16.Menahan gejolak.

Malam menunjukan pukul sepuluh malam. Namun tak ada tanda-tanda Galang akan masuk ke kamar. Sedangkan Aruna tengah gelisah, apakah ia akan melakukan ‘Anu’ ?

“Akhh! Kok gua mesum begini? Ih nggak deh! Gua gak siap!” ujar Aruna sambil bergidik ngeri. Lalu Aruna menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya yang memakai setelan tidur panjang berwarna Coklat polos, lalu ia perlahan terlelap.

~CEKLEK~ perlahan pintu kamar terbuka.

Galang membuka pintu kamarnya dan Aruna pelan-pelan. Ia sengaja masuk saat tengah malam ketika Aruna tertidur. Ia tak ingin lepas kendali. Entah kenapa, daya tarik Aruna ternyata besar untuk seorang Galang. Ia sering beberapa kali pergi ke club untuk bersenang-senang dengan temannya ataupun meeting bersama client, namun ia tak pernah sedikit pun tergoda dengan wanita-wanita sexy yang berjejer siap untuk di gagahinya. Bahkan ada yang dengan sengaja membelai dan meremas juniornya, namun itu tak membuat hasratnya naik. Namun mengapa dengan Aruna, melihat Aruna tertidur damai saat ini ada membuatnya gemas ingin menghabisi bibir ranum Aruna. Terasa jika gairah Galang sangat cepat memuncak jika bersama Aruna. Masih fresh di ingatannya bagaimana manisnya bibir Aruna ia nikmati.

“Sial..!” umpat Galang. Ia perlahan memberanikan diri untuk tidur di kasur yang sama bersama Aruna.

Ranjang sedikit bergerak saat Galang mulai merebahkan diri disamping Aruna. Aruna kini tidur terlentang dengan kepala yang miring menghadap Galang, dan ditengah-tengah ada guling penghalang diantara mereka. Rasanya Galang ingin sekali menghempaskan guling tersebut, namun ia takut lepas kendali. Karena saat ini posisi Aruna sangatlah berbahaya. Kancing baju tidur Aruna terlepas satu dibagian atas dan sebelah bukit kenyal Aruna menyembul terlihat oleh Galang. Ditambah lagi baju tidurnya tersingkap menampilkan perut rata Aruna. Ini sungguh ujian berat bagi Galang. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Aruna akan se menggoda ini.

“Tahan.. tahan.. tahan..” cicit Galang sembari merebahkan tubuhnya dan memunggungi Aruna. ‘Gila! Berat banget ujian gua. Ck! Aruna sialan lo!’gerutu Galang dalam benaknya.

Pagi menyambut, namun sinar mata hari masih belum terlihat. Aruna bangun dari tidurnya lalu melihat Galang masih tertidur disampingnya. Aruna turun perlahan dan berjalan ke kamar mandi. Setelah berselang lima belas menit, Aruna keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Aruna melihat Galang telah duduk diatas ranjang.

“Silahkan Mandi Pak. Air hangatnya sudah saya siapkan.” Ujar Aruna. Terlihat Aruna masih gugup dan canggung jika berhadapan langsung dengan lelaki bertubuh atletis ini. Galang pun bangkit dan berjalan melewati Aruna.

“Itu si pak Galang nggak kerjaan kali ya, pagi-pagi mukanya udah sewot aja” gerutu Aruna.

Aruna kini telah membuat sarapan untuk keluarga yang menginap di vila. Aruna dibantu dengan pengurus vila. Aruna membuat berbagai macam hidangan dari mulai Nasi dan lauk pauk sampai roti. Tak lama kemudian, Sarah dan suaminya Albi beserta keluarga mereka dan tak lupa pula asisten Galang alan juga hadir di meja makan.

“Selamat pagi semuanya…” sapa Aruna seraya menata hidangan

“Pagi sayang” jawab Sarah sambil mengusap pundak Aruna.

“Pagi Aruna” jawab yang lainnya.

Keluarga Galang terlihat biasa saja. Mereka tak bersikap sinis ataupun senang ketika melihat Aruna. Aruna pun hanya melemparkan senyum kepada mereka. Aruna mengerti, kini bisa saja dirinya di cap sebagai orang ketiga atau di sebut pelakor dimata keluarga Galang. Rasanya Aruna ingin berlari saja sejauh mungkin dari sini.

“Wah siapa yang masak ini?” tanya nadin salah satu sepupu Galang.

“Sa..saya mbak” ujar Aruna. Ia masih terasa asing dan kaku di tengah-tengah keluarga Galang.

“Hey… kok kamu manggil nadin pake mbak sih? Dia kan sepupu Galang, masih SMA.” Ujar Sarah.

“Iya kak. Panggil aja Nadin”ujar nadin sambil tersenyum pada Aruna. Lalu tak lama langkah kaki yang terdengar turun dari tangga pun menyita perhatian. Galang baru saja masuk bergabung ke ruang makan. Ia memakai pakaian santai saat ini. Galang sedikit terpaku melihat Aruna yang terlihat manis di pagi ini dengan blus tunik se betis lalu rambutnya di kucir satu.

“Hmm… Ikan pedas manisnya enak kak” ujar nadin memecah keterpakuan Galang. Nadin memberikan dua jempol pada Aruna.

“Iya. Makasih nadin.” Aruna tersenyum lembut. Lalu semuanya mulai mengambil sarapannya masing-masing. “Pak … bapak mau sarapan apa? Biar saya siapkan” tanya Aruna pada Galang.

“Galang makan apa saja Aruna. Dia tidak milih-milih” celetuk Sarah.

“Saya makan roti saja.” Jawab Galang. Aruna pun mengambilkan roti dan mengisinya dengan beberapa topping, lalu Aruna duduk disamping Galang dan memakan sarapannya juga.

“Gimana belah durennya tadi malam?” Celetuk Nadira. Sontak Galang, Ardan, Arman dan Albi kaget dan terbatuk-batuk. Lalu Arman memberi pelototan pada nadira agar menjaga mulut jahil nan lemesh nya tersebut.

“Mah! Ada nadin sama Aryan!” tegur Arman.

“Oopss!” sambil menutup mulutnya. Ia lupa masih ada ada anak di bawah umur. Yah walaupun Nadin bukan remaja polos.

“Harus sering ya belah durennya. Biar cepet bunda dapet cucu” kini Sarah yang berceloteh ria dan langsung di tatap tajam oleh Albi.

“Bunda!” tegur Albi. Namun Sarah hanya cengengesan.

“Omah, emang nge belah duren bisa keluar bayi?” kini Aryan bertanya dengan wajah bingungnya. Seketika semuanya terdiam dan terkikik geli dengan pertanyaan pollos Aaryan.

“Tuh! Jawab!” ledek Albi. Lalu semuanya tersenyum dan tertawa.

Sehari sudah berlalu dan pagi ini Aruna telah bersiap siap untuk pergi ke kantor. Saat memakai blazernya ia teringa perkataan Galang semalam ‘Saya mau status nkita di rahasiakan. Jangan sampai ada orang yang tau kalau kita sudah menikah. Dan saya harap teman kamu itu mulutnya tidak bocor sana sini’. Aruna menghela nafasnya. Ini juga terasa berat untuknya. Menyandang status istri kedua? Siapa yang akan dengan senang hati menggembar-gemborkan kenyataan itu! Aruna masih waras dan tak mau di jadikan bahan gossip dan bully para netizen yang terhormat. Setelah dirasa dandanannya rapih, Aruna segera bergegas keluar dari kamar bersamaan Galang yang baru saja keluar dari kamar mandi. Aruna menatap Galang dan melihat tubuh atas yang atletis basah masih terlihat bulir air, dan bagian bawah yang hanya di lilit handuk, menjadikan Aruna canggung seketika.

“Sa.. saya duluan pak” ujar Aruna langsung keluar dari kamar. Aruna kini tinggal di rumah orang tua Galang. Jadi kini Aruna menyiapkan sarapan untuk keluarga Galang. Aruna menyiapkan roti bakar untuk sarapan hari ini. Sarah pun muncul di dapur dan melihat Aruna kini yang sedang sibuk dengan alat masaknya.

“Duh yang udah rapih.. malah berkutat di dapur, nanti dandanannya rusak loh” goda Sarah. Aruna pun tersenyum.

“Nggak apa bu. Nantikan bisa di touch up lagi”

“Kamu ini, saya sudah jadi mertua kamu, masa kamu masih panggil ibu. Panggil bunda dong. Terus juga, jangan panggil Galang bapak! Kaliankan sudah menikah, panggil mas, abang, aa?” tawar Sarah.

“I..iya bunda. Nanti runa ubah panggilannya”

Lalu Galang dan Albi sang ayah pun datang keruang makan dan mereka sarapan bersama. Seperti biasa, Sarah menyiapkan sarapan untuk Albi, dan kini Galang sarapannya di siapkan oleh Aruna. Biasanya walau ada Mika, Galang akan mengambil sendiri bahkan mengambilkan makanan untuk Mika. Namun kini terasa berbeda.

‘Sudah ku duga, aku tak salah memilih Aruna sebagai istri untuk Galang.’ Ujar Sarah dalam hati sembari mencuri pandang dengan perilaku Aruna.

Kini Galang dan Aruna berada dalam satu mobil. Ini sungguh tidak mengenakkan bagi Aruna. Suasana hening menyelimuti keduanya, sungguh Aruna merasa tegang sampai akhirnya mereka sampai di salah satu halte yang berada tiga ratus meter dari kantor. Mobil Galang berhenti.

“Kamu turun disini saja. Saya takut karyawan curiga kalau kamu turun dari mobil saya di depan kantor” ujar Galang tanpa menoleh sedikit pun pada Aruna.

“Baik pak” Aruna menjulurkan tangannya pada Galang. Galang heran. “izinkan saya menyalami tangan bapak” ujar Aruna. Galang pun mengerti dan menyambut uluran tangan Aruna. Aruna mencium tangan sang suami dan langsung bergegas keluar dari mobil Galang setelah memastikan tak ada yang melihat. Sedangkan Galang? Ia merasa aneh karena ada rasa senang saat Aruna mencium tangannya, Galang memperhatikan tangannya yang di cium Aruna dan tersenyum kecil. Lalu melajukan mobilnya melewati Aruna.

Terpopuler

Comments

fitriani

fitriani

gimana lang beda kan skr hidup kamu??? lebih bahagia dan tentram kan lang???? y iylah secara dpt yg tulus

2023-08-30

1

Nur Evida

Nur Evida

selama ini Mika gak pernah salam ama Galang dong, dasar istri durhaka

2023-01-29

2

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

ehem eheem

2022-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sekilas tentang Aruna
2 2. Perkenalan Awal
3 3. Mak comblang!
4 4. Pertemuan Dengan mu.
5 5. Bunda Galang.
6 6. Iri seorang Galang.
7 7. Murkanya Ibunda.
8 8. Penawaran.
9 9. Permintaan 2.
10 10. Terpaksa mengancam.
11 11. Kenyataan tak terduga.
12 12. Ketetapan Sarah.
13 13.Perselisihan keluarga.
14 14. Pernikahan yang tak di inginkan.
15 15. Status baru.
16 16.Menahan gejolak.
17 17. Rahasia Status.
18 18. Suami istri.
19 19. Sedikit mencoba.
20 20. RINDU.
21 21. DEMAM.
22 22. SKIN TO SKIN.
23 23. Perhatian Mika.
24 24.Saya Juga Istri Sah
25 25. Curahan Hati.
26 26. Kemesraan didepan mata.
27 27. Tatapan marah.
28 28. Mulai Cemburu.
29 29. Neng Geulis.
30 30. Apa kurangnya galang?.
31 31. Khawatir.
32 32. Penasaran.
33 33. Pasrah.
34 34. Perasaan kadaluarsa.
35 35.Gara-gara film 21+ 1.
36 PERKENALAN KARAKTER.
37 36. Gara-gara film 21+ 2.
38 37. Kekesalan Aruna.
39 38. Perasaan masing-masing.
40 39. Mencari hadiah.
41 40. Kekecewaan Aruna.
42 41. Kekesalan Galang.
43 42. Mika pulang.
44 43. Sebuah tanda.
45 44. KAS BON.
46 45. Peran Sebagai Suami dan kewajiban istri.
47 46. Kemarahan Aruna.
48 47. Kesempatan.
49 48. Permintaan Maaf.
50 49. MIKA GUNAWAN.
51 50. Cuek.
52 51. Undangan.
53 52. Menantu terhormat.
54 53. Menantu terhormat 2.
55 54. Kecurigaan.
56 55. Baju yang sama.
57 56. Kecurigaan galang.
58 57. Aku menyukai mu putri.
59 58. Hati yang hancur.
60 59. Bantu aku.
61 60. Aku milikmu Kamu miliku.
62 61.Saingan
63 62. Perceraian.
64 63. Lokakarya.
65 64. Aku mencintaimu.
66 65. Aku milikmu sepenuhnya.
67 66. Penjelasan.
68 67. Penjelasan 2.
69 68. Buka puasa.
70 70. Cibiran.
71 71. Dendam yang terbangun.
72 72. MENOLAK.
73 73. Galang Marah
74 74. Tak Menyangka
75 75. Ternoda
76 76. kesedihan
77 77. Pertemuan dengan Bryan
78 78. Takdir Aruna
79 79. KRITIS
80 80. Hamil
81 EXTRA PART
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Sekilas tentang Aruna
2
2. Perkenalan Awal
3
3. Mak comblang!
4
4. Pertemuan Dengan mu.
5
5. Bunda Galang.
6
6. Iri seorang Galang.
7
7. Murkanya Ibunda.
8
8. Penawaran.
9
9. Permintaan 2.
10
10. Terpaksa mengancam.
11
11. Kenyataan tak terduga.
12
12. Ketetapan Sarah.
13
13.Perselisihan keluarga.
14
14. Pernikahan yang tak di inginkan.
15
15. Status baru.
16
16.Menahan gejolak.
17
17. Rahasia Status.
18
18. Suami istri.
19
19. Sedikit mencoba.
20
20. RINDU.
21
21. DEMAM.
22
22. SKIN TO SKIN.
23
23. Perhatian Mika.
24
24.Saya Juga Istri Sah
25
25. Curahan Hati.
26
26. Kemesraan didepan mata.
27
27. Tatapan marah.
28
28. Mulai Cemburu.
29
29. Neng Geulis.
30
30. Apa kurangnya galang?.
31
31. Khawatir.
32
32. Penasaran.
33
33. Pasrah.
34
34. Perasaan kadaluarsa.
35
35.Gara-gara film 21+ 1.
36
PERKENALAN KARAKTER.
37
36. Gara-gara film 21+ 2.
38
37. Kekesalan Aruna.
39
38. Perasaan masing-masing.
40
39. Mencari hadiah.
41
40. Kekecewaan Aruna.
42
41. Kekesalan Galang.
43
42. Mika pulang.
44
43. Sebuah tanda.
45
44. KAS BON.
46
45. Peran Sebagai Suami dan kewajiban istri.
47
46. Kemarahan Aruna.
48
47. Kesempatan.
49
48. Permintaan Maaf.
50
49. MIKA GUNAWAN.
51
50. Cuek.
52
51. Undangan.
53
52. Menantu terhormat.
54
53. Menantu terhormat 2.
55
54. Kecurigaan.
56
55. Baju yang sama.
57
56. Kecurigaan galang.
58
57. Aku menyukai mu putri.
59
58. Hati yang hancur.
60
59. Bantu aku.
61
60. Aku milikmu Kamu miliku.
62
61.Saingan
63
62. Perceraian.
64
63. Lokakarya.
65
64. Aku mencintaimu.
66
65. Aku milikmu sepenuhnya.
67
66. Penjelasan.
68
67. Penjelasan 2.
69
68. Buka puasa.
70
70. Cibiran.
71
71. Dendam yang terbangun.
72
72. MENOLAK.
73
73. Galang Marah
74
74. Tak Menyangka
75
75. Ternoda
76
76. kesedihan
77
77. Pertemuan dengan Bryan
78
78. Takdir Aruna
79
79. KRITIS
80
80. Hamil
81
EXTRA PART

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!