Part 11 [Minum Bersama]

Sepertinya penata riasnya itu terlalu banyak menonton drama yang menyebabkan halusinasinya meningkat pesat. Percuma saja menjelaskan kepada orang seperti itu. Yang bisa ia lakukan adalah bersikap biasa dan sedikit menjaga jarak dari Marc agar asumsi tidak masuk akal itu segera hilang. Ia tidak akan sanggup mendengar celotehan Yu Ra yang tidak ada ujung pangkalnya itu.

"Kenapa kau lama sekali?"

"AAAKKHH YA TUHAN!"

Marc ikut terperanjat kaget sampai mundur satu langkah begitu mendengar suara melengking Alice yang terdengar memekakkan telinga di malam sunyi seperti ini. Gadis itu sendiri langsung membelalak kaget dan takut.

Begitu menyadari bahwa yang berdiri di dekatnya adalah Marc, Alice langsung memukul pria itu dengan kesal.

"Sakit, tau!" Marc meringis kesakitan sambil mengusap-usap lengannya yang berdenyut.

"Sedang apa kau disitu dan menutupi seluruh wajahmu begitu?! Kau menakutiku!" Gadis itu mengomel sepanjang perjalanan dari gedung agensi ke stasiun kereta.

"Aku menunggumu dari tadi. Para kru mengajak minum-minum tapi aku tidak mau, jadi kukatakan saja kalau aku ada janji pergi denganmu malam ini."

"Apa?!" Alice menoleh pada Marc dengan raut wajah semakin kesal dan tidak percaya. Kemudian ia menelan omelannya yang sudah menyangkut di tenggorokan sebelum menghembuskan napas gusar.

"Kau benar-benar!"

"Kenapa? Memangnya kau tidak mau pergi denganku? Atau kau ada janji lain?" desak Marc.

"Tidak ada."

"Jadi?"

"Aku hanya ingin pulang dan tidur."

"Oh.."

"Ya, Oh. Berarti kau akan berhenti mengikutiku bukan?"

Langkah Marc terhenti. Ia lurus menatap punggung Alice yang berjarak beberapa meter darinya. Tidak berlangsung lama, seolah menyadari Marc tidak mengikutinya, Alice berbalik.

Ia mendapati Marc berdiri tegak dengan memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaketnya. Tatapan matanya yang tampak gelap di malam hari menatap lurus ke arah Alice. Alice menaikkan sebelah alisnya.

"Kau benar-benar hanya ingin pulang dan tidur? Kau tega sekali. Aku sudah menunggumu selama satu jam dengan berdiri di luar di malam sedingin ini."

Akhirnya ia menyerah. Setelah menghembuskan napas, ia berbalik sambil berujar, "Ayo kutemani kau minum."

••••

"Aku terkejut melihatmu bisa bernyanyi sebagus itu."

Mereka mendatangi bar terdekat. Kali ini tentu saja mereka duduk paling pojok dan sedikit menyamar untuk menutupi identitas mereka. Ia tidak berani membayangkan kalau kejadian hari ini, juga akan ada yang berhasil memergoki mereka.

"Kau punya potensi yang bagus. Kau harus melatih itu," ucap Marc lagi setelah mengisi gelas mereka.

"Apa ini sebuah pujian dari senior?" tanya Alice sedikit menyindir. Rasanya aneh mendengar Marc memuji keahliannya tanpa diikuti maksud apapun.

Marc tersenyum miring. Pandangannya lurus menatap gelasnya yang sudah kosong dan merasakan minuman itu mengalir mulus melewati kerongkongannya. "Awalnya aku memang ingin menekanmu, tapi kau justru mengingatkanku pada seseorang."

Tidak ingin terlihat terlalu peduli dengan alasan Marc, Alice menuang minuman lagi. "Kau tidak bisa terus-menerus menggunakanku sebagai alasan untuk melarikan diri."

"Kalau begitu aku akan terus menggunakanmu sebagai alasan untuk mendekatkan diri."

"Hey!" pekiknya.

Marc terkekeh. Pria itu menyisir asal rambutnya dengan jari sebelum menanggapi ucapan Alice. "Kau meninggalkan studi-mu di Amerika?"

"Tidak," jawabnya cepat. "Aku berhasil menuntaskannya."

"Begitu. Jadi kau sudah benar-benar meyakinkan diri untuk menjadi artis?"

"Sepertinya begitu. Kau sendiri, kenapa kembali lagi?"

Ah.. sepertinya ia sudah salah bertanya. Kenapa ia menanyakan hal privasi seperti itu? Untuk apa juga ia tahu? Tidak ada hubungan dengan dirinya sama sekali.

"Lupakan saja. Aku hanya asal bertanya," lanjutnya kemudian kembali minum lagi. Tapi sayangnya, ketika Alice ingin menuang minum kembali, Marc menghentikan gerakannya.

"Memangnya kau kuat minum? Sudah. Hentikan. Ayo pulang."

Ia sendiri tahu kalau dirinya memang sudah mulai mabuk. Mana mungkin ia kuat minum, ia bahkan jarang minum-minum. Ibunya selalu memarahinya ketika mendapati ia pulang dalam keadaan mabuk. Lagi pula ia tidak akan membiarkan dirinya mabuk tanpa alasan. Ia juga tidak suka bila merasakan kepalanya seperti dihantam batu ketika bangun keesokan paginya.

"Kau... berhentilah berkeliaran di pikiranku dan mengingatkanku pada seseorang."

Hanya itu ucapan terakhir Marc di bar yang berhasil direkam oleh otaknya. Sepanjang perjalanan ia sudah tidak sadar lagi entah apa yang keluar dari mulutnya maupun balasan Marc terhadapnya. Yang ia tahu, Marc menuntunnya keluar dari dalam bar dan memegang tasnya hingga kini mereka berada di jalan menyusuri arah pulang.

"Terimakasih sudah berusaha dalam berkolaborasi denganku."

Alice berjalan sempoyongan di samping Marc dan mengigau tidak jelas. Tapi Marc tetap memegang tangan Alice agar gadis itu tidak terjatuh mencium aspal. Rasa-rasanya mengajak gadis ini minum-minum adalah tindakan yang salah.

"Aku benci.. Marc...Yoon Ju. Marc Yoon Ju itu.."

"Kau bahkan tidak bisa menyebut namaku dengan benar," dengus Marc.

"Dia itu.. pria ja..hat. Jahat! Me...nyusahkanku.."

Marc menoleh, melihat wajah gadis itu memerah dan sorot mata yang tidak fokus. Ucapannya juga melantur ditambah senyum anehnya. Kadang dia tertawa sendiri atau bahkan menarik-narik Marc di jalan seperti ini.

"Hei, perhatikan jalanmu."

"Aku.. melihatnya dengan benar. Iya...kan?"

Marc berhenti. Ia menatap telapak tangannya yang kini sedang bertaut dengan telapak tangan Alice. Kemudian pandangannya naik sampai ke wajah Alice dan menemukan ujung hidung gadis itu memerah akibat dingin.

"Kau hampir membeku. Ayo cepat," perintahnya sebelum memasukkan tangan Alice yang berada dalam genggaman ke dalam saku jaketnya.

Mungkin Marc tidak menyadari, atau dia menyadari tetapi tetap melakukannya. Entahlah. Yang pasti melihat sikap seperti itu membuat wajah Alice semakin memerah tanpa ia ketahui sebabnya.

Terpopuler

Comments

Admiral Farmuhan

Admiral Farmuhan

kowkowkokow

2020-07-10

0

🐷ღAhra✠ᵛᶜʳ

🐷ღAhra✠ᵛᶜʳ

semangat

2020-07-10

0

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

lanjut ya.......

2020-07-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!