Hari Minggu yang di tunggu pun telah tiba. Setelah bangun tidur dan melaksanakan kewajibannya, Kia beberes kostan, mulai menyapu, mengepel, cuci baju serta cuci piiring. Setelah semuanya selesai, Kia segera menuju dapur untuk membuat sarapan.
Setelah berkutat dengan alat alat masak, akhirnya Kia menyelesaikan membuat nasi goreng untuk sarapan paginya. Kia berjalan membawa sepiring nasi goreng dan segelas air putih kemeja makan yang ada di dapur.
" Ok saatnya mengisi perut, biar gak pingsan dan ada tenaga untuk menghadapi pak Rey dan seseorang yang entah siapa, aku tidak tahu." Monolog Kia sambil duduk. Setelah duduk Kia segera menyendok nasi goreng dan memasukkan ke mulut mungilnya. Selesai dengan makanannya, Kia beranjak untuk mencuci piring dan peralatan masak lainnya, yang tadi ia gunakan.
Kia berjalan menuju kamar mengambil handuk untuk segera mandi. Setelah mandi ia segera berdandan, apalagi waktu sudah menunjukkan setengah sembilan. Dengan memakai dress berwarna navi di bawah lutut, tentunya sangat kontras dengan warna kulit putihnya, make up tipis serta flat shoesnya dan jangan lupakan tas selempangnya, Kia berjalan ke depan kostnya untuk menunggu taksi yang sudah di pesan sebelumnya.
Setelah menunggu beberapa saat, taksi yang di pesannyapun datang. Kia segera masuk ke dalam taksi, duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya ke belakang. Sesekali Ia melihat keluar jendela melihat hiruk pikuk jalanan kota di pagi ini.
Sekitar 30 menit, taksi yang Ia tumpangi telah sampai ke tempat tujuan. Kia segera membayar ongkos taksi dan turun menuju cafe tersebut. Sesampainya di depan pintu cafe, Ia di sambut oleh pelayan.
" Selamat pagi kak, ada yang bisa kami bantu?" Tanya pelayan cafe dengan ramah.
" Pesanan meja atas nama Pak Reyhan nomer berapa ya mbak?" Kia balik bertanya.
" Oh pak Reyhan, ada di meja nomer 1 ruangan vip mbak, mari saya antar." Jawab pelayan.
Kia berjalan mengikuti pelayan menuju ruang vip di cafe ini.
" Ini ruangannya mbak, silahkan masuk." Ucap pelayan.
" Kalau begitu saya permisi dulu." Sambung pelayan sambil membukakan pintu.
" Terima kasih Mbak." Ujar Kia. Setelah itu pelayan tadi pergi meninggalkan Kia sendiri.
Kia masuk kedalam dan dapat di lihat olehnya bahwa di meja nomer satu sudah ada dua orang berbeda jenis dan berbeda usia sedang duduk sambil menatap kearahnya. Kia tersenyum dan sedikit menundukkan badannya tanda memberi salam.
" Kau sudah datang, silahkan duduk." Ucap Rey mempersilahkan Kia duduk.
Kia berjalan menghampiri mereka, setelah itu dia menjabat tangan Pak Rey dan wanita paruh baya di depannya.
" Pagi pak, Pagi Tante." Sapa Kia dengan ramah.
" Kia, perkenalkan Ini tante Merina, orang yang mau bertemu denganmu di sini, dan Tante kenalkan dia Kia." Ujar Rey memperkenalkan mereka.
" Kia tante." Ucap Kia memperkenalkan diri sambil mencium tangan wanita di depannya dengan takzim. Hal itu membuat wanita tadi merasa kagum kepadanya.
" Merina... Panggil Mama Meri saja ya." Ucap Nyonya Merina. Kia mengernyitkan keningnya tanda ia tidak mengerti.
" Biar akrab panggil Mama aja." Lanjut Nyonya Merina yang mengerti dengan kebingungan Kia. Kia menoleh kearah Rey seolah meminta pendapat dan di balas dengan anggukan oleh Rey.
" Ba... Baiklah Mama Meri." Ucap Kia gugup. Sebenarnya dia juga tidak tahu apa maksud Nyonya Meri melakukan itu, tapi Ia tidak mau ambil pusing, mungkin memang biar akrab aja dan tidak canggung tentunya.
" Silahkan duduk sayang." Ucap Ny Merina menyadarkan Kia dari lamunannya.
" Terima kasih .. Ma." Jawab Kia canggung. Setelah mengucapkan itu, Kia duduk dikursi yang berhadapan dengan Ny Meri hanya terhalang meja saja.
" Mau pesan apa Ki?" Tanya Rey menatap Kia.
" Terima kasih pak, tapi maaf saya sudah sarapan dari rumah dan kebetulan saya masih kenyang." Jawab Kia. Bukan sengaja menolak rezeki tapi memang Ia sudah sarapan.
" Jangan terlalu formal donk, ini kan di luar kantor, panggil saja Mas Rey atau kalau nggak ya Bang Rey." Ucap Rey menatap Kia.
" Baiklah.. Bang Rey." Ucap Kia menurut saja dari pada harus berdebat. Kia masih bertanya tanya dalam hati, siapakah Wanita ini dan apa tujuannya ingin menemuinya.
" Sayang Mama memanggilmu kesini ingin membicarakan sesuatu kepadamu, sebelumnya saya ingin memberi tahu bahwa saya ibu dari Indra Permana." Jelas Ny Meri kepada Kia, agar Kia tidak merasa kebingungan.
" Indra Permana." Gumam Kia sambil mengingat ingat, siapakah Indra permana itu, karna namanya sangat familiar di telinganya. Lalu untuk apa ibunya menemuinya.
" Indra permana siapa ya Tante? Maaf saya sedikit melupakannya." Ujar Kia sopan.
" Indra Permana teman SMP mu dulu, pria yang mengalami cacat pada tangan kirinya." Jelas Ny Meri. Kia manggut manggut sambil terus mengingat.
" Kau sudah mengingatnya?" Tanya Ny Meri kembali.
" Ah iya tante saya ingat." Sahut Kia setelah mengingatnya.
"Bagaimana kabarnya dia tante? Sekarang dia tinggal dimana Tante?" Tanya Kia setelah mengingat temannya itu. Laki laki tampan yang ramah, sopan dan baik hati. Bahkan Kia sendiri mengagumi kesopanannya.
" Dia tidak terlalu baik saat jauh denganmu Ki, kondisinya semakin memburuk setiap harinya, apalagi mentalnya." Sahut Ny Meri menjadi sendu. Kia menatap Ny Meri ada kesedihan yang Ia liat dari mata tua itu. Apa yang sebenarnya terjadi?
" Dia pindah kemana tante?" Kia kembali bertanya, karna dulu Indra pamit mau pindah.
" Dia tidak pindah kemana mana Ki, dia masih tetap berada di sekitarmu." Ujar Rey menyela obrolan mereka karna melihat Ny Meri yang sepertinya berat untuk bicara dan hanya menghela nafas saja. Dari tadi Rey hanya diam saja melihat perbincangan mereka.
" Apa maksudmu dia berada di sekitarku Pak Rey?" Tanya Kia kembali berbicara formal. Kia menatap Rey penuh selidik. Dan tunggu , panggilan itu hanya Indra yang memanggilnya dengan Ki. Ia ingat kalau Indra sempat pamitan mau pindah rumah yang entah kemana.
" Mama mau bercerita panjang lebar tentang Indra, apa kamu punya banyak waktu untuk mendengarkannya? Atau kamu malah tidak mau mendengarkan al yang tidak penting ini?" Tanya Ny Meri kepada Kia.
" Aku akan mendengarnya Tan, kebetulan hari ini saya free." Jawab Kia, Ia semakin penasaran dengan apa yang mau Ny Meri ceritakan.
" Baiklah terima kasih, Rey tinggalkan kami berdua." Pinta Ny Meri menatap Rey.
" Baik tante, kalau begitu Saya permisi dulu." sahut Rey bangkit dari duduknya, berjalan menuju pintu keluar ruangan vip.
" Kia Sebenarnya....." Ucap Ny Meri menggantung...
Kia menunggu Ny Meri melanjutkan perkataannya.
TBC....
Visual Indra Permana...Recomended dari Kak Sella Surya Amanda... Makasih....
Maaf bang aku pinjam dulu fotonya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
nataliaenita hartono
yeay thanks author
2022-07-01
2
Melanie
hadehhh, ini mah ganteng pake banget visualnya thor 🤭
2022-06-28
1
Wulan Tri
ya ampun xu kai..😍😍😍😍
2022-06-13
1