Pagi ini sesuai dengan janjinya, Rey menjemput Kia di kostannya. Mereka ada janji bermain kerumah mama Meri, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Waktunya mereka bersantai melupakan pekerjaan kantor barang sehari saja. Rey tampak turun dari mobil sportnya dan segera membukakan pintu setelah melihat Kia berjalan kearahnya.
Ini babang Rey saat jemput Kia ya..
" Pagi Yank." Sapa Rey membuat Kia menatap tajam ke arah Rey.
" Jangan melotot begitu donk, bukankah hari ini kita memang sepasang kekasih?" Tanya Rey menaik turunkan alisnya membuat Kia jengah.
" Lebih tepatnya pura pura Abang." Sahut Kia.
" Sama aja." Ujar Rey.
" Baiklah Babang Rey tersayang, ayo kita berangkat sekarang, aku sudah nggak sabar untuk melakukan adegan mesra denganmu di depan Indra, aku akan menciummu dengan mesra di depan Indra nanti, gimana?" Kia mengerlingkan sebelah matanya membalas godaan Rey. Sedangkan Rey melongo tak percaya mendengar perkataan Kia. Adegan mesra? Ciuman? Kini pikirannya traveling kemana mana.
Bugh... suara pintu mobil di tutup dengan kencang membuat Rey berjingkak kaget. Ia sampai memegangi dadanya. Lagi lagi Ia kehilangan kendali dengan godaan Kia. Melihat ekspresi Rey, Kia langsung tertawa.
" Hhhhh makanya jangan sok menggoda aku Bang, kalau kamu aja gak kuat nahan godaan dariku, Rayuanmu itu gak akan mempan Babangku tersayang." Ucap Kia setelah Rey duduk di kursi kemudinya.
Rey tidak bergeming, Ia mulai menjalankan mobilnya. Di dalam perjalanan hanya ada keheningan tidak ada yang membuka suara, mereka diam dengan pemikiran masing masing.
" *Sialan malu maluin aja nih gue... haduh jadi turun pamor kan gue di depan Kia. Oh Hati... bekerja samalah dengan pikiranku, Jangan terlalu terlihat jika aku menyukainya, atau aku akan malu sendiri karna aku tidak akan pernah bisa mendapatkannya." Gumam Rey dalam hati*.
Sekitar tiga puluh menitan, akhirnya mereka sampai ke kediaman Mama Meri. Mereka berjalan berdampingan menuju pintu yang sudah terbuka dari dalam.
" Sayang kamu sudah datang." Ternyata Mama Meri yang membuka pintu, untuk menyambut kedatangan mereka.
" Assalamu'alaikum Ma." Ucap Kia sambil mencium tangan mama Meri dengan takzim.
" Wa'alaikum salam." Mama Meri tersenyum lalu menggandeng Kia masuk kedalam menuju ruang tamu.
Sedangkan Rey? Ia sudah nylonong masuk dan duduk di sofa. Mereka bertiga berbincang bincang entah apa yang mereka bicarakan. Ada Aja sepertinya tidak kekurangan bahan. Biasalah kalau perempuan ketemu perempuan lainnya, gibhah, gosip apapun itu jadi satu. Sampai tiba tiba.....
" Bang Rey sayang... dedek haus." Ucap Kia menempel mesra pada lengan Rey, sambil memberi isyarat lewat kedipan mata. Rey paham akan hal itu, begitupun dengan Mama Meri.
" Baiklah sayang, akan abang buatkan jus yang manis semanis dirimu." Sahut Rey mengusap pipi Kia. Sebenarnya Kia ingin menepis tangan Rey, Ia risih di sentuh sentuh gitu. Enak aja Rey curi curi kesempatan.
" Kamu juga manis Bang... Apalagi senyumanmu itu lhoh membuatku langsung bisa jatuh hati padamu." Ucap Kia menampilkan senyum indahnya.
Huek...
ingin rasanya Kia muntah karna ucapannya sendiri. Indra tidak bergeming, Ia masih berdiri di tangga terakhir. Siapa yang tahu kalau saat ini Ia sedang menahan gemuruh di dadanya. Ia tidak terima mendengar pujaan hatinya mengatakan jatuh hati pada pria lain. Tapi Ia tidak bisa berbuat apa apa, bukankah dirinya sendiri yang menolaknya.
" Tunggu sebentar ya sayang, aku akan membuatkannya untukmu Honey." Ujar Rey beranjak menuju dapur. Melihat itu Indra langsung mengikutinya.
" Maafin aku Ma.. Sebenarnya aku gak tega melukai hati Mas Indra... Tapi aku harus melakukannya agar dia yakin dengan perasaanya padaku, aku ingin dengan semua yang aku lakukan Mas Indra mau mengungkapkan perasaannya padaku, dan mau menerimaku." Ujar Kia setelah dua pangeran tampan itu pergi ke dapur.
"Sekalian balas dendam karna dia udah nolak aku, Rasakan pembalasanku yang akan membuatmu uring uringan Indra, salah sendiri sok jual mahal." Sambung Kia dalam hati.
" Gak papa sayang, tanpa kamu bicarapun Mama paham kok apa tujuanmu, lakukanlah apa yang menurutmu terbaik buat kalian." Ujar mama dengan bijak.
" Makasih Ma.. Aku akan melakukan semuanya demi kebahagiaan Indra dan Mama tentunya." Ucap Kia menatap ke arah Mama Meri.
"Lalu... Bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri? Apa kau bahagia melakukan semua ini Kia?" Tanya Mama Meri. Kia berpikir bagaimana ya?... Selama ini Ia lebih mementingkan perasaan orang lain daripada dirinya sendiri.
" Aku selalu mementingkan perasaan orang lain di banding perasaanku sensiri Ma." Sahut Kia.
" Tapi kalau kamu tidak bahagia, apalah arti semua ini sayang? Jangan korbankan kebahagiaanmu demi kebahagiaan orang lain, Mama maunya kamu dan Indra sama sama bahagia sayang, jangan membuat Mama menjadi orang yang jahat karna memaksakan kehendak Mama." Ujar Mama Meri merasa bersalah. Haruskah Ia membatalkan permintaannya kepada Kia? Lalu bagaimana dengan Indra nanti?
" Mama jangan merasa bersalah begitu donk." Ujar Kia.
"Suatu hari nanti jika rasa cintaku kepada Mas Indra sudah tumbuh di hatiku, aku yakin Ma, saat itu akulah orang yang paling bahagia dengan hubungan ini." Sahut Kia.
" Jujur saja Ma, aku tidak bisa menilai perasaanku sendiri, apa yang aku rasakan saat ini aku juga tidak tahu karna selama ini aku hanya jatuh cinta pada satu pria saja Ma, dan selamanya aku akan terus mencintainya sampai nyawa ini terlepas dari raga." Ujar Kia.
Deg....
Jantung Mama Meri berdetak kencang, Jadi selama ini Kia memiliki pria yang Ia cintai...??? tapi menurut orang suruhannya mengatakan, kalau Kia tidak pernah mau pacaran. Eh tapi mencintai bukan berarti harus menjalin hubungan pacaran kan? Lalu siapa... siapa pria yang akan selalu di cintainya? Apakah tidak akan ada tempat untuk Indra di hatinya? Lalu bagaimana Ia dan Indra bisa membina rumah tangga yang bahagia, kalau di hatinya sudah ada pria lain.
" Ma... Mama baik baik saja." Ucap Kia menggoyangkan lengan mama Meri. Ia bingung melihat mama Meri yang sedari tadi diam saja.
" Eh..." Mama Meri tersadar dari lamunannya. Ia menatap Kia dengan tatapan yang entah.
" Kia... Siapa pria yang akan selalu kamu cintai? Apa tidak ada tempat di hatimu sedikit saja untuk putra Mama?.. Siapa pria itu Kia?... katakanlah, Jangan membuat Ma menyesali keputusan Mama dengan memintamu menjadi menantuku." Ucap Mama Meri. Kia mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Mama Meri.
" Jadi Mama memikirkan hal itu dari tadi sampai Mama melamun?" Tanya Kia membuat Mama Meri mengangguk.
" Ya ampuuunnn Mamaaaa..... Sampai segitunya... Denger ya Mama mertuaku tersayang... eh calon ding... pria yang akan selalu aku cintai itu adalah........" Kia menggantungkan kalimatnya. Ia berusaha menjahili Mama Meri (hhh kualat entar lo kia)
mama Meri menatap menunggu lanjutan ucapan Kia.
" Pria itu adalah......."
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Nana Sehunnie
yaa ampun bebeb piyak SEHUN kok msh nyasar kesini siih. dah aq tungguin di rumah dr td lhoo beb 🤣🤣🤣
2022-06-05
1
Pecinta Halu
lanjut
2022-02-12
1