Aku dan Simpanan Suamiku
Perjodohan adalah salah satu cara orangtua menekan anak-anak mereka untuk mencari pasangan. Tentu saja orang tua iginkan yang terbaik dari semua pilihan yang ada. Demi masa depan putra-putri mereka.
Celine Greey, adalah salah satu contohnya. Orangtua Celine menjodohkannya dengan orang yang sama sekali tidak dikenal Celine. Tanpa meminta persetujuan Celine, mereka membuat janji temu keluarga.
Celine baru saja keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju meja makan untuk mengambl minum. Ia berpapasan dengan Mama tirinya.
"Celine ... " panggil Lidya, Mama tiri Celine.
Celine menghentikan langkah kakinya, "Ya, Ma. Ada apa?" tanya Celine.
"Akhir pekan ini ikutlah kami. Papamu dan aku akan mengajakmu bertemu calon keluarga suamimu." kata Lidya.
Celine mengernyitkan dahi, "Ca ... calon suami?" ulang Celine bingung.
Lidya melebarkan mata, "Kenapa? apa kau akan kabur melarikan diri, setelah tau akan dinikahkan?" tanya Lidya dengan meninggikan suaranya.
"Apa-apaan, ini? kenapa Papa tidak memberitahuku lebih dulu?" batin Celine.
Celine menggelengkan kepala, "Bukan seperti itu, Ma. Celine hanya sedikit kaget saja." jawab Celine.
Mendengar jawaban Celine, Lydia tersenyum masam. Terlihat sekali jika ia sangat tidak menyukai Celine.
"Ingat perkataanku ini, Celine. Meski aku adalah Mama tirimu, tetapi aku sudah membesarkanmu. Kau harus bisa diandalkan, bukan. Paling tidak, kau harus bisa mengembalikan apa yang keluarga ini berikan padamu. Kau paham?" jelas Lidya, yang kembali menekankan kata-kata.
Seketika, Celine merasakan seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya. Hatinya terasa sakit dan pedih. Ia hanya bisa menunduk, tanpa menjawab ucapan Mama tirinya yang menyakitkan.
Karena tidak ada yang ingin disampaikan lagi, Lidya pun pergi meninggalkan Celine. Bukannya melanjutkan langkah kakinya, Celine justru berbalik untuk kembali ke kamarnya.
***
Tidak hanya Celine, ternyata Hezkiel juga mendapatkan perlakuan yang sama dari orangtuanya. Hanya saja, orangtua Kiel mengatakan niatannya dan alasan melakukan perjodohan.
Lily dan Hans sedang bersanta di kamar. Lily gelisah, karena panggilan teleponnya tidak dijawab oleh Kiel. Melihat sang istri yang mondar-mandir, Hans pun menegur.
"Sayang, bisakah kau duduk. Jangan buat aku sakit kepala," kata Hans.
Lily menatap suaminya, "Ah, maafkan aku. Aku sedang menghubungi putra kita." jawab Lily.
"Ada apa? anakmu tidak menjawab panggilanmu lagi?" tanya Hans.
Lily menganggukkan kepalanya, "Ya. Apakah dia sesibuk itu?" gumam Lily.
"Bukankah anakmu sedang ada di luar kota? Aku sudah bertanya pada Bastian." kata Hans memberitahu iatrinya. "Kau kirim pesan saja pada Kiel," lanjut Hans bicara.
"Ah, ok." jawab Lily.
Lily pun mengirim pesan ada Kiel. Pesan Lily, agar Kiel bisa meluangkan waktu untuk makan malam bersama.
***
Kiel baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melihat ke arah tempat tidur, seorang wanita cantik sedang berbarig di atas tempat tidur. Ia pun berjalan menghampiri tempat tidur, duduk di tepi tempat tidur.
"Sayang, kau masih tidur?" tanya Kiel berbisik di telinga wanita yang sedang tidur itu.
Cup ....
Sebuah kecupan mendarat di bibir KIel. Wanita cantik itu tersenyum lalu membuka matanya.
"Pagi, sayang." sapaya pada Kiel.
Kiel tersenyum, ia berbaring lalu memeluk wanita itu. Dikecupnya kening wanita itu dengan mesra.
"Kiel, sepertinya tadi aku dengar ponselmu terus bergetar. Aku tidak melihat siapa yang menghubungimu. Karena aku masih sangat mengantuk." kata wanita itu.
Kiel meraba nakas dan mengambil ponselnya. Dilihat layar ponselnya, begitu banyak panggilan dari Mamanya.
"Siapa?" tanya wanita yang masih berada dalam pelukan Kiel.
"Mama," jawab Kiel.
Wanita itu mengerutkan dahi, "Ada apa? apa ada masalah? atau sesuatu yang penting?" cecarnya.
"Entahlah. Sepertinya sesuatu yang penting. Mama ingin aku bisa meluangkan waktu makan malam. Itu artinya, kita harus kembali siang ini." kata Kiel.
"Kau bisa kembali dulu. Aku masih mau di sini." jawab wanita itu.
"Kau yakin?" tanya Kiel menatap wanita dipelukannya.
Wanita itu menganggukkan kepala, "Ya, sangat yakin. Aku bisa minta Asistenku datang atau managerku. Mereka pasti mau untuk menjemputku." jawab wanita bernama 'Monna' itu.
"Monna ... " panggil Kiel. Ia mendekat, mengeratkan pelukan dan mencium bibir wanita yang dipeluknya dengan gemas.
***
Tiba di hari yang ditentukan. Kedua belah pihak keluarga bertemu untuk makan malam. Kiel dan Celine saling berkenalan satu sama lain.
"Bagaimana, Kiel. Celine cantik, kan?" tanya Lily menggoda.
Kiel hanya mengangguk dan tersenyum tipis, "Ya, cantik." jawab Kiel.
"Sudah kuduga. Kau pasti akan menyukainya. Celine adalah calon istri terbaik untukmu, Nak." kata Lily, begitu bersemangat.
"Jangan terlalu memuji, Nyonya Winter. Celine kami tidak secantik itu. Dia adalah wanita biasa yang sangat sederhana." kata Lidya merendah.
"Anda sudah membesarkan putri Anda dengan baik, Nyonya Greey. Pujianku tida berlebih, mataku tak akan salah menilai calon menantuku. Bukan begitu, sayang?" kata Lily menatap Hans, suaminya.
"Itu benar sekali. Memang tidak ada wanita lain yang akan cocok selain Celine untuk Hezkiel." jawab Hans.
"Semoga dengan adanya pernikahan ini. Kerjasama perusahaan kita semakin bagus ke depannya, Tuan Winter." kata Christian, Papa dari Celine.
"Tentu saja. Itulah harapan saya, Tuan Greey." jawab Hans.
Suasana makan malam pada saat itu terkesan harmonis. Kedua keluarga banyak berbincang mengenai pernikahan yang akan segera diselenggarakan.
Celine terlihat biasa saja, tetapi tetap menunjukan raut wajah yang ramah pada semua orang. Ia sesekali melirik ke arah Kiel, menilai sosok pria yang akan menikah dengannya.
"Apa aku akan menikah dengannya? Ya, lumayan juga. Setidaknya aku tidak dinikahkan dengan seorang duda tua yang sudah memiliki anak. Dia terlihat dingin dan angkuh. Sepertinya, dia tidak menyukaiku dan terpaksa dengan perjodohan ini. Hah, sudahlah. Terserah saja, asalkan aku bisa pergi dari rumah yang biasa kusebut neraka." batin Celine.
"Sial! andai saja aku bisa bicara yang sejujurnya pada Papa dan Mama. Bagaimana ini, ya? mau tidak mau aku harus menikahi wanita asing ini." batin Kiel, melirik ke arah Celine yang berada tepat di sampingnya.
Pandangan Kiel dan Celine bertemu, Celine yang kaget langsung buru-buru memalingkan pandangannya. Jantung Celine berdebar karena terkejut.
"Ah, kenapa dia menatapku? tatapan mata apa itu? aku sangat tidak nyaman jika seperti ini." batin Celine.
Kiel mengernyitkan dahi, "Huh, dia tidak mau melihatku? sombong sekali kau, Nona Greey." batin Kiel sedikit kesal.
Di sisi lain, ada seseorang yang hanya diam mengamati. Seseorang itu, tidak lain adalah Dion Greey. Anak yang dibawa oleh Lidya saat memasuki kediaman keluarga Greey. Saat ini, Dion aktif membantu Papa tirinya mengurus perusahaan. Diam-diam, sebenarnya Dion ini mempunyai kesan dan menaruh perhatian lebih pada Celine.
Pada saat mendengar perbincangan Papa dan Mamanya mengenai rencana pernikahan Celine, Dion merasa sedikit kecewa dan kesal. Dia ingin sekali buka suara menentang. Namun, ia tahu benar posisinya.
"Lihat pria itu. Dia bicara dingin seakan tidak tertarik pada Celine. Nyatanya pandangannya begitu lekat seperti perekat menatap Celineku. Ingin ku congkel dua matanya itu." batin Dion geram.
Dion yang begitu berambisi, selalu menyiksa Celine baik secara batin maupun fisik. Tujuannya hanya satu, ia ingin Celine menyerah dengan keadaan dan selalu bersandar padanya. Dion ingin Celine hanya bergantung padanya, melihatnya sebagai seorang pria, bukan sebagai Kakak.
Sebaliknya, karena takut terlibat masalah dan tidak menyukai sikap Dion yang kurang ajar, Celine pun selalu berusaha menjaga jarak dengan Dion. Sebisa mungkin, Celine menghindari bertatapan langsung, maupun berpapasan dengan Dion. Baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Hampir sekitar satu jam, mereka semua menghabiskan waktu bersama untuk makan malam dan mengobrol. Dari hasil perundingan, waktu pernikahan pun ditentukan. Celine dan Kiel akan menikah seminggu ke depan.
Meski terkesan terburu-buru, kedua pihak keluarga tidak mempermasalahkan. Bagi mereka, lebih cepat anak-anak mereka menikah, akan lebih baik.
Mendengar itu, Kiel merasa bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Monna. Ingin menentang dan mengatakan apa yang sebenarnya, tetapi ia tidak bisa kehilangan sosok yang sangat dicintainya.
Celine tidak terlalu memikirkan. Baginya, ia hanya ingin cepat pergi meninggalkan neraka yang selama ini menyiksa batin, pikiram juga fisiknya. Tidak peduli, apa dan bagaimana kehidupannya ke depannya setelah menikah dengan Kiel. Ia hanya ingin segera pergi jauh dari Mama dan Kakak tiri yang terus menerus menganggunya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Endang Supriati
perempuan blom apa2 cums pacar,kekasih,tunangan. mau ditidurin begitu. rusak liar,tdk takut dosa tdk takut sama Tuhan.
apa kabar turunannya,liarrr
hampir 99,9999% laki2 klu sdh kenyang malas utk nikahin! sdh bosan sdh tahu rasanya udh engga penasaran. buat apa dinikahin! engga dinikahin aja udh dgn gampang ditidurin sampai brgnya udh engga karuan.
2024-07-14
0
Ida Jasmin
hadir thorrr...smngatttt
2023-12-19
0
Seriani Yap
Absen
Semangat
Semangat
Semangat
2021-12-09
3