"Pesanan seperti biasa?"
Alice mengangguk lesu pada pria jangkung yang di depannya. Pria itu tersenyum ramah seperti biasa setiap kali Alice datang ke cafe ini.
"Pekerjaanmu melelahkan?" tanyanya lagi sambil menyerahkan minuman Alice.
Ia menghembuskan napas. Menjejalkan kedua tangannya pada saku jaket. "Hhmm," gumamnya.
"Bersemangatlah, artis Alice. Atau kau tidak mau melihat managermu mengomel tentang wajahmu hari ini," Pria itu kembali tersenyum manis pada Alice.
Dia dan Alice sudah terlihat akrab sejak pertama kali Alice memesan di cafe ini. Sang barista yang ramah dan samasekali tidak canggung untuk menyapa Alice dan sesekali melontarkan candaan. Dia juga selalu berwajah ceria dan sudah beberapa kali memberi Alice minuman gratis untuk alasan yang bahkan menurut Alice pria itu tidak perlu melakukannya.
"Terima kasih," balas Alice dengan senyuman sembari mengangkat sedikit minumannya. Ia berbalik, kemudian...
"Oh astaga!"
Seorang pria berdiri tepat dihadapan Alice seperti dengan sengaja menghadang dirinya. Ia hampir saja menabrak dada pria itu. "Kau gila?" tanyanya dengan raut wajah kesal.
Marc Hyun Jo tersenyum miring, memandang Alice dari atas sampai bawah kemudian kembali ke wajah gadis itu. "Jadi kau suka minum disini?"
Alice berdecak. Ia tidak mau menanggapi Marc dan lebih memilih melewati pria itu daripada harus mengobrol hal-hal tidak penting yang bisa membuat sekujur tubuhnya memanas.
Marc ikut berbalik dan mengikuti langkah Alice. Ia berusaha mensejajarkan langkah mereka. "Kau benar-benar gadis yang galak. Apa kau salah makan di Amerika?"
Tidak ada tanggapan. Alice mendorong pintu cafe dan meninggalkan Marc di belakang.
"Wajahmu yang tersenyum ramah di depan kamera dengan wajahmu di belakang kamera sangat berbeda. Seharusnya aku terbiasa dengan sikapmu yang berbeda di Amerika dengan yang di Korea. Harus kuakui kau—" Marc menggantungkan kalimatnya. Ia berdiri lagi di depan Alice untuk menghalangi jalan gadis itu.
Alice masih memberengut kesal. Ia memandang sinis Marc yang kini sedang mengenakan jeans hitam dengan kaus putih bergaris hitam. Rambut coklatnya terlihat menyala di bawah sinar matahari di musim panas.
"Perhatikan saja wajahmu. Bukankah kau sangat ahli mengatur mimik wajah?"
Marc menghela napas, mengedikkan bahunya dan sedikit menggigit bibir bawahnya, kemudian...
"Hei! Apa yang kau lakukan! Hei kembalikan!"
...merampas minuman Park Hyo Alice.
••••
"Ada apa? Kau baik-baik saja?"
Lee Yu Ra sedang menata rambut Alice. Setelah jam makan siang berakhir kini semuanya kembali sibuk. Rencana kolaborasi Park Hyo Alice dengan Marc Hyun Jo terkabul. Begitu Marc melontarkan ide tersebut kepada sang manager, ditambah Marc yang memang kebanjiran job, mereka langsung mendiskusikannya dan benar-benar merekrut Alice sebagai lawan mainnya.
Untuk permulaan awal Marc dan Alice akan tampil bersama untuk mengisi soundtrack salah satu drama Korea, disertai dengan video musiknya yang berdurasi beberapa menit saja. Wajah mereka hanya akan tampil beberapa kali dengan Marc yang memainkan piano dan Alice yang akan bernyanyi, seperti itulah konsep yang mereka rencanakan.
"Hhmm?"
"Kau terlihat muram, kuharap tidak ada masalah serius yang terjadi padamu."
Oh, ini semua berkat ulah Marc. Setelah merebut minumannya, ia juga beberapa kali bertemu sapa dengan Marc di koridor, di lift, bahkan ketika ia mau ke toilet saja ia bertemu pria itu.
Astaga! Sejak kapan hidup tenangnya tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk?
"Marc bilang dia sedikit gugup akan berkolaborasi denganmu."
Hah yang benar saja! Itu pasti hanya sikap merendah agar orang-orang tidak tertipu dengan dirinya yang sangat pintar bicara. Wajah baik bak malaikatnya itu hanya ditujukan di hadapan banyak orang saja dan pada orang tertentu pula.
Coba kalau saat bersama dirinya. Marc pasti sudah memasang wajah iblis itu lagi, berbicara semaunya seolah Alice tidak perlu diperlakukan dengan baik. Seolah Alice adalah gadis tidak penting.
Lihat saja nanti. Setelah ini berakhir, ia akan membalas Marc. Saat ini ia hanya akan mengikuti permainan pria itu dan menunjukkan padanya kalau ia baik-baik saja.
"Kuharap aku tidak mengecewakannya," balas Alice dengan senyum ramah di bibir.
Apa lagi yang bisa ia katakan? Marc bukan lawan yang bisa dianggap sepele dan diabaikan begitu saja. Sepertinya dia mau meyakini semua orang kalau dirinya berjiwa malaikat.
"Kita mulai pengambilan gambar sepuluh menit lagi," teriak sang sutradara.
Alice sudah bersiap, dengan dress merah sepanjang lutut, bagian lengan menggantung hanya sebatas siku, dan sedikit motif bunga di sepanjang lengan. Rambutnya dibiarkan terurai biasa dan wajahnya dipoles sedikit saja.
Salah satu yang membuatnya tidak terlalu terbebani karena konsep kali ini cukup sederhana. Ia dan Marc hanya perlu bernyanyi lebih banyak daripada dirinya dan Marc harus beradu akting di kamera yang sama. Pengambilan gambar mereka kebanyakan diambil terpisah, dirinya tidak terlalu mencolok dan tidak ada adegan skinship dengan Marc Hyun Jo.
"Jangan terlalu gugup, kita hanya akan dipotret beberapa kali."
Suara itu mengagetkan Alice dan juga Yu Ra.
"Kurasa siapapun yang akan tampil bersama sang legendaris pantas untuk gugup," jawab Alice dengan senyum palsu itu lagi.
"Benar! Ah, aku tidak pernah membayangkan ini. Tapi... kau sudah selesai bersiap-siap?" kali ini Yu Ra yang bertanya.
"Tentu saja," Marc mengangkat bahunya sedikit. "Seperti biasa, riasanmu tidak pernah mengecewakan." lanjutnya lagi kali ini menunjuk Alice.
Alice ingin sekali mendengus. Pria ini benar-benar hebat memancingnya.
"Oh, ya, Park Hyo Alice," panggil Marc.
Alice mengangkat wajah, menatap Marc dengan alis sedikit terangkat.
Marc mengulurkan tangannya, "Ayo."
Detik berikutnya Yu Ra terdengar mendesah kagum dan sepertinya gemas dengan tingkah Marc Hyun Jo. Alice melirik Yu Ra berharap wanita itu bisa menyelamatkan situasi ini namun sepertinya ia berharap pada orang yang salah.
Wanita itu menepuk pelan punggungnya. "Kenapa diam saja? Kalian memang harus pergi bersama. Benar-benar serasi."
Kalau tidak ada skinship di depan layar, apakah ia akan mengalami skinship di belakang layar seperti ini? Yang benar saja!
Alice menerima uluran tangan itu setelah memberikan tatapan mematikan kepada Marc yang dibalas pria itu dengan senyuman lebar.
"Kuharap kau tidak menyesal melakukan ini," bisiknya.
"Tidak akan," Marc semakin mengeratkan gandengan tangan mereka.
"Hei!"
"Kau lebih cerewet dari yang kubayangkan."
"Lepaskan tanganku, dasar pria gila!"
Marc menahan tangan Alice yang ada dalam genggamannya. Membuat langkah Alice terhenti dan ia berbalik dengan wajah kesal.
"Mungkin setelah ini, aku tidak hanya memegang tanganmu."
Setelah berkata aneh seperti itu, Marc Hyun Jo melepaskan genggaman tangannya dan tersenyum penuh arti kepada Alice sebelum berjalan meninggalkan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Angela Jasmine
Semangat kakak
Like like untukmu 👍👍👍
2020-07-25
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjuttt baca...😊
salam dari "Cinta Pak Bos" ya..
yuk.. mampir lagi
2020-07-20
0
Sasya Angel
jempolku sudah ada di sini selalu mendukungmu thor
2020-06-24
0