bab 11

setelah segala urusan kepindahannya telah usai, akhirnya hari itu pun tiba, Ia harus pergi meninggalkan kota itu, demi kesehatan dan kebaikan putra putrinya.

", aku pamit ya Van, doa kan kedua anak ku betah di sana", ucapnya pada sahabatnya yang selalu menemaninya.

", baik - baik di sana, jaga mereka untukku jika sudah waktunya aku akan menjemput kalian, makan yang teratur, jaga kesehatan kalian, kabari jika kalian butuh sesuatu", ucapnya panjang lebar seperti rel kereta.

", kau cerewet sekali, seperti almarhum ibu saja", oloknya pada sahabatnya .

", kau ini selalu membantah apa kataku, itu karena ibumu juga menitipkan mu padaku, jika tidak aku tak akan perduli padamu", erangnya kesal pada sahabatnya.

", kau mudah sekali merajuk sekarang, aku hanya bercanda, mana mungkin aku berani melawan dan tidak menurut padamu, kau bisa membuatku hancur dalam sekejap", candanya pada Vania, yang menatap kesal padanya.

", kau... jangan membuatku kesal, kita akan berpisah , kenapa kau tak meninggalkan kesan baik padaku", dengan muka cemberut ia menatap garang pada Sila.

", aku hanya ingin menggodamu sebelum kita berpisah, aku menyayangimu dan pasti akan sangat merindukanmu, ternyata perpisahan ini membuatmu lebih sensitif seperti ibu hamil saja", ucapnya sambil berlari menuju mobilnya.

", kau benar - benar ya... jaga diri baik - baik di sana dan hati - hati dijalan", teriak Vania sambil melambaikan tangan.

****

sudah sehari Sila menempati rumah peninggalan orang tuanya, tentu suasana di pegunungan lebih sepi, sejuk dan nyaman. tak banyak yang bisa dilakukan Sila, setiap pagi para warganya memetik pucuk teh di lereng pegunungan.

kedua anaknya belum bangun dari tidurnya, suasana yang dingin membuat mereka malas untuk beranjak dari ranjang mereka. padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

aroma masakan Sila menyeruak hingga membuat kedua bocah itu mulai menggeliat merasakan perutnya yang lapar.

", wah nyenyak banget ya tidurnya anak - anak mama", sapa Sila melihat kedua anaknya menuju meja makan.

", ya ma enak banget, dingin jadi males mau bangun", balas Dania kepada mamanya, sedangkan Adit hanya melirik kedua wanita yang ada di depannya, sambil menuang nasi goreng ke dalam piringnya.

mereka menikmati sarapan pagi yang sudah kesiangan, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, mereka serius menikmati hidangan yang tersedia.

", tok... tok... tok.... ", tiba - tiba pintu rumah mereka di ketuk oleh seseorang.

", eh.. bik Darmi, masuk bik, yuk sarapan bareng", ucap Sila kepada bik Darmi.

Sejak kedua orang tua Sila meninggal, rumah dan perkebunan teh peninggalan orang tuanya di urus oleh Bik Darmi dan suaminya mang Danang, saat dulu Sila tidak tinggal di situ, rumah itu akan dibersihkan seminggu sekali, sekarang Sila dan kedua Anaknya tinggal di rumah itu, Bik Darmi datang untuk membersihkan rumah tersebut setiap hari.

", Mang Danang kemana bik", tanya Sila kepada bik Darmi", Mamang teh, ke kebun teh atuh non, mau ngecek kebun ", jawab Bik Darmi pada Sila.

", Kalau non mau lihat - lihat kebun teh, nanti biar mang Danang yang temeni, biar non tahu kebun milik non", sambungnya lagi.

", ya bik, nanti sore saja, sekalian ajak anak - anak pergi jalan - jalan ", jelasnya pada bik Darmi.

seperti yang sudah direncanakan sore ini mereka pergi bersama untuk sekedar melihat - lihat perkebunan peninggalan orang tuanya.

", ini perkebunan peninggalan papa mama mang", tanya pada mang Dadang

", ya non, ini punya non", jawab mang Danang sambil menunjuk hamparan kebun teh milik Sila.

", saya gak pernah tau kalau papa mama punya investasi kebun teh mang", yang tak menyangka jika kedua orang tuanya bisa meninggalkan kebun ini untuknya.

", papa dan mama non, dulu waktu beli kebun ini dengan harga murah, karena yang jual lagi butuh duit non", jelasnya pada Sila agar tau asal usul kebun tersebut.

setelah lama berkeliling dan mengobrol dengan mang Danang, mereka memutuskan untuk pulang.

", Dania... dania... bang adek mana", tanya Sila kepada putra sulungnya. yang di tanya juga bingung harus menjawab apa, karena Adit juga tak begitu memperhatikan Dania sejak tadi.

", mang Dania ga ada, kemana mang", bingung Sila mencari putrinya.

mereka berteriak memanggil- manggil nama Dania, tapi yang dipanggil tak jua menjawab. mereka panik, kemana harus mencari. mereka berpencar mencari Dania.

Sila dan Adit memutuskan pulang ke rumah karena lelah mencari Dania, harapannya kini hanya tinggal menunggu Mang Danang, berharap ia pulang membawa putrinya.

Sila mondar mandir di depan pintu menunggu kedatangan Mang Danang. hatinya mulai gelisah menunggu kabar berita, hati sudah mendekati magrib.

", di mana Dania bik, ini sudah hampir magrib bik, dia pasti ketakutan sendirian di luar", tangisnya pecah tak dapat terbendung lagi, rasa kuatir menyelimuti hatinya.

Adit memeluk mamanya, berusaha menenangkan sang mama, meski ia merasa takut dan cemas, ia berusaha mengontrol dirinya agar tidak merasa cemas dan takut berlebihan.

", Andai tadi kita tidak jalan - jalan pasti tidak Dania akan tetap bersama kita", ucapnya gusar.

", Sabar non, mamang lagi berusaha mencari bantuan pada warga kampung untuk mencari neng Dania, non sebaiknya berdoa semoga cepat ketemu", bik Darmi berusaha menguatkan

sedangkan mang Danang, menghubungi kepala desa melaporkan tentang hilangnya Dania, warga kampung juga ikut berpartisipasi membantu mencari Dania.

***

Di tempat yang berbeda, seorang gadis kecil sedang asyik bermain dengan seekor kelinci di temani seorang pria.

", Den warga kampung sedang mencari seorang gadis kecil, yang katanya sore tadi hilang di perkebunan teh", jelas seseorang kepada juragannya.

", jangan - jangan yang di maksud warga Dania mang, tadi saya temuin dia juga di kebun teh,dia agak tau rumahnya di mana jadi saya bawa pulang saja", ucap sang juragan.

", ya udah mang nanti kita coba ke rumah yang katanya anaknya hilang, siapa tau memang benar Dania yang mereka cari", lanjutnya lagi, sambil terus bermain bersama Dania.

flashback on

", hihihihihi...... ", Dania menangis di tengah kebun teh yang luas, ia baru menyadari jika sudah jauh dari keluarganya, dan tak tahu harus ke mana mencari keluarganya kembali.

karena asyik mengejar kupu - kupu yang menurutnya sangat indah, Dania tak menyadari jika dirinya mulai menjauh dari keluarganya.

seorang pria yang sedang bersepeda sore, sayup - sayup mendengar suara seorang anak menangis, ia mencoba mencari sumber suara. di lihatnya seorang gadis kecil sedang menangis sendirian ditengah kebun teh yang luas.

", hai gadis cantik, kenapa kau menangis ", sapanya pada gadis kecil yang menangis.

tak ada jawaban dari gadis itu, ia hanya menangis, laki - laki itu ingin melanjutkan perjalanannya, namun kakinya terhenti ketika menyadari tak ada seorang pun yang masih ada diperkebunan tersebut. ia mencoba merayu gadis itu agar berhenti menangis.

", gadis manis, ini sudah mau gelap, jika kau tak pulang akan ada binatang buas disini dan bisa saja memakan mu", ucapnya pada gadis itu, seketika gadis itu diam, dan melihat orang yang sedang bersamanya.

", binatang buas", ulang gadis kecil itu , untuk meyakinkan pendengarannya.

", ya binatang buas, di mana rumahmu, aku akan mengantarmu, lihatlah hari sudah akan gelap", jelasnya pada gadis yang baru ditemuinya.

", aku tidak tau arah pulang ke rumahku om, aku pergi ke kebun bersama mama dan abang ku, aku melihat ada kupu - kupu yang cantik, aku ingin menangkapnya tapi kupu - kupu itu terus terbang sehingga membawaku kesini", jelas Dania kepada laki - laki yang baru di temui nya.

", apakah kau mau ikut dengan om pulang?, om memiliki seekor kelinci yang cantik, kau bisa bermain bersamanya, sambil mencari - cari dimana rumahmu, tenanglah om bukan orang jahat!, kau lihatlah penampilan om, keren bukan tidak mungkin om akan berbuat jahat padamu", lelaki itu berusaha meyakinkan gadis kecil itu, yang sedari tadi hanya mengamatinya dati ujung kaki hingga kepala.

Akhirnya gadis kecil itu mau ikut bersamanya, ia langsung membawa gadis itu naik keatas sepedanya dan melanjutkan perjalanan. dalam perjalanan mereka memulai obrolan.

", gadis kecil siapa namamu", tanya laki - laki itu.

" namaku Dania om, panggil aku Dania", jawabnya.

", aku tak pernah melihatmu sebelumnya", jelasnya lagi.

", aku bersama abang dan mamaku baru saja pindah kesini om", jawabnya sambil menikmati pemandangan perkebunan.

flashback off

Terpopuler

Comments

Erna Riyanto

Erna Riyanto

wahh..calon papah baru....

2022-03-30

0

Ranny Yanti

Ranny Yanti

seprti'y yg menolong dania, teman sila wktu msh kecil ato mantan pacar'y dulu 🤔🤔 ok lnjut

2022-03-21

2

Wirda Lubis

Wirda Lubis

siapa kah yang membawa dania

2022-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37 untuk 21+
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 untuk 21+
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bB 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95 gelisah
96 bab 96 malas
97 bab 97 kunjungan Aldi
98 bab 98 dokter cabul
99 bab 99 vitamin kesuburan
100 bab 100 serba salah
101 bab 101 berdoa dan berusaha
102 bab 102 kembali ke paris
103 bab 103 berpuasa
104 bab 104 lanjut puasa
105 bab 105 pulang ke rumah lama
106 bab 106 Vania kesal
107 bab 107 Arsya kesal
108 bab 108 orang misterius
109 bab 109
110 bab 110 memberi hukuman
111 bab 111 romantis
112 bab 112 bukti cinta
113 bab 113 hamil
114 bab 114 pertengkaran
115 bab 115 Menenangkan diri
116 bab 116 penyesalan
117 bab 117 kedatangan Vania
118 bab 118 kedatangan Oma Cintya
119 bab 119
120 bab 120 bertemu Aldi
121 bab 121 menemui Sonia
122 bab 122 menemukan titik terang
123 bab 123 terbang ke Swiss
124 bab 124 pertemuan
125 bab 125 pertemuan 2
126 bab 126 pelanggan kamar 102
127 bab 127 memaafkan
128 bab 128 permintaan Oma Cintya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37 untuk 21+
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 untuk 21+
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bB 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95 gelisah
96
bab 96 malas
97
bab 97 kunjungan Aldi
98
bab 98 dokter cabul
99
bab 99 vitamin kesuburan
100
bab 100 serba salah
101
bab 101 berdoa dan berusaha
102
bab 102 kembali ke paris
103
bab 103 berpuasa
104
bab 104 lanjut puasa
105
bab 105 pulang ke rumah lama
106
bab 106 Vania kesal
107
bab 107 Arsya kesal
108
bab 108 orang misterius
109
bab 109
110
bab 110 memberi hukuman
111
bab 111 romantis
112
bab 112 bukti cinta
113
bab 113 hamil
114
bab 114 pertengkaran
115
bab 115 Menenangkan diri
116
bab 116 penyesalan
117
bab 117 kedatangan Vania
118
bab 118 kedatangan Oma Cintya
119
bab 119
120
bab 120 bertemu Aldi
121
bab 121 menemui Sonia
122
bab 122 menemukan titik terang
123
bab 123 terbang ke Swiss
124
bab 124 pertemuan
125
bab 125 pertemuan 2
126
bab 126 pelanggan kamar 102
127
bab 127 memaafkan
128
bab 128 permintaan Oma Cintya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!