setelah segala urusan kepindahannya telah usai, akhirnya hari itu pun tiba, Ia harus pergi meninggalkan kota itu, demi kesehatan dan kebaikan putra putrinya.
", aku pamit ya Van, doa kan kedua anak ku betah di sana", ucapnya pada sahabatnya yang selalu menemaninya.
", baik - baik di sana, jaga mereka untukku jika sudah waktunya aku akan menjemput kalian, makan yang teratur, jaga kesehatan kalian, kabari jika kalian butuh sesuatu", ucapnya panjang lebar seperti rel kereta.
", kau cerewet sekali, seperti almarhum ibu saja", oloknya pada sahabatnya .
", kau ini selalu membantah apa kataku, itu karena ibumu juga menitipkan mu padaku, jika tidak aku tak akan perduli padamu", erangnya kesal pada sahabatnya.
", kau mudah sekali merajuk sekarang, aku hanya bercanda, mana mungkin aku berani melawan dan tidak menurut padamu, kau bisa membuatku hancur dalam sekejap", candanya pada Vania, yang menatap kesal padanya.
", kau... jangan membuatku kesal, kita akan berpisah , kenapa kau tak meninggalkan kesan baik padaku", dengan muka cemberut ia menatap garang pada Sila.
", aku hanya ingin menggodamu sebelum kita berpisah, aku menyayangimu dan pasti akan sangat merindukanmu, ternyata perpisahan ini membuatmu lebih sensitif seperti ibu hamil saja", ucapnya sambil berlari menuju mobilnya.
", kau benar - benar ya... jaga diri baik - baik di sana dan hati - hati dijalan", teriak Vania sambil melambaikan tangan.
****
sudah sehari Sila menempati rumah peninggalan orang tuanya, tentu suasana di pegunungan lebih sepi, sejuk dan nyaman. tak banyak yang bisa dilakukan Sila, setiap pagi para warganya memetik pucuk teh di lereng pegunungan.
kedua anaknya belum bangun dari tidurnya, suasana yang dingin membuat mereka malas untuk beranjak dari ranjang mereka. padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
aroma masakan Sila menyeruak hingga membuat kedua bocah itu mulai menggeliat merasakan perutnya yang lapar.
", wah nyenyak banget ya tidurnya anak - anak mama", sapa Sila melihat kedua anaknya menuju meja makan.
", ya ma enak banget, dingin jadi males mau bangun", balas Dania kepada mamanya, sedangkan Adit hanya melirik kedua wanita yang ada di depannya, sambil menuang nasi goreng ke dalam piringnya.
mereka menikmati sarapan pagi yang sudah kesiangan, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, mereka serius menikmati hidangan yang tersedia.
", tok... tok... tok.... ", tiba - tiba pintu rumah mereka di ketuk oleh seseorang.
", eh.. bik Darmi, masuk bik, yuk sarapan bareng", ucap Sila kepada bik Darmi.
Sejak kedua orang tua Sila meninggal, rumah dan perkebunan teh peninggalan orang tuanya di urus oleh Bik Darmi dan suaminya mang Danang, saat dulu Sila tidak tinggal di situ, rumah itu akan dibersihkan seminggu sekali, sekarang Sila dan kedua Anaknya tinggal di rumah itu, Bik Darmi datang untuk membersihkan rumah tersebut setiap hari.
", Mang Danang kemana bik", tanya Sila kepada bik Darmi", Mamang teh, ke kebun teh atuh non, mau ngecek kebun ", jawab Bik Darmi pada Sila.
", Kalau non mau lihat - lihat kebun teh, nanti biar mang Danang yang temeni, biar non tahu kebun milik non", sambungnya lagi.
", ya bik, nanti sore saja, sekalian ajak anak - anak pergi jalan - jalan ", jelasnya pada bik Darmi.
seperti yang sudah direncanakan sore ini mereka pergi bersama untuk sekedar melihat - lihat perkebunan peninggalan orang tuanya.
", ini perkebunan peninggalan papa mama mang", tanya pada mang Dadang
", ya non, ini punya non", jawab mang Danang sambil menunjuk hamparan kebun teh milik Sila.
", saya gak pernah tau kalau papa mama punya investasi kebun teh mang", yang tak menyangka jika kedua orang tuanya bisa meninggalkan kebun ini untuknya.
", papa dan mama non, dulu waktu beli kebun ini dengan harga murah, karena yang jual lagi butuh duit non", jelasnya pada Sila agar tau asal usul kebun tersebut.
setelah lama berkeliling dan mengobrol dengan mang Danang, mereka memutuskan untuk pulang.
", Dania... dania... bang adek mana", tanya Sila kepada putra sulungnya. yang di tanya juga bingung harus menjawab apa, karena Adit juga tak begitu memperhatikan Dania sejak tadi.
", mang Dania ga ada, kemana mang", bingung Sila mencari putrinya.
mereka berteriak memanggil- manggil nama Dania, tapi yang dipanggil tak jua menjawab. mereka panik, kemana harus mencari. mereka berpencar mencari Dania.
Sila dan Adit memutuskan pulang ke rumah karena lelah mencari Dania, harapannya kini hanya tinggal menunggu Mang Danang, berharap ia pulang membawa putrinya.
Sila mondar mandir di depan pintu menunggu kedatangan Mang Danang. hatinya mulai gelisah menunggu kabar berita, hati sudah mendekati magrib.
", di mana Dania bik, ini sudah hampir magrib bik, dia pasti ketakutan sendirian di luar", tangisnya pecah tak dapat terbendung lagi, rasa kuatir menyelimuti hatinya.
Adit memeluk mamanya, berusaha menenangkan sang mama, meski ia merasa takut dan cemas, ia berusaha mengontrol dirinya agar tidak merasa cemas dan takut berlebihan.
", Andai tadi kita tidak jalan - jalan pasti tidak Dania akan tetap bersama kita", ucapnya gusar.
", Sabar non, mamang lagi berusaha mencari bantuan pada warga kampung untuk mencari neng Dania, non sebaiknya berdoa semoga cepat ketemu", bik Darmi berusaha menguatkan
sedangkan mang Danang, menghubungi kepala desa melaporkan tentang hilangnya Dania, warga kampung juga ikut berpartisipasi membantu mencari Dania.
***
Di tempat yang berbeda, seorang gadis kecil sedang asyik bermain dengan seekor kelinci di temani seorang pria.
", Den warga kampung sedang mencari seorang gadis kecil, yang katanya sore tadi hilang di perkebunan teh", jelas seseorang kepada juragannya.
", jangan - jangan yang di maksud warga Dania mang, tadi saya temuin dia juga di kebun teh,dia agak tau rumahnya di mana jadi saya bawa pulang saja", ucap sang juragan.
", ya udah mang nanti kita coba ke rumah yang katanya anaknya hilang, siapa tau memang benar Dania yang mereka cari", lanjutnya lagi, sambil terus bermain bersama Dania.
flashback on
", hihihihihi...... ", Dania menangis di tengah kebun teh yang luas, ia baru menyadari jika sudah jauh dari keluarganya, dan tak tahu harus ke mana mencari keluarganya kembali.
karena asyik mengejar kupu - kupu yang menurutnya sangat indah, Dania tak menyadari jika dirinya mulai menjauh dari keluarganya.
seorang pria yang sedang bersepeda sore, sayup - sayup mendengar suara seorang anak menangis, ia mencoba mencari sumber suara. di lihatnya seorang gadis kecil sedang menangis sendirian ditengah kebun teh yang luas.
", hai gadis cantik, kenapa kau menangis ", sapanya pada gadis kecil yang menangis.
tak ada jawaban dari gadis itu, ia hanya menangis, laki - laki itu ingin melanjutkan perjalanannya, namun kakinya terhenti ketika menyadari tak ada seorang pun yang masih ada diperkebunan tersebut. ia mencoba merayu gadis itu agar berhenti menangis.
", gadis manis, ini sudah mau gelap, jika kau tak pulang akan ada binatang buas disini dan bisa saja memakan mu", ucapnya pada gadis itu, seketika gadis itu diam, dan melihat orang yang sedang bersamanya.
", binatang buas", ulang gadis kecil itu , untuk meyakinkan pendengarannya.
", ya binatang buas, di mana rumahmu, aku akan mengantarmu, lihatlah hari sudah akan gelap", jelasnya pada gadis yang baru ditemuinya.
", aku tidak tau arah pulang ke rumahku om, aku pergi ke kebun bersama mama dan abang ku, aku melihat ada kupu - kupu yang cantik, aku ingin menangkapnya tapi kupu - kupu itu terus terbang sehingga membawaku kesini", jelas Dania kepada laki - laki yang baru di temui nya.
", apakah kau mau ikut dengan om pulang?, om memiliki seekor kelinci yang cantik, kau bisa bermain bersamanya, sambil mencari - cari dimana rumahmu, tenanglah om bukan orang jahat!, kau lihatlah penampilan om, keren bukan tidak mungkin om akan berbuat jahat padamu", lelaki itu berusaha meyakinkan gadis kecil itu, yang sedari tadi hanya mengamatinya dati ujung kaki hingga kepala.
Akhirnya gadis kecil itu mau ikut bersamanya, ia langsung membawa gadis itu naik keatas sepedanya dan melanjutkan perjalanan. dalam perjalanan mereka memulai obrolan.
", gadis kecil siapa namamu", tanya laki - laki itu.
" namaku Dania om, panggil aku Dania", jawabnya.
", aku tak pernah melihatmu sebelumnya", jelasnya lagi.
", aku bersama abang dan mamaku baru saja pindah kesini om", jawabnya sambil menikmati pemandangan perkebunan.
flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erna Riyanto
wahh..calon papah baru....
2022-03-30
0
Ranny Yanti
seprti'y yg menolong dania, teman sila wktu msh kecil ato mantan pacar'y dulu 🤔🤔 ok lnjut
2022-03-21
2
Wirda Lubis
siapa kah yang membawa dania
2022-02-16
0