Berbagi Cinta: Meminang Tanpa Cinta
"Khaira, Ayah dan Bunda sudah memutuskan untuk menjodohkan kamu dengan anak dari teman Ayah." ucap Ayah Ammar kepada Khaira, putri satu-satunya yang kini tengah asyik menyantap sarapannya di meja makan.
Khaira yang mendengar perkataan Ayahnya sontak nyaris tersedak, hingga ia terbatuk-batuk mendengar perihal perjodohan tiba-tiba ini. Perkataan Ayahnya seperti petir yang datang di siang hari yang terik. Hidupnya yang tenang, tiba-tiba terjadi badai lantaran keinginan Ayahnya untuk menjodohkannya dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal.
"Maaf Ayah, tetapi tidak bisakah Khaira memilih jodoh untuk Khaira sendiri? Khaira mana mungkin hidup bersama dengan pria asing yang tidak pernah Khaira kenal. Itu mustahil, Yah"
Khaira mengatakan apa yang menjadi isi hatinya kepada Ayahnya dengan setenang mungkin, bagaimana pun ini barulah sebuah rencana. Masih bisa berubah, lagipula ia ingin mengatakan alasan yang logis bahwa menikah dengan orang asing tentu tantangan yang besar, orang akan menikah didasarkan pada cinta, bukan lagi perjodohan seperti dirinya sekarang ini.
"Dengar Khaira, janji ini sudah Ayah buat sejak kalian masih kecil. Bahkan perjanjian itu ada hitam di atas putihnya, jadi memiliki landasan hukum yang kuat. Dulu saat usaha Ayah mengalami goyangan hingga nyaris bangkrut, teman Ayah inilah yang menolong Ayah hingga usaha Ayah masih bisa berdiri sampai sekarang. Teman Ayah tidak meminta Ayah untuk mengembalikan uang yang dipinjamkan kepada Ayah, dia hanya ingin menjadi keluarga kita dengan cara menjodohkan anak-anak kami ketika mereka telah dewasa nanti." Ayah Ammar mengingat kembali bagaimana temannya dulu menolongnya dan awal mula perjodohan anak-anaknya dimulai.
"Tapi ini sudah zaman digital, semua terkoneksi dengan internet Ayah. Bukan lagi zaman Siti Nurbaya di mana jodoh perjodohan masih berlaku. Kita sudah hidup di abad digital, tetapi justru kembali ke zaman Siti Nurbaya sih Ayah."
Bagaimana pun Khaira ingin berjuang untuk kebebasannya mendapatkan jodoh yang benar-benar didasarkan pada rasa cinta, saling mengenal satu sama lain, dan saling berjuang untuk sama-sama mempertahankan rumah tangga.
"Ayah tahu perasaanmu, Nak. Tetapi perjanjian perjodohan ini tidak bisa dibatalkan. Ayah benar-benar minta maaf bukan maksud Ayah menjual anak Ayah. Bukan sama sekali, tapi Ayah yakin anak teman Ayah itu adalah pria yang baik.
Anak itu bernama Raditya, usianya 27 tahun. Dia bekerja sebagai auditor di salah satu bank swasta di Batam. Teman Ayah, Om Wibisono memintanya untuk melanjutkan bisnisnya tetapi anak itu tidak mau. Raditya anak yang baik, pria yang tidak neko-neko, juga pandai. Ayah hanya memiliki keyakinan bahwa Raditya akan membahagiakan putri Ayah satu-satunya." Penjelasan Ayah Ammar semakin membuat Khaira pusing, bagaimana pun seumur hidup akan ia habiskan dengan pria yang tidak dikenalnya.
"Iya Nak, dengarkan Bunda ya. Bunda juga tahu, Raditya anak yang baik dan memiliki sopan santun. Bunda juga yakin, ia akan menjadi imam yang baik untukmu. Membimbing kamu, menghargai, dan mencintai kamu." Giliran Bunda Dyah berusaha meluluhkan hati putrinya.
"Akan tetapi, Khaira masih kuliah Ayah, Bunda ..., lagipula semester depan Khaira akan pengajuan skripsi, tidak bisakah Khaira menyelesaikan pendidikan Khaira dulu? Sebenarnya, Khaira masih ingin lanjut mengejar mimpi Khaira menjadi Dosen, Yah... Tapi, kenapa tiba-tiba Ayah dan Bunda justru membahas rencana perjodohan yang selama ini tidak pernah Khaira dengar."
"Raditya akan berada di Jakarta selama 6 bulan, Khai ... dia akan bekerja di Bank Swasta di pusat ibukota selama 6 bulan ini, jadi kamu tidak perlu khawatir dengan kuliahmu. Kamu bisa selesaikan kuliahmu sampai kamu lulus, dan setelah lulus baru kalian akan pindah ke Batam, mengikuti suamimu. Ayah dan Bunda percaya Raditya akan mendukung cita-citamu, dia seorang pria yang pandai dan berwawasan luas, pastilah ia akan senang dengan cita-cita istrinya yang mulia untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa." ucap Ayah Ammar sambil mengelus puncak kepala Khaira.
Lagi, Khaira bertanya kepada ayahnya, "Emang pria itu mau Ayah? Apakah pria itu tidak memiliki pacar sebelumnya? Khaira masih ragu, Ayah."
Ayah menangkap berbagai kecemasan di wajah anaknya itu. "Kabar dari orang tuanya, Radit pernah berpacaran dua tahun yang lalu. Sekarang dia sudah tidak memiliki pacar. Kenapa kamu masih cemas?" Ayah Ammar bertanya kepada Khaira.
"Sudah pasti cemas, Ayah. Kami tidak saling mengenal sebelumnya. Kenapa Ayah dan Bunda menjodohkan Khaira sih. Khaira masih terlalu muda untuk menjalani sebuah pernikahan."
Lesu.
Wajah cantik gadis itu seketika berubah lesu. Banyak sekali pikiran yang melintas di otaknya. Menjalani pernikahan lantaran perjodohan adalah hal tidak mudah. Terlebih saat dia sama sekali tidak mengenal calon suaminya. Menyatukan dua kepala, dua kepribadian, dua latar belakang dalam satu biduk rumah tangga adalah hal yang sukar. Terkadang mereka yang memiliki waktu pacaran dan mengenal lama pun, tidak menjamin pernikahan mereka akan bahagia. Bagaimana dengan Khaira yang tidak tahu-menahu tentang pria yang sebentar lagi akan menjadi pasangannya itu.
"Minggu depan, pernikahanmu dengan Raditya akan dilangsungkan, Nak." Kali ini giliran Bunda Dyah memberitahukan rencana pernikahan anaknya yang sangat mendadak dan tiba-tiba itu.
"Apa Bunda?? Minggu depan??? Mengapa secepat itu Bunda? Kami bahkan belum pernah bertemu sama sekali. Kami belum kenal Bunda, bagaimana kalau ternyata Raditya itu tidak sayang dan tidak mau hidup menjalani rumah tangga bersama Khaira."
"Keluarga Om Wibisono dan Raditya sudah setuju, Nak. Bahkan mereka yang sudah menentukan tanggal dan harinya. Kita tinggal menyiapkan diri saja, Nak. Lagipula hanya Ijab Qobul dan acara sederhana saja di rumah kita, kami setuju menikahkan kalian berdua secara sederhana saja. Sebenarnya, kamu pernah bertemu dengan Radit, saat kalian masih kecil. Tetapi, mungkin ingatan itu sudah hilang karena waktu sudah berlalu sangat lama. Akan tetapi, sebelum kamu menikah apakah saat ini kamu memiliki pacar atau cowok yang dekat sama kamu, Khai?" tanya Bunda Dyah untuk memastikan bahwa putrinya saat ini sedang tidak berhubungan dengan pria mana pun.
"Tidak Bunda ... Khaira tidak dekat dengan cowok mana pun, lagipula Bunda kan tahu Khaira gak ingin pacaran sebelum lulus kuliah. Hem, sekarang justru Khaira gak memiliki kesempatan untuk pacaran karena Ayah dan Bunda sudah menjodohkan Khaira."
Wajah Khaira menjadi sendu, sekalipun ia belum pernah mengenal cinta, tetapi masa pacaran yang katanya indah itu juga tak bisa ia cicipi manisnya, karena ia harus segera menikah dengan pria pilihan orang tuanya.
"Pacarannya setelah menikah, Khai ... Malahan pacaran halal, tidak membuat dosa karena sudah dalam satu ikatan yang sah." sahut Ayah Ammar sembari memberikan senyuman kepada anak gadis satu-satunya itu.
"Ayah, Bunda ... Kalau ternyata, nanti anak temen Ayah itu jahat dan kejam ke Khaira gimana?"
"Kalau suami kamu nanti jahat, Ayah dan Bunda tidak akan membiarkannya, Nak. Bagaimana pun kamu adalah anak Ayah dan Bunda. Kami akan memastikan kamu aman dan bahagia. Jangan takut, Khai... Sekalipun kamu sudah menikah, Ayah dan Bunda tetap sayang padamu. Kamu tetap anak kami yang berharga. Maafkan Ayah dan Bunda karena membuatmu menjalani semua ini, tetapi Ayah yakin kamu akan bahagia bersama Raditya."
"Amin..." Bunda Dyah turut mengaminkan perkataan sekaligus doa yang diucapkan oleh Ayah Ammar.
Khaira kembali ke kamarnya setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Ayah dan Bunda perihal perjodohan yang tiba-tiba ini. Gadis berusia 22 tahun itu duduk tertunduk lesu memikirkan nasibnya ke depan.
"Masih banyak yang ingin ku raih dalam hidup ini. Aku ingin menjadi Dosen, ingin kuliah hingga S2, tetapi minggu depan aku justru harus menikah dengan pria asing. Usiaku belum genap 24 tahun, terlalu dini bagiku untuk berumah tangga. Bila Ayah dan Bunda begitu yakin, maka aku akan berusaha menerima dan menjalani takdirku. Tetapi, bila nyatanya pria itu bertindak kejam padaku, maka aku akan kembali ke rumah Ayah dan Bundaku." Gumam Khaira dalam hati sembari membolak-balik diktat mata kuliahnya yang hanya sekadar dibuka tanpa dibaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Yus Warkop
mampir
2023-12-24
1
Dinarkasih1205
efek gabut nyasar ke sini 🤣🤣🤣🤣 pelan2 baca deh sedikit demi eedikit lama lama kan kelar juga 🤭🤣🤣
2023-04-01
1
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
hari gini masih aja jmn perjodohan emng g bs cari sndr y
2023-01-11
0