Mendapatkan panggilan dari Lily, Celine diantar oleh Hezkiel ke kediaman orangtuanya. Sepanjang perjalanan, mereka hanya saling diam. Sampai mobil memasuki halaman rumah dan berhenti, Hezkiel mengatakan sesuatu pada Celine sebagai peringatan.
"Jaga sikap dan ucapanmu, Celine." kata Hezkiel.
"Ya," jawab singkat Celine.
Hezkiel menatap Celine, "Kau ... " kata-kata Hezkiel terpotong oleh Celine.
"Tidak perlu menjeputku. Aku bisa pulamg naik taxi. Terima kasih sudah mau repot mengantarku." sela Celine.
Celine membuka pintu mobil dan langsung turun. Ia tidak mau lagi dengar ucapan Hezkiel yang selalu mengingatkannya untuk diam perihal adanya Monna diantara pernikahan mereka berdua.
"Celine ... " panggil Hezkiel yang juga turun dari mobil.
Celine memalingkan wajah menatap Hezkiel. Hezkiel berlari mendekati Celine, lalu mencium kening Celine. Tentu saja itu mmebuat Celine terkejut, karena tiba-tiba keningnya dicium.
"Ada Mama. Jangan salah paham," bisik Hezkiel.
"Oh ... " gumam Celine kecewa.
"Sadarlah, Celine. Apa yang kau harapkan dari pria ini." batin Celine.
"Aku berangkat kerja dulu, ya. Kau bisa menghabiskan waktu sesukamu. Hubungi aku, aku akan menjemputmu." kata Hezkiel tersenyum, memegang tangan Celine.
Celine tersenyum paksa, "Ya, pergilah kerja. Hati-hati di jalan." jawab Celine.
"Kau sudah mau pergi?" tanya Lily menghampiri Hezkiel dan Celine.
"Oh, Mama ... " sapa Hezkiel.
"Hai, Ma." sapa Celine.
"Hallo, sayang. Kau semakin cantik dari terakhir kita bertemu, ya." puji Lily.
"Terima kasih, Ma." jawab Celine tersenyum.
"Ma, aku pergi kerja dulu. Titip Celine, ya." pamit Hezkiel.
"Ya, pasti. Hati-hati, Kiel." jawab Lily.
Hezkiel berjalan mendekati mobil, lalu dalam mobil. Tidak beberapa lama, ia dan mobilnya melesat, meninggalkan halaman rumah.
***
Celine menikmati teh dan kudapan bersama Lily dan Hans. Sebenarnya, Celine merasa tegang. Ia berusaha menenangkan jantungnya yang terus menerus berdegup kencang.
"Tenanglah, Celine. Tenang ... " batin Celine.
"Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Hans.
Celine menatap Papa mertuanya, "Celine baik-baik saja, Pa. Tidak ada masalah," jawab Celine.
"Syukurlah. Jika terjadi sesuatu, atau jik ada apa-apa denganmu dan Hezkiel, jangan sungkan bicara dengan kami. Kami tahu, kurang pantas bicara seperti ini padamu, tetapi kami hany punya satu anak, dan Hezkiel bukan anak yang mau mengerti akan perkataan orang lain. Papa harap, kau tidak terbebani dengan ini, Celine." jelas Hans panjang lebar.
Celine menganggukkan kepala, "Celine mengerti, Pa, Ma. Sungguh, tidak ada apa-apa di antara kami." jawab Celine.
"Syukurlah jika seperti itu. Semoga hubungan kalian selalu baik." doa Hans untuk putra dan menantunya.
Celine tersenyum, "Andai Papa dan Mama tahu yang sebenarnya. Akankah mereka tersenyum dan tenang seperti ini? entah sampai kapan, aku juga tidak tahu tujuan akhir hubungan ini seperti apa." batin Celine.
Mereka bertiga kembali berbincang-bincang. Kedua orang tua Hezkiel begitu ramah dan hangat. Membuat perasaan Celine menjadi tenang dan merasa aman. Rasanya, seperti sedang bercengkrama dengan kedua orang tua kandungnya sendiri. Dibandingkan keluarganya yang terkesan dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini.
***
Joe datang mengunjungi Hezkiel. Mereka sedang berbincang santai di ruang kerja Hezkiel. Mereka sedang membahas perkerjaan, tetapi Joe tiba-tiba menanyakan sesuatu perihal Celine.
" ... karena itu, aku akan mulai meninjau besok." kata Hezkiel menjelaskan.
"Peninjauan langsung memang dibutuhkan. Namun, kau tidak bisa memaksakan diri juga." sahut Joe.
"Aku tidak akan mudah untuk dikalahkan, Joe. Kau 'kan tau itu, apa mauku pasti akan tercapai." jawab Hezkiel.
Joe mengernyitkan dahi, "Ya, ya, ya. Kau memanglah seperti itu sejak dulu." sahut Joe, menanggapi penyataan Hezkiel. "Oh, ya. Apakah malam itu kau baik-baik saja? maaf aku tidak menghubungimu esoknya, karena aku langsung ke luar kota." lanjut Joe.
"Aku tidak apa-apa. Terima kasih, kau sudah mengantarku pulang." jawab Hezkiel.
"Itu, aku bertemu dengan istrimu. Dia lumayan juga," kata Joe memuji.
Hezkiel mengernyitkan dahi, "Maksudmu lumayan?" tanya Hezkiel seakan curiga akan sesuatu.
Joe manatap Hezkiel, "Hei, santai saja. Aku tidak akan merebut istri sahabatku sendiri. Maksudku, dia cukup ramah dan sigap. Dia juga terlihat khawatir," jelas Joe.
"Khawatir? wanita itu khawatir? dan itu padaku?" batin Hezkiel bertanya-tanya.
"Lupakan saja itu. Bisa saja itu hanya kesan pertam bertemu orang asing, kan. Kau mana tahu sifat aslinya." sahut Hezkiel.
Ucapan Hezkiel membuat Joe bingung. Ia tidak mengerti maksud ucapan sahabatnya itu. Namun, iya bisa simpulkan, jika Hezkiel kurang menyukai pujian yang ia berikan untuk Celine.
"Kenapa reaksinya begitu? aku jadi curiga pada orang ini. Jangan-jangan, ucapannya itu benar. Hezkiel ... "batin Joe melamun.
***
Monna kembali pulang ke rumah. Ia membawa seseorang bersamanya, yang tidak lain adalah calon pelayan yang akan ia pekerjakan.
"Kau akan tinggal di sini dan melayaniku, Marie. Tugasmu hanya melayaniku secar khusus. Bukan melakukan hal selain itu. Kau paham?" jelas Monna.
"Ya, Nyonya. Paham." jawab Marie.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan?" tanya Monna.
"Itu, Nyonya. Ada. Apakah di rumah ini tinggal orang lain selain Anda. Saya tadi juga melihat beberapa pelayan di luar. Mengapa Anda masih mau merekrut saya sebagai pelayan pribadi?" tanya Marie penasaran.
Monna menghela napas, "Dengar baik-baik, Marie. Ini adalah rumah seseorang yang aku cintai. Ya, anggaplah dia kekasihku. Sayangnya, hubungan kami tidak mendapat restu orangtuanya dan dia dipaksa menikahi wanita lain. Wanita itu, maksudku istrinya, juga tinggal di sini. Dia ... hm, dia ... " kata-kata Monna terhenti, Monna memasang wajah sedihnya.
"Ada apa, Nyonya? apa yang mmebuat Nyonya sedih?" tanya Marie.
"Dia selalu membuat masalah denganku. Aku tinggal di sini atas kemauan Tuan rumah ini, tetapi dia memandangku seakan aku adalah kucing jalanan yang dipungut. Dia sangat, sangat membenciku. Tidak pernah sekalipun bersikap baik padaku. Alasanku membawamu, adalah. Karena aku tidak dilayani di sini. Pelayan rumah ini, diperintahkan untuk tidak melayaniku. Jadi, aku butuh kau, Marie. Kau tidak apa, kan." jelas Monna. Ia bercerita sembari menanggis rersedu.
"Wanita itu jahat sekali pada Nyonya. Meski dia Nyonya rumah, bukankah Tuan dan Anda adalah pasangan yang saling mencintai?" sahut Marie kesal.
Monna menganggukkan kepala, "Ya, kami saling mencintai dan tidak mau terpisah. Makadari itu, kami menjalani hubungan seperti ini. Meski salah, tetapi aku tidak mau kehilangannya." jawab Monna kembali menangis.
Hiks ... hiks ... hiks ....
Monna sesenggukan. Ia mengungkapan semua pada Marie. Semua hal yang menjelekan nama baik Celine. Monna berusaha membuat Marie membenci Celine.
"Anda jangan menangis lagi, Nyonya. Saya berjanji, saya akan melayani Anda dengan baik. Saya pastikan, wanita jahat itu tidaka akan menyakiti Anda. Ada saya, saya adalah perisai Anda." kata Marie serius.
Monna menyeka air matanya, "Tidak, tidak. Kau tidak boleh seperti itu, Marie. Dia adalah Nyonya rumah yang berkuasa. Jika kau melawannya, atau menunjukkan ketidaksukaanmu. Aku takut, kau hanya akan dipersulit." kata Monna, berpura-pura khawatir pada Marie.
"Ayo, Marie. Datanglah padaku. Aku akan menjadikanmu budakku untuk menyingkirkan Celine." batin Monna.
"Tetapi, Nyonya. Wanita itu sudah pasti sudah adan niatan menyingkirkan Nyonya, Kan. Saya tidak akan biarkan itu." ucap Marie, menggebu-gebu.
"Marie, tolong dengar ini. Aku sangat berterima kasih, kau mau menjagaku, melindungiku dan akan setia padaku. Maafkan aku, tetapi aku mohon padamu untuk tidak melakukan hal yang merugikan diri sendiri. Di sini, kita hanya orang asing yang tidak punya apa-apa. Jangan sampai kita mendapatkan masalah, ok." jelas Monna lagi.
"Ba-baik, Nyonya. Saya akan mencoba mengerti. Meski sebenarnya, saya tidak bisa sama sekali menerimanya." kata Marie.
"Mohon bantuanmu kedepannya, Marie." Kat Monna.
"Baik, Nyonya. Silakan perintahakan saya apa saja. Saya akan lalukan dengan senang hati." jawab Marie.
Monna tersenyum senang. Ia sangat senang sampai rasanya ingin tertawa lebar. Monna menilai jika Marie adalah seseorang yang bodoh. Marie mudah termakan ucapan dan tidak pandai mengontrol emosi. Meski Marie bukan apa-apa. Namun, ia akan menjadi satu-satunya orang yang berada dipihaknya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ga suka karakter s celin yg goblog dah tau suami y ga suka msih bertahan az kya dunia ini slebar faun kelor az lebar dunia
2022-05-23
0
᭄⃝✭ᴋ͢𝖆ͥ𝒚ᷠ͢ⳑͩɪͥ
mau kyk gmna pun gak akan bsa kau melawan Celine.... Monna jalang😏😏😏
2021-11-29
2