8. Penawaran.

Hari ini aruna pulang jam lima tepat. Sebelum menuju tempat perjanjiannya dengan sarah, aruna mampir dulu ke tempat es kelapa langganannya tak jauh dari kantor.

“ARUNA!” terdengar panggilan untuk dirinya aruna pun menoleh. Bola matanya membesar. Mata dan mulut aruna membulat seketika melihat sosok wanita dengan pakaian modis dan cukup sexy long sleeve mini berwarna hampir sama dengan kulit wanita tersebut

“MIKA!” aruna lalu bangkit dari duduknya. Keduanya sama-sama menghampiri dan langsung berpelukan. “Ya Allah mika… gua kangen sama elo. Kemana aja elo? Ko tiba-tiba ngilang? terus sekarang lo bisa ada disini?” Tanya aruna beruntun. Mika ter kekeh dan melepaskan pelukan mereka.

“Satu-satu dong nanya nya. Gua juga kangen banget sama elo Aruna. Gua pikir kita nggak bakal bisa ketemu lagi” jawab mika.

“Terus lo kemana? Kok tiba-tiba pindah? Dan sekarang elo disini?” Tanya aruna sembari membawa mika duduk bersamanya.

“Iya, bokap gua di pindah tugaskan mendadak. Jadi gua ikut mendadak juga. Terus gua sekarang tinggal disini deh. Kalo lo gimana? Kok bisa di bandung?” Tanya mika.

“Gua di pindah tugaskan ke bandung, jadi gua sekarang kerja disini. Terus lo kok, makin sexy aja” ujar aruna sambil melihat penampilan mika yang mengakai baju yang benar-benar sexy hanya membungkus tubuhnya buka menutupi.

“Ya ampun na… lo kayak gak tau gua aja. Gua suka dengan penampilan sexy. Sayang dong body gua oke, mulus, tapi nggak di manfaatkan. Ini asset indah yang harus gua perlihatkan.” Ujar mika dengan percaya diri.

Ya,, mika memang sangat cantik dari dulu. Lekuk tubuhnya yang indah, parasnya yang cantik, kulitnya yang putih dan tmapilannya modis dan sexy, membuat siapapun jatuh hati secepat kilat padanya. Beda dengan aruna yang memiliki tubuh standar, ia tak gemuk dan tak kurus. Kulit nya berwarna warm beige. Aruna tak percaya diri jika harus memakai pakaian pas body yang ketat seperti itu. Lebih tepatnya tak terbiasa.

“Jadi, gimana kabar lo? Udah punya cowok belom?” Tanya mika. Aruna lalu tersenyum dan menggeleng kecil. “YA AMPUN RUNAAA!! MASIH JOMLO?!” teriak mika tak percaya kalau temannya ini masih dengan nasib yang sama. Aruna yang kaget langsung membekap mulut lemes mika.

“Ssttt! Gak usah teriak juga kali Mik.!” Ujar aruna kesal. Lalu mika terkikik, ternyata sahabatnya ini masih perawan ting-ting.

“Jangan-jangan, lo belom pernah ciuman lagi!” Tanya mika yang membuat aruna kembali melotot karena pertanya vulgar mika.

“Lo kalo ngomong nggak di saring dulu ya. Ini tempat umum mika! Malu tau!” keluh aruna.

“Hahaha,.. ngapain malu? Wajar kale! Ckckck… rugi banget sih lo belom pernah rasain ciuman. Apalagi perang ranjang” ujar mika dengan gamblangnya. Aruna benar-benar kaget dengan perkataan mika barusan.

“Mik… maksud lo perang ranjang… jangan bilang lo udah… ML?” Tanya aruna dengan ragu. Lalu mika pun tertawa terbahak-bahak.

“Udah dong! Makanya gua tau rasa nya. Enak!” celetuk mika. Sekali lagi aruna di buat melotot dengan perkataan mika. Saat aruna akan berbicara mika dengan cepat memotong.

“Gua udah Merit aruna! Jangan ngeres otak lo!” ujar mika. Dan kembali lagi ekspresi terkejut aruna muncul.

“Lo nikah nggak ngabarin gua? Tega bener lo!” keluh aruna. Lalu mika tertawa.

“Hahaha… sorry gua juga nikahnya dadakan kok. Lagian lo kenal kok sama laki gua” ujar mika.

“Hah? Siapa?”

~Oh My God baby baby don’t you see..~Ponsel aruna bordering.(Putri is Calling…)

“Sebentar ya mik.” Lalu aruna mengangkat telponnya. “Halo Assalamualaikum Put”

“Walaikumsalam na.. Na.. lo jadi gak ketemu Bu Sarah? Kalo nggak gua mau kerumah lo. gua pengen makan masakan lo, nanti kita belanja dulu” ujar putri.

“Ya Allah gua lupa! Jadi kok jadi.. yaudah ya put gua mau otewe dulu. Dah. Assalamualaikum!” aruna langsung menutup ponselnya dan menghampiri mika.

“Mik… sorry ya. Gua lupa kalo gua ada janji sama bos. Sorry sorry banget mik nanti kita lanjut lagi. Kontek lewat IG aja ya. Gua bener-bener buru-buru” ujar aruna sambil meraih tasnya.

“I..iya deh. Yaudah hati-hati lo” ujar mika.

Aruna berlari menaiki taksi menuju resort. Iya sudah tak punya waktu untuk memesan taksi online. Kini aruna sedang dalam perjalanan menuju daerah dago yang membutuhkan waktu tempuh kurang lebih sejam. Sampailah aruna di Hayden’s Resort.

“Selamat Malam… Welcome to Hayden’s Resort Miss. What Can I do for you?” sapa seorang Bill Boy.

“Malam, saya mau menemui Ibu Sarah Hayden” ujar aruna.

“Baiklah. Mari ikuti saya, Ibu sarah sudah menunggu anda” ujar bill boy dan menuntun aruna pada sebuah kamar resort dengan jembatan kayu dan di kelilingi kolam renaang dan lilin-lilin kecil yang Nampak membuat suasana romantis.

‘Wuahh… ternyata ini resort milik Grup Hayden. Luar biasa. Indah banget’ ujar aruna dalam hatinya.

“Silahkan masuk Miss. Ibu sarah sudah menunggu” ujar bill boy.

“Terima kasih” aruna memberikan senyum manis untuk bill boy tersebut. Aruna memasuki ruangan yang di kelilingi dinding kaca tersebut. Kamar ini bernuansa putih golden, menampilkan suasana mewah nan romantic. Cocok untuk yang berbulan madu. Aruna mengelilingi pandangannya, takjub akan design interior bangun tersebut.

“Selamat Datang Aruna” ujar sarah yang muncul dari belakang tubuh aruna. Aruna menoleh.

“Eh.. A..Assalamualaikum. selamat malam bu” ujar aruna. Ia gugup bertemu dengan sarah. Ia takut melakukan kesalahan, karena ia tak tau mengapa sarah memanggilnya secara pribadi.

“Walaikumsalam. Bagaimana kamu tau kalau saya Muslim?” Tanya sarah. Aruna yang masih terlihat gugup, tertegun sejenak. Namun segera ia menjawab.

“Saya.. melihat mukena itu” ujar aruna sambil menunjuk mukena yang ada di pinggir ranjang. Karena ruangan ini tak memiliki sekat. sofa tamu, kamar, dan dapur mini tertata tanpa sekat kecuali kamar mandi dan toilet.

Sarah tersenyum hangat pada aruna. Aruna membalas senyum sarah dengan kikuk. Lalu sarah mendekati aruna. Ia menelisik penampilan aruna saat ini. Aruna memakai celana panjang hitam dengan turtle neck hitam lalu di balut dengan blazer putih terkancing satu yang menutup bagian tubuh depannya. Di permanis dengan tas nya yang berwarna hitam dan sepatu flat shoes hitam. Aruna tampil simple dan terkesan elegan.

“Ayo duduk Aruna.” Sarah mempersilahkan duduk. Lalu sarah berlalu ke dapur sekaligus mini bar yang berada di depan sofa tamu. Sarah meracik minuman dan membawa dua gelas minuman ke depan aruna.

“Ya ampun Ibu. Tidak repot-repot. Biar saya saja yang buat seharusnya.” Ujar aruna. Ia tak enak karena merasa dilayani bos besarnya. Sarah tersenyum sambil meletakan cangkir the di atas meja.

“Kamu kan tamu saya, dan ingat. Tamu adalah raja!” ujar sarah sambil tersenyum. Aruna pun ikut tersenyum. Seperti nya pernyataan putri tentang bos besarnya ini harus di ralat ulang. Bos besarnya ini benar-benar baik. Yah walau awalnya terlihat sangat mengerikan.

“Aruna, kamu tau mengapa saya meminta kamu datangg kesini?” Tanya sarah. Aruna pun menggeleng pelan. Sarah tersenyum. “Saya ingin meminta satu hal dari kamu. Dan saya harap kamu mau mengabulkan permintaan saya.” Lanjut sarah.

Kening aruna berkerut, kedua alisnya bertautan. Apa yang sarah minta sehingga ia meminta aruna untuk datang menemuinya secara pribadi.

“Maaf kalau boleh tau, permintaan apa bu? Inshaa Allah kalau saya sanggup, dan selama saya sehat wal’afiat saya akan coba penuhi” jawab aruna membuat bibir sarah melengkung keatas.

“Kamu sangat bisa memenuhinya runa.”

“Apa itu?”

“Tapi janji ya, kalau kamu bisa memenuhinya, kamu akan memenuhi permintaan saya?” Tanya sarah sekali lagi. Perasaan aruna sedikit tegang. Apa yang akan diminta nyonya Hayden ini.

“Iya bu” jawab aruna berusaha tenang. Sarah tersenyum. Wajahnya terlihat bahagia. Perlahan tangan sarah meraih tangan aruna dan menggenggamnya.

“Jadilah Istri Gaozhan Galanggi Hayden dan Menikahlah dengannya”

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***