", Tenang sayang, semua baik - baik saja", ucap Sila menenangkan putranya.
", Ada mama Vania yang akan menjaga mama, jadi jangan mengkuatirkan mama, mama akan sedih jika putra mama seperti ini", ucapnya dengan mata yang berkaca - kaca, sebisa mungkin Sila menahan air matanya agar tidak jatuh di hadapan kedua anaknya, agar mereka juga kuat seperti mamanya.
Sila mengambil obat dan meminumkan pada putranya, hanya obat ini yang bisa membantunya lebih tenang. sedangkan Vania sudah berhasil membuat gadis itu berhenti menangis, perlahan gadis itu tertidur mungkin lelah karena lama menangis. sedangkan Adit mengalami hal yang sama setelah meminum obat pemberian mamanya.
", apa yang akan kamu lakukan selanjutnya Sil", ucap Vania memecah keheningan.
", sepertinya aku akan mengikuti saran dokter Van, meninggalkan kota ini untuk sementara waktu", jelasnya pada sahabatnya.
", aku yakin Adit pasti melihat papanya memaki diriku, sehingga membuat ia seperti ini, aku takut jika mas Aldi terus mengusikku akan membuat Aldi benar - benar down", sambungnya lagi, mengungkapkan kegundahan hatinya kepada sahabatnya.
Vania hanya dapat menghembuskan nafas kasarnya, tak disangka sahabatnya akan memiliki nasib sepelik ini.
", kapan kau akan berangkat", tanyanya pada Sila.
", secepatnya setelah selesai mengurus semua Van, aku juga harus mengurus kepindahan sekolah mereka, dan mencari tempat yang baru untuk mereka", jelasnya sedih.
", jika masalah itu tak perlu kau risaukan, aku akan menyuruh orang ku untuk mengurusnya, kau siapkan saja dirimu dan anak- anak, semoga saja mereka betah ditempat yang baru", ungkapnya sedih, harus terpisah dengan sahabatnya, siapa yang akan di ganggunya lagi jika ia kesepian dan butuh teman.
", hai kenapa kau menangis, aku bukan mau pergi keluar negeri, aku hanya pindah ke kota sebelah saja, kau bisa menyusulku kapan saja, kau bahkan tau kearah mana jalannya, aku tak suka diri mu yang cengeng, suamimu saja yang pergi keluar negeri tak kau tangisi, kenapa denganku kau lebay sekali", cerocos Sila kepada Vania sahabatnya dan segera memeluk sahabat yang sangat di kasihinya.
", kau cerewet sekali, aku hanya takut berpisah dengan putriku, biar bagaimana pun kami sekarang sering bersama - sama, aku akan kesepian jika dia tidak ada, siapa yang akan menenangkannya jika aku tak ada", balas Vania yang malu mengakui perasaan kehilangannya.
", kau seolah menuduhku ibu yang kejam saja, aku mamanya tentu saja aku akan menenangkannya jika ia menangis, bawel", celoteh Sila dengan nada kesal.
", aku hanya tak ingin berjauhan dengan kalian, aku kesepian tanpa kalian", ungkap Vania sendu.
Sila hanya menertawakan sikap Vania, yang seperti anak kecil, ia kembali memeluk sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Wirda Lubis
teman yang baik
2022-02-16
1
Desi Ummu Ihsan
udah jadi mantan masih aja gangguin...dasar mantan lucnut
2022-02-13
2
Cucu Saodah
mantan gada akhlak...
2022-01-19
4