Setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan, kini Ny Merina melanjutkan perbincangannya. Beliau benar benar berharap, agar setelah mendengar cerita ini, Kia mau mengabulkan permintaannya. Apapun akan Beliau lakukan untuk mewujudkan kebahagiaan Putranya.
" Semenjak Indra tidak dapat memantaumu, dia sangat terpuruk, kerjaannya hanya melamun saja tanpa semangat menjalani hari harinya, Mama sering memergoki dia menangis di balkon setiap malam, Mama tidak kuat jika harus mendengar tangisannya dan Mama juga takut kalau Indra akan malu jika dia tahu Mama mengetahuinya, maka dari itu Mama tidak pernah mendekatinya, Mama pura pura tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadanya." Ujar Ny Meri dengan air mata yang kembali membasahi pipi.
Kia memijat pelipisnya, Ia semakin iba dan tidak tahan melihat seorang ibu menangisi keadaan putranya terlebih lebih karna dirinya.
Berdosakah ia karna tanpa Ia tahu, ada hati yang terluka, ada hati seorang ibu yang tersakiti. Tapi salah Kia dimana? Ia bahkan tidak pernah tahu akan hal ini.
" Kia.. Hanya saat di dekatmu, Indra menjadi dirinya sendiri, satu hal yang harus kamu tahu, Indra sangat sangat mencintaimu." Ucap Ny Merina menatap ke arah Kia. Untuk beberapa saat mereka saling adu pandang.
" Bahkan, dia rela membeli cafe tempatmu bekerja saat kau kuliah, agar dia bisa selalu melihatmu lewat CCTV cafe itu sayang." Ny Meri kembali berucap. Kia semakin pusing dengan apa yang terjadi sebenarnya.
" Kalau dia mencintaiku, kenapa dia tidak bilang langsung kepadaku Ma? Kenapa dia menyembunyikan semua ini dariku? Aku kira Mama salah paham terhadap sikapnya." Selidik Kia.
" Mama tidak salah paham sayang, dia sudah mengakui tentang perasaannya padamu, Indra tidak mengatakannya pafamu karna dia tidak percaya diri sayang, dia merasa tidak pantas mendampingi gadis sesempurna dirimu." Jawab Ny Meri.
" Ma.. tidak ada manusia yang sempurna karna kesempurnaan itu hanya milik Allah, bahkan aku saja banyak kekurangannya Ma, krnpaa Indra bisa berpikiran seperti itu." Ujar Kia. Bagaimana bisa orang menganggap orang lain sempurna, karna sejatinya semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing masing bukan.
Ny Meri menggenggam kedua tangan Kia di atas meja. Menatap Kia dengan penuh harap.
Hening... suasana menjadi hening sesaat, sebelum Ny Meri melanjutkan ucapannya.
" Kia.. Maukah kau membantu Mama untuk mengembalikan rasa percaya diri Indra kembali? Maukah kau mengembalikan Indra menjadi dirinya seperti dulu lagi? Indra yang ceria, selalu tersenyum dan mau menampakkan diri bersosialisasi dengan orang lain?" Tanya Ny Meri yang di alas anggukan kepala oleh Kia.
Karna sesungguhnya Indra memang pria yang baik, sopan, suka berbaur dengan yang lainnya. tapi semenjak kejadian dimana Kia di hina dan di bully oleh teman temannya, dia berubah, dia selalu menutup diri bahkan dengan sang mama sekaligus. Hanya dengan Rey, dia mau berkeluh kesah dan menceritakan kesedihannya.
" Bagaimana caranya aku membantu Mama? kalau aku bisa aku akan berusaha sebisa mungkin." Ucap Kia.
" Maukah kau menikah dengan Indra dan menjadi menantu Mama satu satunya?" Tanya Ny Meri kembali bertanya, dalam hatinya Beliau harap harap cemas menanti jawaban Kia. Beliau takut, Kia menolaknya.
Refleks Kia menarik tangannya, dari genggaman Ny Meri. Melihat itu, hati Ny Meri mencelos seperti ada sesuatu yang lolos dari dalam hatinya. Sedangkan Kia merasa terkejut dengan permintaan Ny Meri.
" Apa? menikah?.Jadi ini tujuan Mama Meri mengajakku bertemu dan memberitahuku semuanya. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan padanya agar tidak melukai hatinya?.. Ya Allah... berikan petunjukmu... Jika aku menolak pasti Mama Meri akan semakin sedih dan kecewa.. Tapi jika aku terima.. apakah aku bisa membalas perasaan Indra? Mama... ya Mama Ria... aku butuh pendapatnya. Aku harus menelpon Mama nanti untuk memberikanku solusi." Gumam Kia dalam hati. Terjawab sudah rasa penasarannya selama ini yang bersarang di kepalanya tentang apa tujuan Ny Meri sebenarnya.
" Apa kau malu Kia? Apa kamu hidup berdampingan dengan pria cacat seperti putra Mama? Harusnya Mama sadar diri, gadis sempurna dirimu pasti enggan memiliki suami cacat seperti putraku, harapan Mama terlalu tinggi kepadamu." Ucapan Ny Meri membuat Kia sadar dari lamunannya.
" Bu... bukan begitu Ma." Jawab Kia gugup.
"A... aku..." Kia semakin bingung untuk menjawabnya. Jari tangannya menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
" Mama akan melakukan apapun yang kamu minta sayang, bahkan Mama siap mengabdi padamu selamanya, asalkan kamu mau menerima putra Mama yang cacat itu." Lagi, Lagi lagi air mata Ny Meri lolos begitu saja. Beliau takut akan penolakan yang akan Kia lontarkan kepadanya.
" Katakan sayang... jangan diam saja." Ucap Ny Meri karna dari tadi Kia hanya diam saja.
Kia menatap Ny Meri yang masih menangis. Ia segera bangkit mendekati beliau dan mengusap usap punggungnya.
" Apa mama serius dengan permintaan Mama?" Tanya Kia. Karna Ia tidak yakin seorang Nyonya besar memintanya menjadi menantu. Bahkan kasta mereka jauh berbeda, ibaratnya bagai langit dan bumi.
" Mama serius sayang... " Sahut Ny Meri mendongakkan kepalanya menatap Kia.
" Kenapa aku Ma? Kenapa harus aku? Beri aku alasan yang tepat agar aku bisa mempertimbangkannya." Ujar Kia.
" Karna kau gadis baik, tulus dan penyayang, yang mau menerima putraku bagaimanapun keadaannya dan yang bisa membuat putraku bahagia, itulah sebabnya Indra begitu mencintaimu, hanya kamu sayang wanita yang ada di dalam hati Indra." Tegasnya sambil menyeka air matanya.
Kia mendudukkan kepalanya kembali seperti semula. Ia menghela nafasnya mencoba tenang menyikapi semua ini.
" Bagaimana kalau aku tidak sebaik yang Mama kira? Bagaimana kalau aku justru akan membuat Indra semakin menderita? Dan tentunya semua itu akan membuat Mama kecewa." Ucap Kia memastikan agar Ny Meri tidak menyesali keputusannya.
Ny Meri tersenyum, setidaknya beliau sedikit lega karna Kia tidak langsung mengatakan penolakannya. Tangan Ny Meri menggenggam kedua tangan Kia.
" Karna aku yakin, dan percaya bahwa pilihan putraku tidak akan salah." Ujar Ny Meri penuh percaya diri dengan pilihan putranya.
" Beri aku waktu untuk memikirkannya Ma, karna ini menyangkut hidupku selamanya." Pinta Kia karna Ia tak mau membuat keputusan sendiri apalagi tergesa gesa. Ia harus melibatkan orang tuanya untuk semua masalah dalam hidupnya.
" Baiklah Mama tunggu keputusanmu dan semoga keputusanmu tidak membuat Mama kecewa." Sahut Ny Meri sedikit memaksa.
Setelah perbincangan selesai. Mereka berdua berpisah meninggalkan cafe tersebut. Ny Merina pergi dengan mengendarai mobil bersama sopirnya, sedangkan Kia menggunakan taksi. Walau sempat di tawari akan di antar Ny Meri, Tapi Kia menolaknya. Ia tidak mau merepotkan orang lain.
Sesampainya di kostan Kia masuk menuju ranjangnya, merebahkan diri dengan terlentang memandang langit langit kamarnya, berharap bisa berpikir dengan jernih dan mengambil keputusan yang benar. Karna capek tenaga dan pikiran tak terasa Kia terlelap begitu saja.
TBC.....
Jangan lupa like dan komen ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Pecinta Halu
Aduh rasa nanonano deh bacanya..tp sukaaakkk
2022-02-12
0
cantik
ceritanya bagus,
aku suka 🤗🤗
2022-02-03
4
Leli Evi
lanjut thor 💪🏻
2021-11-19
1