“Kamu ngapain berdiri di situ?” tanya galang yang melihat aruna terdiam di depan pintu.
“Hah?! Eh.. nggak kok” lalu aruna berjalan mendekati ranjang. “Saya tidur duluan ya pak” ujar aruna dan bersiap membaringkan tubuhnya memunggungi galang.
“Tadi kamu panggil saya mas, kenapa sekarang berubah lagi?” celetuk galang. Aruna membeku sejenak lalu menghadap galang.
“Saya masih belum biasa” lalu ia berbaring memunggungi sang suami. Galang menjadi tak fokus lagi pada pekerjaannya. Lalu ia mematikan laptop dan meletakannya di meja dan mematikan lampu utama sehingga yang hidup hanya lampu kecil sebesar 5 watt saja menjadikan suasana kamar redup. Galang pun berbaring menghadap atas dan memejamkan matanya. Sedangkan aruna yang tertidur miring mengeratkan selimutnya.
Dalam tidurnya galang merasa Sesuatu yang berat seperti sedang menindihi benda pusakanya, dan ada sesuatu yang melingkar di perutnya. Galang membuka matanya, dan melihat sebuah tangan mungil dengan seenaknya melingkar di atas perutnya. Lalu ia pandang sedikit ke bawah, ternyata sebuah kaki telah bertengger di area sensitifnya yaitu menindihi dan menekan benda pusakanya. Galang melihat kesamping, dan kini terlihatlah sang pelaku yang tak lain adalah aruna. Wajah polos nan imut sedang menghadapnya dengan mata tertutup. Galang mengamati wajah aruna, hidung mancungnya, dan bibir polosnya yang kini sedikit terbuka menandakan bahwa ia sedang terlelap tidur. Sedikit terkejut karena tiba-tiba kaki aruna bergerak-gerak dan otomatis menggesek juniornya. Sialan! Ini berbahaya. Sedikit demi sedikit junior tersebut bangun dan mengeras akibat gesekan kaki aruna.
“Akhh,,! Sial..” desah galang. Ia mulai gelisah dengan perasaannya. Tiba-tiba kembali aruna memposisikan wajahnya di ceruk leher galang. Nafas aruna membelai lembut pada leher galang membuat yang berada di dalam ****** ******** semakin mengeras. Galang bingung apa yang harus ia lakukan. Terpaksa ia menghempaskan kaki aruna dan bangun. Segera ia berjalan kek kamar mandi. Sepertinya ia harus menuntaskan sendiri keinginannya. Galang masih menjaga dirinya hanya untuk mika. Sampai saat ini galang masih sangat lebih mencintai mika. Walaupun saat bersama aruna libido galang sangat mudah meningkat, ia yakin bahwa itu hanya libido semata.
Pagi tiba, aruna bangun namun ia tak melihat suaminya di sisinya. Apa mungkin galang pagi-pagi sekali sudah berangkat kerja? Ini masih jam setengah 5. Saat aruna terduduk, ia melihat galang tertidur di sofa kamar. Aruna heran, mengapa galang tidur disana?
“Pak galang kenapa tidur di sini?” cicit aruna yang berjongkok dihadapan sofa. Aruna mengamati wajah suaminya yang tertidur. Ganteng sih, tapi jutek! Ujar aruna dalam hati. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi. Aruna bersiap melakukan ibadah subuh, ia mencoba membangunkan galang untuk sholat bersama.
“Pak.. pak galang…” ujar aruna sembari mengguncang bahu galang. “Mm.. mas.. mas galang.. bangun. Kita sholat subuh mas” kini aruna mencoba mengubah panggilannya.
“Hmmm… bentar lagi sayangku” ujar galang. Aruna terkejut. Sayang? Galang memanggil aruna sayang?
“Mass.. ini udah jam lima. Ayo bangun nanti subuhnya kesiangan” ujar aruna kini sambil menepuk pelan pipi galang.
“ Iya Mika sayang ku…” ujar galang sembari mendesar berusaha membuka matanya. Namun ia terkejut karena bukan mika di hadapannya. “Aruna? Kok?” tanya galang yang linglung. Pasalnya tadi ia menyebutkan nama Mika.
“Iya ini saya pak. Cepet bangun nanti kesiangan subuhnya. Atau mau sayang tinggal?” tanya aruna dengan nada dingin. Ternyata yang galang panggil sayang adalah mika, entah kenapa itu membuat aruna sedikit tercubit hatinya.
“Se..sebentar, aku ambil wudhu” galang buru-buru ke kamar mandi. Lalu keduanya sholat di dalam kamar, memanjatkan doa yang terbaik versi mereka masing-masing.
Aruna membereskan alat sholat dan langsung bergegas keluar dari kamar. Ia merasa badomood pagi ini. galang melihat aruna keluar dari kamarnya tanpa sepatah kata dan bahkan tak melihatnya hanya bisa diam. Ya, wanita mana yang tak sakit hati jika suaminya menyebut perempuan lain. Yah walaupun wanita yang ia sebut juga adalah istrinya. Istri pertamanya.
Aruna memasak beberapa menu makanan di bantu dengan bik sumi. Aruna terlihat cekatan bergerak sana sini dengan rambut yang di ikat asal menampilkan leher jenjangnya dengan beberapa rambut yang menjuntai. Galang melihat kegiatan aruna dari pintu dapur.
“Nggak salahkan pilihan bunda?” tiba-tiba sarah ada di samping galang. Galang sedikit terkejut mendengar suara bisikan disampingnya yang ternyata bundanya.
“Maksud bunda?” tanya galang
“Calon istri. Dia wanita yang baik, cantik juga perhatian. Bunda harap aruna akan segera hamil” celetuk bundanya.
“Mika juga bentar lagi lepas dari kontraknya bun. Jadi bunda bisa dapet cucu dari mika.” Jawab galang.
“Setahun itu lama lang. bukan sebentar!” ujar sarah.
“Bun… Tapi galang hanya ingin memiliki anak dengan mika. Wanita yang galang cintai.” Jawab galang, ia berusaha mengontrol volume suaranya agar tak terdengar aruna.
“Cobalah sedikit demi sedikit mendekat pada aruna galang. Bunda yakin, kamu akan dengan mudah jatuh cinta pada wanita manis itu” ujar sang bunda.
“Bun tolong jangan paksa galang lagi” ujar galang dengan nada Frustasi. Ia tak ingin mengkhianati Mika.
“Bunda nggak maksa, bunda bilang, coba galang”
“Tapi bun….
“Assalamualaikum Una…!” sarah tiba-tiba mengucap salam pada aruna dan langsung berlalu meninggalkan galang yang masih kesal. Aruna menoleh dan melihat ibu mertua nya datang dengan senyum sumringah.
“Walaikumsalam bund..” jawab aruna. Aruna melihat ada galang yang kini sedang berbalik menjauh dari dapur.
“Pak galang kenapa bun?” tanya aruna
“MAS!”
“Eh.. iya. Mas galang kenapa? Kok balik lagi?”
“Dia lagi liyer.. ahhahaa” jawab sarah dengan tawa khasnya. Aruna pun ikut tertawa.
Seperti biasa. Aruna bersiap-siap memilih baju yang akan ia pakai. Kali ini ia memakai grey suit seharga seratus lima puluh ribu, Dengan kaos dalam berwarna hitam neck turtle seharga tiga puluh lima ribu, Aruna menguncir rambutnya dengan ikat rambut yang ada hiasan mutiara diatasnya harganya lima ribu, memakai anting tindik dengan mata tindik sangat kecil sebesar jarum pentul seharga sepuluh ribu, jam tangan warna hitam seharga tiga puluh ribu, tas warna hitam seharga empat puluh lima ribu dan dan sepatu heels hitam seharga delapan puluh ribu. Yah bisa di total kan harga outfit yang aruna pakai di bawah lima ratus ribu. Tak sebanding dengan sang suami yang memakai serba branded. Setelah memoles wajahnya dengan makeup simple, aruna siap untuk berangkat ke kantor. Saat aruna membalikan badannya, galang terlihat mendekatinya dengan kancing kemeja yang masih terbuka dua kancing atas dan ada dasi yang belum terpasang sempurna.
NOTE: Semoga kalian suka sama cerita ku. jangan lupa Tap love ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Khansa Huriya
ayo donk galang...... mencoba main hati😁
2022-01-22
2
Ririn Satkwantono
smg bnyk yg bc thoor
2022-01-20
1