Meeting berjalan dengan lancar. Aruna
juga ikut andil dalam mempresentasikan beberapa data. Ia sangat terlihat lihai
dalam menyampaikan data-data yang tertera di layar lebar. Galang sempat sesaat
terpesona melihat bagaimana aruna sangat megesankan dari mulai cara
menyampaikan presentasi yang bagus dan hari ini outfit yang di gunakan aruna
berbeda. Dia tak menggunakan celana panjang, tapi rok span bodycorn selutut.
Aruna lebih menawan hari ini.
Rapat pun selesai. Masing-masing
membereskan berkasnya dan kembali menuju ruang kerjanya masing-masing. Aruna
dan putri pun bersiap untuk kembali ke kubikel mereka.
“Wah aruna, kamu hari ini keren
banget. Udah cantik, presentasinya keren juga” ujar Shahir. Shahir Khalid
adalah Executive manager di Hayden’s group bandung. Dia seorang yang tampan
dengan blasteran wajah arab yang tertera dari jambangnya yang telah dicukur.
Juga postur badannya yang tinggi dan tegap. Kulitnya lebih cerah dari kulit
aruna.
“Terima kasih pak Shahir.” Ujar aruna
lalu berbalik menuju meja kerjanya lagi. Shahir memperhatikan aruna. Sepertinya
ia tertarik dengan gadis asia original satu ini.
“Pak Shahir, jangan di liatin aja.
Deketin aruna. Mumpung belom ada yang punya” ujar putri.
“Ah.. kamu bisa aja put. Yasudah, saya
balik dulu ke meja saya” ujar shahir lalu ia pergi.
Dimeja kerjanya, aruna kembali
tenggelam dalam kesibukannya mengolah data yang di minta galang. Sampai-sampai
aruna tak menyadari bahwa ada seseorang yang sejak tadi menatapnya.
“Ehem…!”
Dehaman tersebut membuat focus aruna
teralihkan. Aruna mengangkat pandangannya, melihat siapa yang ada di dekatnya.
Mata nya membola seketika melihat siapa yang ada disana.
“Assalamualaikum Aruna” ujar Sarah
dengan nada yang terdengar lembut, juga senyum di bibir sarah. Aruna berusaha
mengendalikan perasaannya. Ia takut sarah masih akan membahas masalah yang
kemarin. Aruna sudah cukup pusing dengan kerjaannya, ia tak ingin di pusingkan
lagi denga permintaan tak masuk akal sarah.
“Waalaikumsalam Bu sarah. Selamat
pagi, selamat datang. Apa ada yang bisa saya bantu bu?” Tanya aruna memcoba
bersikap professional.
“Kamu cantik sekali hari ini.” Puji
sarah. Aruna sedikit terkejut dan terheran. Namun ia segera tersenyum demi
menanggapi pernyataan sarah.
“Terima kasih atas pujiannya bu sarah”
jawab aruna.
“Dan kamu juga sangat pintar. Sangat
cocok untuk menjadi menantu saya” ujar sarah yang seketika membuat aruna pusing
di tempat. Aruna hanya diam tak ingin menjawab.
“Galang ada di kantor?” Tanya sarah.
“Ada bu. Silahkan masuk”
“Antarkan saya kedalam” ujar sarah.
Aruna terdiam sejenak lalu ia mengantar sarah ke kantor galang.
~Tok..tok..tok..~
“MASUK!!” Aruna membuka pintu dan mengantar sarah
sampai dalam.
“Permisi pak. Ada ibu sarah yang ingin
menemui bapak” ujar aruna. Galang melihat ibundanya datang .
“Baiklah. Kamu bisa keluar”
“Baik. Ibu mau minum sesuatu?” Tanya
aruna.
“Tidak. Terima kasih aruna. Sampai
ketemu lagi” ujar sarah disertai senyum yang sulit di artikan. Lalu aruna
keluar daru ruangan CEO tersebut.
Aruna kembali ke meja kerjanya.
Perasaanya gelisah. Saat ia melihat senyuman sarah tadi, ia merasa ada yang
aneh. Ia menjadi ta tenang. Namun ia menepis segala perasaan resahnya. Ia
kembali mengerjakan pekerjaanya. Sebentar saja ia sudah kembali tenggelam dalam
kesibukannya. Jam sudah menunjukan pukul lima sore. Ia meregangkan tubuhnya.
Rasanya pegal sekali. Lalu aruna berfikir, apakah ibunda galang sudah pulang?
Karena ia tak merasa ada pergerakan dari ruangan CEO.
Aruna segera membereskan mejanya
bersiap untuk pulang. Ia berharap agar tak bertemu ibunda galang. Kalau tidak,
ia akan merasa gelisah. Karena tatapan mata sarah yang seakan mengharap aruna
mengabulkan permintaanya. Aruna menoleh pada pintu CEO, ia berfikir apakah ia
harus pamit pada galang? Namun ia urungkan. Ia takut jika sarah masih ada
didalam. Aruna segera pergi dari mejanya. Ia memesan ojek online untuk pulang.
Sesampainya di area apartemennya, aruna di kejutkan dengan kehadiran sarah yang
ada di lobby apartemennya. Ya ampun, apa yang akan menimpa nya hari ini. Sarah
berjalan masuk ke apartemennya dan menghampiri sarah.
“Assalamualaikum Bu sarah.”
“Walaikumsalam. Ayo kita bicara.
Dimana kamar kamu?” ujar sarah.
“BIcara apa ya bu?” Tanya aruna. Sarah
tersenyum dan langsung menggandeng lengan aruna.
“Tolong kita ke unit kamu dulu. Kaki
saya sudah sangat sakit ingin buka sepatu” ujar sarah. Aruna pun pasrah dan
membawa sarah ke unit kamarnya. Dan masuklah sarah ke dalam unit kamar aruna.
Dilihatnya unit kamar sarah sangat simple dan bersih. Cukup nyaman walaupun
ukurannya kecil untuk sarah.
“Silahkan duduk bu. Ibu mau minum
apa?” Tanya aruna.
“Apa saja” jawab sarah sambil duduk di
sofa. Aruna menyediakan the hangat untuk sarah. “Duduk disamping saya aruna”
ujar sarah yang melihat aruna berdiri dihadapnnya. Aruna menurut, dan duduk
disamping sarah.
“Saya hanya ingin bilang. Bahwa kamu
akan tetap jadi menantu saya!” ujar sarah mantap.
“Bu.. Sekali lagi saya mohon maaf.
Bukan kah ini seharusnya sudah selesai kemarin? Saya tetap menolak bu. Saya tak
bisa” ujar aruna. Ia sangat jengah sebenarnya.
“Kamu harus merubah jawaban kamu runa.
Kamu tau saya bisa melakukan apa saja kan” ujar sarah. Aruna sedikit bingung
dengan pernyataan sarah
“Maksud ibu apa? Ibu mau melakukan
apa?” Tanya sarah
“Kalau kamu masih menolak permintaan
saya, saya terpaksa akan membeli rumah kamu yang ada di Jakarta. Rumah
peninggalan orang tua kamu, bisa jatuh ke tangan saya sekarang juga” ujar sarah
dengan nada yang setenang mungkin. Aruna benar-benar kaget. Haruskan sarah
melakukan sejauh ini. Kenapa sarah mengusik hidupnya samapai sejauh ini.
“Bu sarah saya mohon. Jangan ganggu
keluarga saya. Saya mohonn bu… jangan paksa saya” ujar aruna sambil mulai
menangis.
“Saya akan tetap dengan pendirian saya
runa. Saya tau, keluarga kamu disana itu tidak bersikap baik. Saya yakin,
mereka pasti akan menyerahkan rumah itu pada saat jika saya menawarkan harga
yang fantastis” ujar sarah sambil menyeruput tehnya. Aruna semakin terisak.
Kenapa hidupnya begini.
“Kenapa harus saya bu? Kenapa harus
saya? Kenapa ibu tidak mencari perempuan lain yang selevel sama keluarga ibu.
Jangan saya yang hanya perempuan rendahan.” Ujar aruna sembari menangis.
“saya tidak mencari perepuan yang
memiliki level atau se kasta dengan saya. Saya mencari perempuan yang dapat
saya percaya untuk membahagiakan anak saya” ujar sarah kini dengan nada yang
lirih.
“Tapi saya tidak bisa membahagiakan
pak galang bu. Saya nggak bisa.”
“Saya percaya kamu bisa runa. Saya
yakin kamu bisa menjadi istri yang baik untuk galang. Maka dari itu saya mohon
kamu setuju untuk menjadi istri galang” ujar sarah kini ikut ter isak.
“Saya nggak sanggup bu. Saya tidak mau
di sebut perusak rumah tangga orang” ujar aruna.
“kamu bukan perusak rumah tangga
galang nak. Saya yang akan tanggung jawab. Maka dari itu saya mohon kamu
setuju. Kalau kamu masih kukuh tak menerima permintaan saya, rumah itu akan
saya rebut dari kamu” ujar sarah dengan nada dingin.
“Tapi bu……
“Saya kasih waktu kamu untuk berfikir
lima belas menit!” ujar sarah. Aruna hanya menggelengkan kepalanya. Itu bukan
waktu berfikir. Itu sama saja sarah memaksanya setuju.
‘Ya
Allah. Aku harus gimana? Aku tak mau kehilangan rumah ayah dan ibu. Tapi aku
tak sanggup jika harus jadi istri kedua’ gelisah aruna di benaknya. Aruna
masih terisak, dan sarah tidak main-main dengan ucappannya.
“Waktu kamu habis Aruna. Jadi apa
jawaban kamu?” Tanya sarah. Aruna masih terdiam. Lalu sarah mengeluarkan ponsel
dari tas kecilnya. Kemudian terdengar ia mendial nomor seseorang dengan meload
speaker.
“Halo..!” terdengar suara yang sangat
familiar. Mata aruna seketika membola. Itu suara rita ibu tiri nya. Aruna tak
sadar mengabaikan ke sopanannya, ia langsung merebut ponsel dari tangan sarah
dan mematikan panggilan tersebut.
~Tuuut~ sedikit tangan aruna bergetar
dan jantungnya berdegup kencang. Ia tak siap kehilangan harta yang paling
berharga satu-satu nya peninggalan dari orang tua nya. Lalu ia tersadar apa
yang ia lakukan yaitu telah merebut ponsel sarah. Aruna mengembalikan ponsel
sarah,
“Sa..saya “ aruna mengambil nafasnya
iya harus menyiapkan mentalnya setelah ini. “Saya bersedia menjadi istri kedua
pak Arifin Galanggi hayden, bu sarah”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fitriani
kasihan si aruna ktn d paksa sama bu sarah
2023-08-30
0
Suherni 123
ganti nama ya jadi Arifin 🤭 bukan nya gaozan
2023-03-25
0
Nur Evida
Aruna terpaksa walau tak rela
2023-01-29
0