bab 10

waktu terus berlalu, sidang perceraiannya pun sudah berakhir. kini resmi sudah Sila menyandang gelar baru, sebagai janda dengan dua anak. itu tak membuatnya berkecil hati, meski sang mantan suami tidak memberikan nafkah untuk kedua buah hatinya.

Sila menjalani hari - harinya dengan mengurus Resto dan kedua anaknya, jika memungkinkan ia akan membawa kedua anaknya ke Resto bersama dirinya.

", Resto ini jorok sekali, makanannya ada rambutnya, dan minumannya ada kecoaknya, tempat ini tidak layak di namakan sebagai Resto" ucap seorang laki - laki dengan sombongnya, yang membuat kegaduhan karena menimbulkan berbagai spekulasi antar pelanggannya.

Sandra yang mendengar adanya kegaduhan segera menghampiri sumber keributan.

", mohon maaf pak, ada yang bisa saya bantu", ucapnya dengan sopan.

", apakah kau manajernya di sini, panggilkan pemilik Resto ini, saya ingin komplain atas pelayanan Resto ini ", ungkapnya sambil duduk menyedekapkan tangannya di dada dan menyilangkan kakinya.

", saya akan menyampaikan keluhan anda pada majikan saya nanti, ungkapkan saja pada saya keluhan anda", jelas Sandra dengan sangat hati-hati.

", brak... ", laki - laki itu mengebrak meja dengan kuat, sehingga menimbulkan suara yang keras, dan membuat pelanggan lain merasa kaget.

", aku hanya ingin bicara dengan pemilik Resto ini, bukan kacung kayak kamu", jelasnya sombong.

", ada apa ini ribut - ribut", Sila yang mendengar suara seseorang segera keluar melihat keadaan.

", oh jadi Resto ini milik mantan istriku, pantas saja jorok dan kotor, seperti orang yang dekil dan kucel", ledeknya dengan tatapan sinis.

Sila mencoba sabar dan tidak terbawa amarah mendengar ucapan mantan suaminya, ia bersikap sewajar mungkin.

", oh anda terlalu berlebihan memuji saya Tuan, jika tempat ini jorok dan kotor, alasan apa yang membuat anda sudi datang ke Resto saya yang kotor ini", ungkapnya hingga membuat mantan suaminya tak dapat berkata - kata.

", saya ingin ganti rugi, karena makanan yang disediakan ada rambutnya dan minumannya terdapat kecoak", ucapnya dengan senyum seringai.

Vania yang sedari tadi hanya mendengar dan memantau situasi itu, teringat sesuatu, ia telah memasang cctv tersembunyi untuk berjaga - jaga. dengan segera ia mengecek cctv tersebut.

", wah angin apa yang membuat anda repot datang ke Resto sahabat saya", sindir Vania terhadap Aldi.

Aldi merasakan adanya hal yang tidak enak akan terjadi padanya, ia cukup tahu siapa Vania, ia lebih pintar dari Sila mantan istrinya.

", Apakah video seseorang yang sedang menaruh rambut dan kecoak kedalam makanan ini perlu aku sebarkan, agar semua orang tahu seburuk apa kelakuan anda tuan muda", dengan mengibas - gibaskan hp miliknya, yang sudah berisi rekaman cctv.

", atau saya kirimkan saja kepada suami saya, sebagai bukti pencemaran nama baik", lanjutnya lagi yang membuat Aldi merasa kesal.

Sila yang mendengar itu hanya diam, ia tak menyangka mantan suaminya itu berniat buruk padanya.

", oh jadi anda sengaja ingin membuat keributan di Resto saya Tuan Aldi Anggara, apakah anda sudah tidak memiliki uang lagi sehingga ingin mendapatkan uang dengan cara picik seperti ini, apa setelah liburan dari luar negeri bersama simpananmu tabunganmu terkuras habis, sungguh menyedihkan sekali", Sindir Sila dengan sangat kesal.

Aldi yang mendengar ucapan Sila, mengepalkan kedua tangannya, seraya pergi meninggalkan Resto dengan membawa sekretarisnya dengan perasaan marah.

", maaf tuan dan nyoya atas ketidak nyamanan di Resto kami, silahkan di lanjutkan untuk menyantap hidangannya", Sila meminta maaf kepada pelanggannya, atas keributan yang terjadi.

Sila dan Vania menuju ruangannya, mereka lupa jika membawa Adit dan Dania ke Resto hati ini, Vania menyuruh kedua anak itu menunggu di ruang mamanya, karena sibuk meladeni Aldi, mereka melupakan anak mereka.

Sila dan Vania saling pandang ketika membuka pintu, semua berserakan seperti kapal yang terkena gempa. Adit diam dengan tatapan yang penuh amarah sambil mengepalkan kedua tangannya, sedangkan Dania duduk di sofa sambil menangis. Tak ada satu orang pun yang mendengar keributan di Ruangan kerja Sila, karena ruangan itu kedap suara.

Vania berlari memeluk Dania dan mencoba menenangkannya, sedang Sila meraih tangan Adit dan mencoba memeluknya, agar ia merasa tenang dan nyaman.

", Tenang sayang, semua baik - baik saja", ucap Sila menenangkan putranya.

", Ada mama Vania yang akan menjaga mama, jadi jangan mengkuatirkan mama, mama akan sedih jika putra mama seperti ini", ucapnya dengan mata yang berkaca - kaca, sebisa mungkin Sila menahan air matanya agar tidak jatuh di hadapan kedua anaknya, agar mereka juga kuat seperti mamanya.

Sila mengambil obat dan meminumkan pada putranya, hanya obat ini yang bisa membantunya lebih tenang. sedangkan Vania sudah berhasil membuat gadis itu berhenti menangis, perlahan gadis itu tertidur mungkin lelah karena lama menangis. sedangkan Adit mengalami hal yang sama setelah meminum obat pemberian mamanya.

", apa yang akan kamu lakukan selanjutnya Sil", ucap Vania memecah keheningan.

", sepertinya aku akan mengikuti saran dokter Van, meninggalkan kota ini untuk sementara waktu", jelasnya pada sahabatnya.

", aku yakin Adit pasti melihat papanya memaki diriku, sehingga membuat ia seperti ini, aku takut jika mas Aldi terus mengusikku akan membuat Aldi benar - benar down", sambungnya lagi, mengungkapkan kegundahan hatinya kepada sahabatnya.

Vania hanya dapat menghembuskan nafas kasarnya, tak disangka sahabatnya akan memiliki nasib sepelik ini.

", kapan kau akan berangkat", tanyanya pada Sila.

", secepatnya setelah selesai mengurus semua Van, aku juga harus mengurus kepindahan sekolah mereka, dan mencari tempat yang baru untuk mereka", jelasnya sedih.

", jika masalah itu tak perlu kau risaukan, aku akan menyuruh orang ku untuk mengurusnya, kau siapkan saja dirimu dan anak- anak, semoga saja mereka betah ditempat yang baru", ungkapnya sedih, harus terpisah dengan sahabatnya, siapa yang akan di ganggunya lagi jika ia kesepian dan butuh teman.

", hai kenapa kau menangis, aku bukan mau pergi keluar negeri, aku hanya pindah ke kota sebelah saja, kau bisa menyusulku kapan saja, kau bahkan tau kearah mana jalannya, aku tak suka diri mu yang cengeng, suamimu saja yang pergi keluar negeri tak kau tangisi, kenapa denganku kau lebay sekali", cerocos Sila kepada Vania sahabatnya dan segera memeluk sahabat yang sangat di kasihinya.

", kau cerewet sekali, aku hanya takut berpisah dengan putriku, biar bagaimana pun kami sekarang sering bersama - sama, aku akan kesepian jika dia tidak ada, siapa yang akan menenangkannya jika aku tak ada", balas Vania yang malu mengakui perasaan kehilangannya.

", kau seolah menuduhku ibu yang kejam saja, aku mamanya tentu saja aku akan menenangkannya jika ia menangis, bawel", celoteh Sila dengan nada kesal.

", aku hanya tak ingin berjauhan dengan kalian, aku kesepian tanpa kalian", ungkap Vania sendu.

Sila hanya menertawakan sikap Vania, yang seperti anak kecil, ia kembali memeluk sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

teman yang baik

2022-02-16

1

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

udah jadi mantan masih aja gangguin...dasar mantan lucnut

2022-02-13

2

Cucu Saodah

Cucu Saodah

mantan gada akhlak...

2022-01-19

4

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37 untuk 21+
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 untuk 21+
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bB 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95 gelisah
96 bab 96 malas
97 bab 97 kunjungan Aldi
98 bab 98 dokter cabul
99 bab 99 vitamin kesuburan
100 bab 100 serba salah
101 bab 101 berdoa dan berusaha
102 bab 102 kembali ke paris
103 bab 103 berpuasa
104 bab 104 lanjut puasa
105 bab 105 pulang ke rumah lama
106 bab 106 Vania kesal
107 bab 107 Arsya kesal
108 bab 108 orang misterius
109 bab 109
110 bab 110 memberi hukuman
111 bab 111 romantis
112 bab 112 bukti cinta
113 bab 113 hamil
114 bab 114 pertengkaran
115 bab 115 Menenangkan diri
116 bab 116 penyesalan
117 bab 117 kedatangan Vania
118 bab 118 kedatangan Oma Cintya
119 bab 119
120 bab 120 bertemu Aldi
121 bab 121 menemui Sonia
122 bab 122 menemukan titik terang
123 bab 123 terbang ke Swiss
124 bab 124 pertemuan
125 bab 125 pertemuan 2
126 bab 126 pelanggan kamar 102
127 bab 127 memaafkan
128 bab 128 permintaan Oma Cintya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37 untuk 21+
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 untuk 21+
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bB 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95 gelisah
96
bab 96 malas
97
bab 97 kunjungan Aldi
98
bab 98 dokter cabul
99
bab 99 vitamin kesuburan
100
bab 100 serba salah
101
bab 101 berdoa dan berusaha
102
bab 102 kembali ke paris
103
bab 103 berpuasa
104
bab 104 lanjut puasa
105
bab 105 pulang ke rumah lama
106
bab 106 Vania kesal
107
bab 107 Arsya kesal
108
bab 108 orang misterius
109
bab 109
110
bab 110 memberi hukuman
111
bab 111 romantis
112
bab 112 bukti cinta
113
bab 113 hamil
114
bab 114 pertengkaran
115
bab 115 Menenangkan diri
116
bab 116 penyesalan
117
bab 117 kedatangan Vania
118
bab 118 kedatangan Oma Cintya
119
bab 119
120
bab 120 bertemu Aldi
121
bab 121 menemui Sonia
122
bab 122 menemukan titik terang
123
bab 123 terbang ke Swiss
124
bab 124 pertemuan
125
bab 125 pertemuan 2
126
bab 126 pelanggan kamar 102
127
bab 127 memaafkan
128
bab 128 permintaan Oma Cintya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!