Cinta Tak Direstui

Dduar!

Bagai di sambar geledek di siang bolong. Hati Tasya terasa sangat pedih dan tercabik-cabik. Bagaimana mungkin dirinya disuruh untuk memilihkan calon istri untuk laki-laki yang sangat dicintainya selama ini.

Tubuh Tasya mulai gemetar, rasanya dia ingin menangis sejadi-jadinya seketika itu juga. Namun sebisa mungkin dia mencoba menguasai dirinya sendiri.

Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam lewat hidung lalu mengeluarkannya dengan pelan lewat mulut. Seketika rasa percaya dirinya menciut. Dibandingkan dengan ketiga gadis di foto itu, dia merasa dirinya memang bukan apa-apa dan tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup Fathur. Mimpinya selama ini untuk hidup bahagia, sehidup semati bersama pria yang dicintainya selama ini terpaksa harus ia kubur dalam-dalam.

Satu di antara tiga gadis itu, Tasya memilih gadis cantik yang berhijab seperti dirinya. Gadis itu tidaklah asing di mata Tasya. Dia adalah dr. Fani Fadillah Putri. Seorang dokter muda yang baru-baru ini viral di media sosial yang terkenal dengan parasnya yang cantik, dan kepribadiannya yang baik hati serta berjiwa sosial tinggi. Dan tentunya dokter Fani juga berasal dari keluarga kaya raya seperti Fathur.

Wanita ini memang jauh lebih cocok disandingkan dengan Fathur ketimbang dengan aku. Mereka berasal dari keluarga yang setara sedangkan aku bukanlah apa-apa. Batin Tasya. Dia merasa pesimis.

"Menurut saya, dokter Fani lah yang paling cocok jadi pendamping Fathur, Tante." Tasya menunjuk foto dokter muda tersebut dengan tangan gemetar.

Bu Susi tersenyum sumringah. "Tante tadinya juga berpikir seperti itu. Ternyata pendapat kita sama, ya?"

"Dokter Fani ini, anak teman dekat Tante, Tante dan orang tua Fani sudah berteman sejak kami masih duduk di bangku SMA dulu, dan sampai sekarang kami masih berteman baik," imbuh bu Susi menjelaskan.

"Oh. Baguslah kalau begitu, Tante. Saya harap, mereka berdua bisa hidup bahagia nanti," kata Tasya, sambil memaksakan diri untuk tersenyum walau pun sebenarnya hatinya sedang menangis.

"Terima kasih ya, Tasya. Kamu gadis yang baik, Tante doakan semoga kamu nanti bisa dapat jodoh yang baik juga." Bu Susi menepuk-nepuk pelan bahu Tasya sambil tersenyum.

Tasya sudah tidak tahan lagi. Gadis itu pun segera pamit undur diri pada bu Susi. Dia sudah tidak sanggup lagi menunggu Fathur turun dari kamarnya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu ya, Tante. Saya lupa kalau hari ini saya punya urusan mendadak."

"Loh, bukannya kamu mau diantar sama sepupu kamu?" tanya Bu Susi, heran.

"Gak usah, Tante. Saya pamit dulu. Assalamu'alaikum." Tasya pun segera berlari keluar meninggalkan kediaman orang tua Fathur.

"Hati-hati!" teriak Bu Susi. Wanita paruh baya itu merasa bingung melihat sikap Tasya yang menurutnya tiba-tiba berubah jadi aneh.

Tangisan Tasya pecah seiring dengan berlarinya keluar dan menjauh kediaman keluarga Fathur. Dia sudah tidak sanggup lagi membendung rasa sakit yang terasa mencabik-cabik di dalam dadanya. Pupus sudah semua harapan dan mimpi-mimpi indahnya selama ini untuk hidup bahagia bersama dengan pria yang sangat ia cintainya .

Tasya terus berlari pulang ke rumahnya. Dia tidak ingin pergi ke kampus dengan keadaannya hatinya yang hancur seperti saat ini.

...----------------...

Sementara itu, Fathur di dalam kamarnya memang sengaja mengulur-ulur waktu. Pemuda itu bermaksud untuk membiarkan Tasya dan mamanya untuk mengobrol lebih lama agar keduanya bisa lebih dekat. Jika keduanya sudah mengenal lebih dekat, maka akan lebih mudah mendapatkan restu sang mama nantinya, pikir Fathur.

Setelah sekitar 15 menit di dalam kamar, Fathur pun memutuskan untuk turun menghampiri calon istri dan mamanya. Namun alangkah terkejutnya saat dirinya sudah tidak mendapati Tasya di bawah sana. Perasaan bahagianya seketika berubah menjadi firasat buruk. Pemuda itu pun segera berlari terburu-buru menuruni anak tangga.

"Ma, Tasya ke mana, Ma?" tanya Fathur, dia mulai panik.

"Tasya tadi buru-buru pergi. Katanya dia ada urusan mendadak," jawab bu Susi. Matanya fokus menatap foto dokter Fani di layar ponselnya.

Aku yakin, pasti terjadi sesuatu.

Fathur segera berlari keluar hendak menyusul Tasya. Tapi dia sudah tidak mendapati Tasya di mana pun. Pemuda itu pun akhirnya memutuskan untuk pulang dan bertanya pada sang mama mengenai apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Tasya malah pergi saat mereka berdua ingin meminta restu?

"Ma, jelaskan pada Fathur, Ma. Kenapa Tasya pergi dan tidak menungguku?" Fathur terlihat sangat gelisah dan tidak tenang.

"Loh, Mama juga tidak tahu Fathur. Tiba-tiba saja dia ingin pergi karena katanya ada urusan mendadak." Bu Susi menjawab apa adanya.

"Tidak mungkin, Ma. Ma, tolong jelaskan pada Fathur, apa yang kalian bicarakan tadi?"

"Fathur, kamu ini kenapa sih sebenarnya? Apakah pertanyaanmu itu begitu penting untuk Mama jawab?" Bu Susi bingung melihat tingkah Fathur yang menurutnya sedikit berlebihan dan tidak seperti biasanya.

"Ma, tolong jawab pertanyaan Fathur dengan jujur. Fathur mohon Ma, Fathur hanya ingin tahu apa sebenarnya yang sudah kalian bicarakan tadi?" Fathur mengatupkan kedua tangannya memohon di hadapan mamanya.

Bu Susi mendengus kesal. "Baik, Mama akan jawab. Karena Mama pikir kamu dan Tasya itu cukup dekat dan dia cukup mengetahui kepribadian kamu seperti apa, jadi Mama pikir apa salahnya kalau mama meminta bantuan dia."

"Bantuan apa, Ma?" Firasat Fathur semakin tidak enak.

"Ya Mama meminta dia untuk membantu Mama memilihkan jodoh untukmu." Bu Susi menjawab dengan santai karena dia tidak tahu hubungan antara putranya dengan Tasya.

Dduar!

Bagai tersambar petir, Fathur merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Ap-apa, Ma? Tasya benar-benar melakukan itu?" tanya Fathur tidak percaya. Tubuhnya mulai gemetar. Hatinya juga terasa sangat sakit dan dadanya mulai terasa sesak.

"Iya, dia bahkan memilih gadis yang menurut mama paling cocok denganmu." Bu Susi berkata tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Wanita paruh baya itu bahkan terlihat sangat bersemangat karena berpikir putranya pasti akan senang.

Apa?

"Kenapa, Ma?! Kenapa?!" teriak Fathur. Dia merasa sangat marah.

"Loh, kenapa apanya? Mama tidak mengerti maksud kamu, Fathur. Mama pikir kamu akan senang jika Mama memilihkan jodoh untuk kamu. Tapi kenapa kamu malah berteriak pada Mama?" Bu Susi merasa terkejut. Ini pertama kalinya Fathur berteriak padanya.

"Kenapa mama meminta bantuan Tasya untuk memilihkan jodoh untukku, Ma?! Kenapa?!"

Bu Susi makin kebingungan melihat sikap putranya itu.

"Asal mama tahu! Kami itu datang bersama ke sini karena kami ingin meminta restu Mama!" jelas Fathur, masih dengan intonasi yang tinggi.

Bu Susi sangat terkejut. "Apa? Jangan bicara sembarangan kamu, Fathur."

"Fathur tidak bicara sembarangan, Ma. Tasya memang calon istri pilihan Fathur. Jadi Mama tidak perlu capek-capek mencarikan Fathur calon istri karena Fathur bisa sendiri," tegas Fathur.

Bu Susi mulai tersulut emosi. "Diam kamu Fathur! Mama tidak akan setuju kamu menikah sama dia! Dia tidak pantas untuk mendampingi kamu! Keluarganya tidak selevel dengan keluarga kita! Paras cantiknya saja tidak cukup untuk memenuhi syarat untuk menjadi pendamping kamu! Mengerti kamu?!"

"Tapi Fathur hanya mencintai Tasya, Ma ...."

"Persetan dengan cintamu itu. Kamu bahkan sudah berani berteriak di depan Mama hanya karena gadis itu. Pokoknya, sampai kapan pun Mama tidak akan pernah mau merestui hubungan kalian, bahkan sampai Mama mati sekali pun. Lagi pula, dia juga sudah memilihkan calon istri untukmu. Jadi dia pasti sudah cukup tahu diri untuk itu," tegas bu Susi.

"Tapi, Ma-" ucapan Fathur langsung diputus mamanya.

"Tidak ada tapi-tapian, mau tidak mau kamu terpaksa kamu harus setuju dengan keputusan Mama. Mama dan Papa akan mengurus pernikahanmu secepatnya." Bu Susi lalu pergi meninggalkan putranya dan masih dengan perasaan yang sangat marah.

Fathur tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa lagi. Keputusan mamanya tidak bisa diganggu gugat. Dia tahu persis bahwa kedua orang tuanya sangat tegas dan tidak mau dibantah.

Fathur menjatuhkan dirinya di atas sofa. Tubuhnya terasa sangat lemas tak berdaya. Hatinya semakin terasa nyeri setelah mendengar semua perkataan mamanya yang berkata bahwa dia tidak pernah mau memberikan restu untuknya dan Tasya.

"Tasya ... kenapa semuanya jadi seperti ini? Maafkan aku. Maafkan aku sayang." Tidak terasa Fathur mulai meneteskan air matanya. Dia tidak pernah menyangka jika dirinya bisa menjadi sangat lemah karena seorang wanita, yaitu Tasya.

Episodes
1 Natasya Putri
2 Orang Itu (Hendra)
3 Fathur
4 Alasan Hendra
5 Terpesona?
6 Bertemu
7 Cowok Ganteng
8 By Phone
9 Ingin Pacaran Setelah Menikah
10 Hendra Cemburu
11 1 Lembar 1 Pertanyaan
12 Dua Pria Tampan Yang Bersaing
13 Kamu Jual, Aku Beli
14 Kalah Taruhan?
15 Calon Istri
16 Ancaman Hendra
17 Strike!
18 Akhi & Ukhty
19 Bertemu Calon Mertua
20 Cinta Tak Direstui
21 Mencari Tasya
22 Ayo Kita Kawin Lari!
23 Ikhlaskan
24 Benah Hati
25 Penjual Makanan Online
26 Pembalasan Dendam Hendra
27 Lamaran Tiba-tiba
28 Memilih Cincin Kawin
29 Puss? Panggilan Sayang?
30 Orang Bayaran
31 Hari H
32 Mak Comblang
33 SAH!
34 Sleep Friend
35 Panggil Aku, Sayang
36 Lembaran Baru
37 Hidup Bersama
38 Makan Romantis Berdua
39 Ibadah, Pahalanya Besar
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 53
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab 209
210 Bab 210
211 Bab 211
212 Bab 212
213 Bab 213
214 Bab 214
215 Bab 215
216 Bab 216
217 Bab 217
218 Bab 218
219 Bab 219
220 Bab 220
221 Bab 221
222 Bab 222
223 Bab 223
224 Bab 224
225 Bab 225
226 Bab 226
227 Bab 227
228 Bab 228
229 Bab 229
230 Bab 230
231 Bab 231
232 Bab 232
233 Bab 233
234 Bab 234
235 Ending
236 ONLD1
237 ONLD 2
238 ONLD 3
239 Promosi Karya Terbaru Author - Transmigrasi Menjadi Pelakor
240 Musuhku, Jodohku
241 PRIA NACKAL
242 Promosi - One Night With Investor
243 Promosi Karya - Istri Wasiat Ayah (Menikahi Ibu Tiri)
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Natasya Putri
2
Orang Itu (Hendra)
3
Fathur
4
Alasan Hendra
5
Terpesona?
6
Bertemu
7
Cowok Ganteng
8
By Phone
9
Ingin Pacaran Setelah Menikah
10
Hendra Cemburu
11
1 Lembar 1 Pertanyaan
12
Dua Pria Tampan Yang Bersaing
13
Kamu Jual, Aku Beli
14
Kalah Taruhan?
15
Calon Istri
16
Ancaman Hendra
17
Strike!
18
Akhi & Ukhty
19
Bertemu Calon Mertua
20
Cinta Tak Direstui
21
Mencari Tasya
22
Ayo Kita Kawin Lari!
23
Ikhlaskan
24
Benah Hati
25
Penjual Makanan Online
26
Pembalasan Dendam Hendra
27
Lamaran Tiba-tiba
28
Memilih Cincin Kawin
29
Puss? Panggilan Sayang?
30
Orang Bayaran
31
Hari H
32
Mak Comblang
33
SAH!
34
Sleep Friend
35
Panggil Aku, Sayang
36
Lembaran Baru
37
Hidup Bersama
38
Makan Romantis Berdua
39
Ibadah, Pahalanya Besar
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 53
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab 209
210
Bab 210
211
Bab 211
212
Bab 212
213
Bab 213
214
Bab 214
215
Bab 215
216
Bab 216
217
Bab 217
218
Bab 218
219
Bab 219
220
Bab 220
221
Bab 221
222
Bab 222
223
Bab 223
224
Bab 224
225
Bab 225
226
Bab 226
227
Bab 227
228
Bab 228
229
Bab 229
230
Bab 230
231
Bab 231
232
Bab 232
233
Bab 233
234
Bab 234
235
Ending
236
ONLD1
237
ONLD 2
238
ONLD 3
239
Promosi Karya Terbaru Author - Transmigrasi Menjadi Pelakor
240
Musuhku, Jodohku
241
PRIA NACKAL
242
Promosi - One Night With Investor
243
Promosi Karya - Istri Wasiat Ayah (Menikahi Ibu Tiri)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!