", keruangan ku sekarang", ucap Arsya yang memanggil asistennya.
", ada apa tuan", sang asisten yang masuk nyelonong mendapat tatapan tajam dari tuannya.
", mulai sekarang biasakan masuk ruangan ku ketuk pintu dulu", jelasnya ketus.
", Siapkan interview untuk Arsila kanaya ", lanjutnya lagi.
", tapi yang interview nona Sila anda kan tuan", tanyanya penuh selidik.
", aku mengaji mu juga untuk hal ini, jadi jangan sibukkan aku dengan hal - hal sepele seperti itu", ucapnya sambil memeriksa berkas yang menumpuk di mejanya.
", kenapa kau masih berdiri di situ, aku gak mau tau minggu depan dia harus sudah bekerja untukku", erangnya kesal.
Reno segera kembali ke ruangannya, menyiapkan segala berkas untuk melaksanakan perintah sang bos.
****
dreettt.... dreettt... bunyi hp Sila menandakan adanya yang memanggil. Sila agak ragu untuk menekan tombol hijau karena nomor yang tidak ia kenal, ia takut jika itu adalah mantan suaminya. dengan perasaan takut - takut akhirnya ia tekan tombol hijau itu.
", hallo selamat siang, dengan ibu Arsila Kanaya ? ", tanya seseorang dari seberang sana.
", ya, saya Arsila Kanaya", jawabnya masih belum mengerti siapa yang menghubunginya.
", Saya dari Mhs group, berkas lamaran anda sudah saya baca dan terima, dan saya harap besok anda bisa datang kekantor kami untuk interview", jelas seseorang kepada Sila
", bukankah kantor Mhs group di jakarta pak, sedangkan saya sekarang berada di kawasan xxxxx, mungkin saya tidak bisa memenuhi interview ini", jawab Sila bimbang.
", untuk interview saat ini akan diadakan di kawasan xxxxx yang sama dengan anda Nona, jadi anda tidak perlu ke kota jakarta, nanti saya kirimkan alamatnya dan waktu interviewnya, terima kasih nona, selamat siang", panggilan terputus.
Sila bimbang dengan keadaannya, mimpinya dulu yang begitu ingin bekerja di perusahaan Mhs group, kini akan menjadi kenyataan namun bagaimana dengan kedua buah hatinya, yang sangat membutuhkan perhatian darinya.
", kenapa begini, sungguh menyebalkan sekali, aku hanya iseng memasukkan berkas ku, aku tak menyangka akan ikut interview", gumannya dalam hati, yang membuat Sila merasa gusar sendiri.
",Vania,.. ya hanya dia yang bisa menolongku", batinnya.
dengan segera ia menghubungi sahabatnya, sambungan pun terhubung.
", hallo Sil, tumben kau menghubungi ku duluan , ada apa",? cerocos Vania dari seberang.
", Aku butuh bantuan mu Van, aku sungguh sangat bingung saat ini", jelasnya pada sahabatnya.
", apa yang membuatmu bingung, katakanlah", tanya Vania.
", aku mendapat panggilan interview dari perusahaan Mhs group Van, aku bingung harus datang atau tidak, bagaimana dengan kedua anakku jika aku bekerja", jelasnya panjang lebar.
", bukankah itu mimpimu sejak dulu, kenapa sekarang kau ragu, jika kau diterima itu bagus untuk masa depan kedua anakmu, kau bisa memperbaiki perekonomian mu, masalah anak - anak titipkan mereka padaku, aku akan sangat senang merawat mereka, lalui dulu interviewnya, jika diterima kita pikirkan cara selanjutnya", jelas Vania panjang lebar seperti gerbong kereta api.
setelah mendapat pencerahan dati sahabatnya, Sila mulai meyakinkan dirinya, semua ia lakukan juga demi kedua anaknya.
***
sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan, Sila sudah berada dikawasan pabrik Mhs group. Sila baru tahu jika di sini ternyata ada pabrik yang besar milik Mhs group, ia segera menuju resepsionis untuk konfirmasi.
", selamat pagi, saya Arsila Kanaya yang akan mengikuti seksi interview", ucapnya pada resepsionis.
", tunggu sebentar nona", sang resepsionis segera menghubungi atasannya.
", mari nona saya antar", ucapnya dan melangkah pergi menuju tempat yang dimaksud dan diikuti oleh Sila.
", Silakan tunggu di sini", Sila hanya mengangguk, dan masuk kedalam ruangan yang sepertinya ruangan yang biasa digunakan untuk meeting.
", kenapa sepi sekali, apa hanya aku yang mengikuti interview ini", batin Sila
tap.... tap... tap... langkah kaki seseorang terdengar begitu cepat dan semakin mendekat,.
ceklek pintu dibuka oleh seseorang, Sila menatap laki - laki yang baru saja masuk keruangan itu. seorang pria kira - kira berusia 32 tahun, dengan badan tinggi atletis, kulit putih, dan memakai setelan jas abu - abu yang membuat terlihat sangat tampan.
", selamat pagi Nona Arsila kanaya, terima kasih telah datang memenuhi panggilan interview kami", ucapnya sambil menjabat tangan Sila.
", saya harus memangil anda apa nona", lanjutnya.
", panggil saya Sila Tuan", ucap Sila.
", baiklah nona Sila kita mulai seksi interview ini", jelasnya pada Sila.
**
", kenapa dia memandang Reno seperti mengaguminya, jika kepadaku selalu saja jutek dan judes, aku lebih tampan di banding Asisten sia***n itu", umpatnya kesal, diam - diam Arsya melihat cctv yang ada diruang meeting yang digunakan Reno dan Sila untuk interview.
", apa kau tak tertarik dengan ketampanan ku, aku lebih segalanya dari dia, kau malah bersikap manis padanya", batinnya yang masih melihat Sila dan Reno berinteraksi.
Arsya tiba - tiba kesal dengan dua manusia yang sedang berinteraksi itu, ada perasaan cemburu yang membuat moodnya menjadi buruk.
", sebentar nona saya angkat telpon dulu", ucap Reno pada Sila disela- sela seksi interview.
Sila hanya mengangguk dan tersenyum.
", Ada apa tuan, saya sedang melakukan seksi interview dengan calon sekretaris anda", ucap Reno kesal karena mendapat telpon dari Arsya.
", sudahi saja interview itu, aku membutuhkanmu sekarang, dan suruh dia bekerja mulai besok", ucap Arsya tanpa merasa bersalah karena menganggu pekerjaan Asistennya.
Arsya menutup telponnya sebelum Reno sempat berbicara, dengan muka kesal Reno memandang handphonenya , dalam hati ia memaki Tuannya yang sangat hobi menganggu pekerjaannya.
", baiklah Nona, cukup sampai disini interview kita, besok anda sudah bisa mulai bekerja", ucap Reno mengakhiri seksi interviewnya.
", maaf Tuan, bisakah anda memberikan saya sedikit waktu untuk berpikir, bukannya saya tidak mau bekerja disini, tapi saya harus berbicara dengan kedua anak saya", ucapnya dengan terus terang pada Reno.
", berapa hari anda membutuhkan waktu Nona", tanya Reno pada Sila.
", tiga hari Tuan, saya akan mengabari Tuan nantinya", jelas Sila dengan perasaan tidak enak.
", Baiklah Nona saya tunggu kabar dari anda", ucap Reno dan meninggalkan ruangan itu untuk menemui sang bos.
****
", ada apa Tuan memanggil saya", Reno kesal dengan bosnya.
Arsya yang sedang sibuk menandatangani berkas di mejanya sedikit tergagap karena pertanyaan Asistennya. sebenarnya Arsya hanya merasa cemburu dengan kedekatan mereka, itu sebabnya ia menyuruh Reno menyudahi seksi interview itu.
", Tuan, anda tidak sedang mengerjai saya kan", geram Reno, yang sedari tadi hanya berdiri menunggu perintah.
", tentu saja tidak, banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan, kamu periksa berkas keuangan ini agar kita bisa mengirimnya secepatnya", perintah Arsya kepada Reno yang sedari tadi menunggu perintahnya.
", untung saja aku segera mendapat ide jika tidak maka buaya darat itu akan terus mengoceh hingga kuping ku panas", batin Arsya sambil tersenyum geli.
", bukannya laporan ini akan dikirim seminggu yang akan datang Tuan", tanya Reno dengan curiga.
", em... ah... Oma sudah menelpon ku agar segera mengirim laporan itu", jawab Arsya kikuk.
", jika sudah menyangkut nama Oma mana berani dia bertanya lagi", guman Arsya licik.
***
bener - bener Arsya nih ngerjain asisten sendiri.... udah mulai baper ya bos Arsya.. 😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Kasma Kasma
kisah cukup menarik..moga berakhir dgn kisah yg indah👍
2022-03-31
1
ꪶꫝNOVI HI
Arsya cembokur😂😂
2022-03-30
1
Desi Ummu Ihsan
cemburu...aku cemburu karena Silla menatap kagum Reno sang asisten Arsya hihii...
2022-02-14
1