Part 2 [Idola Legendaris]

Mereka sedang makan malam bersama di salah satu restoran dekat gedung agensi. Alice tidak begitu yakin berapa meja yang dipesan, yang pasti ia dan Yu Ra duduk di meja paling pinggir.

"Sudah kukatakan padamu, kau pasti menyukainya."

Alice tidak ingat sudah mendengar ucapan itu berapa kali hari ini. Lee Yu Ra terus saja berbisik kepadanya tanpa henti agar staff yang lain tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Kau tahu, Marc Hyun Jo sudah memenangkan award belasan kali di usianya yang masih muda."

Alice meletakkan sumpitnya. Acara makan malam kali ini memang berlangsung meriah. Sang manager tampaknya sangat senang dan terus berceloteh tentang kegiatan mereka belakangan ini yang mungkin tidak diketahui Marc. Sedangkan Marc sendiri sesekali menanggapi dengan senyuman, tertawa ramah, melontarkan pertanyaan dan menjawab sekenanya apabila ditanya balik oleh yang lain.

Dia terlihat seperti pria yang gampang bergaul, tapi Alice tidak mengerti apa yang membuat para staff sangat antusias serta langsung senang dengan kehadiran pria itu.

"Lalu, kenapa dia sempat berhenti?" tanya Alice yang tidak tahan lagi dengan kisah Marc.

Lee Yu Ra memiringkan sedikit kepalanya. Alis wanita itu sedikit berkerut sebelum berseru, "Entahlah. Kalau aku tidak salah, dia mengalami sedikit kecelakaan yang membuatnya berhenti selama tiga tahun, ada yang bilang juga dia mengalami depresi, dan ada yang mengotori nama baiknya. Entahlah, aku tidak tahu mana yang benar. Kurasa dia membersihkan apapun masalahnya itu terlebih dahulu dan menenangkan diri."

Oh. Kecelakaan? Menenangkan diri?

"Tapi kau tidak perlu khawatir dengan ucapanku yang sebelumnya. Itu hanya asumsi berlebihanku saja," ucap Yu Ra mengalihkan pembicaraan.

Ia sangat tahu apa maksud wanita itu. Kau tersingkir atau kau menjadi lawan mainnya.

Tidak. Bukan itu yang ia pikirkan. Masalahnya, apa Marc Hyun Jo benar-benar kembali? Untuk bekerja lagi? Atau pria itu memiliki alasan lain?

Alice mengelap sudut bibirnya. Sekarang lebih memilih bergabung dengan obrolan para staff daripada hanya berbisik-bisik pada penata riasnya. Kalaupun benar Marc ingin bekerja kembali, sama sekali bukan hal buruk. Mungkin ia bisa berkolaborasi dengan pria itu dan membuktikan sendiri sehebat apa Marc Hyun Jo.

Ia benar-benar berharap managernya mencetuskan ide tersebut.

••••

"Ah, ternyata benar kau."

Alice baru saja keluar dari toilet dan berhadapan langsung dengan Marc yang kini berdiri sendiri di hadapannya, tersenyum kecil tapi ada kilatan aneh di mata pria itu.

Marc bersandar pada dinding dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Hari ini dia tampil kasual, dengan kemeja polos biru navy yang lengannya di gulung hingga siku. Rambutnya bepotongan pendek dengan poni menutupi dahi. Walaupun rambutnya terlihat sedikit berantakan, dia tetap Marc Hyun Jo yang berkelas dan tampan.

"Kau bekerja disini?"

Alice mendengus. Memamerkan senyum miringnya dan sedikit mengangkat alis sebelum membalas Marc. "Ya, kenapa?"

"Bukankah ini sangat menarik? Orang yang kutemui di Amerika ternyata orang yang bekerja di agensi yang sama denganku."

"Menurutmu menarik?" balas Alice. Ia mengibaskan rambutnya, maju selangkah ke hadapan Marc kemudian mendongak.

Pria yang menyebalkan. Pria yang ia temui di Amerika dan membuatnya nyaris gila. Kenapa di saat ia merasa hidupnya sudah sedikit tenang malah tiba-tiba harus dihadapkan dengan masalah baru yang sepertinya tidak bisa dianggap remeh.

"Kalau kau datang kemari hanya untuk membuat kerusuhan, balik saja lagi. Kukira kau sudah berhenti menjadi artis," ucapnya dengan nada tidak suka.

Marc tertawa sinis. Senyum ramah itu kembali ia lemparkan seperti biasa ia tersenyum kepada orang lain. "Aku baru saja kembali kenapa harus aku yang pergi? Kau lebih baik mundur, apa kau tidak takut tersingkir?"

Alice mengerutkan dahinya.

"Atau memang itu yang kau nantikan? Disingkirkan?" lanjut pria itu lagi.

Kali ini Alice yang balas tertawa sinis. "Coba saja. Aku tidak sabar melihat usahamu."

Kemudian ia pergi meninggalkan Marc Hyun Jo yang menghujami punggungnya dengan tatapan tajam.

••••

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Yu Ra yang kini sudah selesai makan dan sedang membereskan isi tasnya. "Oh? Kau bersama Hyun Jo?" tanyanya lagi yang melihat tidak lama setelah itu Marc muncul dari balik punggung Alice.

"Apa yang kau bicarakan. Bahkan kami belum berkenalan," ucap Alice hampir saja kehilangan ide untuk menjawabnya.

Mendengar namanya disebut, Marc langsung menoleh ke sumber suara. "Tapi aku tahu kau. Park Hyo Alice, bukan? Mereka bilang kau artis yang membanggakan disini."

Oh, diamlah. Batin Alice berujar.

Nada manis yang digunakan Marc membuatnya mual. Apa pria itu memang terbiasa memasang senyum palsu dan memainkan peran malaikat di depan dan iblis di belakang?

"Kau benar," balas Yu Ra. "Coba lihatlah, Alice. Kau dikenal oleh sang legendaris."

Jangan memasang wajah jengkel saat ini Alice. Ikuti saja permainan Marc Hyun Jo. Ujar batinnya lagi sambil menahan emosi.

Alice berbalik, menyisipkan helaian rambutnya ke telinga, tersenyum malu-malu dan berucap, "Aku tersanjung."

Pria sialan ini tahu benar cara membuatnya naik darah di detik selanjutnya. Bagaimana bisa ia mengelak kalau semua staff di ruangan ini menonton mereka? Ia merasa seperti sedang dikuliti saja!

Apa tidak bisa hidupnya yang tenang dan damai ini berlangsung lebih lama? Kenapa pria yang sudah membuat hidupnya susah, menyulitkan dan menyebalkan, harus kembali lagi hadir di hidupnya?

Apa bumi memang sesempit itu? Atau mungkin garis tangannya benar-benar tidak bagus. Dosa apa yang sudah ia perbuat selama ini sampai seperti merasa sedang dikutuk? Apa dulu dosanya sangat besar pada ibunya? Apa tanpa ia sadari ia sudah menjelma menjadi anak durhaka?

Atau.. dirinya memang tidak bisa lepas dari pria sial ini?! Oh, Tuhan! Ia rela menukar apa saja asal pria yang satu ini jauh-jauh dari hidupnya. Setidaknya tidak membuat ia susah.

Senyum Marc melebar dan menimbulkan efek tertawa kecil. "Bagaimana ini, manager?" tanyanya menoleh pada sang manager yang langsung mengangkat alisnya.

"Kurasa aku benar-benar ingin berkolaborasi dengan Park Hyo Alice. Dia terlihat menggemaskan," lanjutnya dengan ekspresi senang bercampur malu-malu karena memuji Alice. Pria itu tersenyum kepada Alice setelah menjilat bibirnya yang terasa kering dan menatap gadis itu dalam-dalam seolah menggodanya.

Semua staff riuh dan terlihat senang. Mereka tersenyum seperti baru saja disuguhkan acara film romantis yang berakhir happy ending.

Sang manger langsung menjentikkan jarinya, mengangguk-angguk dan tertawa kecil. "Kau benar, Marc. Menurutku itu ide yang bagus."

"Benarkah? Kau mau berkolaborasi denganku kan, Alice?"

Lihat saja Marc Hyun Jo. Aku akan membalasmu.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

crazy up thor....

ijin promo ya 🙏🙏🙏


jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔

kisah cinta beda agama 🥰

jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️

2020-10-20

0

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualaikum semangat berkarya thor

Aku sudah like ya, mampir yuk keceritaku

Dia Untukku. Terimah Kasih.

2020-09-29

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Aku lanjuuuttt lagi kakak 🙌🙌🙌

2020-07-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!