Part 4 [Payah]

"Cut!"

Demi apapun astaga! Harus berapa kali adegan ini diambil? Di bagian mana letak kesalahannya?

Isi kepala Alice sudah penuh sesak. Rasanya ia bisa meledak kapan saja karena tidak ada yang berjalan lancar sejak pertama kali syuting di mulai. Ada saja yang salah.

Padahal Alice bukan pertama kali bekerja dengan sutradara yang satu ini. Tapi kenapa dia justru menjadi biang kemarahan Alice?

Hari sudah panas, ditambah tidak ada yang beres, ditambah hatinya mulai terbakar. Kalau ada yang berani menguji kesabarannya lagi, ia akan membuat orang itu tidak bisa berdiri dengan benar.

Ia akan membalikkan posisi kepalanya di kaki dan kakinya di kepala. Tunggu saja.

Hyo Alice menarik napas dan menghembuskannya kasar. Ia sedang merutuki sang sutradara di dalam hati dan semoga saja pria itu menyesal telah membuatnya berdiri di bawah teriknya matahari hari ini.

Adegan ia berdiri di pinggir jalan dengan pohon cherry blossom berjajar di sepanjang sisi, lalu ia harus memasang wajah sedih seolah-olah mengingat masa lalu yang menyakitkan dan menoleh ke belakang.

"Apa-apaan wajahmu itu, Alice! Kita coba sekali lagi!"

Hah! Apa aktingnya memang seburuk itu? Atau sutradara kali ini yang ingin membunuhnya?

Ia berdiri sekali lagi dengan posisi di tengah jalan. Jalan ini memang indah. Pohon Cherry Blossom sedang mekar, beberapa helai kelopaknya jatuh dan bertebaran di jalan. Tapi tetap saja ia bisa merasakan tingginya suhu di musim panas.

Cepat selesaikan ini Alice. Ujar batinnya.

Ia yakin bila Marc melihat dirinya harus mengulangi adegan seperti ini berkali-kali pasti pria itu sudah tertawa mengejek di belakang Alice. Pasti pria itu semakin merasa bahwa dia adalah sang legendaris yang tidak bisa disaingi.

Adegan diambil terpisah begini saja ia harus mengulangnya beberapa kali. Bagaimana saat nanti harus beradu akting dengan Marc Hyun Jo? Bisa-bisa sang sutradara ingin memakannya dan menggantikan Alice dengan artis yang lain. Oh, tidak! Tidak akan ia biarkan itu terjadi.

Setelah ia menyelesaikan bagian adegan yang ini, maka giliran Marc yang akan memulai aktingnya. Pria itu akan berdiri di belakangnya, dengan rambut coklat menyala di bawah paparan matahari lalu tersenyum kepada Alice.

"Sempurna! Istirahat sebentar dan kita mulai lima menit lagi!"

••••

"Kurasa dia hanya terlalu bersemangat."

Alice tersenyum menanggapi ucapan Yu Ra. Wanita itu langsung meraih tisu begitu Alice berjalan ke arahnya. Dia mengelap sudut-sudut pelipis Alice yang berkeringat.

"Tidak usah diambil pusing. Mungkin suasana hatinya sedang tidak baik. Kau tau kan? Katanya dia akan pergi ke Eropa minggu depan untuk jadwal syuting drama terbaru. Tetapi dia malah harus menyelesaikan project ini terlebih dahulu sebelum pergi. Mau bagaimana lagi. Agensi kita menunjuknya sebagai sutradara kali ini."

Jujur saja, Alice tidak benar-benar mendengarkan ocehannya.

"...atau ya bisa saja dia terlalu bersemangat karena ini pertama kalinya sang legendaris beradu akting setelah bertahun-tahun meninggalkan dunia hiburan..."

"...bahkan tidak hanya beradu akting. Kalian juga akan bernyanyi bersama!" seru Yu Ra diakhir ocehannya membuat Alice tersentak.

Ia hanya tersenyum tidak tahu ingin menanggapi apa dan otaknya terlalu lelah untuk berpikir.

"Ini."

Alice menoleh dan menerima secangkir minuman mengandung vitamin C. Ia menggumamkan terima kasih sebelum menyesapnya.

Lee Yu Ra sudah kembali ke pekerjaan semula. Mendudukkan Alice di depan cermin dan mulai kembali menata riasan yang sempat luntur. Dari cermin gadis itu bisa melihat Marc sedang berbicara dengan beberapa gadis yang sepertinya mereka juga idol agensi ini.

Dia tersenyum ramah dan tertawa, menggumamkan sesuatu yang membuat suara gadis-gadis itu semakin menjadi. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi sepertinya mereka datang hanya untuk menjumpai Marc Hyun Jo dan menyemangatinya.

Apa bagusnya pria seperti Marc Hyun Jo itu? Apa mereka semua buta? Jelas-jelas mereka sudah tertipu.

Pria seperti Marc Hyun Jo, sudah pasti pria licik yang bermodal tampang dan bicaranya yang ramah. Tapi sebenarnya ia yakin, pria itu tidak seperti itu. Meski memang benar kalau dia mudah bergaul dengan siapa saja.

Tapi kenapa ia tidak bisa melihat sisi baik Marc? Atau karena ia sudah mengecap pria itu buruk di pikirannya? Atau karena Marc tidak menunjukkan kebaikan apapun padanya?

Aneh sekali. Ia tidak ingin dekat dengan Marc, tapi ia ingin mengetahui sebenarnya seperti apa sifat asli pria itu. Atau ia salah menilai?

••••

Suara apa itu? Mengganggu sekali...

"Park Hyo Alice! Kau masih tidur? Astaga! Hei bangun!"

Alice mengerjap. Matanya sangat sulit untuk terbuka dan ia belum berhasil mengeluarkan suaranya sendiri. Hanya deru napas lambat-lambat dan suara lengkingan seorang gadis yang memekakkan telinga di pagi hari.

"Kau bilang ada rekaman suara hari ini kan? Kau terlambat!"

Rekaman suara? Rekaman.... Oh!

Ia langsung menendang selimutnya dan tidak peduli benda itu jatuh ke mana. Buru-buru berdiri tanpa perlu mencerna ucapan Krystal lebih dalam lagi. Ia hampir saja terjatuh akibat kaset kaki tetapi untungnya masih bisa mengendalikan diri. Dengan sekali sentakan kuat pintu kamar mandi terbuka dan ia menghilang dibalik sana.

Dua puluh menit kemudian Alice sudah tiba di gedung agensinya. Ia merutuki diri sendiri yang telat di hari pertama rekaman suara. Astaga bagaimana ini?!

Ia sudah menghidupkan ponsel dan melihat belasan panggilan tidak terjawab dari managernya sejak pukul delapan yang lalu. Mati saja kau Alice!

Setelah merapikan rambutnya dan meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja, Alice mendorong pintu ruangan. "Maaf aku terlambat."

Sang manager dan komposer menoleh namun tidak berkomentar apapun. Mereka kembali fokus pada Marc yang sedang rekaman di dalam. Ia juga tidak ingin mengusik managernya saat ini. Jadi ia hanya duduk mengamati Marc dan mendengarkan suara pria itu yang menenangkan.

Entah kenapa ia baru menyadari kalau suara Marc Hyun Jo memang cocok untuk lagu ini.

Sedangkan ia samasekali belum berlatih menyanyikan lagu tersebut. Kau memang payah Alice!

Ia benar-benar menyesal tidak berlatih sedikitpun. Seharusnya tadi malam ia berlatih sebentar sebelum tidur.

"Bagus! Istirahat sebentar."

Marc keluar dari ruang rekaman. Dia sempat melihat Alice sekilas tetapi tidak berkomentar apapun. Ada apa dengannya hari ini? Jelas-jelas Alice datang terlambat hampir setengah jam tetapi tidak ada satupun dari mereka yang memprotes hal tersebut atau sekedar menyapanya atau menanyakan kenapa ia terlambat.

Apa mereka sedang marah? Atau hanya perasaannya saja?

Pagi ini Marc hanya duduk di samping Alice tanpa berkata apapun. Bahkan dia juga tidak menoleh lagi.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

mampir... mampir... mampir...

salam dari "Cinta Pak Bos"

2020-07-25

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Lanjuuuttt kakak ❤️❤️

2020-07-25

0

Sofiana

Sofiana

semangat

2020-06-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!