“Permisi pak in… AAAAAAAA..!!!!”
Galang menoleh kearah pintu, dan terlihat aruna sedang menutup matanya rapat-rapat dan sedikit menghentak-hentakan kaki nya sambil berguman
“Maaf..maaf…maaf…maaf…maaf…maaf… pak”
Galang yang baru saja melepas baju terheran, kenapa aruna bisa berteriak sampai segitunya. Memangnya aruna tak pernah melihat laki-laki bertelanjang dada. Dengan jengkel, galang segera memakai kaos yang tergeletak di sofanya.
“Saya sudah bilangkan, ketuk pintunya dulu! Jangan langsung masuk!” ujar galang dengan nada sedikit kesal.
“Maafkan saya pp…ppaak! Sa..saya udah ketuk. Tap..tapi.. bapak gak jawab. Jadi saya masuk” jelas aruna terbata-bata.
“Ck..! yasudah letakan di meja saya. Kerjaan kamu sudah selesai?” Tanya galang
“Sedikit lagi pak”
“Cepet selesaikan. Lalu bawa ke hadapan saja hari ini juga!” ujar nya tegas.
“Baik pak. Saya permisi kembali” ujar aruna, dan di jawab anggukan sekilas oleh galang.
Aruna kembali ke meja nya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Detik, menit dan jam berlalu. Kini jam menunjukan pukul tiga sore. Baru saja aruna menyelesaikan pekerjaannya dan hendak memberikan laporan pada galang. Di tekutnya pintu CEO tersebut.
~Tok..tok…tok…~
“Masuk!”
“Permisi pak, saya ingin memberikan file yang bapak minta.” Ujarnya sambil menyerahkan file tersebut. Sekilas galang mengoreksi hasil kerja aruna.
“Oke. Siap kan jadwal saya untuk besok. Jam empat kamu harus bacakan kepada saya apa saja jadwal saya.” Ujar galang.
‘Ya ampun, di kira gua mesin apa yak. Baru aja gua selesai udah di suruh ngebut lagi aja! Sadis bener ni laki!” gerutu aruna dalam hati.
“Aruna!” panggil galang dengan nada tegas.
“Eh? Ba..baik pak. Saya permisi” aruna langsung melesat meninggal kan ruangan bos nya tersebut. Galang benar-benar mengerikan.
Jam sudah menunjukan pukul lima sore, kini aruna tengah berjalan melewati lobby hotel dan menyapa dengan senyuman pada para karyawan yang berpapasan dengannya. Aruna menjadi semakin dewasa, cantik dan elegant di depan banyak orang. Tetapi jika di depan sahabatnya, aruna akan menjadi perempuan yang sangat bar bar dan gila karena sikap cueknya. Terlihat wanita berbaju blouse baby pink memasuki lobby hotel dengan gaya yang girly dengan dandanan make up Bold yang membuatnya terlihat sexy. Terlihat aruna dan wanita itu berpapasan di lobby namun mereka tak saling melihat. Karena aruna focus mencari sesuatu di dalam tasnya, dan wanita itu focus dengan ponselnya.
“Halo sayang!” seorang wanita memasuki ruangan CEO dengan wajah ceria nan manja. Di tersenyum manis pada galang dan langsung merangkulnya. Wanita tersebut langsung duduk di pangkuan galang dan mencium bibir galang. Mengalungkan kedua tangan di leher galang, dan meremas rambut-rambut galang hingga ciuam terpisah dena menimbulkan bunyi bibir yang saling bertautan terlepas dengan paksa.
“Sayang” ujar wanita tersebut
“Ada apa sayang?” Tanya galang sambil mengusap-usap punggung sang wanita.
“Hmm… aku hari ini mau belanja sama teman-teman aku. Terus saldo aku udah sedikit.” Ujar wanita tersebut sambil meraba-raba dada galang.
“Hmm… udah habis kah? Cepat sekali. Kamu nggak kesian sama suami kamu ini yang kerja lembur terus-terusan dan uangnya kamu habiskan dengan cepat Mika” ujar galang dengan nada yang sangat lembut. Sebenarnya tak masalah bagi galang untuk keuangan. Ia mempunya beberapa hotel dan property yang cukup popular.
“Sayang, jangan ngomong gitu dong. Kan aku istri kamu, kerja suami harus mensejahterakan istri. Dan aku… memuaskan suami” Jawab mika dengan kerlingan genitnya dan mengecup bibir galang. Ya. Mika adalah istri galang saat ini. Dia telah menjadi nyonyaHayden.
“Hahaha…” galang tertawa lalu ia mengotak-atik ponselnya. “Sudah ku transfer sayang. Jangan terlalu boros ya. Bunda nggak suka liat kamu terlalu banyak belanja” ujar galang memperingati jika mamanya tak suka melihat menantunya terlalu banyak shopping.
“Iya. Beres” ujar mika dan ******* bibir galang sebelum pergi meninggalkan ruangan CEO.
Seorang wanita parubaya terllihat berjalan memuju ruangan CEO. Wanita parubaya tersebut berpenampilan anggun dan simple. Memakai rok di bawah lutut berwarna maroon, dan chiffon top berwarna krem lengan pendek, dan rambut yang di sanggul pramugari. Wanita parubaya itu berjalan dengan mimic wajah yang tegas. Yah, tanpa perlu di beri tahu, aruna sangat yakin itu adalah ibu dari galang.
“Bawa kan saya teh manis!” perintah wanita tersebut tanpa menoleh pada aruna dan terus berjalan masuk keruangan CEO. Aruna terbengong-bengong tiba-tiba suara tegas tersebut terdengar. Ia seperti orang ling-lung mengedip-ngedipkan matanya, namun segera ia bangun dan berlary kearah pantry.
Pintu CEO terbuka dengan tiba-tiba, dan mengaget kan galang yang sedang focus pada pekerjaannya. Terlihat raut wajah sang bunda tak bersahabat. Sepertinya ia akan dapat ceramah kembali. Galang meletakan bolpen nya dan mengalihkan atensinya pada sang bunda.
“Bunda…” ujar galang sembari merentangkan tangannya berniat memeluk sang bunda. Namun bundanya malah melengos dan duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya.
“Galang! Coba kamu didik istri mu agar bisa menjadi istri yang bermanfaat dan benar-benar menjadi seorang istri.” Ujar bundanya dengan nada yang dingin.
“Ada apa lagi bundaku… Nyonya Sarah Ayu Hayden” ujar galang dengan nada bicara yang melembut dan duduk di samping sang bunda lalu meraih tangan bundanya dan mengusap-usapnya.
“Bunda bener-bener nggak suka ngeliat dia kerjaannya haha hihi hoho dengan temannya, terus belanja-belanja yang tidak ada faedahnya!” ujar sang bunda dengan nada yang menggebu-gebu.
“Bun… mika kan Cuma sesekali belanja sama temen-temennya. Dia bosen terus-terusan dirumah jadi wajarlah kalo dia belanja dan hangout sama temennya” ujar galang membujuk bundanya agar tak marah lagi. Memang sedari awal, bundanya terlihat tak setuju dengan mika.
“BOSEN?!! Siapa suruh dia menunda-nunda hamil? Coba kalau dia punya anak, mana mungkin dia bosen! Kapan kalian mau punya anak? Kapan mama bisa liat cucu dari kamu lang? mama ini sudah tua? Punya istri kok gak ada faedahnya sama sekali! Manja! Dan memakai pakaian yang model kayak tarzan!” sarah benar-benar geram pada menantunya. Tapi sang suami dan sang anak terus membela dan mengingatkan dirinya untuk sabar, sabar dan sabar.
~tok..tok..tok..~
“Masuk!”
Aruna masuk ke dalam ruangan galang membawa nampan berisi the hangat manis pesanan sarah.
“Permisi pak, buk, ini the yang ibu pesan.” Ujar aruna lalu meletakan tehnya di meja sofa. Sarah melirik sekilas kearah aruna. Ia menelisik penamppilan aruna. Aruna memakai setelah kerja berwarna caramel dengan kaos turtle neck berwarna hitam, rambut aruna di kuncir kuda. Tak banyak aksesoris yang aruna gunakan, hanya jam tangan hitam dan antic tindik kecil. Sangat simple dan manis.
“Saya permisi dulu” aruna membalikan badan akan meninggalkan ruangan.
“Tunggu!!” ujar sarah. Aruna sedikit kaget mendengar suara bundanya galang dengan nada seperti tak bersahabat. Aruna membalikan badannya.
“Ada yang bisa saya bantu bu?” Tanya aruna.
“Kamu sekertaris baru galang?” Tanya sarah,
“Iya bu. Saya baru dua hari disini”
“Kamu sudah menikah?” sontak pertanyaan sarah membuat aruna sedikit terkejut. Namun berbeda dengan galang yang benar – benar kaget atas pertanyaan bundanya hingga galang mengerutkan keningnya.
“Belum buk.” Jawab aruna.
“Bun! Kenapa bunda tiba-tiba nanya gitu sama aruna?” galang heran dengan tingkah ajaib mamanya ini.
“Diam kamu!!” sergah sarah. Lalu atensinya kembali pada aruna. “Sudah punya calon?” tanyanya lagi. Aruna hanya menggelengkan kepalanya.
“Bun…” galang ingin berbicara tapi segera di potong oleh sarah dengan geplakan di bibir galang dan melotot kearah galang.
“Lalu, kalau kamu menikah, apa yang akan kamu lakukan?” Tanya sarah kembali. Aruna agak bingung dengan pertanyaan sarah karena ia pun belum memikirkan pernikahan. Tapi ia menjawab sesuai apa yang ia lihat dari sang ibu.
“Hm… jika saya sudah menikah, saya ingin mengurus segala keperluan suami saya dengan tangan saya sendiri. Menyiapkan makannya, baju-bajunya, keperluan yang ia butuhkan baik dirumah maupun diluar rumah, saya ingin saya yang mengurusnya dengan tangan saya sendiri” ujar aruna sembari membayangkan saat ibu nya melayani sang ayah dulu. Sungguh manis dimata aruna, sampai tak sadar membuat bibir aruna tersenyum menginatnya.
“Lalu, kamu tidak akan bekerja?” Tanya sarah kembali. Ia masih menatap aruna dengan seksama.
“Kerja? Tergantung kepada suami saya. Jika dia tidak mengizinkan saya kerja, saya tidak akan bekerja dan focus pada rumah tangga saya. Tapi jika di izinkan, saya akan bekerja” aruna masih menjawab dengan baik.
“kalau kamu bekerja, bagaimana dengan urusan suami mu? Dan bagaimana dengan kehamilan? Kamu akan menunda kehamilan?” entah apa yang membuat sarah tertarik dan terus menerus mencecar aruna dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat privasi.
“Kalau saya bekerja, saya akan berusaha mengimbangi urusan kerja dan rumah. Jika saya keteteran, saya akan mundur dari pekerjaan dan focus pada suami. Kalau kehamilan, saya tidak akan menunda, karna dari pernikahan, pasangan suami istri pasti akan menginginkan seorang anak sebagai malaikat kecil di antara mereka. Karena anak, akan bisa mengobati segala rasa lelah, marah, dan sedih. Jadi saya tidak akan menunda kehamilan. Kehamilan adalah anugrah.” Jelas lexa dengan lugas. Sarah kemudian tersenyum. Ia puas dengan jawaban yang aruna paparkan.
“Kamu tidak takut gemuk atau melar setelah kamu hamil?” Tanya sarah, aruna sedikit bingung dengan pertanyaan ini. Ia merasa aneh.
“Kenapa harus takut gemuk bu? Kan saya sudah laku kalau sudah menikah nanti, jadi untuk apa takut gemuk. Bukannya itu sudah kodrat perempuan untuk hamil? Kalau tidak mau hamil, yaaa jangan menikah” jawab aruna dengan nada santai
“Tidak semua pasangan mau memiliki malaikat diantara mereka aruna” ujar sarah. Galang merasa tersindir dengan ucapan bundanya hanya bisa menghela nafas.
“Maksud ibu? Memangnya… ada pasangan yang tak menginginkan anak?” Tanya aruna dengan hati-hati. Galang terlihat mendelik kearah bundanya.
“Ada dooong!!” jawab sarah dengan nada mengejek. Aruna bingung dengan tingkahnya sarah, saat tadi melihat sarah datang, auranya sungguh menakutkan. Terlihat galak dan judes. Namun kini di depan matanya aruna seperti ibu-ibu gaul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nur Evida
seru nih cerita nya jadi penasaran saya Thor😘
2023-01-29
0
Nurul Aini
aku mulai suka
2022-01-28
2
Ririn Satkwantono
waduh... mika istri galang dan una gk tau😪😪😪
2022-01-20
1