setelah acara masak memasak telah usai, Sila segera ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. ia menggunakan dress warna hitam selutut dan berlengan, yang membuat kulitnya nampak lebih putih, mengikat kuda rambutnya lalu memoles sedikit bibirnya agar tidak kelihatan pucat.
Sila kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka, setelah siap ia memanggil kedua buah hatinya untuk makan bersama, tentu saja beserta tamu putrinya.
", ternyata cantik juga wanita ini", batin Arsya melihat Sila yang sedang mengambil makanan untuk anak - anaknya.
", jangan terus melihatku seperti itu, jika tidak ingin ada sendok yang melayang", ucap Sila menyindir Arsya.
Arsya yang merasa tersindir mencoba mengambil air minum dan meminumnya. Sila kini mengambil piring dan mengambil makanan untuknya, dan setelah selesai dengan cepat Arsya menyodorkan piring agar Sila mengisi piringnya dengan nasi dan lauk pauk.
", ambil sendiri, bukannya kau bisa mengambilnya", ketus Sila dan langsung menyantap makanannya.
", tuan rumah gak ada akhlak", omelnya namun Sila tak mendengarnya.
semua makan dengan tenang dan lahab, Adit hanya menatap sinis pada Arsya, kebalikan dengan gadis kecil yang selalu lengket dengan Arsya.
****
ditempat yang berbeda yaitu di perusahaan Mhs Group, Reno sudah mengumumkan tentang penerimaan diposisi sekretaris melalui website perusahaan. baru satu hari dibuka sudah banyak pelamar yang mengirimkan email lamaran pada website tersebut, namun Reno maupun Arsya belum dapat satu pun kandidat yang memenuhi kriteria mereka.
", pantau terus email yang masuk, dan pastikan tidak ada lagi sekretaris yang hanya ingin mencari - cari kesempatan untuk menggodaku, jika itu terjadi lagi aku akan mengembalikan mu pada oma cintya" ucap Arsya mengancam asistennya karena ia sudah lelah bergonta ganti sekretaris.
", baiklah tuan, saya pastikan tidak adalagi hal yang seperti itu lagi", jawan Reno pada sang bos
Arsya mengusir Reno dari ruangannya, ntah mengapa ia terbayang - bayang seorang wanita yang galak dan selalu judes kepadanya. siapa lagi kalau bukan Sila, ibu dua anak itu masih terlihat cantik dan mempesona di mata Arsya.
", sungguh bodoh laki - laki yang mencampakkan mu ", batinnya sambil tersenyum - senyum sendiri didalam ruangannya.
***
Di kediaman Sila, ia sedang mengecek email dari asistennya dan memeriksa beberapa laporan keuangan resto nya. setelah memeriksa dengan teliti dan dirasa tak ada yang mencurigakan, Sila kembali berseluncur ke dunia maya.
", hah.... Mhs group membuka lowongan untuk sekretaris", batinnya setelah membaca pengumuman.
",dulu aku berkali - kali melamar ke perusahaan ini tapi tak sekalipun mendapat panggilan, apa aku iseng - iseng ja ah.. kirim lamaran dan cv ku hehehe... ", gumannya dalam hati sambil tersenyum - senyum sendiri.
Sila mencoba mengirim berkas lamarannya ke Mhs group, sejak lulus kuliah ia selalu bermimpi agar bisa bekerja di perusahaan yang besar dan megah itu, namun hingga ia menjabat manager keuangan di perusahaan tempatnya bekerja, namun tak pernah sekali pun Sila dipanggil untuk interview.
dreett... dreeetttt... dreeettt... bunyi panggilan masuk ke hp Sila. dengan cepat Sila memencet tombol berwarna hijau.
", belum bangun Sil", ucap seseorang diseberang sana.
", enak ja, aku baru ja ngecek laporan yang dikirim Sandra , Van", jawabnya pada sahabatnya.
", eh.... kapan kamu balik ke sini sil, aku kangen deh, kamu lihat aku dimana sekarang", cerocosnya pada sahabatnya, sambil mengkamera di sekitarnya.
", kamu di ruangan ku Van", tanya Sila kepada sahabatnya.
", hem...., pagi - pagi mantan suamimu datang ke Resto mu, dan memaki semua karyawan, Sandra menghubungi ku, dan aku langsung datang kesini, dia masih mencari kalian", jelas Vania panjang lebar kepada Sila sahabatnya.
", aku sungguh tak tau Van, kenapa dia mencariku, selama setahun lebih kami disini, kenapa baru sekarang dia mencari kami", ucap Sila lesu, entah mengapa rasa takut bertemu dengan mantan suaminya, ditambah Adit yang selalu ketakutan jika harus bertemu dengan papanya.
", entahlah Sil, aku juga tak mengerti dengan Aldi, bahkan menurut karyawan di Resto dia hampir setiap hari memantau Resto mu", jawab Vania kepada sahabatnya.
setelah berbicara cukup lama, mereka mengakhiri panggilannya. Sila termenung sendiri mengapa Aldi masih mencarinya, bukankah sudah tak ada lagi urusan diantara mereka.
***
", ini beberapa kandidat yang melamar jadi sekretaris anda Tuan", ucap Reno menyodorkan amplop yang dibawanya.
", Apa kau sudah benar - benar mengecek cv mereka dengan benar", tanya Arsya sambil terus menatap laptopnya.
", sudah Tuan, bahkan ada seseorang yang ikut melamar dan anda sangat mengenalnya", Arsya menautkan sebelah alisnya mendengar penuturan asistennya.
", siapa yang kau maksud, jangan setengah - setengah jika memberikan informasi", jawab Arsya yang melotot menatap Asisten tengilnya.
Reno hanya melenggang dan mengangkat kedua bahunya, seperti tom dan jerry kedua laki - laki dewasa ini jika sudah bertemu, namun jika menyangkut pekerjaan mereka akan sangat kompak dan saling membantu.
", woi... jawab dulu pertanyaan ku", teriak Arsya pada Reno yang sudah keluar dari ruangannya.
", awas kau", kesal Arsya..
", kenapa Oma memberiku Asisten tengil seperti dia", batinnya sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.
Arsya masih terus melanjutkan pekerjaannya, tak perduli dengan yang disampaikan Reno tentang para pelamar sekretarisnya.
", tok... tok... tok... ", pintu ruangan diketuk, dan Reno masuk dengan membawa bungkusan makan siang sang bos.
", tumben ketuk pintu, biasa nyelonong aja", sindir Arsya pada asistennya, yang disindir hanya nyengir kuda.
", mari makan Tuan, sudah saya siapkan", Arsya menoleh pada asistennya, dan berdiri menuju meja dimana asistennya berada.
mereka menikmati makan siang dengan nikmat, jika tidak ada meeting di luar dan makan bersama klien, mereka akan makan siang bersama, Arsya tidak ingin makan seorang diri karena rasanya kurang nikmat, dan selalu ingin ditemani Reno.
", Tuan sudah melihat daftar para pelamar yang saya serahkan tadi", ucap Reno disela - sela makan siangnya.
Arsya hanya menggeleng karena ia sendiri hampir lupa jika asistennya sudah memberikan daftar pelamar yang akan menjadi sekretarisnya.
", anda serius Tuan, anda akan menyesal jika tidak segera melihatnya", ucap Reno sambil tersenyum geli.
", kau ingin mengerjai ku ya, " sambil melempar kerupuk pada asistennya.
", awas saja jika kau berani mengerjai ku, akan ku kirim kau ke hutan biar di makan jerapah", ucapnya sambil mencuci tangannya karena telah selesai dengan makan siangnya.
", mana mungkin jerapah mau memakan ku Tuan, aku adalah Tuannya", ucap asistennya dengan terus menikmati makanannya.
Arsya menuju meja kerjanya dan mengambil berkas yang di maksud oleh asistennya. dengan teliti ia membaca berkas lamaran, dan Arsya terkejut ketika ada nama Arsila kanaya di sana.
", jadi ini yang kau maksud tadi", ucapnya pada asistennya sambil menunjukkan berkas lamaran Sila.
Reno hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang bos.
", kenapa kau tak langsung bicara saja tadi", geram Arsya.
", biar bos sedikit penasaran dan mau ikut andil mengecek para pelamar Tuan", ucap Reno enteng.
", jika aku tau dia ikut melamar, aku tak perlu melihat yang lainnya, dia tak akan menggodaku, bahkan dia selalu jutek dan galak padaku", ucap Arsya pada asistennya.
", baru kali ini ada seorang wanita yang memperlakukan Tuan Arsya Mahesa dengan jutek dan galak, biasa tanpa diminta pun mereka rela tidur dengan anda tuan", sindir Reno pada tuannya.
", dia wanita yang berbeda, dia wanita kuat dan tangguh, aku kasihan padanya dengan apa yang ia alami", jawab Arsya dengan sendunya.
", baru kali ini seorang Arsya punya rasa kasihan, anda tidak sedang jatuh cinta kan tuan", sindir Reno dengan senyum mengejek.
Arsya tak menanggapi kata - kata asistennya, ia sibuk dengan lamunannya tentang Sila, entah rasa itu hanya sekedar kasihan atau rasa yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Desi Ummu Ihsan
🤣🤣🤣 mana mungkin jerapah memakan Reno tuan....Dia kan Tuannya hihii.
ciee....ciee Arsya mulai terpesona dengan Arsyila....
2022-02-14
0