Celine meminta penjelasan pada Kiel. Ia meminta waktu bicara berdua saja. Mereka membahas tentang datangnya Monna ke rumah yang tiba-tiba.
"Apa ini, Kiel?" tanya Celine. Ia menatap ke arah Kiel dengan rasa penasaran yang menumpuk.
"Ini, maksudmu?" tanya balik Kiel.
"Aku tahu kau bukan pria bodoh yang tidak mengerti maksud ucapanku, Kiel." kata Celine.
Hezkiel mengusap tengkuknya, "Ya, apa lagi yang ingin kau tahu.? bukankah aku sudah katakan siapa dia tadi." kata Kiel menjelaskan.
"Jadi, kau selingkuh?" tanya Celine.
Pertanyaan Celine membuat Hezkiel terkejut. Ia tidak sangka akan mendengar pertanyaan demikian dari Celine.
"Apa? selingkuh? Aku tidak selingkuh. Monna itu ... " kata-kata Hezkiel tiba-tiba terhenti.
"Sial! hampir saja aku kelepasan bicara. Bisa gawat jika Celine tahu aku dan Monna sudah menikah diam-diam sebelum aku menikah dengannya." batin Hezkiel.
"Ya, Monna kenapa?" tanya Celine menatap tajam mata Hezkiel.
Hezkiel mengusap kasar wajahnya. Ia berusaha memikirkan apa yang seharusnya ia katakan dan yang tidak.
"Kau salah jika mengira Monna selingkuhanku. Aku sudah cukup lama menjalin hubungan dengannya, jauh sebelum kita menikah. Aku menyayanginya, aku juga sangat mencintainya. Aku tidak bisa kehilangannya." jelas Hezkiel.
Kening Celine berkerut, "Aku tahu jelas, Kiel. Kita memang menikah tanpa adanya rasa. Namun, tidak bisakah kau hargai statusku? aku istrimu, sedangkan dia? bagaimana bisa kau bawa pulang simpananmu dan membuatnya tinggal satu atap dengan istrimu." keluh Celine.
"Monna bukan simpanan. Jaga ucapanmu, Celine. Kau memang istriku, tetapi kau tidak pantas menguruhiku. Ingat baik-baik apa yang aku katakan ini. Jangan ikut campur dengan hubunganku dan Monna. Cukup jalani saja peranmu sebagai istri dengan baik dan benar. Kau mengerti? jangan buat aku semakin kesal dan muak melihatmu." kata Hezkiel kasar.
"Muak? kau muak padaku? apa salahku, Kiel?" cecar Celine.
"Monan akan tinggal di sini. Sampai kapan itu masih belum pasti. Yang jelas, jangan sampai kau mengadu Pada Papa dan Mama. Jika sampai ada orang yang mengusik Monna, kaulah orang pertama yang harus bertanggung jawab. Apa kau paham?" sentak Hezkiel.
Celine kaget, "I-iya. Aku paham," jawab Celine.
Hezkiel pergi meninggalkan Celine seorang diri. Celine merasa sedih, hatinya juga terasa perih. Tanpa sadar, air matanya jatuh membasahi pipi.
Hiks ... hiks ... hiks ....
Tangis Celine pecah. Ia bersimpuh di lantai dengan memeluk kedua lututnya.
"Bagaimana bisa dia begini padaku? aku ini dia anggap apa sebenarnya? aku memang istrinya, tetapi aku tidak juga seperti istrinya." batin Celine terus menangis.
***
Pada saat yang sama, di mana Hezkiel dan Celine berbincang. Monna sedang menguping dengar pembicaraan mereka.
"Dasar wanita rubah. Berani sekali dia mengataiku simpanan. Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam. Detik ini juga, akan kubuat hidupmu bagaikan tinggal di neraka." batin Monna kesal.
Monna terus menguping dengar sampai percakapan Hezkiel dan Celine berakhir. Ia melihat Hezkiel keluar dari ruang baca dan menyapa.
"Sayang ... " panggil Monna dengan suara lembut.
"Monna, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hezkiel. Ia menjadi gelisah, takut jika kesayangannya itu dengar percakapan antara dirinya dan Celine.
"Aku sudah dengar semuanya. Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, Kiel. Kata Monna memasang wajah memelas.
Hezkiel memeluk Monna, "Maaf, sayang. Aku hanya belum bisa melindungimu dengan baik. Maafkan aku," kata Hezkiel sedih.
Monna tersenyum tipis, Ya, tidak apa-apa. Asalkan hatimu untukku, itu sudah lebih dari cukup." jawab Monna.
Kedua melepaskan pelukan. Hezkiel dan Monna saling memandang dan tersenyum. Monna merangkul lengan Hezkiel, meatap Hezkiel dengan tatapan mata yang menggoda.
"Kau akan tidur denganku, kan?" tanya Monna.
"Ya, tentu saja. Kenapa kau masih bertanya, sayang." jawab Hezkiel.
"Tidak, bukan apa-apa. hanya saja, aku akan cemburu jika kau memilih tidur bersama wanita itu. Dia terlihat sangat tidak suka padaku." kata Monna murung.
Hezkiel mengusap kepala lalu meraba wajah Monna. Diciumnya kening kesayanagnnya itu.
"Jangan hiraukan dia. dalam hatiku dan yang kubutuhkan hanya kau seorang. Biakan saja dia ingin melakukan apa. Dia tidak lebih hanya istri yang tidak dianggap oleh suaminya." jelas Hezkiel.
Monna tersenyum cantik, "Oh, sayang. Aku semakin mencintaimu." kata Monna merayu Hezkiel.
"Ya, aku juga mencintaimu. Sangat, sangat mencintaimu." jawab Hezkiel.
Hezkiel mendekatkan wajahnya lalu mencium mesra bibir Monna. Dari balik pintu Celine melihat adegan yang menurutnya tidak pantas dilakukan seorang suami yang sudah beristri.
Celine hanya diam, dengan air mata yang jatuh berlinangan. Tangannya meremat ujung gaunnya erat-erat. Ia ingin berteriak, tetapi ia tidak ingin membuat Hezkiel kesal dan semakin tidak menyukainya.
Beberapa saat kemudian, Hezkiel dan Monna pergi. Karena masih penasran akan hubungan Hezkiel dan Monna, ia pun segera keluar dari ruang baca dan mengikuti suami juga simpanan suaminya itu.
"Apa aku boleh lakukan ini, ya? kenapa aku jadi seperti tikus yang harus bersembunyi seperti ini." batin Celine kesal.
Ternyata, Hezkiel dan Monna masuk ke dalam kamar yang ke depannya akan dipakai oleh Monna. Celine hanya bisa mengikuti sampai di depan pintu, ia tidak bisa masuk ke dalam kamar. Karena pintu kamar sudah ditutup.
Dari dalam kamar terdengar suara teriakan Monna yang minta Hezkiel untuk tenang dan bersabar. Mendengar itu, Celine kembali hanya bisa diam membisu.
"Baiklah jika ini maumu, Kiel. Kau ingin membuatku memainkan peranku, kan. Begitu juga denganku. Aku akan membuatmu berperan sebagai suami. Jangan harap wanita rendahan itu bisa menginjakku. Statusku di rumah ini adalah Nyonya rumah. Aku tak akan menyerahkan posisiku ini begitu saja." batin Celine.
Ia lalu berbalik dan hendak melangkah pergi. Namun, ia dikejutkan oleh Anha. Kepala pelayan sekaligus pengasuh Hezkiel saat masih kecil.
"Bi-bibi ... " gumam Celine.
"Maaf, Nyonya. Bisakah kita bicara sebentar?" tanya Anha penuh harap.
Celine menganggukkan kepalanya, "Ya, tentu saja. Ayo," ajak Celine.
Ia melangkah pergi, Anha mengikuti berjalan di belakang Celine. Keduanya berjalan menuju kamar tidur Celine.
***
Malam harinya ....
Celine sudah duduk tenang menunggu makan malam disajikan. Hezkiel baru saja datang dan duduk. Ia melirik sesaat ke arah Celine lalu melihat ke atas meja yang sudah penuh dengan makanan.
"Dia sudah tenang rupanya," batin Hezkiel.
Tidak lama, Monna datang. Ia mengenakan gaun malam super seksi dengan belahan dada yang terlihat jelas. Monna melirik ke arah Celine, ia pun tersenyum masam.
"Sayang, apa makan malam kita?" tanya Monna yang langsung duduk dipangkuan Hezkiel.
Monna sengaja, ia ingin memanas-manasi Celine. Namun, usaha Monna gagal. Karena Celine hanya fokus pada piring yang ada di hadapannya saja tanpa memedulikan dua orang di depannya yang sedang bermesraan.
"Monna, buka mulutmu." pinta Hezkiel.
"Aaaa .... "
Hezkiel menyuap potongan daging untuk Monna. Monna tersenyum cantik lalu mengecup bibir Hezkiel.
"Jangan menggodaku, sayang. Kau tau kan akibatnya." kata Hezkiel.
Monna kembali melirik Celine, "Umh, apapun hukumannya akan aku terima. Aku tahu jeals hukuman yang maksud itu, Tuan Winter." jawab Monna.
Monna kembali tersenyum, "LIhat ini wanita rubah. Suamimu hanya peduli padaku, kan. Aku akan membuatnya selalu ada di sisiku setiap saat. Tidak akan kubiarkan dia melihatmu meski hanya sesaat." batin Monna.
"Bibi Anha ... " panggil Celine, menatap Anha yang berdiri tidak jauh darinya.
"Ya, Nyonya." jawab Anha.
"Tadi ada undangan, kan?" tanya Celine lagi.
"Ya, ada undanga yang mengharuskan Tuan dan Nyonya hadir. Karena Tuan dan Nyonya besar juga hadir. Nyonya besar bahkan sudah menghubungi tadi. Meminta saya untuk menyampaikan pada Anda, jika Anda dan Tuan harus datang." jelas Anha.
"Oh, begitu rupanya. Hm, bagaimana, ya. Sepertinya aku hanya aku yang akan datang, Bi." kata Celine seakan menyindir Hezkiel.
Monna langsung kesal, "Cih, dasar rubah. Apa maksudnya dia dan pelayan rendahan itu bicara seperti itu di depanku." batin Monna.
Hezkiel merasa tidak nyaman, Ia langsung meminta Monna berpindah tempat duduk dengan alasan napasnya sesikit sesak.
"Monna, bisa kau pindah dari pangkuanku? napasku sedikit sesak. Maaf," pinta Hezkiel.
Monna yang kesal semakin kesal. Perlahan Monna berdiri dan duduk di kursi, di samping Hezkiel.
"Makan ini," kata Hezkiel meletakan piring berisi steak daging yang sudah dipotong di hadapan Monna.
"Emh ... " gumam Monna kesal.
"Aku harus bicara dengan Celine setelah makan. Mana bisa aku biarkan dia pergi sendiri, sedangkan Mama sudah meminta kami pergi bersama." batin Hezkiel.
Pada saat bicara dalamhati, Hezkiel terus menatap ke arah Celine yang masih bicara dengan Anha. Tentu saja, itu membuat Monna cemburu dan semakin kesal. Monna pun meletakan kasar garpu yang dipegangnya, dan pergi dari meja makan dengan langkah kaki setengah berlari.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Seriani Yap
Semangat.
2022-02-05
0
᭄⃝✭ᴋ͢𝖆ͥ𝒚ᷠ͢ⳑͩɪͥ
mati kau Hanzkiel... nyebut namamu aja males gua😏 apalagi si jal* tuh😌 iuh🤢🤢🤮
ayo Celine aku yakin stlh ini kau pemenangnya... klau bsa sih tinggalkan aja baj**gan itu😏 masih banyak laki* baik, yg bermoral,ber etika, sangat menghargai perempuan dan setia yg cocok buat mu Celine...
eneg bnget liat laki dan perempuan itu mi🤮🤮
semangat sllu mamiku... ku tunggu up selanjutnya🤗🤗
2021-11-13
4
Susy Susilawati
ditunggu up selanjutnya thor🙋
2021-11-12
2