Mereka bertiga sudah selesai menyantap makanan yang dibeli oleh Hendra tadi. Jam juga sudah menunjuk pukul setengah 12 siang, tapi Hendra masih belum juga pergi meninggalkan toko. Pemuda itu masih saja stay di depan komputer kerja Tasya. Entah apa sebenarnya yang dia kerjakan hingga selama itu.
Sementara itu, Tasya merasa sangat tidak nyaman sedari tadi. Bagaimana tidak? Kehadiran Hendra di sana benar-benar membuat gerakan dan ucapannya terbatas. Apalagi jika mengingat kejadian tadi yang membuatnya semakin malu.
Tiba-tiba sebuah motor Kakiwasa Ninja 4 tak berwarna merah berhenti tepat di depan toko.
Tasya dan Dewi saling lirik.
"Keren banget. Dilihat dari body dan penampilannya pasti cowok ganteng," bisik Dewi pada Tasya.
"Tapi sepertinya gak asing. Kok aku kayak kenal, ya? Tapi aku lupa siapa?" Tasya balas berbisik.
Tasya dan Dewi tidak bisa mengenali laki-laki itu karena laki-laki itu mengenakan helm.
Tanpa melepas helmnya, pria tersebut melangkah masuk ke dalam toko dan duduk tepat di hadapan kedua gadis itu.
Tasya dan Dewi saling lirik kebingungan. Tentu saja mereka berdua jadi bertanya-tanya.
"Maaf, Kak. Ada yang bisa kamu bantu?" Tasya memutuskan untuk bertanya karena sedari tadi orang itu hanya terdiam.
Tanpa menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Tasya, laki-laki itu pun segera membuka helmnya, hingga tampaklah wajah tampan yang tersenyum yang sedari tadi bersembunyi di balik helm tersebut.
"Ya ampun, ternyata Kak Fathur. Aku pikir tadi siapa?" Tasya terlihat sangat senang dan bersemangat sekali.
Fathur tersenyum. "Memangnya tadi kamu pikir siapa?"
Hendra yang merasa ada yang aneh dengan sikap Tasya segera melihat ke arah depan di mana Tasya, Dewi, dan juga Fathur berdiri.
Siapa laki-laki itu? Kenapa dalam sekejap sikap Tasya jadi berubah drastis begitu bertemu dengan laki-laki itu? Mereka juga kelihatannya sangat akrab. Batin Hendra.
Sementara itu, Tasya pun mengenalkan Dewi pada Fathur, seperti janjinya kemarin pada sahabatnya itu.
"Kak kenalin, ini temanku."
Dewi dan fathur pun saling berjabat tangan.
"Dewi."
"Fathur."
Dewi merasa sangat senang bisa berkenalan dengan Fathur. Apalagi bisa berjabat tangan dengan pemuda setampan dia.
"Oh iya, Kak Fathur mau kemana siang-siang begini?" tanya Tasya.
"Aku mau ke sini, mau ketemu sama kamu," jawab Fathur.
Pipi Tasya merona mendengar jawaban Fathur barusan.
"Kak Fathur mau ketemu sama saya?" tanya Tasya, ingin memastikan kalau dirinya tidak salah dengar.
"Iya. Aku ingin menanyakan soal pembahasan kita yang tadi malam di telepon."
Mendengar ucapan Fathur, Hendra kembali menoleh. Kali ini dia tidak bisa lagi berkonsentrasi dengan pekerjaannya.
Apa? Jadi mereka sudah saling berkomunikasi lewat telepon. Apa laki-laki ini adalah pacarnya Tasya? Sepertinya mereka berdua memang sangat dekat.
Hendra merasa sakit hati melihat keakraban Tasya dengan Fathur. Selama ini Hendra berpikir kalau gadis pujaannya itu tidak pernah dekat apalagi memiliki teman dekat pria. Dikarenakan sikap gadis tersebut sangat cuek dan dingin pada lawan jenis. Bahkan dirinya yang sudah termasuk dalam kategori pria tampan berduit pun tidak mampu membuat gadis itu tertarik padanya.
"Bagaimana, kamu udah minta ijin belum sama om dan tante?" tanya fathur.
Tasya hanya menjawabnya dengan sekali anggukan.
"Apa boleh?" tanya Fathur lagi.
"Iya, Kak. Boleh kok," jawab Tasya seraya mengangguk dan tersenyum.
Fathur tersenyum sumringah mendengarnya. Pemuda itu merasa sangat senang dan bahagia sekali mendengarnya.
Jika Fathur merasa sangat senang, berbanding terbalik dengan Hendra. Sejauh ini hati dan kuping Hendra seperti terbakar mendengar obrolan Tasya dengan Fathur. Pemuda itu merasa sangat marah, kesal, dan cemburu.
Tak!
Suara benda terjatuh terdengar di belakang Tasya dan Dewi. Ternyata Hendra memang sengaja menjatuhkan mouse ke lantai, lalu memungutnya dan meletakkan kembali dengan kasar di atas meja.
Semua orang dibuat terkejut mendengarnya. Hendra pun kemudian meraih ranselnya dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
Melihat Hendra marah lalu pergi, Tasya dan Dewi sudah bisa menebak kalau dia pasti cemburu. Sebenarnya Tasya merasa tidak enak pada Hendra tapi dia berusaha menepis perasaan itu. Mau bagaimana lagi dia juga tidak punya perasaan apa-apa pemuda itu.
"Siapa dia?" tanya Fathur.
"Oh itu Kak Hendra. Dia keponakan pak Rahmat, bos kami," jawab Tasya.
"Oh. Tadi kok kelihatannya dia pergi karena marah."
"Gak kok, Kak. Dia gak marah kok. Pasti tadi dia gak sengaja menjatuhkan mousenya."
Tasya tidak ingin Fathur tahu kalau Hendra juga menyukainya.
"Oh. Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana kalau kamu tukaran waktu shift sama Dewi? Kita jalannya hari sabtu aja. Bagaimana?" Fathur memberikan usul. Dia sudah tidak sabar ingin jalan-jalan dengan gadis itu.
"Mm ... saya sih kalau Dewi setuju, Kak." Tasya berbalik menatap Dewi yang sedang duduk di belakangnya.
"Kalau aku sih gak ada masalah. Kalian aturlah, kapan kalian mau kencan," kata Dewi.
"Shuut. Siapa yang mau kencan sih?" Tasya berbisik pada Dewi, malu jika Fathur sampai mendengarnya.
"Kalau kalian gak kencan, lalu apa namanya coba?" Dewi sama sekali tidak memelankan suaranya. Dia masih berbicara sama seperti tadi.
Jika Tasya merasa malu-malu, lain halnya dengan Fathur. Pemuda itu malah senyum-senyum mendengar ucapan Dewi.
"Maafin ya, Kak. Dewi emang kayak gitu orangnya."
Fathur tersenyum. "Gak apa-apa. Oh iya, Dewi makasih ya, kamu baik banget."
"Iya, Kak. Sama-sama." Dewi balas tersenyum ke arah Fathur.
"Oh iya, Tasya. Kamu sudah memikirkan belum kita mau kemana nanti saat jalan-jalan?" tanya Fathur.
"Mm ... memangnya Kak Fathur sendiri mau pergi ke tempat yang bagaimana?" jawab Tasya, balik bertanya.
"Kalau aku sih kemana aja yang penting kamu senang."
"Mm ... nanti saya pikirin deh, Kak."
"Oke."
Setelah Fathur pulang, Dewi pun kembali duduk di samping Tasya seperti semula.
"Beruntung banget sih kamu Tasy. Aku bisa tebak, kak Fathur juga suka sama kamu."
"Masa sih?" tanya Tasya sambil tersipu malu. Dia merasa sangat senang dan bersyukur jika cintanya selama ini ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
"Kamu ini sebenarnya memang beneran polos apa pura-pura polos sih?"
"Apaan sih, Wi?"
"Nih ya, dari kata-katanya tadi, aku tuh udah bisa nebak kalau kak Fathur itu udah nggak sabar pengen jalan sama kamu."
Mendengar penjelasan Dewi, Tasya hanya bisa mengulum senyumnya. Perasaan senang dan bahagianya tidak bisa dia sembunyikan lagi.
"Tapi aku kasihan loh sama kak Hendra, kamu liat 'kan tadi ekpresinya seperti apa? Dia keliatannya marah dan cemburu banget." Dewi merasa prihatin.
"Aku juga sebenarnya kasihan, tapi mau gimana lagi, aku gak punya perasaan apa-apa sama dia. Aku harap dia mau menyerah dan berhenti mengejarku," ujar Tasya dengan penuh harap. Dia tidak mau menyakiti hati orang lain.
"Apa kamu pikir dia akan seperti itu?" tanya Dewi kurang yakin.
"Ya, aku harap sih begitu."
"Semoga aja yah Tasy, soalnya kalau dia masih ngotot ngejar kamu, dia akan lebih sakit hati lagi." ujar Dewi penuh harap.
Tasya hanya menghembuskan napasnya dengan kasar.
"Tapi kalau kak Hendra gak mau nyerah gimana? Kamu tahu sendiri 'kan dia itu orangnya gigih banget. Dia aja ngejar kamu udah ada setahun lebih tapi gak nyerah sampe sekarang."
"Tau ah, Wi. Aku gak mau ya ngacauin pikiran aku dengan hal-hal yang seperti itu. Kalau pun dia tetap ngotot mau ngejar aku, aku akan bilang langsung sama dia untuk berhenti mengejar aku. Dan aku juga akan bilang sama dia kalau aku sama sekali gak ada perasaan apa-apa sama dia. Lagian sekarang aku udah bahagia, aku gak mau orang lain mengacaukannya," tegas Tasya.
...----------------...
Hai hai hai Readers! Khusus buat kalian yang ingin membaca novel untuk mencari hiburan dari rumitnya kehidupan dunia nyata, kalian bisa membaca karya Maskuh, mas FigurX yang berjudul 'Di Pulau Kecil Bersama Putri CEO'. Saya jamin, ceritanya pasti sangat menghibur, mengocok isi perut, dan membuat gigi Anda kering😁 Dan jangan lupa, sedia Diapet sebelum membaca ya, karena menurut review salah satu pembaca, novelnya bisa membuat kita tertawa sampe sakit perut. 😆
Semoga ada yang berkenan untuk mampir dan meramaikan ya karena mendukung novel di atas sama dengan mendukung saya juga karena kami adalah saudara katak🐸 beradik eh🙊 kakak beradik👨👧maksudnya😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments